GEOMETRI SALURAN
TERBUKA
Definisi beberapa unsur geometrik dasar yang penting diberikan di bawah ini.
1. Kedalaman aliran (h) adalah jarak vertikal titik terendah pada
suatu penampang saluran sampai permukaan bebas.
2. Lebar puncak (B) adalah lebar penampang saluran pada
permukaanbebas.
3. Luas basah (A)
adalah luas penampang melintang aliran yang tegak lurus
arah aliran.
4. Keliling basah (P) adalah panjang garis perpotongan dari
permukaan basah saluran dengan bidang penampang
melintang yang tegak lurus arah aliran.
5. Jari-jari hidraulik (R) adalah rasio luas basah dengan keliling
basah
6. Kedalaman hidraulik (D) adalah rasio luas basah dengan lebar
puncak.
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN
TERBUKA
Rumus
B
Lebar dasar
Lebar puncak
h
Penampang segiempat
Kedalaman air
Satuan
(m)
b
B b
(m)
(m)
Luas penampang
basah
A b.h
Keliling basah
penampang
P b 2h
(m)
A
P
(m)
A
B
(m)
Jari-jari hidraulik
penampang
Kedalaman
hidraulik
R
D
(m2)
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN
Rumus
TERBUKA
B
Lebar dasar
Lebar puncak
(m)
b
B b 2mh
Kedalaman air
1
b
Penampang trapesium
Luas penampang
basah
Keliling basah
penampang
Jari-jari hidraulik
penampang
Kedalaman
hidraulik
A bh mh2
P b 2h 1 m 2
(m)
(m)
Satuan
A
P
A
B
(m2)
(m)
(m)
(m)
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN
TERBUKA
Rumus
Satuan
Lebar dasar
(m)
B 2mh
(m)
m
1
Lebar puncak
Kedalaman air
Luas penampang
basah
Penampang segitiga
Keliling basah
penampang
Jari-jari hidraulik
penampang
Kedalaman
hidraulik
(m)
h
A mh 2
(m2)
P 2h 1 m 2
(m)
A
P
A
B
(m)
(m)
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN
Rumus
TERBUKA
B
Lebar puncak
B sin
Kedalaman air
Luas penampang
basah
Kedalaman
hidraulik
Dimana
(m)
(m)
sin .d 2
(m2)
1
P .d
2
(m)
Keliling basah
penampang
Jari-jari hidraulik
penampang
.d
radian
Penampang lingkaran
Satuan
sin
.d
(m)
A
B
(m)
o
dalam radian, yaitu 180 3,14
DEFINISI DASAR
GEOMETRI SALURAN
Rumus
TERBUKA
B
Lebar puncak
Satuan
3A
2h
(m)
Kedalaman air
Luas penampang
basah
Penampang parabola
Keliling basah
penampang
Jari-jari hidraulik
penampang
Kedalaman hidraulik
(m)
Bh
(m2)
3
P
8h
3 B
R
A
P
A
B
(m)
(m)
(m)
A V Q
A1 V1 A2 V2 = konstan
Dimana:
Q : debit aliran (m3/det)
A : luas penampang basah saluran (m2)
V : kecepatan aliran (m/det)
0.45
0.60
0.75
DI LAPANGAN
Metode pelampungan
Pelampung
A
S
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
S A B
= jarak antara A dan B (m)
t = waktu tempuh pelampung (det)
S A B
V
t
DI LAPANGAN
Metode baling-baling
1.
V V0 , 6
V C1 V0,5
V C2 V0, 2
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 6 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det)
V0,5 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,5 dari muka air (m/det)
V0, 2 = kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
C1 = koefesien (diambil 0,96)
C2 = koefesien (diambil 0,88)
DI LAPANGAN
2.
V0, 2 V0,8
2
Dimana :
V
= kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 2
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
V0,8
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
DI LAPANGAN
3.
V0, 2 V0,8
1
V V0,6
2
2
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
V0, 2
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
V0, 6
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det)
V0,8
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
DI LAPANGAN
4.
Dimana :
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
Vs
= kecepatan terukur pada permukaan air (m/det)
V0, 2
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,2 dari muka air (m/det)
V0, 6
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,6 dari muka air (m/det)
V0,8
= kecepatan terukur pada kedalaman 0,8 dari muka air (m/det)
Vb
= kecepatan terukur pada dasar saluran (m/det)
DI LAPANGAN
Metode Pewarnaan/Penggaraman
Zat warna/ garam di
masukan
Detektor
S A B
V
t
Dimana :
V
= kecepatan rata-rata aliran (m/det)
S
= jarak antara A dan B (m)
t = waktu yang dibutuhkan dari saat larutan
dituangkan sampai terdeteksi oleh detector.
A B
METODE EMPIRIS
Metode Manning
2
1
V R 3 S1/ 2
n
Dimana:
R
= jari-jari hidraulis saluran (m)
S
= kemiringan memanjang saluran
n
= angka kekasaran manning,
tergantung bahan lapisan permukaan
saluran (Tabel 3.1)
ANGKA KEKASARAN
MANNING
Tabel. Beberapa nilai angka kekasaran manning
No
1
2
3
4
5
6
Lapisan saluran
Lapisan dari beton
Pasangan batu bata
Lapisan plesteran
Pasangan batu kali
Lapisan batu kosong
Lapisan tanah
n
0,011-0,014
0,012-0,017
0,011-0,015
0,015-0,024
0,023-0,036
0,022-0,025
METODE EMPIRIS
Metode Chesy
V C RS
1
R 6
C
n
Dimana:
R
= jari-jari hidraulis saluran (m)
S
= kemiringan memanjang saluran
C
= koefesien Chesy
n
= angka kekasaran manning
MENENTUKAN NILAI C
SECARA EMPIRIS
Rumus Kutter :
Rumus Bazin :
0,00155 1
t
n
C
0,00155 n
1 23
.
S R
23
87
1
Dimana:
n
= angka kekasaran manning
S
= kemiringan memanjang saluran
METODE EMPIRIS
Metode Strikler
V K R 2 / 3 S1 / 2
Dimana:
R
= jari-jari hidraulis saluran
K
= koefesien Strikler,
tergantung dari debit dan
perawatan saluran
S
= kemiringan memanjang
saluran
> 10
5-10
<5
50,0
47,5
45,0