Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HYDRANT SYSTEM
Nama
Kelas
: K3-4A
NRP
: 6512040032
PERCOBAAN
HYDRANT SYSTEM
( KODE : HS )
I. TUJUAN
I.1 TIU
Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran.
I.2 TIK
Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian Hydrant System dan dapat
memadamkan kebakaran dengan Hydrant System.
II. DASAR TEORI
II.1 Hydrant
II.1.1 Pengertian Hydrant
Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang
kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa, perpipaan, coupling outlet
dan inlet serta selang dan nozzle.
Menurut Departemen Tenaga Kerja dalam bukunya yang berjudul Training
Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran ( 1996 ), Hydrant adalah suatu sistem
pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadaman air bertekanan yang
dialirkan melalui pipa pipa dan selang kebakaran.
Sistem Hydrant Kebakaran ( Fire Hydrant System ) adalah suatu system / rangkaian
instalasi / jaringan pemipaan untuk menyalurkan air ( tekanan tertentu ) yang
digunakan sebagai sarana pemadaman kebakaran.
2
2
b) Hydrant Kelas II
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 1,5 yang
penggunaannya diperuntukan bagi penghuni gedung atau para petugas yang
belum terlatih.
1
1
1
2
Hydrant pilar
Pngertian
Gambar
Siamese connection
Nozzle
45 menit
60 menit
90 menit
2. Pompa Utama
Pompa utama ini berfungsi sebagai penggerak utama bekerjanya sistem
hydrant. Pompa Utama akan bekerja setelah kapasitas maksimal pompa
jockey terlampaui. Operasi kerja pompa utama didisain untuk hidup ( start )
secara otomatis dan berhenti bekerja ( stop ) secara manual, melalui tombol
reset pada panel pompa kebakaran.
3. Pompa Cadangan
Pompa cadangan berfungsi sebagai penggerak cadangan dari sistem
hydrant, yang titik start bekerjanya setelah pompa utama. Pompa ini
meskipun berfungsi sebagai cadangan, namun tetap dalam kondisi siaga
operasi. Dalam kondisi seperti ini pompa cadangan akan bekerja secara
otomatis pada saat kapasitas maksimal pompa utama terlampaui, mengalami
kerusakan atau pada saat sumber daya utama ( PLN ) padam. Sama halnya
dengan pompa utama, operasi kerja pompa cadangan didisain untuk hidup (
start ) secara otomatis dan berhenti bekerja ( stop ) secara manual.
Spesifikasi pompa untuk kebutuhan hydrant yaitu :
Kemampuan pompa dalam liter per menit
Tempat dimana pompa akan terpasang
Temperature dan berat jenis zat cair
Panjang pemipaan, banyaknya belokan, dan banyaknya penutup / kaca
Tekanan air pada titik tertinggi / terjauh tidak kurang 4 5 kg/cm
Bekerja secara otomatis dan stop secara otomatis
Sumber tenaga listrik harus ada dari generator darurat dapat bekerja secara
otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik bila sumber utama padam.
II.1.4.3 Pemipaan
Rangkaian jaringan pemipaan pada sistem hydrant terdiri atas :
a) Pipa Hisap (suction)
Ialah hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 2,5 yang
penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas pemadam
kebakaran atau orang yang telah terlatih.
b) Pipa Penyalur
Pipa Penyalur adalah pipa yang terentang dari Pipa Header sampai ke
Pipa Tegak atau ke Hydrant Halaman. Diamater pipa berfariasi antara 4, 6
dan 8 inch sesuai dengan besar kecilnya sistem hydrant yang dipasang
c) Pipa Header
Pipa Header dapat dikatakan sebagai pipa antara yang ukuran
diameternya biasanya lebih besar dari pipa lainnya didalam rangkaian
sistem hydrant. Pipa ini merupakan tempat bertemunya pipa pengeluaran
( discharge ) dari pompa jockey, Pompa Utama maupun Pompa Cadangan
sebelum kemudian ke pipa penyalur. Diameter pipa header ini bervariasi
antara 6, 8 dan 10 inci, tergantung dari besar kecilnya sistem hydrant yang
dipasang. Dari pipa header ini, selain berhubungan dengan pipa penyalur,
biasanya dihubungkan juga dengan pipa-pipa yang menuju ke tangki
bertekanan ( pressure tank ), tangki pemancing ( priming tank ), Sirkulasi
/ by pass ke Reservoir ( safety valve ), pressure switch dan ke manometer
indikasi tekanan kerja pompa.
d) Pipa Tegak ( Riser )
Pipa Tegak adalah pipa yang dipasang vertical dari lantai terbawah
sampai
e) Pipa Cabang
Pipa Cabang adalah pipa yang dihubungkan dari pipa tegak sampai ke
titik pengeluaran (outlet) hydrant pada lantai-lantai bangunan. Diameter
pipa bervariasi antara 3 dan 4 inch.
Dalam merencanakan sistem perpipaan harus memperhatikan hal hal
sebagai berikut :
a) Diameter pipa induk ( pipa suction ) minimum 15 cm ( 6 inchi ) dan diameter
pipa cabang ( pipa discharge ) minimum 10 cm ( 4 inchi ) atau dihitung secara
hydrolis;
b) Tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya;
c) Pipa berdiameter sampai 6,25 cm ( 2,5 inchi ) harus menggunakan sambungan
ulir;
d) Pipa berdiameter lebih besar 6,25 cm ( 2,5 inchi ) harus menggunakan
sambungan las;
e) Memasang pipa horizontal
Diberi penggantung dengan kemampuan 5 x berat piap berisi air
Harus terpisah dengan penggantung lain
Jarak antara penggantung maximum 3,5 m;
f) Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan selongsong dari besi
tuang / pipa baja dengan kelonggaran minimum 25 mm diluar pipa;
g) Pipa yang dipasang didalam tanah harus memenuhi persyaratan
1.
Katup-katup ( valve )
2.
3.
4.
5.
Manometer
6.
7.
8.
a) Lokasi dan jumlah hydrant bangunan ( kotak Hydrant / box hydrant ) diperlukan
untuk menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk menyemprot air;
b) Hydrant ditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena
panjang satu dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30
meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air;
c) Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga disediakan
hydrant untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang bersebelahan;
d) Hydrant / selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
dan relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat;
Untuk persyaratan teknis Hydrant Gedung menurut SK. GUB. KDKI Jakarta No.
2525 / 1984 dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.2 Persyaratan Teknis Hydrant Gedung
Diameter Slang
Minimal Debet Air
2 Inchi
1 Inchi
(500 gpm)
(100 gpm)
Untuk
bangunan
menengah 4 inchi
Minimal
Diameter
Pipa
inchi
4 inchi
Tegak
Tekanan Maksimal
Tidak terbatas
Tekanan Minimal
Dimana :
V = Volume air yang dibutuhkan hydrant ( liter )
Q = Debit aliran untuk hydrant pilar ( liter / menit )
t
1.
dari hydrant selalu diisi dengan air, dan tiap-tiap saluran memiliki katup
tersendiri denan batang yang menjorok ke sisi.
b)
2.
Pancaran utuh mempunyai jumlah air yang lebih banyak dibanding dengan
pancaran lurus.
2.
3.
4.
5.
Juga dipakai sebagai perisai air untuk radiasi panas dari api dalam usaha
menutup kerangan, menutup bocoran maupun tugas-tugas penyelamatan.
3. Untuk kebakaran kelas A, B dan C (dengan teknik khusus), juga bisa dipakai
sebagai perisai air pecahan/pengurang radiasi panas dari api walaupun tidak
sebaik pancaran tirai.
Langkah Persiapan
1. Setiap regu akan dipanggil oleh instruktur untuk tampil di lapangan pada
lokasi yang telah ditentukan guna melakukan persiapan pemadaman
kebakaran ( beregu ) dengan berbaris sesuai aba - aba.
2. Setelah selesai penghormatan kepada instruktur maka kepala regu segera
laporan sebagai berikut : lapor, regu.( dengan menyebutkan nama atau
Langkah Pemadaman
1. Susunan dan tugas anggota regu tertera pada tabel pembagian regu dan
tugas.
2. Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota melakukan pembenahan
peralatan.
3. Selesai pembenahan regu pemadam kebakaran segera berbaris seperti
semula dan kepala regu pasukan penanggulangan kebakaran segera lapor
sebagai berikut : regu( dengan menyebut nama atau nomor regu ) telah
selesai memadamkan kebakaran, anggota selamat, api padam, peralatan
lengkap, laporan selesai.
4. Instruktur memberikan aba-aba bubarkan dan kepala regu menjawab
bubarkan diteruskan memimpin penghormatan kepada instruktur dan
selesai instruktur membalas maka regu pasukan pemadam kebakaran bisa
dibubarkan.
Posisi Pemadaman
1. Posisi memegang selang, pada saat mulai memegang nozzle bertekanan,
kuda-kuda dan cara memegang nozzle harus mantap.
2. Membuka dan menutup nozzle, arah harus keatas dengan kuda-kuda yang
baik.
3. Sebelum merubah bentuk spray menjadi jet, perhatikan dahulu kudakudanya ( harus mantap ).
4. Jika tidak kuat menahan tarikan selang ( jet effect ), janganlah nozzle itu
dilepaskan, tetapi rendahkan badan ( untuk mengurangi tarikan tersebut).
5. Jika waktu memegang nozzle bertekanan, ternyata tidak kuat dan jatuh,
jatuhkan bersama-sama nozzle tersebut ( nozzle jangan dilepaskan )
Gambar 2.. Posisi Masing - Masing Personil Dalam Menghadapi Api (a)
Gambar 2.. Posisi Masing - Masing Personil Dalam Menghadapi Api (b)
Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekkan dan buang air dalam
selang dari arah air ke arah api.
2.
3.
Letakkan coupling dalam gulungan tunggal/ganda, Coupling Draad = lakilaki didalam, betina disebelah luar. Dan Coupling Instantaneous = betina
didalam, laki-laki disebelah luar, Coupling Storz dan Hemaprodite =
sembarang.
III. PERALATAN
Instalasi Hydrant Kebakaran
Langkah Persiapan
a. Setiap regu akan dipanggil oleh dosen/instruktur untuk tampil dilapangan pada
lokasi yang telah ditentukan guna melakukan persiapan pemadaman kebakaran
(beregu) dengan berbaris sesuai aba-aba pada lampiran 1.
b. Setelah selesai penghormatan kepada instruktur (lampiran 1) maka kepala regu
segera laporan sebagai berikut : lapor, regu.(dengan menyebutkan nama atau
nomor regu), jumlah 6 orang dengan peralatan lengkap siap melaksanakan
pemadaman kebakaran.
c. Kemudian instruktur memberikan aba-aba kerjakan.
d. Begitu aba-aba dari instruktur selesai, semua anggota regu secara serempak
mengulangi perintah instruktur kerjakan dan langsung bertindak.
2.
Langkah Pemadaman
a. Susunan dan tugas anggota regu tertera pada lampiran 1.
b. Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota melakukan pembenahan
peralatan.
c. Selesai pembenahan regu pemadam kebakaran segera berbaris seperti semula
dan kepala regu pasukan penanggulangan kebakaran segera lapor sebagai berikut
: regu(dengan menyebut nama atau nomor regu) telah selesai memadamkan
kebakaran, anggota selamat, api padam, peralatan lengkap, laporan selesai.
d. Instruktur memberikan aba-aba bubarkan dan kepala regu menjawab
bubarkan diteruskan memimpin penghormatan kepada instruktur dan selesai
instruktur membalas maka regu pasukan pemadam kebakaran bisa dibubarkan.
e. Khusus untuk komandan regu diberikan 1 ( satu ) kali tes ketrampilan
memadamkan kebakaran parit berisi minyak dengan 1 ( satu ) APAR jenis Dry
Chemical Powder Cartridge Type dan ini termasuk penilaian.
LAMPIRAN
1. Aba-aba dalam Pelaksanaan Pemadaman Kebakaran
Tabel 5.1. Aba - Aba Dalam Pelaksanaan Pemadaman Kebakaran
No.
1
Aba-aba
Aba-aba
Peringatan
Pelaksanaan
Kumpul
Tindakan
Semua berkumpul membentuk satu
baris bersap.
Siap
Setengah
Gerak
lengan, Gerak
lencang kanan
Tegak
Gerak
Hitung
Mulai
Kepada
instruktur Gerak
hormat
Sumber : Modul Praktikum SPPK, 2014
Jabatan
Kepala regu
Persiapan
Pemadaman
Pemadaman
Kebakaran
Membawa
3. Memimpin
nozzle
dan
regunya.
Pembenahan
6. Membawa/mengumpulkan
nozzle
cabang.
dan
connection
connection
cabang.
4. Mengecek
7. Membantu
persiapan
membenahi
peralatan.
pemadaman.
5. Memerintahkan
membuka
dan
menutup
hydrant.
Membawa
Operator
2
pompa
Memasang
kunci hydrant
selang
dan membuka
hydrant
tutup hydrant.
pompa.
ke
atau
Mengumpulkan
hydrant
Membuka atau
hydrant
dan
kunci
menutup
menutup
kerangan
hydrant atau fire
pump.
Membawa
selang 1,5 in.
Menggelar
selang 1,5 m.
Memasang
Nozzleman
Melepaskan nozzle.
Mengosongan selang.
Menggulung selang.
Melepaskan
nozzle.
Melaksanakan
pemadaman.
Membawa
selang 2,5 in.
Menggelar
selang 2,5 m.
Menyambung
Helper
selang
2,5 in.
dengan
selang
sambungan
Melepaskan nozzle.
Mengosongan selang.
berkutnya.
Membawa
5
Nozzleman
Menggelar
selang 1,5 in.
Memasang
Menggulung selang.
Melepas
nozzle.
Melaksanakan
pemadaman.
Membawa
selang 2,5 in.
Menggelar
selang 2,5 in.
Menyambung
cabang.
Helper
1,5 in dengan
connection
cabang.
Meneruskan
perintah kepala
regu.
connection
Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan Siamese Connection, Nozzle, Hose Reel, Hydrant Pilar,
Hydrant Box ?
Jawab:
Siamese Connection adalah merupakan masukan ( inlet ) bercabang dua yang
berfungsi untuk memasukkan air kedalam jaringan sistem hydrant apabila pompa
kebakaran mengalami kerusakan atau air didalam reservoir telah habis.
Nozzle adalah salah satu komponen hydrant untuk memancarkan air atau bahan
pemadam api kimia lainnya.
Hose Reel adalah selang yang digunakan untuk mengalirkan air pada bagian
ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan secara permanen
dengan sumber air bertekanan.
Hydrant pilar adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan
air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya digunakan oleh mobil
Pemadam Kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil.
Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil Pemadam
Kebakaran.
Hydrant box adalah hydrant yang dipasangkan dengan box yang mempunyai dua
kategori yaitu indoor dan outdorr.
2. Sebutkan macam macam pompa yang digunakn dalam Instalasi Hydrant System dan apa
fungsi masing masing ?
Jawab:
Pompa Jockey
Pompa Jockey berfungsi untuk mempertahankan tekanan statis didalam
jaringan sistem hydrant. Pada saat terjadi pengeluaran kecil sejumlah air didalam
jaringan pompa jockey ini akan bekerja guna mengembalikan tekanan keposisi
semula. Karenanya sekaligus pompa jockey juga akan berfungsi untuk memantau
kebocoran - kebocoran pada jaringan sistem hydrant. Operasi kerja pompa jockey
didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis pada saat salah satu katup
pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran pada jaringan dan akan berhenti bekerja
( stop ) secara otomatis pada saat katup bukaan ditutup.
Pompa Utama
Pompa utama ini berfungsi sebagai penggerak utama bekerjanya sistem
hydrant. Pompa Utama akan bekerja setelah kapasitas maksimal pompa jockey
terlampaui. Operasi kerja pompa utama didisain untuk hidup ( start ) secara
otomatis dan berhenti bekerja ( stop ) secara manual, melalui tombol reset pada
panel pompa kebakaran.
Pompa Cadangan
Pompa cadangan berfungsi sebagai penggerak cadangan dari sistem
hydrant, yang titik start bekerjanya setelah pompa utama. Pompa ini meskipun
berfungsi sebagai cadangan, namun tetap dalam kondisi siaga operasi. Dalam
kondisi seperti ini pompa cadangan akan bekerja secara otomatis pada saat
kapasitas maksimal pompa utama terlampaui, mengalami kerusakan atau pada saat
sumber daya utama ( PLN ) padam. Sama halnya dengan pompa utama, operasi
kerja pompa cadangan didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis dan berhenti
bekerja ( stop ) secara manual.