Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

MASA ORDE BARU 11 MARET 1966 SAMPAI 21 MEI 1998

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah kewarganegaraan

Oleh:
SUHARSIH (A 410080056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
1.

Sejarah
Sebagaimana yang tercantum dalam blog.friendster.com menjelaskan sebagai

beriku: Dengan adanya peristiwa Gerakan 30 September 1965 keadaan politik dan
keamanan Negara menjadi kacau ditambah dengan adanya konflik di Angkatan
Darat yang sudah berlangsung lama. Selain itu keadaan perekonomian semakin
memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah
melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan
keresahan masyarakat. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk
peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat
melakukan demonstrasi menuntut agar PKI beserta organisasi masanya
dibubarkan

serta

tokoh-tokohnya

diadili.

Kesatuan

aksi

(KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk


kesatuan aksi berupa Front Pancasila yang selanjutnya lebih dikenal dengan
Angkatan 66 untuk menghancurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30
September 1965. Kesatuan aksi Front Pancasila pada 10 Januari 1966 di depan
gedung DPR-GR mengajukan tuntutan TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat) yang
berisi :
a. Pembubaran PKI beserta Organisasi Massanya
b. Pembersihan Kabinet Dwikora
c. Penurunan Harga-harga barang (http://rinahistory.blog.friendster.com)
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan pembentukan
Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap

di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30


setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan
30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah
Militer Luar Biasa(Mahmilub). Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari
solusi dari masalah yang sedang bergejolak tidak juga berhasil. Maka Presiden
mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966(SUPERSEMAR) yang
ditujukan bagi Letjen Soehato guna mengambil langkah yang dianggap perlu
untuk mengatasi keadaan Negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan. Atas
dasar

Surat

Perintah

Sebelas

Maret

1966

ini,maka

lahirlah

Orde

Baru(http://rinahistory.blog.com).

2. Ideologi
Suatu ideologi bangsa merupakan kesepakatan bersama atas nama bangsa,
ideologi masa orde lama yang mengakibatkan berbagai penyimpanganpenyimpangan yang tidak berdasarkan pancasila akan tetapi ideologi yang
berdasarkan otoriter. Masa orde lama yang menyimpang seperti contoh gerakan
pemberontakan PKI yang lupa akan pancasila norma-norma yang ada untuk
mewujudkan bangsa yang damai dan sejahtera.
Hal-hal lain yang merupakan bentuk munculnya orde baru dalam hal ideologi
yang dinyatakan blog.friendster.com ialah
a.

Terjadinya gerakan pemberontakan PKI

b.

Keadaan poliik yang kacau karena pemberontakan PKI

c.

Keadaan perekonomian yang memburuk adanya inflasi mencapai 600%

d.

Adanya kesatuan aksi(Kami, kapi, kappi, kasi dsb) masyarakat yang


bergabung dengan aksifront pancasila yang disebut angkatan 1966
untuk menghancurkan PKI

e.

Kesatuan aksi front pancasila mengajukan tuntutan kepada DPR-GR


seperti turunkan harga, pembersihan kabinet, pembubaran PKI

f.

Upaya ressuffle karena dalam kabinet ada PKI

g.

Sidang paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang
sedang bergejolak tak juga berhasil.(http://rinahistory.blog.friendster.com).

3. Politik
Pada saat orde lama UUD yang digunakan adalah UUD 1945 dengan sistem
demokrasi terpimpin. Menurut UUD 1945 Presiden tidak bertanggung jawab
kepada DPR,Presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pengertian demokrasi
terpimpin pada sila ke-empat Pancasila adalah dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan akan tetapi Presiden
menafsirkan terpimpin, yaitu pimpinan terletak di tangan Pemimpin Besar
Revolusi. Dengan demikian pemusatan kekuasaan di tangan Presiden
menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30
September 1965 yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia. Dari
indikasi tersebut sistem pemerintahan orde lama atau masa pemerintahan
Soekarno memiliki beberapa kekurangan dan penyelewengan dari bidang politik
yang memungkinkan lahirnya orde baru,
Hal-hal kesalahan masa orde lama dalam konfigurasinya
a. Kesalahan presiden memberlakukan UUD 1945 tidak secara yuridis
b. Sistem dan mekanisme politik berdasarkan system trial error
c. Demokrasi

pancasila

dalam

pelaksanaanya

berlebihan

karena

kediktatorannya.
d. Pemusatan pemerintahan di tangan presiden tidak lembaga tertinggi
negara yaitu MPR.(http://wikipedia.com)

Kesalahan-kesalahan tersebut menjadikan politik masa itu mengalami berbagai


ketidakaturan

dalam

pelaksanaanya,

maka

lahirlah

orde

baru(http://wikipedia.com).
4. Hukum
Sebagaimana yang tercantum dalam blog.catalog.com menyatakan
pada masa era tahun 1970, telah dilakukan konsolidasi dengan dukungan
politik militer dan bertopang pada struktur secara monolistik serta mudah
dikontrol secara sentral, mengingat peran hukum adat dalam pembangunan
hukum nasional sangat mendesak yang secara riil tidak tercatat terlalu besar,
terkecuali klaim akan kebenaran moral, pada saat masalah operasionalisasi
dan pengefektifan terhadap faham hukum perekayasa ditangan pemkerintah
yang lebih efektif, timbul permasalahan pokok yaitu 1. Mengapa didalam
Sejarah Hukum harus kembali kepada Ketetapan MPRS Tahun 1966 yang
dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru

2. Bagaimanakah realisasi dari

pemerintahan orde baru dengan prodak hukum super semar, serta bagaimana
perubahan sejarah hukum dipandang baik dari kebijakan dasar maupun
kebijakan pemberlakuan terhadap roda pemerintahan dimasa orde baru. Dasar
permasalahan tersebut, maka harus mempunyai tujuan serta maksudnya yaitu
memperdalam pengetahuan sejarah hukum, agar dapat terlihat secara jelas dan
sistematis perkembangan dari masa-masa pemerintah orde lama kepada masa
orde baru.Tidak terlepas dari kerangka teori dan konsep yang berlandaskan
kepada Undang Undang Dasar 1945 dan Pancasila yang merupakan sebagai
Landasan Idiil, yang dijelaskan dalam paragraf Pendahuluan Bab XIII UUD
1945 bahwa Indonesia adalah negara yang berazas atas hukum dan bukan
negara yang berdasarkan atas kekuasaan belaka dan Konstitusional serta
dikuatkan dengan Ketetapan MPRS Tahun 1966 tanggal 5 Juli dengan
Ketetapan MPRS No. XX menetapkan : sumber teretib Hukum Republik
Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangn Republik Indonesia,

harus melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuensi dan yang
maksud ketetapan MPRS tersebut adalah Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan.
Sangat jelas terlihat bahwa pada tahun 1966 telah terjadi perubahan besarbesaran dibidang hukum dan politik, yang meyakinakan bahwa revolusi
belum selesai, dimana UUD 1945 dijadikan landasan idiil/Konstitusional
terhadap segala kegiatan ekonomi, politik, social dan budaya, dan anti
kolonialisme dan anti imperialisme tidak lagi dikumandangkan telah berganti
strategi nasional yaitu kepada masalah soal kemiskinan dan kesulitan hidup
ekonomi untuk dipecahkan.yang berkaitan dengan pendapatan rakyat, buta
aksara/huruf, kesehatan dan pertambahan penduduk.

Sikap Low Profile

dalam politik internasional, dengan dibawah kontrol pemerintah orde baru


terdapat suatu indikator keberhasilan perjuangan bangsayangkemudian.
Hal tersebut berkaitan dengan dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas
Maret pada Tahun 1967 dan pada Tahun 1968, dibentuknya kabinet baru
dengan sebutan Kabinet Pembangunan yang merupakan sebagai titik awal
perubahan kebijakan pemerintah secara menyeluruh (dari kebijakan politik
revolusioner sebagai panglima menjadi kebijakan pembangunan ekonomi
sebagai perjuangan Orde Baru). Sedangkan pada berikutnya adalah sebagai
tahap mengembalikan citra Indonesia sebagai negara Hukum, dimana
perkembangan hukum nasional pada era orde baru adalah upaya memulihkan
kewibawaan hukum dan tata hirarki perundang-undangan.Kemudian pada
Tahun 1966 tanggal 5 Juli dengan Ketetapan MPRS No. XX : telah
menetapkan sumber tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangn Republik Indonesia, harus melaksanakan UUD
1945 secara murni dan konsekuen dan maksud ketetapan MPRS tersebut
adalah Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Dekrit 5 Juli
1959, UUD Proklamasi dan Super Semar 1966.
Tata urutan serta tingkatan-tingkatan tersebut yaitu : Undang-Undang Dasar,
Ketetapam MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan

Presiden dan Peraturan Pelaksanaan lainnya (Peraturan Menteri dan Instruksi


Menteri). Pembangunan lima tahun merupakan (Rule of Law) pada tahun
1969 merujuk kepada paragraf Pendahuluan Bab XIII UUD 1945 yang
menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berazas atas hukum dan
bukan negara yang berdasarkan atas kekuasaan belaka. Dengan melihat
kepada Rule of Law, terdapat tiga kebijakan yaitu Hak Azasi manusia,
peradilan harus bebas dan tidak memihak (UU Pokok Kekuasaan Kehakiman
No. 14 Tahun 1970 tentang kekuasaan kehakiman) dan azas legalitas terhadap
hukum formil maupun hukum materiil.(blog.catalog.com)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah system kelembagaan Negara masa orde baru?
2. Bagaimanakah hubungan antar lembaga Negara masa orde baru?
3. Bagaimanakah efektifitas orde baru?

C. Tujuan
Memaparkan sistem pemerintahan orde baru.

BAB II
Sistem Kelembagaan Negara

Sistem merupakan kumpulan bagian-bagian pemerintahan yang tersusun


secara sistematis dan fungsional untuk mencapai suatu tujuan. Bagian-bagian dari
lembaga negara terdiri dari berbagai tugas dan kewajiban untuk saling
melengkapi, dalam proses kelembagaan negara Indonesia. Sistem lembaga negara
dalam (http://syabab2000.multipli.com) ialah
1. Indonesia adalah Negara hukum
Negara Indonesia berdasar hukum (rechsstaat), tidak berdasarkan atas
kekuassaan belaka(machtsaat). Negara di dalamnya terdiri dari lembagalembaga Negara melaksanakan tugasnya berdasarkan hukum.
2. Sistem Konstitusional
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi atau hukum dasar. Sistem ini
memberi ketegasan akan pengendalian pemerintahan negara yang dibatasi
oleh ketentuan-ketentuan.
3. Kekuasaan Negara tertinggi adalah MPR
Kedaulatan rakyat di pegang oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh
rakyat.Tugas MPR,yaitu :
a.

menetapkan undang-undang dasar

b.

menetapkan GBHN

c.

mengangkat kepala Negara dan wakilny

4. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan negara tertinggi menurut UUD


Presiden dalam menjalankan pemerintahan, tanggung jawab penuh ada
ditangan presiden. Presiden tidak hanya dilantik dari majelis dan juga
melaksanakan kebijakan dari GBHN ataupun ketetapan MPR.
7
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Kedudukan presiden degan DPR dan presiden membentuk undang-undang


dan APBN. presiden bekerja sama dengan DPR, presiden tidak bertanggung
jawab kepada dewan. Presiden juga tidak bisa membubarkan DPR.
6. Menteri Negara
Presiden memilih, mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri Negara.
Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR dan kedudukannya tidak
tergantung dari dewan, tapi tanggung jawab kepada presiden.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak-terbatas.
8. Dewan Perwakilan Rakyat(Syabab2000.multipli.com).

BAB III
Hubungan Antar Lembaga Negara

Hubungan

antar

lembaga

politik

merupakan

hubungan

yang

akan

menciptakan suatu proses pemerintahan yang baik. Hubungan akan baik jika antar
lembaga

Negara

mengerti

tugas

dan

peran

masing-masing

dalam

pemerintahan.hubungan antar lembaga Negara Indonesia adalah keseimbangan


dalam lembaga eksekutif , legeslatif, yudikatif.
Masa orde baru hubungan dan kedudukan antara eksekutif dan legeslatif
dalam sistem UUD 1945, sebetulnya telah diatur,kedua lembaga tersebut sama
akan kedudukannya. Pemerintahan pada masa orde baru, kekuasaan eksekutif
lebih dominan terhadap semua aspek kehidupan pemerintahan dalam negara kita.
Dominasi kekuasaan eksekutif mendapat legimilitasi konstitusional, karena dalam
penjelasan umum UUD 1945 bahwa presiden adalah pemegang kekuasaan
pemerintahan tertinggi dibawah majelis. Presiden juga memiliki kekuasaan
diplomatik. Kekuasaan pada masa orde baru pada presiden begitu besar sehingga
presiden Soeharto bisa menjabat presiden seumur hidup. DPR sebagai lembaga
pengawasan tidak berjalan secara efektif (bs-ba.facebook.com)

9 IV
BAB
Efektifitas Pelaksanaan Pemerintahan

Pemerintahan bekerja dari lembaga-lembaga negara, lembaga-lembaga negara


saling melengkapi dalam pelaksanaannya. Tatacara pelaksanaan pemerintahan
orde baru untuk penataan pemerintahan agar lebih baik lagi seperti dalam http:
rinahistori.blok.frienster.com ialah
1. Penataan politik dalam negri
a. Pembentukan kabinet pembangunan
Kabinet ini awal l pada peralihan kekuasaan (28 juli 1966)
adalah kabinet ampera dengan tugas yang terkenal dengan nama dwi
darma kabinet ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan
ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksenakan pembangunan
nasional. Kabinet pembangunan pada tahun 1968 dalam sidang MPRS
ada tugas lain pula yang di sebut pancakrida.
b. Pembubaran PKI dan organisasinya
Soeharto sebagai pengemban supersemar guna menjamin keamanan,
ketenangan,

serta kestabilan

jalannya

pemerintahan

dengan

pembubaran PKI dan organisasinya.


c. Penyederhanaan dan pengelompokan Partai Politik
Pemilu 1971 dilakukan penyederhanaan dan pengelompokan partai
politik. Partai politik di kelompokan atas dasar persamaan seperti
partai

persatuan

pembangunan

merupakan

fusi

dari

NU,

PARMUSI,pssi dan partai islam lainnya. partai demokrasi Indonesia


fusinya PNI, partai katolik, IPKI, Parkindo partai lainnya Golkar.

d. Pemilihan umum

10

Selama masa orde baru melaksanakan pemilihan umum sebanyak


enam kali yang di selenggarakan lima tahun sekali.yaitu tahun 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, 1997.
e. Peran ganda ABRI
ABRI menciptakan stabilitas politik maka pemerintahan menerapkan
peran ganda yaitu sebagai peran hankam dan sosial.
f. Pemasyarakatan P4
Pada tanggal 12 april 1976, presiden soeharto mngemukakan
gagasantentang pedoman pancasila.pelaksanan P4 menunjukkan
bahwa pancasila dimanfaatkan orde baru. Himbauan tahun 1985
kepada semua organisasi agar mengamalkan pancasila sebagai fungsi
tunggal.
g. Mengadakan penentuan pendapat rakyat(perpera) di Irian Barat
dengan di saksikan wakil PBB.
2. Penataan Politik Luar Negeri
Pada masa Orde Baru, politik luar negeri Indonesia diupayakan kembali
kepada jalurnya yaitu politik luar negeri yang bebas aktif. Untuk itu maka
MPR mengeluarkan sejumlah ketetapan yang menjadi landasan politik luar
negeri Indonesia. Dimana politik luar negeri Indonesia harus berdasarkan
kepentingan nasional, seperti permbangunan nasional, kemakmuran rakyat,
kebenaran, serta keadilan.

a. Kembali menjadi anggota PBB

Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya


desakan dari komisi bidang pertahanan keamanan dan luar negeri
DPR GR terhadap pemerintah Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966
akhirnya disepakati bahwa Indonesia harus kembali menjadi anggota
PBB dan badan-badan internasional lainnya dalam rangka menjawab
kepentingan nasional yang semakin mendesak. Keputusan untuk
kembali ini dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak manfaat
yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota PBB pada tahun
1950-1964. Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi
anggota PBB sejak tanggal 28 Desember 1966.
Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumlah
negara Asia bahkan dari pihak PBB sendiri hal ini ditunjukkan
dengan ditunjuknya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB
untuk masa sidang tahun 1974. Kembalinya Indonesia menjadi
anggota PBB dilanjutkan dengan tindakan pemulihan hubungan
dengan sejumlah negara seperti India, Filipina, Thailand, Australia,
dan sejumlah negara lainnya yang sempat remggang akibat politik
konfrontasi Orde Lama.
b.

Normalisasi hubungan dengan beberapa Negara


a) Pemulihan hubungan dengan Singapura
Sebelum pemulihan hubungan dengan Malaysia Indonesia
telah

memulihkan

perantaraan

Habibur

hubungan
Rachman

dengan
(Dubes

Singapura
Pakistan

dengan
untuk

Myanmar). Pemerintah Indonesia menyampikan nota pengakuan


terhadap Republik Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 yang
disampaikan pada Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Akhirnya

pemerintah Singapurapun menyampikan nota jawaban kesediaan


untuk mengadakan hubungan diplomatik.
b) Pemulihan hubungan dengan Malaysia
Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai
dengan diadakan perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni
1966 yang menghasilkan perjanjian Bangkok, yang berisi:
Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan
yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam
Federasi Malaysia.
Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan
diplomatik.
Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan.
Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia
oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di Jakarta
tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta
(Jakarta Accord). Hal ini dilanjutkan dengan penempatan
perwakilan pemerintahan di masing-masing negara..
c.

Pendirian ASEAN(Association of South-East Asian Nations)


Indonesia menjadi pemrakarsa didirikannya organisasi ASEAN
pada tanggal 8 Agustus 1967. Latar belakang didirikan Organisasi
ASEAN adalah adanya kebutuhan untuk menjalin hubungan kerja
sama dengan negara-negara secara regional dengan negara-negara
yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Tujuan awal didirikan ASEAN adalah untuk membendung
perluasan paham komunisme setelah negara komunis Vietnam
menyerang Kamboja.

Hubungan kerjasama yang terjalin adalah dalam bidang politik,


ekonomi, sosial, dan budaya. Adapun negara yang tergabung
dalam ASEAN adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura,
dan Filipina.
d.

Integrasi Timor-Timur ke Wilayah Indonesia


Timor- Timur merupakan wilayah koloni Portugis sejak abad
ke-16 tapi kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat di Portugis
sebab jarak yang cukup jauh. Tahun 1975 terjadi kekacauan politik
di Timor-Timur antar partai politik yang tidak terselesaikan
sementara itu pemerintah Portugis memilih untuk meninggalkan
Timor-Timur. Kekacauan tersebut membuat sebagian masyarakat
Timor-Timur yang diwakili para pemimpin partai politik memilih
untuk menjadi bagian Republik Indonesia yang disambut baik oleh
pemerintah Indonesia. Secara resmi akhirnya Timor-Timur menjadi
bagian Indonesia pada bulan Juli 1976 dan dijadikan provinsi ke27. Tetapi ada juga partai politik yang tidak setuju menjadi bagian
Indonesia ialah partai Fretilin. Hingga akhirnya tahun 1999 masa
pemerintahan Presiden Habibie melakukan jajak pendapat untuk
menentukan status Timor-Timur. Berdasarkan jajak pendapat
tersebut maka Timor-Timur secara resmi keluar dari Negara
Kesatuan republik Indonesia dan membentuk negara tersendiri
dengan nama Republik Demokrasi Timor Lorosae atau Timur
Leste (blog.frienster.com).

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Bangsa Indonesia

merupakan bangsa yang memiliki tatanan atau aturan

pemerintahan. waktu ke waktu dari masa ke masa, dalam pemerintahan orde baru
yakni tahun 1966 sampai 1998 mempunyai latar belakang yang meliputi Sejarah,
ideology, politik dan hukum. Pada masa orde baru sistem kelembagaan negara
terdiri dari MPR,DPR,DPA,BPK,Preside n,dan MA. Hubungan diantara lembaga
negara banyak didominasi oleh kekuasaan eksekutif yang dipegang oleh presiden.
Oleh karena itu efektifitas pelaksanaan pemerintah tidak berjalan secara efektif
karena hanya didominasi kekuasaan presiden.

DAFTAR PUSTAKA

Basri.2009(http://bs-ba.facebook.com/diakses16februari2009)
Tsaqofah.2000(http://syabab2000.multiply.com)
Soecipto.2008(http://www.blogcatalog.com)
Rina.2009(http://rinahistory.blog.friendster.com)
Boediman.2010(http://wikipedia.com)

15

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.i
DAFTAR ISI. ii
BAB I Pendahuluan..
1
A. Latar Belakang.
1
1. Sejarah1
2. Ideologi..
2
3. Politik. 2
4. Hukum.
3
B. Perumusan Masalah5
C. Tujuan5
BAB II Sistem Kelembagaan Negara 6
BAB III Hubungan Antar Lembaga Negara
8
BAB IV Efektifitas Pelaksanaan Pemerintahan..
9
1. Penataan Politik Dalam Negeri.
9
2. Penataan Politik Luar Negeri..
10
BAB V Penutup
14
Kesimpulan.
14
DAFTAR PUSTAKA.
15

ii

Anda mungkin juga menyukai