ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Pengembangan formulasi tablet matriks gastroretentive
floating dari Amoksisilin Trihidrat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi tablet gastroretentive
floating dari amoksisilin trihidrat yang memenuhi syarat dan memiliki waktu pengapungan yang lama di
lambung. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tiga formula tablet non efervescent dengan
menggunakan variasi bahan pematriks yaitu HPMC dan NaCMC dengan konsentrasi masing masing
formula 1 25% dan 3%, formula 2 30% dan 3,5% serta formula 3 35% dan 4%. Tablet dibuat dengan
metode cetak langsung yang sebelumnya dilakukan evaluasi massa serbuk yaitu uji kecepatan alir, sudut
diam dan kompresibilitas. Dan selanjutnya dilakukan evaluasi tablet akhir yaitu uji keseragaman bobot dan
ukuran, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji disolusi dan uji keterapungan. Hasil penelitian ini yaitu formula
tablet I dan III memenuhi semua persyaratan sedangkan formula II tidak memenuhi syarat uji kerapuhan.
Sedangkan formula yang memiliki sifat keterapungan yang paling baik adalah formula III.
Kata kunci : tablet, matriks gastroretentive, amoksisilin trihidrat
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Penyiapan Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain mesin
kempa tablet single punch (Erweka), alat uji
kekerasan tablet (Moesanto), alat uji kerapuhan
tablet / friabilator, alat uji disolusi, alu, indikator pH
universal (Nesco), corong, gelas piala 50 ml
(Pyrex), gelas ukur 100 mL dan 1000 mL (Pyrex),
gelas erlenmeyer 1000 ml (Pyrex), labu ukur 25 ml
dan 100 ml (Pyrex), timbangan analitik dan spektrofotometer UV-VIS.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain
aquadest, amoksisilin trihidrat, amoksisilin trihidrat
baku, HCl, Hidroksi Propil Metil Cellulosa (HPMC),
magnesium stearat, natrium klorida, natrium CMC,
laktosa, talk.
Rancangan formula
Penelitian dilakukan dengan menggunakan amoksisilin trihidrat sebagai bahan aktif,
131
132
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.3 November 2012, hlm. 131 138
kombinasi HPMC dan natrium CMC sebagai bahan matriks, magnesium stearat dan talk sebagai
bahan pelincir dan pelicin, serta laktosa sebagai
bahan pengisi. Rancangan formula selengkapnya
pada tabel 1.
Evaluasi Tablet
Tabel 1. Rancangan formula tablet matriks gastroretentive floating dari amoksisilin trihidrat.
Formula 2
Formula 3
250
250
250
HPMC (%)
25
30
35
NaCMC (%)
3,5
Magnesium
stearat (%)
Talk (%)
30,28
24,78
19,28
Amoksisilin
Trihidrat (mg%)
Laktosa (%)
Uji kompresibilitas
Sejumlah serbuk dimasukkan ke dalam
gelas ukur 100 ml dan dicatat volumenya sebagai
Vo, kemudian dilakukan pengetukan sebanyak 500
kali, lalu dicatat kembali volumenya sebagai V, dan
indeks kompresibilitas dihitung sebagai berikut:
I=
x 100%
Uji keterapungan dilakukan dengan mengamati secara visual. Tablet dimasukkan kedalam
gelas kimia 50 ml yang berisi larutan HCl pH 1,2
lalu lama pengapungannya dicatat.
Pembuatan medium disolusi
Sebanyak 2,0 g natrium klorida P
dilarutkan dalam 7,0 ml asam klorida P dan air
secukupnya hingga 1000 ml. Larutan mempunyai
pH lebih kurang 1,2 (4)
Nursiah Hasyim, dkk, Pengembangan Formulasi Tablet Matriks Gastroretentive Floating Dari Amoksisilin Trihidrat
133
3,57
5,00
4,46
4,96
4,16
4,76
Total
13,39
13,70
14,07
Rata-Rata
4,46
4,56
4,69
134
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.3 November 2012, hlm. 131 138
Sudut Diam ( )
Replikasi
Formula 1
Formula 2
Formula 3
16,17
15,64
15,10
17,53
19,39
19,79
18,57
15,10
16,17
Total
52,27
50,13
51,06
Rata-Rata
17,42
16,71
17,02
Replikasi
Formula 1
Formula 2
Formula 3
19,75
20,9
19
18
19
18,5
20
20
18
Total
57,75
59,9
55,5
Rata-Rata
19,25
19,96
18,5
Syarat
0,693
0,682
0,686
Uji keseragaman ukuran tablet menunjukkan bahwa formula 1 memiliki diameter rata-rata
1,2 cm dan tebal 0,4 cm. Begitu pula dengan
formula 2 dan 3 (tabel 6). Ketiga formula tablet
memenuhi persyaratan keseragaman ukuran yakni
kecuali dinyatakan diameter tablet tidak lebih dari
3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet (7).
Nursiah Hasyim, dkk, Pengembangan Formulasi Tablet Matriks Gastroretentive Floating Dari Amoksisilin Trihidrat
Formula 2
Formula 3
Tablet
D
(cm)
T
(cm)
D
(cm)
T
(cm)
D
(cm)
T
(cm)
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
10
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
TOTAL
12
12
12
Rata-rata
1,2
0,4
1,2
0,4
1,2
0,4
Syarat
135
Kerapuhan adalah parameter lain dari ketahanan tablet terhadap pengikisan dan goncangan. Tablet yang mudah rapuh dan pecah pada
pengemasan dan transportasi akan kehilangan keindahan dalam penampilannya. Uji kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi
yang terjadi pada permukaan tablet. Semakin
besar persentase kerapuhan, maka makin besar
massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi
akan mempengaruhi kadar zat aktif yang terdapat
di dalam tablet. Uji kerapuhan terhadap ketiga
formula tablet yang diproduksi menunjukkan formula 1 memiliki kerapuhan 0,82%, formula 2 sebesar 1,32% dan formula 3 sebesar 0,43% (tabel 8).
Syarat kerapuhan tablet tidak lebih dari 1 % (6).
Berdasarkan hasil ini hanya formula 2 yang tidak
memenuhi syarat karena memiliki kerapuhan di
atas 1%. Hal ini disebabkan karena formula 2 memiliki kompresibilitas yang lebih tinggi dari formula
1 dan 3 sehingga menyebabkan formula 2 bersifat
lebih rapuh dibandingkan dengan formula lainnya.
Tabel 8. Hasil uji kerapuhan tablet gastroretentive
amoksisilin
Formula
Kerapuhan (%)
F1
0,82
F2
1,32
F3
0,43
Syarat
Kurang dari 1%
Uji keterapungan merupakan evaluasi penting dari sediaan sistem mengapung. Sediaan
harus dapat mengapung secepat mungkin setelah
sediaan dimasukkan ke dalam medium dan harus
dapat tetap mengapung selama mungkin di dalamnya. Pada saat uji keterapungan diamati floating
lag time, yaitu periode waktu antara masuknya
tablet ke dalam medium sampai mengapungnya
tablet. Selain itu diamati pula lamanya tablet mengapung di dalam medium. Tablet mengapung yang
dibuat pada penelitian ini menggunakan sistem
noneffervescent. Mekanisme keterapungan tablet
disebabkan karena mengembangnya lapisan matriks ketika berkontak dengan cairan lambung setelah pemberian oral, lapisan matriks ini akan membentuk lapisan gel di sekitar tablet. Struktur gel
bertindak sebagai reservoir untuk obat yang akan
dilepaskan perlahan dan dikontrol oleh difusi melalui lapisan gel. Hasil dari uji keterapungan adalah
formula 1 memiliki floating lag time selama 27 detik
dan dapat mengapung selama 12 jam 10 menit,
formula 2 selama 13 detik dan dapat mengapung
selama 15 jam, dan formula 3 selama 13 detik dan
dapat mengapung selama 20 jam (tabel 9). Menurut teori keterapungan, tablet yang baik yang dihasilkan dari metode sistem mengapung adalah
apabila tablet tersebut memiliki floating lag time
yang cepat dan mempunyai waktu mengapung
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.3 November 2012, hlm. 131 138
Floating lag
time
Lama sediaan
mengapung
F1
27 detik
13 jam 10 menit
F2
13 detik
15 jam
F3
13 detik
20 jam
29,40
27,27
16,67
30
31,82
29,42
18,36
45
32,04
30,02
19,92
60
41,81
34,58
22,03
75
49,68
38,89
23,31
90
49,95
40,31
26,64
105
52,63
45,32
27,19
120
52,92
52,76
33,33
180
61,66
53,27
40,09
240
66,80
61,96
48,70
300
76,76
68,69
56,56
360
85,17
81,46
67,26
Konsentrasi (c)
Serapan (A)
100 ppm
0,29454
200 ppm
0,56661
300 ppm
0,81912
400 ppm
1,10750
500 ppm
1,42200
1,6
1,4
Serapan, A
136
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
A = 0,003c + 0,003
R = 0,998
0,2
0,0
0
100
200
300
400
500
Konsentrasi, c (ppm)
Gambar 1. Kurva baku hubungan konsentrasi larutan
baku amoksisilin dengan serapannya pada panjang
gelombang 271 nm
KESIMPULAN
1. Tablet yang memiliki sifat keterapungan yang
paling baik adalah formula 3 dengan Floating
lag time 13 detik dan mengapung selama 20
jam.
2. Formula tablet 1 dan 3 memenuhi syarat berdasarkan uji keseragaman bobot, ukuran, uji kekerasan dan kerapuhan sedangkan formula 3
memenuhi syarat uji keseragaman bobot,
ukuran, uji kekerasan tetapi tidak memenuhi
syarat uji kerapuhan.
Nursiah Hasyim, dkk, Pengembangan Formulasi Tablet Matriks Gastroretentive Floating Dari Amoksisilin Trihidrat
DAFTAR PUSTAKA
1. Vinay, P., Sarasija,S.C., and Hemanth, J. 2010.
Gastroretentive Drug Delivery System in vitro
evaluation. International Journal of Pharma and
Bio Sciences, 2-6.
2. Garg, R., and Gupta, G.D. 2008. Progress in
controlled gastroretentive delivery systems.
Trop. J Pharm Res, 7, 2-3.
3. Gohel, M.C. 2004. A more relevant dissolution
method for evaluation of floating drug delivery
system. www.dissolutiontech.com/200411Article/A03.pdf, diakses tanggal 6 maret 2012.
137
138
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.3 November 2012, hlm. 131 138