4 Tahun 2009
Jurnal Kesehatan
Abstrak
Dewandaru (Eugenia uniflora L.) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak tersebar di
pulau Jawa dan Sumatra. Batang dan daun dewandaru mengandung saponin, flavonid dan tannin
(Hutapea, 1994). Daun dewandaru memiliki banyak aktivitas, diantaranya antidiare (Hutape,
1994), dan antioksidan melalui mekanisme penangkap radikal bebas (Utami dkk, 2005), pereduksi
dan pengkelat logam (Nurwaini dan Utami, 2008). Aktivitas antiradikal ekstrak etanol daun
dewandaru sangat tinggi yaitu IC508,87 g/mL dibandingkan vit E 3,11 g/mL (Utami dkk, 2005).
Umumnya pengunaan tanaman dewandaru di masyarakat kurang praktis yaitu dengan cara
diseduh. Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman obat tersebut agar lebih praktis dan
efektif dalam penggunaan adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasi ke
dalam bentuk sediaan tablet kunyah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat alir granul dan sifat fisik tablet kunyah semua
formula telah memenuhi persyaratan sebagai granul dan tablet yang baik. Uji rasa dan evaluasi
tanggapan rasa oleh responden menunjukkan bahwa tablet kunyah yang rasa paling dapat
diterima adalah tablet kunyah dengan bahan pengisi 100% sorbitol.
Kata Kunci : Eugenia uniflora L.; saponin; flavonid; tanin; tablet kunyah; sorbitol.
PENDAHULAN
ewandaru (Eugenia Uniflora L.)
merupakan salah satu tumbuhan
yang banyak tersebar di pulau
Jawa dan Sumatera. Batang dan daun
dewandaru mengandung saponin, flavonid
dan tannin (Hutapea, 1994). Daun
dewandaru memiliki banyak aktivitas,
diantaranya antidiare (Hutape, 1994), dan
antioksidan melalui mekanisme penangkap
radikal bebas (Utami dkk, 2005), pereduksi
dan pengkelat logam (Nurwaini dan Utami,
2008). Aktivitas antiradikal ekstrak etanol
27
Alasan
Metodologi
Bahan yang digunakan adalah
simpilisia daun dewandaru (Eugenia
uniflora L.), etanol 96% (Bratacem),
sorbitol (Phapros), laktosa (Bratachem),
amilum manihot (Bratachem), magnesium
stearat (Bratachem), talk (Bratachem), dan
aerosol (Bratachem). Semua bahan tersebut
berderajat farmasi.
Alat yang digunakan adalah panci
tertutup untuk maserasi, timbangan lstrik
tipe L.S.EDT (Ohauss), naraca ananlitik
(XT 120A), mortir dan stamper, hardness
tester (Vanguard Pharmaceutical Machinery
Inc., YD1), friabilator (Hanyoung, GX4),
mesin tablet single punch (Korsch), alat uji
alir granul, jangka sorong, volumenometer,
ayakan, stopwatch (Diamond), almari
pengering, dehumidifier, hygrometer, rion
viscotester VT-04, kompor listrik, dan alatalat gelas.
Masalah Rancangan
Apakah ekstrak kental dengan bahan
pengisi yang bervariasi antara sorbitol dan
laktosa dapat menghasilkan granul yang
memenuhi syarat sehingga diperoleh tablet
kunyah yang disenangi oleh konsumen.
28
Jurnal Kesehatan
hingga diperoleh ekstrak kental etanol
(Utami dkk, 2007).
Pembuatan granul
Granul ekstrak daun dewandaru
dibuat dalam 5 formula dengan bahan
pengisi kombinasi sorbitol-laktosa (Tabel
I).
Ekstrak kental daun dewandaru
dikeringkan dengan aerosol dengan
perbandingan 2 : 1, ditambah dengan
sorbitol dan laksosa, dicampur dengan
mucilago amili 10% sampai homogen dan
terbentuk massa granul yang baik. Granul
diayak dengan ayakan no.12, kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 60C.
granul kering yang diperoleh diayak
dengan ayakan no.14, kemudian dicampur
dengan bahan pelican yaitu magnesium
stearat dan talk sampai homogen.
Tabel I
Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Daun
Dewandaru dengan Kombinasi Bahan
Pengisi Sorbitol-Laktosa
Bahan
Ekstrak
Kental
367
367
367
367
Sorbitol 354,66
Laktosa
88,67
177,33
265,9 354,66
Amilum
13,34
13,34
13,34
13,34
13,34
Talk
13,5
13,5
13,5
13,5
13,5
Mg
stearat
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
Minyak
Permen
qs
qs
qs
qs
qs
Total
750,0
750,0
750,0
750,0
750,0
[1]
29
Keterangan:
T% = harga tap
Vo = volume sebelum pengetapan
Vt = volume konstan setelah pengetapan
Keterangan :
M1= berat tablet awal
M2=berat tablet setelah perlakuan
30
Jurnal Kesehatan
kombinasi sorbitol-laktosa memberikan
perbedaan yang bermakna waktu alir.
Uji t (Scheffe) menunjukkan pada
kombinasi sorbitol-laktosa perbedaan
bermakna terlihat pada formula I-II, I-IV,
I-V, II-IV, II-V, III-IV, III-V.
Tabel III.
Sudut Diam
Sudut Diam (derajat)
F I = 34
F II = 33
F III = 32
F IV = 31
F V = 29
F V = 10.5%
Hasil pengetapan menunjukkan
indeks pengetapan dari kelima formula
kurang dari 20% (Tabel IV). Hal ini
menunjukkan bahwa granul mempunyai
sifat alir yang baik (Fasshihi dan Kanfer,
1986). Sifat alir yang baik akan memudahkan granul memasuki ruang cetakan,
sehingga keseragaman bobot tablet dapat
terjaga baik.
Hasil uji Kolmogorov Smirnov
menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal, kemudian dilanjutkan uji ANAVA,
dan diperoleh hasil bahwa penggunaan
kombinasi sorbitol-laktosa memeberikan
perbedaan yang bermakna terhadap
pengetapan. Uji t (Scheffe) menunjukkan
pada kombinasi sorbitol-laktosa perbedaan
bermakna terlihat pada formula I-II, I-III, IIV, II-III, II-IV, II-V, III-IV, III-V, III-VI.
31
Tabel V.
Koefisien Keseragaman Bobot
Tabel VI.
Kekerasan Tablet
Coifisien Varian
Keseragaman Bobot (%)
F I = 0.9
F II = 1.3
F III = 1.0
F IV = 1.6
F V = 1.2
32
Jurnal Kesehatan
sebabkan karena sorbitol bersifat higroskopis
sehingga memperkuat ikatan antar partikelnya
dan menahan pengikisan.
Tabel VIII.
Tanggapan Responden
Tanggapan Responden (%)
Sangat
Kurang Tidak
Manis
Manis
Manis Manis
Tabel VII.
Kerapuhan Tablet
Kerapuhan Tablet (%)
F I = 0.35%
F II = 0.19%
F III = 0.39%
F IV = 0.22%
F V = 0.48%
Sangat
tidak
Manis
FI
15
85
F II
45
35
15
F III
50
45
F IV
70
25
FV
45
55
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sifat alir granul dan sifat fisik tablet kunyah
semua formula telah memenuhi persyaratan
sebagai granul dan tablet yang baik. Uji
rasa dan evaluasi tanggapan rasa oleh
responden menunjukkan bahwa tablet
kunyah yang rasa paling dapat diterima
33
34