Anda di halaman 1dari 28

TOKSIKOLOGI

KERACUNAN MAKANAN
Anggota :
Alwina Munajad .1
Assela Iga M .2
Devia Puspitasari .3
Galeh Restu P .4
Ira Dwi Pangestu .5

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

ATA
PENGOB
N

PENCEGA
HAN

DEFINI
SI

AN
N
U
C
A
R
KE
N
A
N
A
K
A
M

MORTALITAS

PENYEBA
B

FUGU
POISONNIN
G

DEFINISI
Keracunan Makanan adalah penyakit yang
tibatiba dan mengejutkan yang dapat terjadi
setelah menelan makanan / minuman yang
terkontaminasi. (KMB Brunner & Suddarth
Vol.3)
Keracunan makanan atau food poisoning
adalah penyakit yang diakibatkan oleh makanan
yang terkontaminasi oleh bakteri hidup atau
oleh toksin yang dihasilkan oleh sebab zat-zat
anorganik dan racun yg berasal dari tumbuhan
dan binatang.
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

Keracunan
PENYEBAB
Makanan

Penyebaran sederhana keracunan makanan


sederhana dapat dibagi menjadi 2 jenis:
Akibat
Bakteri

Akibat
Non Bakteri
Tumbuh-tumbuhan
Kerang dan ikan laut
Bahan kimia
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

Keracunan

Ikan laut
Ikan fugu
( Buntal )

Nama lain: Pufferfish /


Globefish / Blowfish

Ditemukan di laut tropis dan temperata,


terdapat beberapa ratus spesies.
Melindungi diri dengan cara
menggembungkan tubuh sampai
dengan tiga kali ukuran aslinya,
dan dengan meracuni predatornya.
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

Keracunan

Ikan fugu
Sebenarnya ikan ini dapat
dikonsumsi tetapi harus disajikan
oleh koki yang terampil.
Organ dalam terutama hati dan
gonad harus dikeluarkan secara
hati-hati, karena konsentrasi
tetrodotoxin paling banyak di
organ tersebut.
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

Fugu poisoning
Dikenal sebagai penyakit mematikan
oleh orang Cina kuno (2800 BC)
Ikan fugu yang dibudidayakan sendiri tidak akan
mengakumulasi tetrodotoxin, sampai ketika
mereka memakan bakteri penghasil racun
tersebut, misalnya memakan ikan lain yang sudah
mengandung bakteri.

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

Producing
Tetrodotoksin
Bacteria
Bakteri yang menghasilkan TTX sangat
memiliki hubungan dengan toksifikasi dari ikan
fugu. Kebanyakan strain bakteri penghasil TTX
telah diidentifikasi sebagai Bacillus spp.,
Pseudomonas spp., Vibrio spp., Actinomycetes
spp., dan Pseudoalteromonas tetraodonis.

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

Menurut Elena P. Ivanova, dkk dalam sebuah

jurnal berjudul Retrieval of the species


Alteromonas tetraodonis Simiduet al.1990 as
Pseudoalteromonas tetraodonis comb. nov.
And emendation of description menjelaskan
tentang bakteri penghasil Tetradotoksin
terbanyak adalah Pseudoalteromonas
tetraodonis dan Vibrio sp. namun kadar yang
dihasilkannya belum dapat ditetapkan hingga
saat ini.
9

Mengapa

Beracun ?

Bakteri laut
mengkolonisasi usus
dan lapisan mukus kulit
dari ikan fugu dan
menghasilkan
tetrodotoxin yang
kemudian disimpan
oleh ikan tersebut di
gonad, hati, dan
ototnya.

Bakteri ini
memasuki tubuh
ikan fugu ketika
ikan tersebut
memakan
makanan yang
mengandung
bakteri tersebut.

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

10

Gejala
Gejala awal
muncul 15
menit sampai
beberapa jam
setelah
pengonsumsi
an ikan fugu
yang
mengandung
tetrodotoxin,
pada
beberapa
kasus dapat
mencapai 20
jam.

Gejala awal
yaitu
Kematian
paraesthesia
dapat
bibir dan lidah,
terjadi
diikuti
dalam
paraesthesia
waktu 4-6
dan kebas
jam,
pada wajah,
karena
kaki, serta
paralisis
tangan.
otot
Salivasi, mual,
pernapasa
muntah, dan
n dan
diare dengan
kegagalan
rasa sakit di
pernapasa
perut juga
n.
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015
dapat terjadi.

11

Tetrodotoksin
Tetrodotoxin merupakan neurotoksin potensial
yang dapat menutup sinyal elektrik pada
syaraf dengan mengikat pori pori protein
sodium channel dalam selaput sel syaraf.

Tidak melewati barrier antara


pembuluh darah dan
jaringan otak, sehingga
korban akan tetap sadar
ketika racun ini memparalisis
bagian tubuh yang lain.

Toksin ini sangat stabil


dan tidak terpengaruh
panas dari proses
pemasakan.

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

12

Degrees of increasing
Tetrodoksin
Paraesthesia
Paraesthesia
oral,
terkadang
dengan
gejala
gastroenteri
k.

Paraesthesia
lanjut,
paralisis kaki
dan tangan,
intact reflexes

Kemampuan mental terganggu,


paralisis pernapasan,
penurunan tekanan darah
secara ekstrim dengan debaran
jantung terus-menerus untuk
jangka waktu pendek.

Hilangnya
koordinasi otot,
aphonia,
dysphagia, sukar
bernapas,
cyanosis,
penurunan
tekanan darah,
tetapi korban
tetap sadar.

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

13

Molekular Mechanism
of Action

Efek utama dari tetrodotoxin adalah


terhambatnya kemampuan eksitasi akson syaraf
yang terjadi karena permeabilitasnya terhadap
flux masuk ion Na+ menurun. Saat potensial
aksi, membran dari sel mengalami peningkatan
permeabilitas terhadap Na+ yang sementara

Tetrodotoxin memblokir channel ion sehingga


aliran ion Na+terhambat. Namun permeabilitas
membran sel terhadap K+ tidak berubah.
Tetrodotoxin digunakan untuk pemblokiran
selektif dari channel Na+ di bidang
neurofisiologi. Tetrodotoxin mungkin memiliki
efek terhadap sistem syaraf pusat.
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

14

Pengobatan
Belum ada obat penawar untuk keracunan ikan
fugu. Pengobatan terbatas, hanya terdiri dari
tindakan-tindakan pendukung dan penghilangan
dari racun yang belum terserap. Jika korban tidak
muntah, sebaiknya diinduksi.
Pencucian perut dengan larutan basa
disarankan, begitu juga dengan endoskopi
untuk menghilangkan racun dari bagian
proksimal usus kecil.
Selain itu, karbon aktif (misalnya Norit)
diketahui dapat mengikat racun secara
efektif.
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

15

Pengobatan
Langkah lainnya adalah bantuan oksigen dan
pernapasan, intravenous atropine untuk
bradycardia (detak jantung lambat) dan cairan
intravenous dengan dopamin, untuk mengatasi
hipotensi.

Menurut American Academy of


Family Physicians karena
tetraodotoxin dan opiate
(alkaloid narkotik) mirip, maka
penggunaan molekul antagonis
dari opiate mungkin berguna.
AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

16

Mortalitas
Angka kematian dapat mencapai
60%.
Bukti epidemiologis menunjukkan
bahwa penyembuhan dapat
diharapkan apabila korban tidak
meninggal dalam waktu 24 jam.
Setelah 24 jam, umumnya pasien
keracunan ikan fugu dapat sembuh
total.

Kadar LD
50
ditemukan
5000-6000
MU/kg
berat
tubuh.

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

17

Pencegahan
1. Pengolahan ikan fugu harus dilakukan oleh

seorang koki yang telah memiliki sertifikat


untuk mengolah ikan fugu.
2. Pada pengolahan ikan fugu, terutama yang
harus dibuang adalah organ hati dan gonad
yang banyak mengandung tetradotoxin
3. Tidak mengkonsumsi ikan fugu dengan
memilih ikan yang sudah biasa dikonsumsi.

18

PENCEGAHAN
Pencegahan yang dianjurkan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), yaitu:

Hindari kontak
dengan bahan
makanan
Cuci tangan

Memasak sampai
matang
19

Makan makan
yang dimasak
segera

Simpan makanan yang sudah


dimasak dengan baik

Memanaskan kembali Jaga peralatan dapur agar


bersih
makanan sepenuhnya
20

Daftar Pustaka
Chandra, budima Dr.2009. Ilmu Kedokteran
Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: EGC
Elisa. 2007 . TOKSIKOLOGI DAN EKOTOKSIKOLOGI
PERAIRAN. Yogyakarta: UGM Press
Nindyarani, ratna dkk. 2010. IKAN FUGU
(PUFFERFISH), IKAN NIKMAT YANG BERACUN
http://xa.yimg.com/kq/groups/22975017/40673779
7/name/fugufuguFINISHED.pdf
. Diunduh pada 18 Maret 2015 pukul 17.00 WIB

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

21

erimakasih

AAK NASIONAL SURAKARTA 2015

22

SOAL :
1. Kenapa pada video yang disajikan pada

kasus keracunan ikan buntal timbul gejala


yang berbeda-beda(kematian,mual
muntah)?
Jawab:
Pada kasus keracunan , gejala klinis yang timbul
berbeda beda karena tergantung dari
banyaknya konsumsi ikan buntal dan dosis
toksin yang ada dalam tubuh (5000-6000
MU/kg berat tubuh).
23

SOAL:
2. Apakah bakteri penghasil tetradotoxin
menghasilkan toksin yang berbeda?
Jawab:
Toksin yang dihasilkan sama, tetapi yang
membedakan hanya pada kadar toksinnya .
Dimana penghasil tetradotoksin paling besar
adalah Pseudoalteromonas tetraodonis dan
Vibrio sp namun kadarnya belum dapat
ditetapkan karena tetradotoksin belum dapat
dideteksi secara spesifik (Keyvan
Mirbakhsh,2004)
24

SOAL:
3. a.Keracunan ikan buntal disebabkan oleh bakteri tetapi
mengapa masuk kedalam golongan non bakteria ?
b. Mengapa ikan fugu tidak keracunan tetrodotoxin ?
Jawab :
a. Karena kasus keracunannya akibat mengkonsumsi ikan
buntal, bukan karena infeksi bakteri secara langsung.
b. Karena ikan buntal memiliki mutasi pada sekuens
protein dari pompa saluran natrium yang terdapat
pada membran. Saluran ini merupakan titik kritis dari
transmisi impuls dan mediasi dari beberapa fusi sel,
sehingga ikan buntal dapat resistensi terhadap
toksinnya.
25

SOAL
4. Jelaskan gambaran parastesia kulit dan lidah !
Jawaban :
Parastesia adalah suatu kondisi abnormal sensasi kulit dan lidah atau
bisa disebut kebas atau mati rasa.
Gejala lain yang dapat menyertai Paresthesia:
Kecemasan
Sering buang air kecil
Paresthesia makin terasa bila berjalan atau menggerakkan anggota
badan
Kaku otot
Nyeri pada tubuh
Merah pada lokasi paresthesia
Sensitif bila disentuh pada lokasi paresthesia
26

SOAL
5. Apa yang dimaksud dengan induksi dalam
proses pencegahan
Jawaban :
Proses perangsangan dalam mengeluarkan
seluruh isi lambung sehingga toksin dapat
dikeluarkan dan tidak diserap oleh tubuh

27

SOAL
6. Apa keuntungan dari ikan buntal memiliki
toksin tetrodotoksin ?
jawaban :
Tidak ada keuntungan bagi ikan buntal karena
toksin ini tidak memberikan dampak apapun
terhadap ikan buntal

28

Anda mungkin juga menyukai