Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Tanggal

: 24 November 2006

M. K Perlindungan Hutan

Kelompok

: 2 (BDH-5)

Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)


Oleh :
1. Nur Qalbi

E14204001

2. Elvira Mariana I.C

E14204004

3. Ai Rosah Aisah

E14204010

4. Eko Putranti H

E14204028

5. Rizal Jaelani

E14204042

6. Puriyani Hasanah

E14204056

7. Boy Andreas M

E14204066

PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan jasad

renik di laboraturium. Fungsi dari suatu media biakan adalah memberikan tempat dan
kondisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang
ditumbuhkan.
Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan baik, langkah pertama harus
dapat dipahami kebutuhan dasar mikroorganisme lalu mencoba memformulasikan suatu
medium yang memberikan hasil terbaik
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungi, bakteri, maupun sel
makhluk hidup.

Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk

menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat,


dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan
nutrisi bagi biakan , sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan
yang baik, karena mengandung cukup air.

B.

Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui fungsi dari pembuatan

medium dan dapat membuat medium semisintetik PDA (Potato Dextrosa Agar).

TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya, pertamatama anda harus dapat memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan
suatu medium yang memberikan hasil yang terbaik. Yang dimaksud dengan medium
disini adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau
didalamnya. Sebenarnya tidak ada satu macam medium pun yang cocok untuk setiap
cendawan berbeda-beda. Beberapa cendawan dapat tumbuh dengan baik pada setiap
macam medium yamg mengandung beberapa bahan organik, cendawan yang lain
memerlukan zat-zat kimia tertentu (Hadiotomo,1993).
Menurut Anonim (2006), media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang
dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme, karena memiliki daya dukung yang
tinggi terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakkannya.
Menurut susunannya, media dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu media
alam, media semi sintetik, dan media sintetik. Dalam media alam, komponen nutrisi tidak
dapat diketahui dengan pasti setiap waktu karena dapat berubah-ubah dalam bahan yang
digunakan dan bergantung dari asalnya; sebagai contoh ialah kentang, jagung, serangga,
rambut dan sebagainya. Dalam media semi sintetik, selain bahan hasil pertanian,
digunakan pula zat-zat kimia yang komposisinya diketahuidengan tepat. Contoh medium
semi sintetik adalah agar dekstrosa kentang (ADK) yang biasa disebut potato dextrose
agar (PDA). Dalam media semi sintetik, misalnya agar Czapek (Czapeks agar), semua
zat kimia diketahui dengan tepat komposisi beserta konsetrasinya. Berbeda dengan media
sintetik tidak dapat diulang secara tepat.
Menurut Dwijoseputro(1987), medium buatan manusia dapat berupa medium cair,
medium kental atau padat, medium yang kering, medium yang diperkaya, medium yang
sintetik.

METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA) dilakukan pada hari
Jumat, tanggal 24 November 2006 pada pukul 09.00-11.00 WIB. Praktikum ini
dilaksanakan di Laboratorium Patologi Hutan-Fakultas Kehutanan.
B. Alat dan Bahan

Alat:
1. Timbangan
2. Kompor
3. Pengaduk
4. Gelas ukur
5. Gelas Erlenmeyer
6. Kapas
7. Botol
8. Alumunium foil

Bahan:
1. Kentang: 100 gram
2. Gula pasir: 10 gram
3. Bubuk agar bening: 6-7 gram
4. Aquades: 0.5 liter

C. Cara kerja :
-

Kentang tanpa kulit di potong-potong berbentuk dadu

Dimasak selama jam lalu disaring untuk diambil ekstraknya, kemudian


ditambah air suling hingga mencapai 1000 ml

Ekstrak kentang dan air suling dimasak hingga mendidih lalu dimasukan agar
dan gula. Apabila air yang digunakan berkurang maka ditambahkan dengan
ukuran yang hilang sesuai besar penguapan.

Apabila telah masak, masukan PDA tersebut ke dalam erlenmenyer / wadah


kemudian ditutupi dengan kapas dan aluminium foil.

Mensterilkan media dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit pada
tekanan 1 atm.

Jika media tidak langsung dipakai, maka disimpan di dalam lemari pendingin.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Pembuatan media Potato Dextrose Agar pada praktikum ini menghasilkan 0.5
liter media yang steril dalam bentuk agar (padatan).
B. Pembahasan
Media PDA (Potato Dextrosa agar) merupakan medium semi sintetik. Media
merupakan tempat dimana tejadi perkembangan organisme.

Organisme menyerap

karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah bercampur. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa kentang harus di potong dadu, agar karbohidrat di kentang
dapat keluar dan menyatu dengan air sehngga menjadi kaldu. Semakin kecil permukaan,
maka semakin besar daya osmosisnya.
Suatu media untuk menumbuhkan jasad renik harus memiliki kriteria yang
mendukung kehidupan makhluk hidup yang tumbuh di dalamnya.
Syarat media yang baik adalah:
1. Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad renik
2. Mengandung oksigen tersedia yang dibutuhkan
3. Mengandung kelembaban tertentu
4. Ph media harus sesuai
5. Suhu media harus cocok
6. Media harus steril
7. Media harus terlindung dari kontaminasi
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media biakan karena kaya akan
nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba untuk hidup. Nutrisi yang diberikan media untuk
mikroba berupa karbohidrat (pati) dari kentang, glukosa dari dekstrosa atau fruktosa serta
kandungan air dalam agar. Media yang miskin hara seperti air hanya dapat dugunakan
untuk penyimpanan , karena mikroba tidak mudah berkembangbiak pada media miskin
nutrisi yang dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba dapat terhambat.

Bagian kentang yang digunakan adalah sari patinya karena selain mengandung
ekstrak mineral juga mengandung pati (amilum) yang merupakan bentuk dari
polysakarida sebagai tambahan makanan biakan. Glukosa yang digunakan adalah gula
pasir, karena banyak tersedia dan harganya lebih murah.
Sterilisasi dilakukan dalam autoklaf dengan suhu 121C dalam waktu 15 menit
dengan tekanan 1 atm . Suhu ini merupakan ketetapan, karena umumnya organisme tidak
dapat bertahan hidup pada suhu dan waktu tersebut. Setelah 15 menit, maka autokalaf
dapat dimatikan. Biarkan autoklaf sampai tekanannya menjadi 0,setelah itu PDA baru
dapat dikeluarkan.
Agar bertindak sebagai lingkungan bagi perkembangan organisme. Penggunaan
agar karena merupakan suatu bahan yang cocok, meskipun padat, akan tetapi lunak dan
mudah ditembus oleh biakan. Selain itu agar mengandung sejumlah air yang diperlukan
bagi biakan. Agar lebih stabil bila dibandingkan dengan air yang lebih mudah menguap
dan berubah. Semua pengerjaan penuangan PDA ke media dilakukan dalam laminar air
flow, agar media tidak terkontaminasi. Untuk mencegah kondensasi yang berlebihan pada
tutup cawan petri yang dapat menghasilkan uap air, maka suhu PDA saat dituang adalah
sekitar 45 oC.

KESIMPULAN
Media biakan berfungsi untuk memberikan tempat dan kondisi yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan.
PDA merupakan media penumbuhan mikroorganisme yang sangat efektif, hal
tersebut dikarenakan sebagian besar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang di
dalam media tersebutdalam. Proses pembuatan PDA membutuhkan waktu yang tidak
singkat maka PDA perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya apabila akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. IPB Press : Bogor.


Dwijaseputro. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Brawijaya. Djambatan :
Malang.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT
Pustaka Utama : Jakarta

Gramedia

Anda mungkin juga menyukai