Anda di halaman 1dari 7

KOMPRES ES BATU TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA ANAK

YANG DILAKUKAN IMUNISASI BIAS


Komang Ayu Henny Achjar
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar
Email : della_ganda@yahoo.com
Abstract : Compress ice packs against pain intensity in children with BIAS immunization.
This study aimed to determine the effect of ice packs for pain intensity in children who
performed BIAS immunization in the Jeham village. research is included studies
experimental comparison posttest only design. Determination of the sample using a quota
sampling technique as the intervention group by 30 sample and as thecontrol group of 30
sample and then observed after immmunization with visual analog scale (VAS). Result this
research can be seen 70% of students feel mild pain and in the control group 63,3% unknown
severe pain. From the Mann Whitney test result for 0,000 asymp sig value, it means the null
hypothesis is rejected that the ice packs prior to BIAS immunization on students who entered
the intervention group had a significant effect on pain intensity.
Abstrak : Kompres es batu terhadap intensitas nyeri pada anak yang dilakukan
imunisasi BIAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompres es batu
terhadap intensitas nyeri pada anak yang dilakukan imunisasi BIAS di desa jehem. Jenis
penelitian ini termasuk penelitian experimental static group comparison postest only design.
Penentuan sampel menggunakan tehnik Quota sampling dengan kelompok intervensi
sebanyak 3o responden dan kelompok kontrol sebanyak 30 rseponden yang kemudian
diobeservasi setelah imunisasi dengan Visual nalaog Scale (VAS). Hasil penelitian
didapatkan pada kelompok intervensi 70% merasakan nyeri ringan dan pada kelompok
kontrol sebagian besar merasakan nyeri berat 63,3%. Dari hasil uji Mann Whitney diperoleh
nlai p value 0,000 yang beratri Ho ditolak yaitu ada pengaruh kompres es batu terhadap
intensitas nyeri pada anak yang dilakukan imunisasi BIAS di desa jehem.
Kata Kunci : Kompres es batu. Imunisasi, Nyeri
Vaksin

merupakan

tindakan

pencegahan yang terbukti efektif dan


efisien untuk mencegah penyakit menular
dan

sekaligus

merupakan

salah

pencegahan penyakit yangbersifat spesifik


(DepKes, 2006).
Imunisasi yang diperoleh pada

satu

waktu bayi belum cukup untuk melindungi

strategi pembangunan kesehatan nasional

anak terhadap penyakit sampai anak usia

dalam

rangka

Sehat.

Program

mewujudkan

Indonesia

sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak

imunisasi

digunakan

anak mulai memasuki usia sekolah dasar

sebagai prioritas utama dalam upaya

terjadi penurunan terhadap tingkat

kekebalan yang diperoleh saat imunisasi

psikologis yang berkepanjangan. Dampak

ketika

diatas

bayi,

sehinggapemerintah

dapat

menyelenggarakan imunisasi ulangan pada

penatalaksanaan

anak usia sekolah dasar yang diberi nama

(Movahede, 2006).

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)


(DepKes,

yang

tepat

Selain tehnik farmakologi, tehnik


non farmakologi untuk mengurangi nyeri

secara serentak pada bulan September

akibat tindakan injeksi bisa dilaksanakan

sampai dengan November (DepKes, 2007).

secara mandiri oleh perawat sebagai

Efek pemberian imunisasi pada

tindakan komplementer alternatif peranan

berupa

Intra

mandiri perawat (Jacobson, 1999 dalam

Musculer (IM) akan menimbulkan rasa

Movahede, 2006). Salah satu tindakan

nyeri pada anak. Nyeri akibat injeksi

komplementeryang sering digunakan dan

merupakan nyeri akut yang dirasakan pada

dipandang efektif, mudah, murah adalah

anak sebagai pengalaman sensori dan

terapi stimulasi kompres es batu (Crisp &

emosional

menyenangkan

taylor 2005 dalam Movahede, 2006).

akibat dari kerusakan jaringan yang aktual

Kompres es merupakan modalitas kompres

dan potensial (Hockenberry & Wilson,

fisik yang menggunakan sifat fisik dingin

2007 ; Smeltzer & Bare, 2002). Dampak

untuk

nyeri pada anak dapat menyebabkan

(Bambang,

peningkatan respirasi rate, peningkatan

menyebabkan melambatnya kemampuan

heart

perifer,

jaras jaras nyeri dalam menyalurkan

peningkatan tekanan darah, peningkatan

rangsang nyeri sehingga nyeri berkurang

nilai gula darah, diaphoresis, peningkatan

pada area yang akan dilakukan penusukan.

kekuatan otot, dilatasi pupil, penurunan

Penelitian Sulistiyani (2009), yang

motiliitas

prosedur

yang

rate,

BIAS

nyeri

dengan

dilaksanakan

anak

2007).

ditangani

tidak

injeksi

vasokontriksi

gastrointestinal

dan

trauma

kompres
2003).

berbagai
Aplikasi

kondisi
dingin

mnyebutkan bahwa kompres es batu

mampu menurunkan nyeri pada prosedur

nyeri hebat, kemudian di SD 5 Jehem

pemasangan infus pada anak pra sekolah,

dengan 88% mengatakan nyeri hebat.

dengan hasil 83,3% anak pra sekolah yang

Pelaksanaan program imunisasi BIAS di

diberi kompres es batu mengalami nyeri

desa

ringan dan 16,7% mengalami nyeri ringan

menggunakan metode pencegahan nyeri

pada anak yang tidak diberikan kompres es

pada saat injeksi, hanya didesinfeksi

batu. Menurut Fikri (2011), penggunaan

sebelum tindakan dilakukan. Penelitian ini

kompres

bertujuan untuk mengetahui apakah ada

dingin

juga

efektif

dalam

Jehem

selama

es

batu

belum

menurunkan intensitas nyeri pada bayi

pengaruh

yang diimunisasi dengan p value 0,003.

intensitas nyeri pada anak yang dilakukan

Stigma yang menakutkan tentang

kompres

ini

terhadap

imunisasi BIAS di desa Jehem.

nyeri yang dirasakan saat imunisasi masih


berkembang dikalangan siswa sekolah

METODE

dasar terhadap imunisasi BIAS yang

Desain penelitian yang digunakan

menyebabkan cakupan imunisasi tidak

static group comparison postest only

100%. Data Dinas Kesehatan kabupaten

design

Bangli menyebutkan tingginya angka drop

penelitian

out program BIAS sebesar 32% tahun

pengukuran

2011 yang terjadi di wilayah kerja

pengukuran

Puskesmas Tembuku I yaitu desa Jehem

intervensi. Terdapat dua kelompok yang

yang merupakan wilayah kerja paling luas.

digunakan

Berdasarkan

studi

pendahuluan

sebanyak

(Notoatmojo,
ini

2010),

tidak
sebelum

hanya

yaitu
30

karena

melakukan
intervensi,

dilakukan

kelompok

responden

setelah

intervensi
yang

akan

yang dilakukan pada bulan Juli 2012

diberikan perlakuan berupa kompres es

didapatkan presentase tertinggi di SD 3

batu selama 3-5 menit sebelum dilakukan

Jehem dengan

imunisasi dan kelompok kontrol sebanyak

91% siswa mengatakan

30

responden

yang

tidak

diberikan

Karekteristik reponden berdasarkan umur,

kompres es batu sebelum diimunisasi.

dijelaskan seperti tabel 2

Tehnik sampling yang digunakan quota

Tabel 2. Distibusi responden berdasar


umur
UMUR
KELOMPOK
No (tahun)
Kontrol
Intervensi
f
%
f
%
1
8
20 66,7 5
16,7
2
9
10 33,3 25
83,3
Jumlah
30 100 30
100

sampling yaitu dengan cara menetapkan


anggota sampel secara quotum atau jatah.
Instrumen yang digunakan berupa lembar
obeservasi Visual Analog Scale yang
direkomendasikan

sebagai

alat

untuk

Responden kelompok intervensi sebagian

mengetahui persepsi nyeri pada anak

besar berumur 9 tahun yaitu 83,3%

(Kozier dkk, 2009). Uji statistik yang

sedangkan

digunakan adalah uji statistik inferensial

sebagian besar berumur 8 tahun (66,7%).

non parametrik Mann Whitney (Sopiyudin,

pada

kelompok

kontrol

Hasil pengukuran menggunakan

2011).

skala nyeri Visual analog Scale untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

mengetahui skala nyeri pada kelompok

Karakteristik responden berdasar


jenis kelamin, sepeti tabel 1.
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin
JENIS
KELOMPOK
No KELAMIN Kontrol
Intervensi
f
%
f
%
1 Laki
16 53,3 15 50
2 Perempuan 14 46,7 15 50
Jumlah
30 100 30 100

intervensi seperti tabel 3


Tabel 3. Intensitas nyeri responden pada
kelompok intervensi (post test)
No Klasifikasi
Jumlah
nyeri
F
%
1 Tidak nyeri
5
16,7
2 Nyeri ringan
21
70,0
3 Nyeri sedang
4
13,3
4 Nyeri berat
0
0
5 Nyeri sangat 0
0
berat
Jumlah
30
100

Presentase responden laki laki dan


perempuan sama pada kelompok intervensi
dan pada kelompok kontrol lebih banyak
berjenis kelamin laki laki.

Pada kelompok intervensi, intensitas nyeri


terbanyak setelah diberikan kompres es
batu yaitu berada pada skala nyeri ringan

(70%). Sedangkan gambaran skala nyeri

bayi yang diimunisasi dengan p value

pada kelompok kontrol seperti tabel 4

0,003. Hal ini berdasarkan teori Gate

Tabel 4. Intensitas nyeri pada kelompok


kontrol

Control yang menyatakan bahwa stimulasi

No

kutaneus yang salah satunnya dengan

1
2
3
4
5

Klasifikasi
nyeri
Tidak nyeri
Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri berat
Nyeri
sangat
berat
Jumlah

Jumlah
f
0
2
6
19
3

%
0
6,7
20
63,3
10

30

100

Pada kelompok kontrol, intensitas nyeri


terbanyak yaitu pada skala nyeri berat

serabut syaraf sensori A beta yang lebih


besar

dan

lebih

menurunkan

cepat.

transmisi

Proses

nyeri

ini

melalui

serabut C dan delta A berdiameter kecil.


Gerbang sinaps menutup transmisi impuls
syaraf (Perry & Petter, 2005).

yaitu 63,3%.
Berdasarkan

tabel

di

diberikan

perlakuan

berupa

pemberian kompres es batu, diperoleh


nyeri ringan terbanyak 70%, tidak nyeri
16,7% dan nyeri sedang 13,3%. Hasil
penelitian

ini

didukung

penelitian

Sulistiyani

oleh

(2009)

Sedangkan pada kelompok kontrol

atas

didapatkan data pada kelompok intervensi


setelah

kompres dingin mengakibatkan transmisi

hasil
yang

menyebutkan bahwa kompres es batu


mampu menurunkan nyeri pada prosedur
pemasangan infus pada anak pra sekolah
dan juga didukung oleh penelitian Fikri
(2011), penggunaan kompres dingin efektif
dalam menurunkan intensitas nyeri pada

didapatkan

nyeri

berat

63,3%, nyeri

sedang 20%, nyeri sangat berat 10% dan


nyeri

ringan

6,7%.

Efek

pemberian

imunisasi pada anak berupa prosedur


injeksi ini akan menimbulkan rasa nyeri.
Nyeri berat yang sebagian besar dirasakan
pada anak disebabkan karena pesan nyeri
yang

dirasakan

pada

saat

dilakukan

imunisasi BIAS dihubungkan langsung ke


sistem syaraf pusat tanpa ada hambatan
atau blokade hantaran nyeri melalui sel
syaraf perifer tertentu yangdisebut sebagai
nosiseptor. Saat nosiseptor terstimulasi ,

neurotransmitter dikeluarkan oleh sel.

di desa Jehem. Smeltzer & Bare (2002)

Neurotransmitter

dan

merupakan

bahan

Gabriel,FJ

kompres

yang berguna sebagai alat komunikasi sel

pengobatan nyeri dan bengkak yang lokal

syaraf. Nosiseptor dihubungkan ke sel

serta dapat memberikan efek anestesi

syaraf melalui sinyal yang terdapat dalam

dimana hilangnya sensasi termasuk sakit,

spinal

sentuhan dan persepsi temperatur serta

pesan

nyeri

dapat

dapat

menyatakan

kimiawi yang terdapat dalam sistem syaraf

sehingga

es

(2006)

digunakan

kecepatan

hantaran

pada

disampaikan ke Talamus yaitu area yang

menurunkan

dari

terdapat dalam otak.

reseptor nyeri yang memberi perasaan

Dari hasil analisis tercermin bahwa

nyaman terhadap nyeri. Kompres es dapat

pemberian kompres es batu sebelum

menghasilkan atau keluarnya endorphin

dilakukan

responden

yang berguna memblok stimulus hantaran

menyebabkan

nyeri dan dapat memberikan perasaan

responden dengan kondisi nyeri ringan

nyaman sementara terhadap nyeri serta

terbesar yaitu 70%. Sedangkan pada

mengalihkan

kelompok kontrol yang tidak diberikan

stimulus yang diberikan. Kompres

perlakuan berupa pemberian kompres es

merupakan salah satu tehnik stimulus kulit

batu sebelum di imunisasi, terbanyak

yang berhubungan dengan teori gate

dengan kondisi nyeri berat yaitu 63,3%.

control yang memberikan stimulus guna

Berdasarkan hasil uji Mann Whitney

mengatur penutupan mekanisme pintu

tercermin p value 0,000 < 0,05, sehingga

gerbang untuk menurunkan impuls nyeri

dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol

ke otak.

diterima yaitu ada pengaruh pemberian

SIMPULAN

kelompok

imunisasi
intervensi

pada

fokus

perhatian

pada
es

kompres es batu terhadap intensitas nyeri

Berdasarkan analisis pembahasan

pada anak yang dilakukan imunisasi BIAS

diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat

nyeri anak yang diberikan kompres es batu


sebelum

diberikan

imunisasi

pada

kelompok

intervensi

didapatkan

hasil

tertinggi dengan klasifikasi nyeri ringan

kejadian luar biasa. Jakarta :


Ditjen P2PL
Fikri,R. 2011. Pengaruh kompres dingin
terhadap intensitas nyeri pada bayi
saat diimunisasi di Puskesmas
piyungan Bantul. Yogjakarta :
Stikes Aisyiyah

sebesar 70%. Sedangkan pada kelompok


kontrol yang tidak diberikan kompres es
batu sebelum imunisasi didapatkan hasil
yang terbesar nyeri berat yaitu 63,3%. Ada

Gabriel, JF.2006. Fisika


Jakarta : EGC

kedokteran.

Hockenberry, MJ & Wilson D. 2007.


Wongs nursing care of infants and
children (8th ed). St Louis : Mosby
elsevier

pengaruh pemberian kompres es batu


terhadap intensitas nyeri pada anak yang
dilakukan BIAS di desa Jehem dengan
nilai p value 0,000 sehingga disarankan
kepada

petugas

kesehatan

untuk

Kozier & Erb. 2009. Buku ajar praktik


keperawatan klinis. Jakarta : EGC
Movahede, AF. 2006. Effect of local
refrigeration prior to venipuncture
on
pain related responses in
school
age
children.
http://www.ajan.com.au
diperoleh tanggal 30 mei 2012

memberikan kompres es batu 3-5 menit


sebelum

dilakukan

mengurangi

nyeri

imunisasi
pada

anak

untuk

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi


penelitian kesehatan edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta

yang

mendapatkan imunisasi BIAS.

Perry,AG & Petter,PA. 2005. Buku ajar


fundamental keperawatan konsep,
proses dan praktik. Jakarta: EGC

DAFTAR RUJUKAN
Bambang. 2003. Pengaruh kompres dingin
kirbat es terhadap intensitas nyeri
rematoid arthritis. Sumatra :
Program Studi Ilmu Keperawatan
fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
DepKes RI. 2006. Model pelatihan tenaga
pelaksana imunisasi Puskesmas.
Jakarta : Ditjen PP & PL Dep Kes
RI
DepKes RI. 2007. Revisi buku pedoman
penyelidikan dan penanggulangan

Smeltzer, SC & Bare. 2002. Buku ajar


keperawatan
Medical
Bedah.
Jakarta : EGC
Sopiyudin,D. 2011. Statistik untuk
kedokteran dan kesehatan jilid
pertama. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyani. 2009. Pengaruh pemberian
kompres es batu terhadap tingkat
nyeri
pada anak usia pra
sekolah yang dilakukan prosedur
pemasangan infus di RSCM.
Jakarta : Magister Keperawatan
UI

Anda mungkin juga menyukai