Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

GLAUKOMA AKUT

PEMBIMBING:
DR. RIANA AZMI, SP.M

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata


RS. BLUD SEKARWANGI (Periode 28 Juni 1 Agustus 2015)
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Identitas Pasien
Nama

: Ny. S
Umur
: 62 tahun
RM
: 046429
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku/Bangsa
: Sunda
Agama
: Islam
Alamat
: Cicurug
Tanggal Pemeriksaan : 22 Juli 2014
Tempat Pemeriksaan : Poli Mata

Anamnesis
Keluhan Utama

Sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Dialami sejak tahun satu tahun yang lalu, hilang timbul, dirasakan
memberat 1 bulan terakhir, dan berasal dari daerah sekitar mata.
Penglihatan agak kabur (+) pada kedua mata, baik penglihatan jarak
dekat maupun jarak jauh. Riwayat mata merah pada mata kanan (+)
sejak 1 bulan yang lalu, kotoran mata berlebih (-), air mata berlebih (+)
kadang-kadang gatal (-), rasa berpasir (+), riwayat pandangan yang
silau (-), riwayat melihat seperti pelangi (+), mual (+), muntah (+),
riwayat trauma sebelumnya (-), riwayat memakai kaca mata (-). Riwayat
menderita penyakit mata sebelumnya (-). Riwayat menderita penyakit
gula dan tekanan darah tinggi (-). Riwayat penyakit sama pada keluarga
(-).

Pemeriksaan
Tanda Vital
Keadaan umum
: Baik/Gizi
cukup/Composmentis
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 92 x/i
Pernapasan
: 24 x/I
Suhu
: 36,6 oC

Foto Klinis Pasien

OD

OS

INSPEKSI

PALPASI

TONOMETRI
NCT
VOD : 40,0 mmHg
VOS : 13,0 mmHg
VISUS
VOD : 0
VOS : 6/24 F-2
CAMPUS VISUAL
Tidak dilakukan pemeriksaan
COLOR SENSE
Tidak dilakukan pemeriksaan

RESUME
Pasien perempuan 62 tahun datang ke poliklinik mata BKMM
dengan keluhan cefalgia, dialami sejak 1 tahun yang lalu, hilang timbul,
dan dirasakan memberat 1 bulan terakhir, penglihatan dirasakan kabur
pada kedua mata. Riwayat mata merah pada mata kanan (+) sejak 1
bulan yang lalu, sekret (-), lakrimasi (+), rasa berpasir (+), riwayat
melihat seperti pelangi (+), mual (+), muntah (+).

RESUME
Dari pemeriksaan oftalmologi, didapatkan pada inspeksi OD
konjungtiva hiperemis (+), injeksi konjungtiva (+), injeksi episklera
(+), lakrimasi (+), kornea kesan edema, pupil bulat, sentral, middilatasi
sedangkan OS memberikan kesan normal. Pada saat dipalpasi, tensi
okuler OD adalah Tn+2 dan disertai nyeri tekan, sedangkan palpasi OS
dalam batas normal. Visus Oculus Dextra (VOD): 0 dan VOS: 6/24 F-2.
Pada pemeriksaan tonometri, didapatkan TOD : 40,0 mmHg dan TOS
13,0 mmHg. Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan FOD : refleks
fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 1.0, A/V = 2/3, makula refleks
fovea (+) kesan normal, retina perifer kesan tipis, FOS dalam batas
normal. Pada pemeriksaan slitlamp, didapatkan SLOD konjungtiva
hiperemis (+), injeksi konjungtiva (+), injeksi episklera (+), kornea
edema, BMD kesan dangkal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral,
middilatasi, RC (-), lensa jernih. dan SLOS dalam batas normal.

DIAGNOSIS
OD Glaukoma Absolut

PENATALAKSANAAN
R/ C. Timol (Timolol maleate 0,25%) 2 x 1 tetes OD
Glaucon (Acetazolamide 250 mg) 3x1 tab
KSR (Potassium chloride) 3x1 tab
Anjuran: trabekulektomi
PROGNOSIS
Qua ad Vitam: Bonam
Qua ad Sanam : Dubia et malam
Qua ad Visam : Malam
Qua ad Cosmetic : Bonam

DISKUSI
Pasien ini didiagnosa sebagai glaukoma karena dari

anamnesis didapatkan bahwa penglihatan berkurang secara


mendadak dan sering disertai dengan nyeri kepala, dari
pemeriksaan tonometri didapatkan adanya peningkatan
tekanan intraokuler (TOD : 40 mmHg).
Pada pemeriksaan funduskopi ODS ditemukan adanya
cupping, dan Cup Disc Ratio = 1.0 nasalisasi, retina perifer
kesan tipis.
Dengan ditemukannya peningkatan tekanan intraokuler dan
defek lapangan pandang dimana penyebab pasti pada pasien
ini tidak diketahui, maka pasien didiagnosa sebagai OD
glaukoma absolut.

LANJUTAN
Adapun penatalaksanaan pada pasien ini berupa pemberian

obat yang menekan produksi humor aquous seperti Cendo


Timol (obat golongan penghambat adrenergik beta) dan
Glaucon (obat golongan carbonic anhydrase inhibitors).
Selain itu diberikan juga KSR tablet (Potassium chloride)
untuk mengurangi efek samping dari Glaukon dan
mencegah terjadinya hipokalemia.
Pemberian obat-obatan diharapkan dapat menurunkan
tekanan intraokular pasien sampai 35 mmHg sehingga
pasien dapat menjalani trabekulektomi. Operasi ini
dilakukan untuk menghindari ketergantungan pasien
terhadap obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai