MATLAB R2014b
12
BAB IV
PROSEDUR SIMULASI DAN ANALISA HASIL BER SINYAL DIGITAL
TERMODULASI
1.
2.
Pilih File -> New -> Model di Simulink Library Browser untuk membangun
baru Model.
3.
4.
Mary number to 2
Initial seed to 37
Sample time to 0.1
Output Data Type to double
13
5.
6.
Mary number to 2
Input type to Integer
Constellation ordering to Binary
Normalization method to Peak Power
Peak power (watts) to 1
Samples per symbol to 1
Initial seed to 37
Mode to Signal-to-noise ratio (Es/No)
Es/No (dB) to 10
Input signal power (watts) to 1
Symbol period(s) to 0.1
Mary number to 2
Output type to Integer
Constellation ordering to Binary
Normalization method to Peak Power
Peak power (watts): to 1
Samples per symbol to 1
7.
8.
Pergi ke sub - folder Simulink - > Sinks. Drag dan drop modul Display ke
Model jendela . Tarik tepi bawah ini dimasukkan ( modul Display) ikon untuk
membuat layar cukup besar untuk tiga entri .
9.
10. Pergi ke sub - folder Simulink -> Math Operations. Drag dan drop dua
modul Complex to RealImag ke jendela Model .
11. Pergi ke sub folder Simulink - > Sinks. Drag dan drop dua modul Grafik XY
ke Model jendela .
12. Pergi ke sub - folder Simulink - > Sinks. Drag dan drop dua modul Scope ke
Model jendela .
13. Pergi ke sub folder Simulink Extras -> Additional Sinks. Drag dan drop
dua modul Power Spectral Density ke jendela Model .
14. Hubungkan semua modul yang telah dimasukkan seperti gambar berikut:
AKADEMI TELKOM JAKARTA
14
4.2.2 BPSK
1.
Buka Simulink. Pilih File -> New -> Model di Perpustakaan Simulink Browser
untuk membangun sebuah model baru.
2.
Mary number to 2
Initial seed to 37
Sample time to 0.1
Output Data Type to double
3.
4.
15
5.
Ulangi langkah-langkah dalam Bagian 1 untuk kasus ini dengan modul yang
sama, hubungkan semua modul seperti gambar berikut:
6.
4.2.3 QPSK
1.
Buka Simulink. Pilih File -> New -> Model di Perpustakaan Simulink Browser
untuk membangun sebuah model baru.
2.
Mary number to 4
Initial seed to 37
Sample time to 0.1
Output Data Type to double
3.
4.
5.
Ulangi langkah-langkah dalam Bagian 4.2.1 untuk kasus ini dengan modul
yang sama, hubungkan semua modul seperti gambar berikut:
16
6.
4.2.4 M-PSK
1.
Buka Simulink . Pilih File - > New - > Model di Perpustakaan Simulink
Browser untuk membangun sebuah model baru.
2.
3.
Mary number to 2
Initial seed to 37
Sample time to 0.1
Output Data Type to double
Mary number to 2
Input type to Integer
Constellation ordering to Binary
Phase offset (rad) to pi/8
AKADEMI TELKOM JAKARTA
17
4.
5.
Mary number to 2
Output type to Integer
Constellation ordering to Binary
Phase offset (rad) to pi/8
Output Data Type to double
Ulangi langkah-langkah dalam Bagian 1untuk kasus ini. dengan modul yang
sama, hubungkan semua modul seperti gambar berikut:
6.
7.
Memulai sesi Simulink . Pilih File - > New - > Model di Perpustakaan Simulink
Browser untuk membangun sebuah model baru.
2.
18
3.
4.
Mary number to 2
Input type to Integer
Constellation ordering to Binary
Normalization method to Peak Power
Peak power (watts): to 1
Phase offset (rad) to 0
Output Data Type to double
5.
Mary number to 2
Initial seed to 37
Sample time to 0.1
Output Data Type to double
Mary number to 2
Output type to Integer
Constellation ordering to Binary
Normalization method to Peak Power
Peak power (watts): to 1
Phase offset (rad) to 0
Ulangi langkah-langkah dalam Bagian 1untuk kasus ini. dengan modul yang
sama, hubungkan semua modul seperti gambar berikut:
19
7.
20
21
Gambar 4.13 : BPSK dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.14 : BPSK dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
22
Gambar 4.15 : BPSK dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.16 : BPSK dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.17 : BPSK dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
23
Gambar 4.18 : BPSK dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.19 : QPSK dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.20 : QPSK dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
24
Gambar 4.21 : QPSK dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.22 : QPSK dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.23 : QPSK dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
25
Gambar 4.24 : QPSK dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
2-16 PSK
Untuk Eb / No = 10dB sebelum dan sesudah melalui kanal AWGN
Gambar 4.25 : 2-PSK dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.26 : 2-PSK dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
26
Gambar 4.27 : 2-PSK dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.28 : 2-PSK dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.29 : 2-PSK dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
27
Gambar 4.30 : 2-PSK dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.31 : 4-PSK dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.32 : 4-PSK dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
28
Gambar 4.32 : 4-PSK dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.33 : 4-PSK dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.34 : 4-PSK dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
29
Gambar 4.35 : 4-PSK dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.36 : 8-PSK dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.37 : 8-PSK dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
30
Gambar 4.38 : 8-PSK dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.39 : 8-PSK dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.40 : 8-PSK dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
31
Gambar 4.41 : 8-PSK dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.42 : 16-PSK dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.43 : 16-PSK dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
2-16 QAM
Untuk Eb / No = 10dB sebelum dan sesudah melalui kanal AWGN
32
Gambar 4.44 : 2QAM dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.45 : 2QAM dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.46 : 2QAM dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
33
Gambar 4.47 : 2QAM dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.48 : 2QAM dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.49 : 2QAM dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
34
Gambar 4.50 : 4QAM dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.51 : 4QAM dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.52 : 4QAM dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
35
Gambar 4.53 : 4QAM dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.54 : 4QAM dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.55 : 4QAM dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
36
Gambar 4.56 : 8QAM dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.57 : 8QAM dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.57 : 8QAM dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
37
Gambar 4.58 : 8QAM dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.59 : 8QAM dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.60 : 8QAM dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
38
Gambar 4.61 : 16QAM dengan noise 10db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.62 : 16QAM dengan noise 10db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.63 : 16QAM dengan noise 20db sebelum melewati kanal awgn
39
Gambar 4.64 : 16QAM dengan noise 20db setelah melewati kanal awgn
Gambar 4.65 : 16QAM dengan noise 30db sebelum melewati kanal awgn
Gambar 4.66 : 16QAM dengan noise 30db setelah melewati kanal awgn
40
Berikut telah dirangkum beberapa hasil perhitungan BER dari setiap tipe modulasi
& nilai Eb/No dari 10-30dB :
Tabel 4.1 hasil Perbandingan BER setiap tipe dan jenis modulasi
JENIS MODULASI
M-ary PAM
BPSK
QPSK
0.001998
2-PSK
0.00999001
4-PSK
0.000999
8-PSK
0.839201
16-PSK
0.366666
0.003996
2-QAM
4-QAM
0.002997
8-QAM
0.154845
16-QAM
0.354645
0.000999