2010 Materi ini merupakan hasil saduran dari sumber bacaan utama, yaitu: Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya
Pemecahannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2008 : Bab 2 Perspektif Berdasarkan Teori Struktural Fungsional, Halaman 72 -83
Seluruh pengutipan dari materi presentasi
ini harap mengacu pada sumber utama tersebut Fokus utama dari perspektif ini adalah pembahasan mengenai fakta sosial (Soetomo, 2008: 73) Fakta sosial: ◦ Struktur sosial ◦ Pranata Sosial Setiap struktur dalam sistem sosial memiliki fungsi terhadap yang lain. Sebaliknya bila tidak fungsional maka struktur ini tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya Filosofi dari perspektif ini menekankan pada
harmoni dan keberaturan, dalam
pandangan perspektif ini setiap bagian dari sistem sosial saling komplementer dan terintegrasi . (Soetomo, 2008: 73) Merton : Kesatuan fungsional sebagai suatu
keadaan dimana serluruh bagian dari
sistem sosial bekerja sama dalam suatu tingkat keselarasan atau konsistensi internal tanap menghasilkan konflik berkepanjangan. (Soetomo, 2008:74) Menurut Merton ini tidak mungkin, karena pada Fungsionalisme yang universal beranggapan bahwa seluruh bentuk sosial dan kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi positif (Soetomo, 2008:74). Sebetulnya, disamping fungsi positif dari sistem Indispensability yang mengatakan bahwa setiap tipe peradaban, setiap kebiasaan, ide, objek materiil dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki sejumlah tugas yang harus dijalankan dan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan (Soetomo, 2008:75). Namun, hal ini sebenarnya masih kabur, apakah Sebuah permasalahan sosial dipandang sebagai terjadinya disfungsi sosial (patologi sosial) yang terjadi dalam sistem kemasyarakatan. Perspektif fungsional memiliki posisi yang
relatif netral dalam memandang
permasalahan sosial Masalah sosial memiliki fungsi dalam
masyarakat, terutama dalam menjaga
keseimbangan pembagian kerja (division of labour) Dimensi individu: Patologi sosial merupakan tindakan individu yang melawan atau kontras dari cita-cita atau idealitas yang berlaku dalam masyarakat. (Soetomo, 2008:78) Dimensi insitusi:
Insitusi yang immoral, tidak sesuai dengan
perkembangan zaman, akan menghasilkan individu yang immoral. (Soetomo, 2008:79) Individu merupakan sumber masalah dalam masyarakat, karena individu tersebut gagal dalam proses sosialisasi atau karena cacat yang dimilikinya, sehingga tidak bersikap dan berperilaku dengan berpedoman pada nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Pemecahan masalah melalui penanganan maupun pencegahan agar tidak terjadi proses pewarisan cacat individual dari generasi ke generasi bagai “penyakit” atau “virus” yang menular melalui interaksi sosial. (Soetomo, 2008:78) Solusi lainnya adalah resosialisasi melalui proses pendidikan dengan memfokuskan pada aspek moral dan kondisi individu Diagnosis didasarkan pada anggapan bahwa masyarakat yang immoral akan menghasilkan individu yang immoral dan keadaan inilah yang menyebabkan masalah sosial. (Soetomo, 2008:79) Untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan orientasi yang apresiatif. Masalah sosial diakibatkan dari kegagalan masyarakat dalam menyesuaikan dengan berbagai tuntutan yang selalu berkembang, serta kegagalan dalam melakukan penyesuaian antarbagian dari masyarakat. Masyarakat yang sehat adalah yang mampu
mewujudkan social adjustment, sementara
masyarakat yang dikatakan sakit adalah yang mengalami kondisi sebaliknya social maladjustment. (Soetomo, 2008: 81) Gillin: Patologi sosial merupakan maladjustment yang serius di antara unsur-unsur dalam keseluruhan konfigurasi kebudayaan sedemikian rupa, sehingga membahayakan kelangsungan hidup suatu kelompok sosial atau yang secara serius menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan asasi anggota-anggota kelompok itu dan mengakibatkan hancurnya ikatan sosial mereka. (Soetomo, 2008:82) “Tak peduli siapa yang kau puji, tetapi hati-hatilah terhadap siapa yang kau salahkan” Sigmund Gosse Struktur Sosial merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur sosial dalam masyarakat , yaitu kelompok, kelas sosial, nilai dan norma, dan lembaga sosial. Contoh:
◦ Struktur organisasi ◦ Struktur sosial dalam masyarakat perkotaan ◦ Dsb, Pranata Sosial merupakan seperangkat nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, atau lembaga sosial yang menjadi unsur dalam masyarakat Contoh:
◦ Pranata sosial keagamaan
◦ Pranata sosial keluarga ◦ Pranata sosial ekonomi ◦ dsb Contoh Lembaga keagamaan seperti majelis ulama atau persekutuan gereja merupakan lembaga yang berfungsi sebagai penjaga dan sebagai konsultan bagi keyakinan umatnya. Namun, belakangan ini kita melihat di masyarakat kita munculnya aliran- aliran kepercayaan yang bertentangan dengan keyakinan umat pada umumnya. Bagi penganut kepercayaan tersebut, lembaga keagamaan yang disebut diatas berfungsi negatif. Contoh Bantuan Langsung Tunai merupakan salah satu bentuk aksi sosial yang bertujuan menanggulangi kerawanan akibat kemiskinan. Sebenarnya banyak progam- program seperti ini, seperti sumbangan untuk pengemis, pembagian hewan qurban, dsb. Namun, pada tingkat tertentu, ketika program tersebut telah menjadi kebiasaan, justru menimbulkan disfungsi sosial yang melemahkan semangat kemandirian. Contoh Pernikahan sebagai lembaga perkawinan
merupakan bagian dari pranata keluarga
yang sakral. Namun, ketika kontrol sosial di masyarakat industri semakin lemah, kesakralan pernikahan mulai tergerus. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya angka perceraian, perilaku sex metropolitan, serta fenomena single parent .
Dokumen Serupa dengan Perspektif Fungsional Dalam Sosiologi Permasalahan Sosial