Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hiperkolesterolemia mempunyai batasan sederhana yaitu satu keadaan dimana
kadar kolesterol dalam darah melebihi normal (240 mg/dl). Hiperkolesterolemia
bukan merupakan suatu penyakit tapi merupakan faktor risiko utama penyakit.
Hiperkolestrolemia terjadi karena adanya gangguan metabolism lemak yang dapat
menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang bisa disebabkan oleh karena
defisiensi enzim lipoprotein, lipase, defisiensi reseptor Low density Lipoprotein
(LDL) atau bisa juga disebabkan oleh ketidaknormalan genetika yang menghasilkan
kenaikan dramatis dalam produksi kolesterol di hati atau penurunan kemampuan hati
untuk membersihkan kolesterol dari darah. (Nouri, 2011)
LDL merupakan jenis kolesterol berbahaya sehingga disebut juga sebagai
kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam
darah. Tingginya kadar LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalan darah.
Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol
LDL merupakan factor risiko utama penyakit jantung coroner sekaligus target utama
dalam pengobatan.
LDL teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang
telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Semnetara itu LDL teroksidasi akan
mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat
mengubah makrofag menjadi sel busa.
Diet rendah lemak jenuh kolesterol, olahraga secara teratur, pengendalian
berat badan serta terapi farmakologi merupakan cara yang tepat dalam menurunkan
kadar kolesterol LDL serta menigkakan kadar kolesterol HDL. Modifikasi diet yang
dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol dan pengendalian berat badan
antara lain mengonsumsi makanan rendah lemak, meningkatkan asupan sayur dan
buah yang kaya serat an antioksidan serta mengonsumsi sumber makanan tinggi
kalsium seperti apel dan susu. (Nouri, 2011)

Apel merupakan buah-buahan tinggi kandungan serat fitokimia terutama


fenolik dan flavonoid. Senyawa flavonoid terbukti dapat menurunkan kadar
kolesterol darah dan kejadian obesitas yang merupakan faktor risiko terjadinya
kardiovaskuler dengan menrunkan penyerapan kolesterol. (Irawati, 2013)
Apel Malang (Malus sylvestris Mill) dalam berbagai merupakan buah yang
banyak mengandung antioksidan. Apel Malang dipilih karena menurut penelitian
yang dilakukan oleh Anggun Rindang dan Sanarto Laksmi pada tahun 2012
pengaruh metode pengolahan terhadap kandungan quercetin varietas apel local dan
impor menyatakan bahwa apel lokal yang diperiksa dalam penelitian adalah apel
malang ternyata mengandung lebih banyak antioksidan dan zat quercetin
dibandingkan dengan apel impor. (Anggun, 2012)
Zat quersetin memiliki antioksidan paling banyak. Menurut uji kapasitas total
antioksidan dengan menggunakan assay pemadaman radikal dengan ABTS (2,2azinobis)

memperlihatkan

urutan

senyawaan

fenolik

menurut

kemampuan

antioksidannya sebagai berikut : quersetin, epikatekin, prosianidin B2, asam


klorogenat, dan floretin. Quercetin memiliki memiliki aktivitas paling besar karena di
dalam strukturnya terdapat o-hidroksi dalam cincin B yang akan meningkatkan
kestabilan radikal bebas. (Anggun, 2014)
Dalam penelitian lain, disebutkan bahwa quercetin memiliki efek terhadap
kadar kolesterol tikus yang diberi diet hyperlipidemia, didapatkan bahwa terjadi
penurunan kadar kolesterol total darah.
Apel ini juga mengandung pektin pada serat dan kulit apel. Pectin termasuk
jenis serat pangan yang larut air dan mudah difermentasi oleh mikroflora usus besar.
Di dalam saluran pencernaan, serat larut air mengikat sedikit asam empedu yang
merupakan produk akhir dari kolesterol dan kemudian dikeluarkan bersama feses. Hal
tersebut yang diduga dpat menyebabkan teradinya penurunan kadar kolesterol di
dalam tubuh. (Irawati, 2013)
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dikaji kembali mengenai pengaruh
pemberian jus apel yang disarinf dan tidak terhadap penurunan kadar kolesterol yang
diuji pada tikus. Tikus dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini karena memiliki

sifat lebih tahan terhadap perlakuan, mudah beradaptasi, dan dapat dilakukan control
dari segi asupan makanan untuk menghindari adanya bias.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis membuat rumusan masalah
yang akan diajukan pada penelitian, yaitu :
1. Bagaimana perbandingan efektifitas jus apel dengan kulit dan tanpa kulit
terhadap kolesterol LDL ?
I.3 Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan pemberian jus apel terhadap kadar
kolesterol LDL.
I.3.1 Tujuan khusus
1. Mengetahui efektifitas jus apel dengan kulit dan tanpa kulit tidak
terhadap kadar kolesterol LDL
I.4 Manfaat Penelitian
I.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menambah kajian mengenai perbandingan
pemberian jus apel degan kulit dan tanpa kulit terhadap kadar
kolesterol LDL.
I.4.2 Manfaat Praktis
Masyarakat
Untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai
manfaat buah apel terhadap kolesterol LDL.

Peneliti
Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta
mengasah kemampuan analisis peneliti. Serta dapat membantu
memberikan pengetahuan mengenai manfaat buah apel terhadap
kolesterol LDL.

I.5 Orisinalitas
No
1.

2.

Nama Peneliti
Gitte Ravn-Haren,
Lars O. Draigted,
Tine
BuchAnderson,
Eva
N.Jensen et all
(2012)

Judul Penelitian
Intake of whole apples or
clear
apple
juice
has
contrasing effects on plasma
lipids in healthy volunteers

Desain Penelitian
Menggunakan dua variabel
yang diberi jus apel yang
disaring dengan variabel
yang diberi jus apel yang
tidak disaring.

Hasil Penelitian
Didapatkan
hasil
penelitian
terdapat perubahan konsentrasi
kolesterol total dan LDL pada jus
apel yang tak disaring.

Mirhadi
Khayat
2. Nouri and Ali
Kargari Rezapour
(2011)

Effect of Apple (Malus


domestica) Supplementation
on
Serum
lipids
and
lipoproteins
Level
in
Cholesterol-fed Male Rat

Menggunakan tiga variabel.


Variabel pertama sebagai
variabel control. Variabel
kedua diet kolesterol 2%.
Variabel ketiga diberi diet
koelsterol 2% dan diberi
apel 20%.

Didapatkan perubahan konsentrasi


kolesterol
total,
LDL
dan
trigliserida pada variabel yang
diberi apel 20%.

Perbedaan :
1. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan oleh Gitte et all pada penelitian tahun 2012
menggunakan apel pomace (apel impor). Bahan yang digunakan oleh Mirhadi
khayat dalam penelitiannya menggunkan apel fuji (Malus domestica).
Sedangkan penelitian yang saya lakukan akan menggunakan apel malang.
2. Variabel
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gitte et all menggunakan dua
variabel yaitu variabel yang diberi jus apel tanpa disaring dan jus apel yang
disaring. Penelitian yang dilakukan oleh Mirhadi Khayat dan Ali Kargari

menggunakan tiga variabel yaitu variabel control, variabel yang diberi


kolesterol 2% dan variabel yang diberi kolesterol 2% dengan apel 20%.
Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan saya akan menggunakan
dua variabel dengan perbandingan variabel yang diberi jus apel dengan kulit
dan variabel yang diberi jus apel tanpa kulit.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kandungan Apel
Buah apel mempunyai banyak manfaat, antara lain sebagai penurunan
kolesterol dalam darah, penurunan tekanan darah, penstabil gula darah, agen anti
kanker, dan buah andalan bagi yang sedang menjalankan diet menrunkan berat
badan. (Subagyo, 2010)
a. Zat flavonoid
Flavonid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman hijau, keculai alga. Flavonoid termasuk senyawwa fenolik alam yang
potensial sebagai antioksidan (fitokimia) sehingga dapat melindungi
kolesterol LDL melawan proses oksidasi lipid. Intake dari bahan makanan
sumber flavonoid tersebut dilaporkan mempunyai hubungan erbanding
terbalik dengan level kolesterol dalam darah. (Cempaka, 2014)
Salah satu flavonoid yang paling pentig adalah quercetin. Quercetin
dipercaya dapat melindungi tubuh dari berbagai jenis penyakit degenerative
dengan

cara

mencegah

terjadinya

peroksidasi

lemak.

Quercetin

memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidasi LDL dengan cara


manangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi. (Cempaka, 2014)
Apel merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi di
Indonesia. Berdasarkan Biro Pusat Statistik, rata-rata konsumsi apel penduduk
Indonesia adalah 0,6 kh perkapita pertahun dan mengalami peningkatan ratarata 0,02% setiap tahun. Selain itu, apel juga mengandung quercetin dalam
jumlah tinggi. Dlam 100 gram apel terkandungbsekitar 4,43 mg aglikon
quercetn dan 13,2 mg glukosida quercetin. (Cempaka, 2014)
Apel telah banyak diteliti oleh para ahli gizi baik di Amerika maupun
Eropa. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa apel kaya serat fitokimia dan
flavonoid. Institut kanker nasional amerika menyatakan, apel paling banyak
mengandung zat flavonoid dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Zat ini

mampu menurunkan risiko terkena penyakit kanker paru hingga 50%. Selain
itu, flavonoid ini dinilai dapat melindungi tubuh dari pengaruh radikal bebas
dan polusi lingkungan.
b. Zat fitokimia
Apel juga mengandung zat-zat fitokimia yang berfungsi sebagai
antioksidan penghancur kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol
baik (HDL). Zat fitokimia tersebut antara lain asam elagat, asam kafeat, asam
klorogenat, dan glutation yang masing-masing manfaatnya sebagai berikut
- Asam elagat berperan sebagai obat antikanker generasi baru dengan aksi
utamanya melindungi kromosom dari kerusakan, serta menghambat
-

karsinogen atau sejenis pencetus kanker


Glutation merupakan bahan antikanker penting yang menangkal efek

racum dari logam berat, seperti timah hitam yang masuk ke dalam tubuh.
Pectin, boron dan tannin (Sufrida, 2009)
Salah satu zat berharga yang terdapat dalam apel adalah pectin, boron, dan

tannin. Pectin merupakan sejenis serat larut yang terkandung pada buah-buahan
dan sayuran. Khasiatnya mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol yang dapat mengikat asam empedu
berlebih di dalam tubuh. Manfaat lainnya dari pectin adalah mampu menyerap
kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan
dan menghilangkan racun dari usus. (Subagyo, 2010)
Kandungan boron yang terdapat dalam apel berperan langsung membantu
wanita mempertahankan kadar estrogen pada saat menopause. Di samping itu,
buah ini juga mengandung antioksidan yang berfungsi meningkatkan kekebalan
tubuh. (Subagyo, 2010)
Apel juga mengandung tannin berkonsentrasi tinggi. Sebuah journal
American dental association pada tahun 1998 menyatakan bahwa tannin dapat
mencegah kerusakan gigi dan penyakti gusi yang disebabkan oleh tumpukan plak.

Tidak hanya itu, tannin juga berfungsi mencegah infeksi saluran kencing dan
menurunkan risiko terkena penyakit jantung. (Subagyo, 2010)
Pektin umunya terdapat di dalam dinding sel primer tanaman, di sela-sela
sellulose dan hemisellulose dan berfungsi sebagai perekat antara dinding sel yang
berdekatan. Pectin atau dikenal sebagai asam poligalakturonat, mengandung 316% gugus mektosil, dapat larut dalam air membetuk jelly dan gula dalam
suasana asam. (Sufrida, 2009)
Senyawa pektin antara lain:
-

Asam pektat adalah pectin yang tidak mengandung gugus metil ester,
biasanya terdapat pada sayuran dan buah yang busuk atau yang terlalu

matang. (Subagyo, 2010)


Asam pektina adalah asam poligalakturonat, yaitu asam yang mengandung
gugus metil ester, dapat terikat dengan air mebentuk jelly dan gula dalam

suasana asam
Propektin adalah komponen yang tidak larut dalam air, dapat dihidrolisa dan
terdespersi menjadi pektin dan pektinat. Hal tersebut yang menyebabkan
jaringan buah atau sayur menjadi lunak saat dimasak. (Sufrida, 2009)
Dalam mengonsumsi apel, baik dalam bentuk segar maupun olahan seringkali

kulit tidak ikut dikonsumsi. Kulit apel menjadi produk buangan dalam jumah besar
pada pembuatan apel kaleng dan jus apel. Kulit apel mengandung senyawa fenolik
yang lebih besar dibandingkan dengan daging buah apel. Daging buah apel
mengandung katekin, prosianidin, floridzin, floretin glukosida, asam kafeat, dan asam
klorogenat. Kulit apel mengandung semua yang terdapat pada daging apel ditambah
dengan quercetin glikosida.
Pada apel malang (Malus sylvestris mill) menurut penelitian yang dilakukan
oleh Anggun pada tahun 2014 didapatkan hasil bahwa kandungan quercetin pada apel
malang lebih banyak atau lebih tinggi dibandingkan dengan apel lainnya. (Anggun,
2014)

Tabel 1. Kandungan Gizi Apel


Zat Gizi
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Serat
Besi
Vitamin A
Sumber : Sufrida, 2009

Jumlah Terkandung
58,0 kal
0,30 g
0,40 g
14,9 g
6,00 mg
10,00 mg
0,07 g
1,30 mg
24 RE

II.2 Lipid
Sejumlah senyawa kimia dalam makanan dan dalam tuuh digolongkan dalam
lipid. Senyawa tersebut adalah lemak netral dikenal juga sebagai trigliserid,
fosfolipid, kolesterol dan beberapa senyawa lain yang kurang penting. Lipid adalah
kelompok senyawa heterogen yang berkaitan, baik secara actual maupun potential
dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum yaitu relative tidak larut dalam air
dan larut dalam pelarut nonpolar seperti eter, kloroform, dan benzene. (Guyton, 2012)
Lemak dibagi menjadi tiga jenis lemak yakni lemak sedehana, lemak
gabungan dan derivate-derivatnya.
a. Lemak sederhana
Lemak sederhana terdiri atas lemak netral dan malam. Lemak netral
disebut juga trigliserida, karena tersusun atas satu gliserol dan tiga asam
lemak. (Tirtawinata, 2006)
b. Lemak gabungan atau lemak majemuk
Lemak gabungan adalah lemak yang bergabung dengan unsur atau
senyawa organic misalnya fosfat, nitrogen, karbohidrat atau protein.
Glikolipid, fosfolipid dan lipropotein merupakan lemak majemuj yang
terpenting. Glikolipid tersusun atas asam lemak, nitrogen, dan karbohidrat.
Glikolipid terutama terdapat dalam otak, yang berfungsi sebagai komponen

10

jaringan syaraf otak, oleh karena itu disebut juga sebagai cerebrosid.
(Tirtawinata, 2006)
Fosfolipid selalu mengandung satu molekul asam lemak atau lebih dan
satu radikal asam fosfat, dan mereka biasanya mengandung basa nitrogen.
Sebanyak90% fosfolipid atau lebih yang terkandung dalam darah dibentuk
dalam sel hati, walaupun dalam jumlah yang cukup besar juga dapat dibentuk
oleh sel mukosa usus. (Guyton, 2012)
Lipoprotein adalah gabungan antara lemak, fosfolipid kolesterol dan
proein. Lipoprotein berperan besar dalam pengangkutan lemak dari saluran
pencernaan ke seluruh sel jaringan tubuh dan sel jaringan tubuh ke hati.
(Tirtawinata, 2006)
c. Derivate-derivat lemak
Derivate lemak merupakan hasil hidrolisis dari lemak sederhana dan
lemak gabungan yang menghasilkan asam lemak dan sterol. Asam lemak,
sterol dan kolesterol merupakan derivate-derivat lemak. Asam lemak
merupakan struktur dasar dari lemak, dan apabila lemak dapat dibedakan
berdasarkan kejenuhannya menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Asam lemak tidak jenuh termasuk dalam golongan asam lemak esensial
karena sangat dibutuhkan oleh tubuh, sedangkan tubuh tidak bisa
memproduksi sendiri sehingga sangat bergantung pada masukan makanan.
(Tirtawinata, 2006)

II.2 Kolesterol
Kolesterol adalah jenis lemak yang sangat vital bagi kehidupan karena
kolesterol merupakan zat pembentuk membrane sel dan sejumlah hormon. Fungsi
utama kolesterol yaitu menyediakan komponen esensial membrane setiap sel tubuh,
digunakan untuk mebantu empedu yang berperan penting pada proses pencernaan
makanan berlemak, membentuk penghambat produksi hormon yang utama dalam
kehidupan, merupakan salah satu bahan yang diperlukan oleh tubuh untuk membuat

11

vitamin D, dan membantu melapisi saraf dan menyediakan suatu zat anti air pada
permukaan arteri.
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita terutama untuk membentuk membrane dalam tubuh. 80% koelsterol
dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan). Pengertiannya sendiri adalah sterol eukariotik yang pada hewan tingkat
tingi merupakan perkusor asam empedu dan hormone sterois serta unsur penting
membran sel dengan mengatur fluiditas dan permeabilitasnya. Sedangkan HDL
adalah kolesterol serum yang dibawa oleh high-density upoprotein A lebih kurang 20
hingga 30 persen dari total serum kolesterol dan LDL adalah kolesterol serum yang
dibawa oleh low-density lipoprotein, kurang lebih 60 hingga 70 persen dari total
serum kolesterol. (Dorlan, 2010)
Sebagian besar kolesterol disintesis oleh hati dan jaringan lainnya, tetapi
sebagian akan diabsorbsi dari makanan dan setiap jenis kolesterol diangkut di dalam
plasma oleh lipoprotein tertentu. Kolesterol dapat tertimbum dan menumpuk secara
abnormal seperti di dalam batu enpedu dan atheroma. (Dawn B, Allan D, Colteen S,
2011)
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang
dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut dalam cairan
darah, untuk itu agar dapat dikirm ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein
menjadi partikel yang disebut lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai carier
kolesterol dalam darah. (LIPI, 2009)
Kolesterol adalah substansi seperti lilin yang berwana putih, secara alami
ditemukan di dalam tubuh kita. Kolesterol diproduksi di hati, fungsinya untuk
membangun dinding sel dan membuat hormone-homon tertentu. Tubuh kita
sebenarnya menghasilkan sendiri kolesterol yang kita perlukan. Tetapi, karena
produksi hewani yang kita konsumsi, menyebabkan banyak orang memiliki kelebihan
kolesterol. (LIPI, 2009)

12

II.2.1 Kolesterol LDL (low density lippprotein)


Kolesterol LDL merupakan jenis kolesterol berbahaya sehingga
disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol
paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar LDL mengangkut kolesterol
paling banyak didalan darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan
pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan factor risiko
utama penyakit jantung coroner sekaligus target utama dalam pengobatan.
(LIPI, 2009)
Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada
dinding sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL akan menembus
dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding
pembuluhbentuk LDL yang teroksidasi. LDL teroksidasi akan memacu
terbentuknya darah yang lebih dalam yaitu intima. (LIPI, 2009)
LDL disebut lemak jahat karena memiliki kecenderungan melekat di
dinding pembuluh darah sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah. LDL
ini bisa melekat karena mengalami oksidasi atau dirusak oleh radikal bebas.
LDL yang telah mnyusup ke dalam intima akan mengalami oksidasi tahap
pertama sehingga terbentuknya zat yang dapat melekatkan dan menarik
monosit menembus lapisan endotel dan masuk ke dalam intima. (LIPI, 2009)
LDL teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit
yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Semnetara itu LDL
teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang
teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa. (LIPI,
2009)
Sel busa yang terbentuk aka saling berikatan membentuk gumpalan
yang makin lama semakin besar sehingga membentuk benjolan yang
mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah.
Keadaan ini akan semakin memburuk karena LDL akan teroksidasi
sempurna juga merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh darah yang
lebih dalam untuk masuk ke lapisan intima dan emudian akan membelah diri
sehingga jumlanya semakin banyak. (LIPI, 2009)
II.2.2 Kolesterol HDL (high density lipoprotein)

13

Kolesterol HDL ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut


kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena
dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali
ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di
arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis. (LIPI, 2009)
Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang
disebut HDL untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan
lalu dibuag ke dalam kandung empedu sebagai asam empedu. LDL
mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan
mengambang di dalam darah. HDL disebut sebagai lemak baik karena dalam
operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang
membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein-A). HDL ini mempunyai
kandungan lemak lebih aedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga
lebig berat. (LIPI, 2009)

II.2.3 VLDL (Very Low Density Lipoprotein)


VLDL sebagian dibentuk di dinding usus dan sebagian lain disintesis
di dalam hati. VLDL merupakan lipoprotein yang paling banyak
mengandung trigliserida yang diangkut dari usus ke seluruh tubuh.
VLDL di jaringan tubuh melepaskan trigliserida dengan bantuan
lipoprotein lipase untuk digunakan sebagai sumber energy dan sebagai
lemak cadangan. Lepasnya trigliserida mengakibatkan VLDL dapat
mengikat kolesterol, fosfolipid dan protein dari lipoprotein lain dalam
aliran darah dan dengan demikian VLDL berubah menjadi LDL.
II.2.4 Trigliserida (TG)

14

Selain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga


adalah trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang terdpayt dalam darah
dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida
dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah
faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti
kegemukan, konsumsi alcohol, gula, dan makanan berlemak.
Tingginya kadar trigliserida dapat dikontrol dengan diet rendah
karbohidrat. (LIPI, 2009)
Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik
seiring degan konsumsi alcohol, peningkatan berat badan, diet tinggi
gula atau lemak serta gaya hidup. Peningkatan trigliserida nakan
menambah risiko terjadinya aterosklerosis. (LIPI, 2009)
Trigliserida merupakan ester dari alcohol gliserol dengan asam
lemak. Proporsi molekul trigliserol yang mengandung residu
asam lemak yang sama pada ketiga posisi ester pada lemak
alami sangtlah kecil. Fungsi utama trigliserol adalah sebagai
lemak penyimpanan. Trigliserida terbentuk dari tiga asam
lemak dan gliserol, apabila terdapat satu asam lemak yang
berikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida.
(Sargowo, 2001)
II.3 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi dimana kolesterol dalam
darah meningkat melebihi batas normal yang ditandai dengan meningkatnya
kadar LDL, trigliserida , dan kolesterol total. Kadar kolesterol normal dalam
plasma orang dewasa sebesar 3,1 sampai 5,7 mmol/l atau 120 sampai 220 mg/dl.
(Rahadiyan, 2014)
Adapun keadaan hiperkolesterolemia pada manusia dewasa terjadi bila
konsentrasi kolesterol total >240 mg/dl, trigliserida >150 mg/dl dan LDL >160
mg/dl. Kolesterol adalaha perkusor senyawa steroid di dalam tubuh seperti
kortikosteroid, hormone seks, asam empedu, dan vitamin D. kolesterol

15

merupakan substansi lemak hasil metabolism yang banyak ditemukan dalam


struktur tubuh manusia. (Rahadiyan, 2014)
Kolesterol sangat dibutuhkan untuk tubuh, namun apabila keberadaannya
berelebih dalam tubuh maka dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit
degenerative seperti penyakit jantung coroner, kankern hipertensi, dan diabetes.
Berdasarkan hasil survey Surat Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun
2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 26,3%.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya hiperkolesterolemia antara lain pola diet
antara lain pola diet sehari-hari, jenis kelamin, umur, dan genetik. (Rahadiyan,
2014)
Klasifikasi hiperkolesterolemia yaitu, hiperkoleterolemia ringan
ditandai dengan nlai LDL antar 140-159 mg/dl, hiperkolesterolemia sedang bila
kadar kolesterol total antara 240-300 mg/dl dan lebih spesifik bila kadar
kolesterol LDL berkisar antara 160-189 mg/dl, dan hiperkolesterolemia berat
dengan kolesterol LDL >190 mg/dl. (Aurora, 2012)

Anda mungkin juga menyukai