BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hiperkolesterolemia mempunyai batasan sederhana yaitu satu keadaan dimana
kadar kolesterol dalam darah melebihi normal (240 mg/dl). Hiperkolesterolemia
bukan merupakan suatu penyakit tapi merupakan faktor risiko utama penyakit.
Hiperkolestrolemia terjadi karena adanya gangguan metabolism lemak yang dapat
menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang bisa disebabkan oleh karena
defisiensi enzim lipoprotein, lipase, defisiensi reseptor Low density Lipoprotein
(LDL) atau bisa juga disebabkan oleh ketidaknormalan genetika yang menghasilkan
kenaikan dramatis dalam produksi kolesterol di hati atau penurunan kemampuan hati
untuk membersihkan kolesterol dari darah. (Nouri, 2011)
LDL merupakan jenis kolesterol berbahaya sehingga disebut juga sebagai
kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam
darah. Tingginya kadar LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalan darah.
Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol
LDL merupakan factor risiko utama penyakit jantung coroner sekaligus target utama
dalam pengobatan.
LDL teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang
telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Semnetara itu LDL teroksidasi akan
mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat
mengubah makrofag menjadi sel busa.
Diet rendah lemak jenuh kolesterol, olahraga secara teratur, pengendalian
berat badan serta terapi farmakologi merupakan cara yang tepat dalam menurunkan
kadar kolesterol LDL serta menigkakan kadar kolesterol HDL. Modifikasi diet yang
dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol dan pengendalian berat badan
antara lain mengonsumsi makanan rendah lemak, meningkatkan asupan sayur dan
buah yang kaya serat an antioksidan serta mengonsumsi sumber makanan tinggi
kalsium seperti apel dan susu. (Nouri, 2011)
memperlihatkan
urutan
senyawaan
fenolik
menurut
kemampuan
sifat lebih tahan terhadap perlakuan, mudah beradaptasi, dan dapat dilakukan control
dari segi asupan makanan untuk menghindari adanya bias.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis membuat rumusan masalah
yang akan diajukan pada penelitian, yaitu :
1. Bagaimana perbandingan efektifitas jus apel dengan kulit dan tanpa kulit
terhadap kolesterol LDL ?
I.3 Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan pemberian jus apel terhadap kadar
kolesterol LDL.
I.3.1 Tujuan khusus
1. Mengetahui efektifitas jus apel dengan kulit dan tanpa kulit tidak
terhadap kadar kolesterol LDL
I.4 Manfaat Penelitian
I.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menambah kajian mengenai perbandingan
pemberian jus apel degan kulit dan tanpa kulit terhadap kadar
kolesterol LDL.
I.4.2 Manfaat Praktis
Masyarakat
Untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai
manfaat buah apel terhadap kolesterol LDL.
Peneliti
Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta
mengasah kemampuan analisis peneliti. Serta dapat membantu
memberikan pengetahuan mengenai manfaat buah apel terhadap
kolesterol LDL.
I.5 Orisinalitas
No
1.
2.
Nama Peneliti
Gitte Ravn-Haren,
Lars O. Draigted,
Tine
BuchAnderson,
Eva
N.Jensen et all
(2012)
Judul Penelitian
Intake of whole apples or
clear
apple
juice
has
contrasing effects on plasma
lipids in healthy volunteers
Desain Penelitian
Menggunakan dua variabel
yang diberi jus apel yang
disaring dengan variabel
yang diberi jus apel yang
tidak disaring.
Hasil Penelitian
Didapatkan
hasil
penelitian
terdapat perubahan konsentrasi
kolesterol total dan LDL pada jus
apel yang tak disaring.
Mirhadi
Khayat
2. Nouri and Ali
Kargari Rezapour
(2011)
Perbedaan :
1. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan oleh Gitte et all pada penelitian tahun 2012
menggunakan apel pomace (apel impor). Bahan yang digunakan oleh Mirhadi
khayat dalam penelitiannya menggunkan apel fuji (Malus domestica).
Sedangkan penelitian yang saya lakukan akan menggunakan apel malang.
2. Variabel
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gitte et all menggunakan dua
variabel yaitu variabel yang diberi jus apel tanpa disaring dan jus apel yang
disaring. Penelitian yang dilakukan oleh Mirhadi Khayat dan Ali Kargari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kandungan Apel
Buah apel mempunyai banyak manfaat, antara lain sebagai penurunan
kolesterol dalam darah, penurunan tekanan darah, penstabil gula darah, agen anti
kanker, dan buah andalan bagi yang sedang menjalankan diet menrunkan berat
badan. (Subagyo, 2010)
a. Zat flavonoid
Flavonid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman hijau, keculai alga. Flavonoid termasuk senyawwa fenolik alam yang
potensial sebagai antioksidan (fitokimia) sehingga dapat melindungi
kolesterol LDL melawan proses oksidasi lipid. Intake dari bahan makanan
sumber flavonoid tersebut dilaporkan mempunyai hubungan erbanding
terbalik dengan level kolesterol dalam darah. (Cempaka, 2014)
Salah satu flavonoid yang paling pentig adalah quercetin. Quercetin
dipercaya dapat melindungi tubuh dari berbagai jenis penyakit degenerative
dengan
cara
mencegah
terjadinya
peroksidasi
lemak.
Quercetin
mampu menurunkan risiko terkena penyakit kanker paru hingga 50%. Selain
itu, flavonoid ini dinilai dapat melindungi tubuh dari pengaruh radikal bebas
dan polusi lingkungan.
b. Zat fitokimia
Apel juga mengandung zat-zat fitokimia yang berfungsi sebagai
antioksidan penghancur kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol
baik (HDL). Zat fitokimia tersebut antara lain asam elagat, asam kafeat, asam
klorogenat, dan glutation yang masing-masing manfaatnya sebagai berikut
- Asam elagat berperan sebagai obat antikanker generasi baru dengan aksi
utamanya melindungi kromosom dari kerusakan, serta menghambat
-
racum dari logam berat, seperti timah hitam yang masuk ke dalam tubuh.
Pectin, boron dan tannin (Sufrida, 2009)
Salah satu zat berharga yang terdapat dalam apel adalah pectin, boron, dan
tannin. Pectin merupakan sejenis serat larut yang terkandung pada buah-buahan
dan sayuran. Khasiatnya mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol yang dapat mengikat asam empedu
berlebih di dalam tubuh. Manfaat lainnya dari pectin adalah mampu menyerap
kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan
dan menghilangkan racun dari usus. (Subagyo, 2010)
Kandungan boron yang terdapat dalam apel berperan langsung membantu
wanita mempertahankan kadar estrogen pada saat menopause. Di samping itu,
buah ini juga mengandung antioksidan yang berfungsi meningkatkan kekebalan
tubuh. (Subagyo, 2010)
Apel juga mengandung tannin berkonsentrasi tinggi. Sebuah journal
American dental association pada tahun 1998 menyatakan bahwa tannin dapat
mencegah kerusakan gigi dan penyakti gusi yang disebabkan oleh tumpukan plak.
Tidak hanya itu, tannin juga berfungsi mencegah infeksi saluran kencing dan
menurunkan risiko terkena penyakit jantung. (Subagyo, 2010)
Pektin umunya terdapat di dalam dinding sel primer tanaman, di sela-sela
sellulose dan hemisellulose dan berfungsi sebagai perekat antara dinding sel yang
berdekatan. Pectin atau dikenal sebagai asam poligalakturonat, mengandung 316% gugus mektosil, dapat larut dalam air membetuk jelly dan gula dalam
suasana asam. (Sufrida, 2009)
Senyawa pektin antara lain:
-
Asam pektat adalah pectin yang tidak mengandung gugus metil ester,
biasanya terdapat pada sayuran dan buah yang busuk atau yang terlalu
suasana asam
Propektin adalah komponen yang tidak larut dalam air, dapat dihidrolisa dan
terdespersi menjadi pektin dan pektinat. Hal tersebut yang menyebabkan
jaringan buah atau sayur menjadi lunak saat dimasak. (Sufrida, 2009)
Dalam mengonsumsi apel, baik dalam bentuk segar maupun olahan seringkali
kulit tidak ikut dikonsumsi. Kulit apel menjadi produk buangan dalam jumah besar
pada pembuatan apel kaleng dan jus apel. Kulit apel mengandung senyawa fenolik
yang lebih besar dibandingkan dengan daging buah apel. Daging buah apel
mengandung katekin, prosianidin, floridzin, floretin glukosida, asam kafeat, dan asam
klorogenat. Kulit apel mengandung semua yang terdapat pada daging apel ditambah
dengan quercetin glikosida.
Pada apel malang (Malus sylvestris mill) menurut penelitian yang dilakukan
oleh Anggun pada tahun 2014 didapatkan hasil bahwa kandungan quercetin pada apel
malang lebih banyak atau lebih tinggi dibandingkan dengan apel lainnya. (Anggun,
2014)
Jumlah Terkandung
58,0 kal
0,30 g
0,40 g
14,9 g
6,00 mg
10,00 mg
0,07 g
1,30 mg
24 RE
II.2 Lipid
Sejumlah senyawa kimia dalam makanan dan dalam tuuh digolongkan dalam
lipid. Senyawa tersebut adalah lemak netral dikenal juga sebagai trigliserid,
fosfolipid, kolesterol dan beberapa senyawa lain yang kurang penting. Lipid adalah
kelompok senyawa heterogen yang berkaitan, baik secara actual maupun potential
dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum yaitu relative tidak larut dalam air
dan larut dalam pelarut nonpolar seperti eter, kloroform, dan benzene. (Guyton, 2012)
Lemak dibagi menjadi tiga jenis lemak yakni lemak sedehana, lemak
gabungan dan derivate-derivatnya.
a. Lemak sederhana
Lemak sederhana terdiri atas lemak netral dan malam. Lemak netral
disebut juga trigliserida, karena tersusun atas satu gliserol dan tiga asam
lemak. (Tirtawinata, 2006)
b. Lemak gabungan atau lemak majemuk
Lemak gabungan adalah lemak yang bergabung dengan unsur atau
senyawa organic misalnya fosfat, nitrogen, karbohidrat atau protein.
Glikolipid, fosfolipid dan lipropotein merupakan lemak majemuj yang
terpenting. Glikolipid tersusun atas asam lemak, nitrogen, dan karbohidrat.
Glikolipid terutama terdapat dalam otak, yang berfungsi sebagai komponen
10
jaringan syaraf otak, oleh karena itu disebut juga sebagai cerebrosid.
(Tirtawinata, 2006)
Fosfolipid selalu mengandung satu molekul asam lemak atau lebih dan
satu radikal asam fosfat, dan mereka biasanya mengandung basa nitrogen.
Sebanyak90% fosfolipid atau lebih yang terkandung dalam darah dibentuk
dalam sel hati, walaupun dalam jumlah yang cukup besar juga dapat dibentuk
oleh sel mukosa usus. (Guyton, 2012)
Lipoprotein adalah gabungan antara lemak, fosfolipid kolesterol dan
proein. Lipoprotein berperan besar dalam pengangkutan lemak dari saluran
pencernaan ke seluruh sel jaringan tubuh dan sel jaringan tubuh ke hati.
(Tirtawinata, 2006)
c. Derivate-derivat lemak
Derivate lemak merupakan hasil hidrolisis dari lemak sederhana dan
lemak gabungan yang menghasilkan asam lemak dan sterol. Asam lemak,
sterol dan kolesterol merupakan derivate-derivat lemak. Asam lemak
merupakan struktur dasar dari lemak, dan apabila lemak dapat dibedakan
berdasarkan kejenuhannya menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Asam lemak tidak jenuh termasuk dalam golongan asam lemak esensial
karena sangat dibutuhkan oleh tubuh, sedangkan tubuh tidak bisa
memproduksi sendiri sehingga sangat bergantung pada masukan makanan.
(Tirtawinata, 2006)
II.2 Kolesterol
Kolesterol adalah jenis lemak yang sangat vital bagi kehidupan karena
kolesterol merupakan zat pembentuk membrane sel dan sejumlah hormon. Fungsi
utama kolesterol yaitu menyediakan komponen esensial membrane setiap sel tubuh,
digunakan untuk mebantu empedu yang berperan penting pada proses pencernaan
makanan berlemak, membentuk penghambat produksi hormon yang utama dalam
kehidupan, merupakan salah satu bahan yang diperlukan oleh tubuh untuk membuat
11
vitamin D, dan membantu melapisi saraf dan menyediakan suatu zat anti air pada
permukaan arteri.
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita terutama untuk membentuk membrane dalam tubuh. 80% koelsterol
dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan). Pengertiannya sendiri adalah sterol eukariotik yang pada hewan tingkat
tingi merupakan perkusor asam empedu dan hormone sterois serta unsur penting
membran sel dengan mengatur fluiditas dan permeabilitasnya. Sedangkan HDL
adalah kolesterol serum yang dibawa oleh high-density upoprotein A lebih kurang 20
hingga 30 persen dari total serum kolesterol dan LDL adalah kolesterol serum yang
dibawa oleh low-density lipoprotein, kurang lebih 60 hingga 70 persen dari total
serum kolesterol. (Dorlan, 2010)
Sebagian besar kolesterol disintesis oleh hati dan jaringan lainnya, tetapi
sebagian akan diabsorbsi dari makanan dan setiap jenis kolesterol diangkut di dalam
plasma oleh lipoprotein tertentu. Kolesterol dapat tertimbum dan menumpuk secara
abnormal seperti di dalam batu enpedu dan atheroma. (Dawn B, Allan D, Colteen S,
2011)
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang
dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut dalam cairan
darah, untuk itu agar dapat dikirm ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein
menjadi partikel yang disebut lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai carier
kolesterol dalam darah. (LIPI, 2009)
Kolesterol adalah substansi seperti lilin yang berwana putih, secara alami
ditemukan di dalam tubuh kita. Kolesterol diproduksi di hati, fungsinya untuk
membangun dinding sel dan membuat hormone-homon tertentu. Tubuh kita
sebenarnya menghasilkan sendiri kolesterol yang kita perlukan. Tetapi, karena
produksi hewani yang kita konsumsi, menyebabkan banyak orang memiliki kelebihan
kolesterol. (LIPI, 2009)
12
13
14
15