Paper Ta Loss Mud
Paper Ta Loss Mud
Ringkasan
Hilang lumpur didefenisikan sebagai hilangnya fluida pemboran sebagian atau seluruhnya yang masuk ke
dalam formasi selama pemboran berlangsung. Hilang lumpur terjadi jika tekanan hidrostatik lumpur naik sehingga
melebihi tekanan rekah formasi, yang mengakibatkan adanya rekahan yang memungkinkan lumpur mengalir ke
dalamnya. Masalah kehilangan lumpur yang mengakibatkan berkurangnya tekanan hidrostatis didalam lubang bor
berkurang yaitu ketika penurunan casing 9 5/8 dilakukan. Hilang lumpur yang terjadi ketika penurunan casing 9 5/8
yaitu sebesar 320 bbl. Akibat dari proses penurunan casing tersebut terjadi tambahan tekanan kejut sebesar 505,585
psi ekuivalen berat lumpur 0,144 SG.
Dalam penanggulangn hilang lumpur ini digunakan metode semen penyumbat untuk menutup daerah hilang
lumpur. Daerah yang dilakukan penyumbatan berada pada formasi Middle Baong yang memiliki lithology batuan
pasir (sandstone) dengan kedalaman 2.424 m (7.950,72 ft ) sampai dengan kedalaman 2.474 m ( 8.114,72 ft ).
Dari hasil penelitian ini akan dapat diperoleh penyebab hilang lumpur dan cara penanggulangan yang tepat khususnya
pada saat menurunkan casing 9 5/8 agar dapat mengatasi masalah kehilangan lumpur tersebut. Pemakaian volume
bubur semen untuk menutup daerah kehilangan lumpur pertama yaitu sebesar 14,32 bbl atau 70 sak, dan volume
bubur semen kedua sebesar23,91 bbl atau 117 sak.
Kata Kunci : lumpur, hilang lumpur, tekanan kejut
Abstract
Mud loss is defined as the loss of half of the drilling fluid or whole of it into the formation when the drilling
process is ongoing. Mud loss happens when there were increased in hydrostatic pressure so it exceeds the fracturing
pressure which causes fractures that make way for the mud to flow into it. Furthermore, mud loss problem which
causing decreased of the hydrostatic pressure inside the wellbore is when the run in hole process of the 9 5/8 casing.
The amount of mud loss when this process occurs is as much as 320 bbl. The consequence of this phenomenon is the
effect of pressure shock approximately 505,585 psi equivalent to the mud weight of 0.144 SG.
To overcome the mud loss problem, the use of cement plug method to close the mud loss area is necessary.
For this final assignment, the area which had to be plugged is in Middle Baong formation that has lithology of
sandstone with the depth of 2.424 m (7.950,72 ft) until to 2.474 m (8.114,72 ft).
From this research itself, it will be obtained a precise preventive way when lowering the 9 5/8 so it can
overcome the mud loss problem. The volume which being used for the cement slurry to plugged the mud loss area is
23.91 bbl or 117 sack cement.
**)
PENDAHULUAN
Hilang lumpur adalah hilangnya sebagian atau
seluruh lumpur pemboran yang masuk kedalam
formasi. Akibat yang terjadi karena kehilangan lumpur
yaitu mengakibatkan tekanan hidrostatis turun
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kick atau
masalah lainnya. Hilang lumpur merupakan suatu
masalah yang sering dijumpai saat operasi pemboran
dilaksanakan. Masalah kehilangan lumpur juga
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
bertambahnya biaya pemboran (drilling cost).
Dalam Tugas Akhir ini akan ditinjau faktorfaktor penyebab terjadinya masalah pecahnya formasi
yang mengakibatkan terjadinya kehilangan lumpur
pada saat menurunkan casing 9 5/8 pada sumur X-1.
Dalam operasi pemboran pada sumur tersebut tidak
ditemui adanya masalah kehilangan lumpur ketika
pemboran. Masalah kehilangan lumpur timbul saat
menurunkan casing 9 5/8 kedalam lubang bor. Salah
satu penyebabnya adalah tekanan kejut yang
mengakibatkan formasi pecah (formation break down).
Formasi yang mengakibatkan terjadinya kehilangan
lumpur yaitu pada formasi Middle Baong yang
merupakan formasi dengan lithology batuan pasir
(sandstone).
Dari hasil penelitian ini diperoleh suatu cara
penanggulangan kehilangan lumpur yang tepat
khususnya pada saat menurunkan casing 9 5/8 dengan
menggunakan metode semen penyumbat.
TEORI DASAR
Lost circulation didefenisikan sebagai
hilangnya fluida pemboran sebagian atau seluruhnya
yang masuk ke dalam formasi selama pemboran
berlangsung. Berdasarkan lajunya hilang lumpur
dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Seeping Lost
2. Partial Lost
3. Total Lost
Berdasarkan faktor penyebabnya kehilangan lumpur
dapat terjadi karena kondisi alami formasi dan
tekanan.
Faktor kondisi alami formasi yaitu :
1. Coarse dan Gravel
Permeabilitas yang besar ini dapat terjadi pada
lapisan Gravel dan Coarse, namun lapisan ini
cenderung tidak berkonsulidasi dengan baik
sehingga dapat menyebabkan keguguran
dinding sumur yang membentuk gua gua, hal
300
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah disebutkan
sebelumnya, didapat beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Kedalaman, ft
Diameter Casing ID, in
Diameter Lubang, in
Gradien Tekanan Formasi, psi/ft
Gradien Tek. Rekah Formasi, psi/ft
Gradien Tekanan Overburden, psi/ft
Dimensionless
Panjang Casing, ft
Mud Weight, ppg
Dimensionless
Tekanan Formasi, psi
Tekanan Rekah Formasi, psi
Tekanan Hidrostatik, psi
Tekanan Overburden, psi
Pressure Loss, psi
Kecepatan Fluida, ft/min
Kecepatan Maksimum Pipa, ft/min
Kecepatan Pipa, ft/min
600 Viscosimeter dial reading
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 1
Perhitungan Tekanan Hidrostatik Lumpur
pada Trayek 12
Kedalaman
(ft)
7950.72
7963.84
7976.96
7990.08
8003.2
8016.32
8029.44
8042.56
8055.68
8068.8
8081.92
8095.04
8108.16
8114.72
Densitas lumpur
saat loss
(ppg)
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
15.66
Tabel 2
Properties Lumpur Pemboran
pada Trayek 12
Parameter
Perencanaan
1.8 2
90 130
30 43
15 25
>3
Ph saat loss
(psi)
6474.43
6485.114
6495.798
6506.482
6517.166
6527.85
6538.534
6549.217
6559.901
6570.585
6581.269
6591.953
6602.637
6607.979
10 15
(lbs/100ft)
Gel Strength 10
15 28
(lbs/100ft)
Tabel 3
Tekanan Kejut pada Daerah Hilang Lumpur Trayek 12
Kecepat
an
Masuk
Pipa
(ft/min)
122
112
102
92
82
72
62
n
0.64
7
0.64
7
0.64
7
0.64
7
0.64
7
0.64
7
0.64
7
Kecepat
an
Fluida
K
1.05
9
1.05
9
1.05
9
1.05
9
1.05
9
1.05
9
1.05
9
(ft/min)
Kecepata
n
Maksimu
m Pipa
(ft/min)
Tambaha
n
Tekanan
Kejut
(psi)
251.727
377.590
534.364
231.093
346.640
505.585
210.460
315.690
475.884
189.827
284.740
445.137
169.193
253.790
413.185
148.560
222.840
379.824
127.927
191.890
344.782
EMW
EMW
(SG)
0.15
2
0.14
4
0.13
5
0.12
7
0.11
8
0.10
8
0.09
8
(ppg
)
1.26
6
1.19
8
1.12
8
1.05
5
0.97
9
0.90
0
0.81
7
Tabel 4
Perbandingan Tekanan Rekah Terhadap Tekanan Kejut
pada Daerah Hilang Lumpur Trayek 12
Kedalam
an
Tekanan
Hidrosta
tis
(ft)
(psi)
6474.43
0
6485.11
4
6495.79
8
6506.48
2
6517.16
6
6527.85
0
6538.53
7950.72
7963.84
7976.96
7990.08
8003.2
8016.32
8029.44
Gradien
Tekanan
Hidrostati
s
(psi/ft)
0.814
0.814
0.814
0.814
0.814
0.814
0.814
Tekana
n
Rekah
(psi)
6940.4
30
6951.1
14
6961.7
98
6972.4
82
6983.1
66
6993.8
50
7004.5
Gradien
Tekana
n
Rekah
(psi/ft)
0.873
0.873
0.873
0.873
0.873
0.872
0.872
Tekana
n Kejut
(psi)
6979.7
94
6990.4
78
7001.1
62
7011.8
46
7022.5
30
7033.2
14
7043.8
Gradie
n
Tekana
n
Kejut
(psi/ft)
0.878
0.878
0.878
0.878
0.877
0.877
0.877
8042.56
8055.68
8068.8
8081.92
8095.04
8108.16
8114.72
4
6549.21
7
6559.90
1
6570.58
5
6581.26
9
6591.95
3
6602.63
7
6607.97
9
0.814
0.814
0.814
0.814
0.814
0.814
0.814
34
7015.2
17
7025.9
01
7036.5
85
7047.2
69
7057.9
53
7068.6
37
7073.9
79
0.872
0.872
0.872
0.872
0.872
0,872
0,872
98
7054.5
81
7065.2
65
7075.9
49
7086.6
33
7097.3
17
7108.0
01
7113.3
43
0.877
0.877
0.877
0.877
0.877
0.877
0.877