Anda di halaman 1dari 2

Melody Kolintang ( INA-WANGKO-TAWENG)

Melody kolintang adalah alat musik kolintang yang biasanya dipakai dalam group
musik kolintang untuk memainkan lagu , meskipun bisa juga difungsikan untuk
mengiringi (comping) atau fungsi lainnya.
Berdasarkan susunan nadanya melody kolintang ada 3 jenis yaitu : Ina (melody
standar) , Wangko (melody Alto bernada rendah) dan Taweng (melody sopranino
bernada tinggi).Penamaan tersebut ada kaitannya dengan sejarah musik kolintang
di Minahasa,dimana diyakini cikal bakal kolintang berasal dari alat musik minahasa
purba : Tetentengan - Tetengkoren (kentongan) dengan susunan 3 nada
(tritonis),sebelum adanya pengaruh kolintang gong yang bersusunan 5 nada
(pentatonis).Arti dari nama berbahasa Minahasa tersebut : Ina artinya ibu , Wangko
artinya besar dan Taweng artinya bungsu(yang terkecil)
Kolintang nada diatonis yang mula mula dibuat oleh Nelwan Katuuk pada tahun
1939 adalah kolintang melody dengan jarak nada (range/ambitus) 1,5 oktaf,yang
diletakan diatas sebuah kotak resonator.Sejalan dengan perkembangan alat musik
kolintang,jarak nada melody bertambah menjadi 3,5 oktaf yang tentunya akan
sangat panjang kalau bilahannya dipasang berderet pada satu kotak
resonator,sehingga sekitar tahun 1970 melody kolintang dibuat dengan bentuk
satu kotak resonator yang bersusun, dengan susunan bilahan menyerupai susunan
tuts piano.
Model melody dengan satu kotak resonator bersusun sangat populer dan bertahan
sampai sekarang meskipun ada kelemahannya dimana nada nada susunan atas
(accidental tone seperti tuts hitamnya piano) kurang nyaring bunyinya
dibandingkan dengan nada nada pada kotak bawah.
Hal ini disebabkan karena kotak atas dan kotak bawah dibuat menjadi satu
kesatuan , demi tercapainya bentuk yang proporsional maka harus mengorbankan
bentuk kotak resonansi susunan atas yang pada akhirnya berpengaruh pada
kenyaringan suaranya.
Pemain kolintang tradisional biasanya cukup memainkan lagu dengan nada dasar
terbatas pada bilahan bilahan susunan bawah sedangkan nada nada pada bilahan
susunan atas hanya di pukul sewaktu waktu,yang mana perbedaan kenyaringan
suaranya cukup diatasi dengan memukul lebih keras nada nada susunan bilahan
atas.
Pada jaman sekarang permainan musik berkembang dengan pesat yang ikut
mempengaruhi perkembangan permainan musik kolintang maka perbedaan
nyaringnya suara akan merepotkan pemain,misalnya pada saat kolintang menjadi
salah satu bagian instrument dari group musik Jazz.
Selain masalah perbedaan kenyaringan suara kami mendapat masalah portabilitas
dan pengangkutan.
Kebetulan kolintang ikut serta dalam group orkes musik tradisional ( Indonesian
National Orchestra),dimana kami harus menghemat biaya pengangkutan baik via
darat maupun via udara untuk konser diluar kota atau diluar negeri.Supaya

menghemat biaya tentu kami harus packing menjadi lebih kecil,lebih ringan,atau
lebih fleksibel untuk dipecah pecah karena biaya pengangkutan dihitung dari
volume dan tonase ,khusus untuk angkutan udara diatur supaya tidak kena
tambahan biaya karena berat yang berlebih dari yang di ijnkan.
Eureka ..!!! akhirnya kedua masalah diatas ketemu solusinya dengan dibuat melody
menjadi 2 kotak resonansi yang dapat dipisah gabungkan,kenyaringan suara pada
bilahan kotak atas sama dengan kenyaringan suara pada bilahan kotak bawah.
Bonus tambahannya lagi melody menjadi lebih portable , gampang dibawa bawa ,
mau naik pesawat,naik mobil pribadi , naik angkutan umum , naik sepeda motorpun
oke.(untuk naik sepeda motor harus hati hati), bahkan dibawa jalan kaki juga
bisa,karena ada softcase yang beroda sehingga bisa diseret.
Sejak tahun 2011 melody produksi Petrus Kaseke menjadi lebih portable dan
meningkat kualitas suaranya,yang secara otomatis menaikkan tingkat kebutuhan
(demand) akan melody kolintang,karena group musik selain group musik
kolintang,juga membeli melody kolintang.
Bahkan sekolah luar negeri atau sekolah Internasional di Indonesia yang
berorientasi pengajaran musik luar negeri membeli kolintang untuk mengajarkan
memainkan Marimba dengan metode 4 pemukul (four mallets system),mengingat
alat musik Marimba harganya sangat mahal dibandingkan dengan kolintang.
Contoh group musik yang membeli melody kolintang secara terpisah antara lain
group musik jazz sebagai pengganti xylophone , group musik pop akustik ,group
musik perkusi , group musik organ tunggal plus-plus,group musik tradisional
Indonesia,group dangdut tarlintang(gitar suling kolintang),Marching Band
Indonesia,group keroncong campur sari.
Kebetulan saya anggota group musik keroncong campur sari,karena lagu lagu yang
dibawakan kebanyakan dengan nada nada yang sederhana,maka saya lebih suka
hanya membawa satu kotak resonator melody nada bawah ditambah beberapa
bilah nada atas sebagai nada nada pengganti kalau diperlukan.Dengan menenteng
alat musik kolintang yang simple itu rasanya kembali ke jaman Nelwan Katuuk
waktu berkolaborasi dengan alat alat musik lainnya.
M.S.

Anda mungkin juga menyukai