1. KETERANGAN UMUM
Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 10 Bulan
T.M.R.S
: 13/12/2006
Riwayat lain
Tidak ada riwayat membela kucing di rumah.
Pemeriksaan Fisik
Tanggal Pemeriksaan
: 14 Disember 2006
General Examination
Kondisi umum
: Compos mentis
Pemeriksaan antropometri
o Berat badan
: 5.4 kg
o Panjang badan
: 71 cm
o Lingkar kepala
: 39.5 cm
o Lingkar dada
: 38.5 cm
: 11 cm
o Lingkar perut
: 36 cm
o BB / U
: 61.36 %
o TB / U
: 99.3 %
o BB / TB
: 64.28 %
Tanda vital
o Tekanan darah
: Tidak diukur
o Nadi
: 164 x/mnt
o Pernafasan
: 39 x/mnt
o Suhu
: 38.2 C
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
: Sekret (-)
Mulut
Leher
Thoraks
o Paru-paru
axilla (-)
Perkusi : Sulit dinilai.
Auskultasi : Crackles (+/+), rhonki dan wheezing (-)
o Jantung
Perut
Neurologi
: Refleks Primitif
Palmar Grasp
: (+/+)
Plantar Grasp
: (+/+)
Refleks Fisiologis
KPR
: (+/+)
APR
: (-/-)
Refleks Patologis
Babinsky
: (+/+)
Chaddock
: (+/+)
Kaku kuduk
: (+)
Ekstremitas
Kulit
Usul Pemeriksaan
1. Hb, Ht, Leu, Tromb, MCV, MCHC, SADT
2. Feses
3. CT scan, MRI
4. PEDS, Denver II
5. Foto Seidel
Diagnosa Banding
o KEP II
o BP konvalesens
o Diare akut non disentriform
o Gangguan tumbuh kembang
o Palsi Cerebral Tipe Hipotonik
o Mikrosefal
o Anemia
Pembahasan
KEP II
KEP adalah kekuranganan gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.
Klasifikasi KEP :
1. KEP I ( ringan )
: BB/U = 70 80 %, BB/TB = 80 90 %
2. KEP II ( sedang )
: BB/U = 60 70 %, BB/TB = 70 80 %
Pasien ini dapat diklasifikasikan ke dalam KEP pada umumnya dan derajat sedang
atau KEP II pada khususnya karena didapatkan nilai BB/U = 61,36%, BB/TB = 64,26%.
Dapat disimpulkan pada pasien ini, KEP terjadi karena etiology primer, yaitu kekurangan
konsumsi karena kekurangan bahan makanan. Kesimpulan ini dapat ditarik berdasarkan
anamnesis yang disebutkan bahwa sampai saat ini, yaitu berumur 10 bulan, pasien hanya
mengkonsumsi ASI saja tanpa disertai makanan tambahan lain seperti bubur susu dan
bubur tepung. Tidak dapatnya pasien ini digolongkan ke dalam etiologi sekunder karena
dari anamnesis tidak didapatkan adanya faktor dari penyakit yang dapat menyebabkan
kekurangan gizi, jumlah penurunan berat badan sebanyak 1 ons tidak adekuat dalam
penggolongan ini dan diare baru berlangsung selama 1 hari.
Terapi pada pasien ini antara lain adalah nasihat pemberian makanan dan vitamin
serta meneruskan ASI. Selalu memantau kenaikan berat badan. Pemberian makanan
tinggi energi dan protein dengan kebutuhan energi 20-50% di atas AKG.
Bronchopneumonia
Bronchopneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut pada bronkus paru
yang disebabkan oleh infeksi microorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh
penyakit infeksi. Pasien bronkopneumonia memiliki kriteria diagnosis seperti demam,
diare, crackles seperti apa yang dapat ditemukan pada pasien ini. Dikatakan berada dalam
tahap konvalesens karena tidak ditemukan tanda tanda lainnya seperti PCH serta
tachipnea dan selain itu, pasien ini juga sedang dalam tahap pengobatan dan
penyembuhan.
Terapi pada bronchopneumonia pada pasien ini, dapat dengan pemberian
antibiotik dan pengobatan simptomatik seperti antipiretik.
Mikrosefal
DAFTAR PUSTAKA
1. Corry S..M., Iskandar W., Sudigdo S., Diagnosis Fisis Pada Anak, Edisi ke dua,
CV Sagung Seto, 2003, Jakarta
2. Prof. Herry Garna,dr.,Sp.A(K),Ph.D, Heda Melinda D.Nataprawira,dr.Sp.A(K),
M.Kes. Pedoman diagnosis dan terapi, Edisi Ke-3, Ilmu Kesehatan Anak,
Universitas Padjadjaran.
3. Robert M. Kliegman and friends, Nelson Essentials of Pediatrics, 5th edition,
Elsevier Saunders, 2006, USA.
4. Nicholas J.T., Simon O.C., Clinical Examination, Fourth Edition, 2005, USA
5. Christine Thorogood, Cerebral Palsy, 2005 (www.emedicine.com)