BAB II Penelitian
BAB II Penelitian
penularan IMS dan HIV, memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB,
mencegah ejakulasi dini serta mencegah imuno infertilitas (BBKBN 2012).
Keterbatasan kondom adalah keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh cara
penggunaannya, dapat mengurangi sentuhan langsung sehingga cukup mengganggu
hubungan seksual, kondom harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual,
timbul masalah psikososial yaitu perasaan malu saat membeli kondom di tempat
umum (BKKBN,2012).
3) Coitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama
dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan
dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk
digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan
dari metode ini cukup tinggi.
4) KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar
utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara,
yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
5) Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma
mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8%
kehamilan.
6) Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga
tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan
jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan
kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.
7) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau yang disingkat AKDR merupakan alat
kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang
menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan
plastik polietilena dna ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Cara
kerjanya adalah mencegah terjadinya fertilisasi yaitu tembaga yang ada pada AKDR
dapat menyebabkan reaksi inflamasi steril yang toksik untuk sperma sehingga tidak
mampu untuk fertilisasin (BKKBN, 2012).
Keuntungan AKDR adalah efektivitasnya yang tinggi dalam mencegah
kehamilan 99,2-99,4%, dapat efektif segera setelah pemasangan termasuk untuk
jangka panjang, tidak ada efek samping hormonal, tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI, dapat digunakan sampai menopause, tidak ada interaksi dengan obatobat dan dapat membantu mencegah kehamilam ektopik (BKKBN, 2012).
Sedangkan keterbatasan penggunaan AKDR adalah tidak mencegah infeksi
menular seksual (IMS), tidak sesuai bila digunakan oleh perempuan dengan IMS
atau perempuan yang sering berganti pasangan, memerlukan prosdur medis termasuk
pemeriksaan pelvis, akseptor harus memeriksakan posisi benang AKDR nya dari
waktu ke waktu, yaitu dengan memasukkan jarinya sendiri ke dalam vagina, namun
sebagian perempuan tidak berkenan melakukan hal ini (BKKBN, 2012).
8) Kontrasepsi Mantap
a) Tubektomi
Tubekotomi merupakan metode operasi wanita (MOW), yaitu metode
kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil
lagi dengan cara mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Waktu yang tepat untuk
melakukan prosedur tubektomi adalah dalam 48 jam pascapersalinan.
Manfaat kontraseptif dari tubektomi adalah efektivitasnya yang tinggi yaitu
99,5% pada 0,5 kehamilan per 100 orang perempuan, tidak mempengaruhi preoses
menyusui, tidak bergantung pada faktor hubungan seksual, tidak ada efek samping
dalam jangka panjang dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual. Sedangkan
manfaat non kontraseptifnya adalah berkurangnya risiko kanker ovarium.
Namun keterbatasan metode ini adalah harus dipertimbangkan sifat permanen
dari kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi
rekanalisasi), dan harus dilakukan oleh dokter yang terlatih (BKKBN, 2012).
b) Vasektomi
Vasektomi merupakan metode operasi pria (MOP) yaitu prosedur klinik yang
dilakukan untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi
vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum tidak terjadi).
Jenis vasektomi ada dua, yaitu dengan insisi dan Vasektomi Tanpa Pisau
(VTP).----------------------------------Keuntungan dari vasektomi adalah efektivitas yang tinggi yaitu 99,6-99,8%,
sangat aman dan hampir tidak ditemukan efek samping jangka panjang, morbiditas
san mortalitas jarang, hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang, tingkat
rasio efisiensi biaya dan lamanya penggunaan kontrasepsi tinggi. Sedangkan
keterbatasannya, tidak efektif segera, karena itu WHO menyarankan kontrasepsi
tambahan selama 3 bulan setelah prosedur (kurang lebih 20 kali ejakulasi), dan
teknik tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi perdarahan dan nyeri
dibandingkan teknik insisi (BKKBN,2012).
b. Hormonal
1) Progestin
a) Pil Progestin
Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon progesteron. Cara kerja pil ini adalah dengan menekan ovulasi
untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir
mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan
lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat
tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk
mini pil.
Keuntungan dari konsumsi pil progestin adalah sangat efektif jika diminum
setiap hari di waktu yang sama, tidak memerlukan pemeriksaan panggul, tidak
mempengaruhi ASI, tidak mengganggu hubungan seksual, serta efek samping yang
minimal (BKKBN, 2012).
Keterbatasan penggunaan pil progestin, harus digunakan setiap hari dan pada
waktu yang sama, berisiko munculnya kehamilan ektopik, efektifitas menjadi lebih
rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsi, serta
tidak mencegah IMS (BKKBN, 2012).
b) Injeksi Progestin
Injeksi progestin sangat efektif mencegah kehamilan jangka panjang, yang tidak
memengaruhi hubungan seksual, ia juga tidak mengandung estrogen sehingga tidak
akan berdampak serius terhdap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah,
tidak memengaruhi ASI, dapat dikonsumsi oleh perempuan berusia > 35 tahun
sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara serta menurunkan krisis
anemia bulan sabit (BKKBN, 2012).
Namun yang menjadi keterbatasan penggunaan injeksi ini ialah akseptor
sangat bergantung kepada tempat penyedia layanan kesehatan, tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya, tidak mencegah IMS serta terlambatnya
kembalinya kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Injeksi progestin ini dapat digunakan oleh perempuan dalam kategori usia
reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak menghendaki kontrasepsi jangka
panjang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai setelah abortus atau
keguguran telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi tidak dapat
memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen menggunakan obat untuk epilepsy
(fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberculosis (rifampisin) tekanan darah < 180/110
mmhg, dengan masalah gangguan pembekuan darah, anemia bulan sabit dan anemia
defisiensi besi. Namun tidak boleh digunakan oleh perempuan dengan keadaan hamil
atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorea, menderita kanker
payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes mellitus disertai komplikasi.
c) Implan Progestin
Merupakan alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang
dPUSngkus dalam kapsul silastik silikon polidimetri. Keuntungan menggunakan alat
kontrasepsi implan ini ialah efektifitas dan daya gunanya cukup tinggi serta memberi
perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), pengembalian tingkat kesuburan
setelah pencabutan sangat cepat, tidak memeplukan pemeriksaan dalam, bebas dari
pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan hubungan seksual dan tidak
mengganggu ASI.
Selain itu, secara non-kontraseptif dapat mengurangi nyeri haid, dapat
mebgurangi jumlah darah haid, dapat mengurangi atau memperbaiki anemai, dapat
melindungi terjadinya kanker endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan
jinak payudara, melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggunl
serta menurunkan angka kejadian endometriosis.
Namun keterbatasan penggunaan alat kontrasepsi
implan
ini
ialah
panggul serta pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
perimenopause (BKKBN, 2012).
Namun kerugian dari penggunaan injeksi kombinasi hormon adalah ia dapat
mengakibatkan pola haid menjadi tidak teratur, menimbulkan perdarahan bercak
sampai 10 hari, kemudian dapat menimbulkan perasaan mual, sakit kepala, nyeri
kepala ringan namun akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga, dapat
menimbulkan ketergantungan akseptor terhadap pelayanan kesehatan, dan akseptor
harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan, efektivitas dapat
berkurang apabila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (Fenitoin dan
Barbiturat) atau obat Tuberkulosis (Rifampisin), dapat menimbulkan kenaikan berat
badan, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, Hepatitis B atau
HIV/AIDS, serta muncul kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian (BKKBN, 2012).
4. Karkateristik
a. Umur
Umur merupakan salah satu sifat karakteristik yanag berhubungan
dengan ketepaparan terhadap penyakit. Beberapa pemyakit menular
menunjukkan bahwa umur muda mempunyai risiko yang tinggi bukan hanya
karena kerentanan melainkan juga pengalaman terhadap penyakit tertentu
yang biasanya sudah dialamai umur yang lebih tinggi (Noor, 2008).
Debpuur dkk (2002) menemukan pengaruh umur, jumlah anak dan
pendidikan terhadap pengetahuan alat/cara KB modern, pengetahuan sumber
KB, pemakaian lata/cara KB dan pilihan fertilitas. Semakin tua umur,
semakin banyak jumlah anak dan semakin tinggi pendidikan, semakin besar
peluang mengetahui suatu alat/cara KB modern, semakin besar peluang
mengetahui suatu sumber KB, semakin besar peluang membatasi kelahiran
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
objek
tertentu.
pengalaman
langsung
ataupun
melalui
pengalaman
orang
lain.
2) Pemahaman (Comprehension)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang telah memahami terhadap objek atau materi
atau harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyampaikan,
meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
B. Kerangka Konsep
TINGKAT PENGETAHUAN
MENGENAI ALAT KONTRASEPSI
VARIABEL PENELITIAN:
USIA
TINGKAT PENDIDIKAN
JENIS PEKERJAAN
SIKAP
PERILAKU
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang pemilihan jenis alat kontrasepsi
di Desa Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?
2. Bagaimana gambaran usia PUS tentang pemilihan jenis alat kontrasepsi di Desa
Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?
3. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan PUS tentang
kontrasepsi di Desa Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?
4. Bagaimana gambaran jenis pekerjaan PUS tentang pemilihan jenis alat kontrasepsi di
Desa Karyamukti, Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2014?