Anda di halaman 1dari 19

BIOFARMASI DAN FARMAKOKINETIK

KLINIK OBAT UNTUK PENYAKIT ISPA


Di susun oleh :
1. Dhita Harmulita
14344097
2. Ana Lusina
14344100

Latar Belakang
ISPA adalah Penyakit
saluran pernafasan atas
atau bawah, biasanya
menular, yang dapat
menimbulkan berbagai
spektrum penyakit yang
berkisar dari penyakit tanpa
gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah
dan mematikan, tergantung
pada patogen
penyebabnya, faktor
lingkungan, dan faktor
penjamu

Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penyakit

Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA)


Untuk dapat membedakan dari penyakit
Infeksi Saluran Nafas Akut, yaiu Infeksi
Saluran Nafas Atas dan Infeksi Saluran
Nafas Bawah
Untuk dapat menjelaskan bagaimana
biofarmasetik dan farmakokinetik klinik
dari kasus yang terjadi pada penyakit
Faringitis dan Bronkitis

Masalah
Apa yang dimaksud dengan Infeksi Saluran

Nafas Akut (ISPA) ?


Bagaimana fase biofarmasi dan fase
farmakokinetika klinik untuk obat-obatan
yang diberikan pada pasien penderita
penyakit infeksi saluran pernafasan akut?
Bagaimana nasib obat didalam tubuh fase
biofarmasi dan fase farmakokinetika klinik
untuk obat-obatan yang diberikan pada
pasien penderita penyakit Faringitis dan
Bronkitis?

Sedia
an
obat
denga
n zat
aktif

Ringkasan
Teori
Pelepasan
obat ke
sirkulasi
sistemik

Obat siap
diresorpsi

mempelajari pengaruhFASA BIOFARMASI pengaruh pembuatan sediaan


farmasi terhadap efek
terapeutik
obat.
Obat
siap
FASA FARMAKOKINETIK

untuk
bekerja

mempelajari nasib obat


didalam tubuh, perjalanan
obat didalam tubuh sampai
memberikan efek terapi
FASA FARMAKODINAMIK
terhadap tubuh.

ADME

Penggolongan ISPA
Infeksi
saluran
nafas atas
Otitis media
Faringitis
Sinusitis

inflamasi telinga tengah


yang gejala dan tandatandanya
muncul
cepat
infeksi akut
pada orofaring
atau nasofaring yang
umumnya disebabkan oleh
virus
Sinusitis adalah infeksi atau
peradangan pada sinus
paranasal mukosa yang
sebagian besar disebabkan
oleh virus

Infeksi Saluran Nafas Akut

Infeksi
saluran
nafas
bawah

Bronchitis

Bronchiolitis

Pneumonia

Peradangan yang terjadi


pada cabang
trakheobronkial, umumnya
behubungan dengan infeksi
pernafasan
Infeksi virusumum.
pada saluran
pernafasan bawah, paling
sering terjadi pada bayi
terutama usia antara 2
sampai 10 bulan
Sinusitis adalah infeksi atau
peradangan pada sinus
paranasal mukosa yang
sebagian besar disebabkan

Pengobatan

eksi saluran nafas bawah


Penyakit
Otitis
media
Faringitis
Sinusitis

Terapi
1. Antibiotik
2. NSAID
1. Antibiotik
2. NSAID
1. Antibiotik
2. Analgesik
3. Decongest
an
4. Antihistam
in

Penyakit Terapi
Bronchitis 1. Antibiotik
2. 2adrenergik
3. Kortikoster
oid
4. NSAID
Bronchioli 1. Antipiretik
tis
2. Ribavirin
Pneumoni 1. Antibiotik
a
Infeksi saluran nafas atas

Pembahasan Kasus 1

Nn. Intan, 18 tahun BB 42 kg datang ke


dokter karena demam dan tenggorokan
sakit untuk menelan. Dokter mendiagnosa
Nn. Intan terkena faringitis. Pemberian
terapi unutk pasien :

- Antibiotik amoxicillin 500 mg, 3x1 hari,


selama 7 hari, sesudah makan
- Antipiretik paracetamol 500mg, 3x1 hari,
selama 3 hari, sesudah makan, bila demam

Obat

Fasa Biofarmasi

Fasa
Farmakokinetik

Amoxicilli

tablet/obat

n (tablet)

granul terlepas
serbuk tersebar
zat aktif melarut
(A) BA 93%
(D) PP 20%
(M) hati
60% diekskresikan tidak
berubah dalam urin

Paraceta

tablet/obat

mol

granul terlepas

(tablet)

serbuk tersebar
zat aktif melarut
(A) BA 88%
(D) PP 25%
(M) hati
<25% diekskresikan tidak
berubah dalam urin

Ikatan dengan PP
20%
T1/2 : 1-2 jam
(plasma)
Cmax : 5 g/ml
Tmax : 1 jam
Bioavailabilitas 93%

Ikatan dengan PP
25%
T1/2 : 1-4 jam
(plasma)
Cmax : 10-20 g/ml
Tmax : 10-60 menit
Bioavailabilitas 88%

Bahas

Pembahasan
Amoksisilin tahan terhadap inaktivasi
oleh asam lambung. Plasma puncakamoksisilin konsentrasi sekitar 5 g/ mL
telah diamati 1 sampai 2 jam, dengan
terdeteksi jumlah ini hingga 8 jam.
Kehadiran makanan di perut tidak
muncul untuk mengurangi jumlah total
yang diserap. Sekitar 20% terikat pada
protein plasma dan plasma paruh dari 1
sampai 1,5 jam telah dilaporkan.

Parasetamol diabsorbsi cepat dan


sempurna melalui saluran pencernaan.
Konsentrasi puncak plasma terjadi sekitar
10 sampai 60 menit setelah dosis oral
pada konsentrasi puncak plasma adalah
20g/ml. Parasetamol terdistribusi secara
cepat dan merata pada kebanyakan
jaringan tubuh. Sekitar 25% parasetamol
di dalam darah terikat pada protein
plasma. Parasetamol dimetabolisme oleh
enzim microsomal di dalam hati.
Parasetamol mempunyai waktu paruh
plasma antara 1,5-3 jam, dan mungkin

Kasus 2

Ny.Nj usia 33 tahun, mengeluhkam sesak


nafas yang hebat disertai suara mengi, sesak
timbul saat cuaca dingin dan terkena debu,
tidak dipengaruhi oleh aktifitas ataupun
posisi. Pasien berobat ke UGD puskesmas.
Riwayat penyakit pasien ialah asma (alergi
debu).Pemberian terapi untuk pasien :

- Salbutamol (diminum 1 tablet setelah


makan, bila terasa sesak)
- Prednison (diminum 1 tablet setelah
makan, bila masih terasa sakit/meradang)

Bronkitis pada dewasa

Obat
Salbutam

Fasa Biofarmasi
tablet/obat

ol

granul terlepas

(tablet)

serbuk tersebar
zat aktif melarut
(A) BA 80%
(D) PP 10%

Methyl

(M) hati
Diekskresikan 72 jam
terutama di urin
tablet/obat

prednisol

granul terlepas

on

serbuk tersebar

(tablet)

zat aktif melarut


(A) BA 80%
(D) PP 78%
(M) hati
Dieksresikan melalui urin

Fasa

Bahas

Farmakokinetik
Ikatan dengan PP
10%
T1/2 : 4-6 jam
(plasma)
onset : 30 menit
Tmax: 2-3 jam
Cmax : 10g/ml
BA : 80%

T1/2 : 3,5 jam


atau lebih
(plasma)
Tmax : 2 jam
Cmax : 20g/ml
BA 80%
Terikat dengan PP
78%
.

Pembahasan
Salbutamol mudah diserap dengan baik
dan cepat di saluran pencernaan. Namun,
absorbsinya dihambat oleh adanya
makanan. Salbutamol memiliki
bioavailabilitas per oral 80% dengan onset
waktu adalah 30 menit. Konsentrasi
plasma puncak selama 2-3 jam setelah
dosis 10g/ml. Salbutamol akan
dimetabolisme di hati dan mungkin di
dinding usus, tetapi tidak muncul untuk
akan dimetabolisme di paru-paru ;
metabolit utama adalah sukralfat aktif
konjugat sulfat di GIT. Salbutamol cepat

Methylprednisolone cukup cepat


didistribusikan setelah dosis oral, dengan
waktu paruh 3,5 jam atau lebih dalam plasma.
Jaringan paruh dilaporkan berkisar 18-36 jam.
Konsentrasi plasma puncak yang diperoleh
dalam 2 jam setelah dosis 20g/ml.
Methylprednisolone melintasi plasenta dengan
bioavailabilitas 80%. Sekitar 78%
Methylprednisolone terikat dengan protein
plasma. Ekskresi methylprednisolone
terutama melalui urin

Pembahasan 2 kasus
Dari 2 kasus di atas, dapat dibedakan penggunaan terapi
untuk faringitis dan bronchitis. Faringitis radang akut yang
disebabkan oleh infeksi bakteri diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi yang berkepanjangan dan diberikan pula
penambahan parasetamol karena adanya efek demam yang
disebabkan rasa sakit di tenggorokan ketika menelan yang
dirasakannya. Parasetamol ini selain digunakan untuk
menurunkan demam dapat juga untuk mengatasi rasa nyeri.
Untuk bronchitis, karena pasien sebelumnya mengalami
riwayat asma maka terapi untuk pasien ini mirip dengan
sama. Pemberian kortikosteroid untuk meredakan radangnya
karena muncul akibat adanya pemicu berupa debu dan
adanya cuaca dingin yang menyebabkan aktivasi sel mast
karena serangan allergen. Pemberian golongan 2
adrenergik untuk penanganan bronkospasmus, melebarkan
saluran nafas karena pasien mengalami sesak karena efek
dari peradangan tersebut.

Kesimpulan
ISPA merupakan infeksi yang melibatkan saluran pernafasan atau

bawah dengan penyakit serta gejala tergantung dari penyebab apakah


dari faktor lingkungan atau semua faktor yang terdapat pada manusia
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit (penjamu). Bentuk
sediaan yang diberikan dari penyakit ISPA umumya melalui oral,
namun terdapat juga yang melalui tetesan untuk radang pada saluran
hidung atau telinga. Pemberian antibiotik biasa digunakan untuk
mengambat penyebaran infeksi karena bakteri
Fase biofarmasi dan farmakokinetik untuk obat-obatan yang diberikan
pada pasien penderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut yaitu
dengan cara pemberian oral obat diabsorbsi dengan cepat dan
sempurna, berlangsung proses invasi dan proses eliminasi disamping
yang lain.
Fase biofarmasi dan farmakokinetik untuk obat-obatan yang diberikan
pada pasien penderita penyakit Faringitis dan Bronkitis yaitu dengan
cara pemberian oral obat diabsorbsi dengan cepat dan sempurna,
mengalami bioavalilabilitas sekitar80-90% dan terikat pada protein
plasma. Konsentrasi puncak plasma sekitar 5-20g/ml dengan waktu
paruh antara 2-4 jam. Dieksresikan umumya melalui urin dan feses.

Anda mungkin juga menyukai