H. Syahrul
Dosen UIN Alauddin DPK STAI Al-Furqan
Makassar
Abstract:
This article describes the problem the use of funds of Islamic banks. Discussion of the results
obtained by the understanding that the use of third-party funds in Islamic banks are
generally used for real sector activities and investment activities. Pooled funding (liquidity)
to Bank Indonesia kept in the form of Wadiah (Wadiah Bank Indonesia Certificates) and the
interbank spot sharia. In general, the level of penetration of Islamic bank financing to the
real sector and investment is very high average of over 100 percent. Islamic banks use the
funds through financing with a model; sale and purchase, profit sharing, lease, pledge and
partnership with others. In use Islamic banks should pay attention to two aspects, namely;
Shar'ie aspect and the aspect of profitability.
Abstrak:
Artikel ini menjelaskan masalah penggunaan dana bank syariah. Diskusi hasil yang
diperoleh oleh pemahaman bahwa penggunaan dana pihak ketiga di bank syariah umumnya
digunakan untuk kegiatan sektor riil dan kegiatan investasi. Dana yang berlebihan
(likuiditas) kepada Bank Indonesia disimpan dalam bentuk Wadiah (Wadiah Sertifikat Bank
Indonesia) dan syariah spot antarbank. Secara umum, tingkat penetrasi pembiayaan bank
syariah ke sektor riil dan investasi rata-rata sangat tinggi lebih dari 100 persen. Bank syariah
menggunakan dana melalui pembiayaan dengan model; jual beli, bagi hasil, sewa, janji dan
kemitraan dengan orang lain. Dalam penggunaan bank syariah harus memperhatikan dua
aspek, yaitu; Aspek syar'I dan aspek profitabilitas.
Kata Kunci: Penggunaan Dana Bank Syariah
I. PEDAHULUAN
Bank syariah adalah lembaga keuangan/perbankan yang opera-sional dan
produknya dikembang-kan berdasarkan
pada al-qur'an dan hadis Nabi Saw. Dengan
kata lain Bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
prinsip-prinsip syariah.
Bank adalah lembaga perantara
keuangan atau biasa disebut financial
intermediary. Artinya lembaga bank adalah
lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan
dengan masalah uang. Dimana dengan bank
syariah uang dapat berfimgsi untuk meng-
83
84
85
86
87
88
89
90
91
1.
2.
3.
4.
Dasar Hukum:
Al-qur'an (QS. Al-Baqarah: 283
Jika kamu dalam perjalanan (dan
bermuamalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis,
maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang)"
Hadist Nabi Saw; Dari Aisyah RA:
Bahwasanya Rasulullah SAW membeli
makanan dari seorang Yahudi dengan
menggadaikan baju besinya. (HR.
Muslim)
Ijma: Jumhur ulama menyepakati
kebolehan status hukum gadai
Fatwa Dewan Syariah Nasional: MUI
No.25/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn
Ketentuan dan persyaratan aqad
1. Akad. Akad tidak mengandung
syarat fasik/bathil seperti murtahin
mensyaratkan barang jaminan dapat
92
biaya/sewa
penitipan
barang
(marhun) sesuai manajemen lembaga
pegadaian syariah tersebut.
3. Membayar biaya administrasi yang
besarnya ditetapkan oleh pegadaian
pada saat pencairan uang pinjaman.
Fleksibilitas Pelayanan
1. Melakukan penebusan
barang/
pelunasan pinjaman
kapan pun
sebelum jangka waktu empat bulan,
2. Mengangsur uang pinjaman dengan
membayar terlebih dahulu jasa
simpan yang sudah berjalan ditambah
bea administrasi,.
3. atau hanya membayar jasa/sewa
simpannya saja terlebih dahulu jika
pada saat jatuh tempo nasabah belum
mampu melunasi pinjaman uangnya.
Penjualan barang gadai (marhun)
1. Apabila jatuh tempo, murtahin harus
memperingatkan rahin untuk segera
melunasi utangnya.
2. Apabila rahin tetap tidak melunasi
utangnya, maka marhun Ndijual
paksa/dieksekusi.
3. Hasil Penjualan marhun digunakan
untuk
melunasi
utang,
biaya
pemeliharaan
dan
penyimpanan
yang belum dibayar serta biaya
penjualan. dan, Kelebihan hasil
penjualan menjadi milik rahin dan
kekurangannya menjadi kewajiban
rahin. Rukun dan Syarat
Gadai Syariah:
1. Pihak-pihak yang beraqad cakap
menurut hukum
a. Aqil baliq
b. Berakal sehat
c. Mampu melakukan aqad
2. Utang (marhun bih)
a. Kewajiban yang harus dikembalikan kepada yang punya piutang,
tanpa ada tambahan
b. Barang/utang tersebut bermanfaat
(bernilai ekonomis
c. barang/utang tersebut dapat dihitung jumlahnya
3. Barang yang digadaikan (Marhun),
syaratnya:
a. Agunan memiliki nilai dan dapat
93
dimanfaatkan
b. Agunan harus dapat dijual dan
nilainya seimbang dengan besarnya
utang
c. Agunan tersebut jelas dan tertentu
d. Agunan milik sah debitur
e. Agunan tidak terikat dengan hak
orang lain
f. Agunan harus harta yang utuh
g. Agunan dapat diserahkan kepada
pihak lain, baik
Hak dan Kewajiban Penerima
Gadai (murtahin)
1. Penerima gadai berhak menjual
marhun apabila rahin tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada saat
jatuh tempo
2. Penerima gadai berhak mendapatkan
penggantian biaya yang telah dikeluarkan Untuk menjaga keselamatan
harta benda gadai
3. Selama pinjaman belum dilunasi
maka pihak pemegang gadai berhak
menahan harta benda gadai
Hak pemberi gadai (Rahin)
1. Mendapat pengembalian harta
benda yang digadaikan sesudah
ia melunasi pinjaman utangnya
2. Pemberi gadai berhak menuntut ganti
rugi atau kerusakan/hilangnya harta
benda gadai yang digadaikan, bila
disebabkan kelalaian penerima gadai
3. Berhak menerima sisa hasil
penjualan harta gadai sesudah
dikurangi biaya pinjaman dan
biaya-biaya lainnya
4. Berhak meminta kembali harta gadai
bila penerima gadai diketahui
menyalahgunakan
harta
benda
gadainnya
Penjualan Marhun
1. Apabila jatuh tempo, murtahin harus
memperingatkan rahin untuk segera
melunasi utangnya
2. Apabila rahin tetap tidak melunasi
utangnya, maka marhun dijual
paksa/dieksekusi.
3. Hasil Penjualan marhun digunakan
untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum
dibayar serta biaya penjualan
94
III. KESIMPULAN
Penggunaan dana pihak ketiga pada
bank syariah secara umum digunakan untuk
kegiatan sektor riil dan kegiatan investasi.
Dana yang berlebihan (likuiditas) disimpan
ke Bank Indonesia dalam bentuk Wadiah
(Sertifikat Wadiah Bank Indonesia) serta
spot antar bank syariah. Secara umum
tingkat penetrasi pembiayaan bank syariah
ke sektor riil dan investasi sangat tinggi
rata-rata diatas 100 persen (FDR).
Penggunaan dana bank syariah melalui
pembiayaan dengan model; jual beli, bagi
hasil, sewa, gadai serta kemitraan dengan
pihak lain. Dalam penggunaannya bank
syariah harus memperhatikan dua aspek
yaitu; aspek syar'i dan aspek profitabilitas.
Catatan Akhir:
1
DAFTARPUSTAKA
Ascarya, 2007. Akad dan Produk Bank
Syariah. PT Rajawali Pres Jakarta
95