Anda di halaman 1dari 29

TUGAS RENVAL

ANALISA SWOT PROGRAM PEMBANGUNAN JAMBAN SEHAT DI DUSUN


KLODRAN KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

Sri Wulandari Eka W

1408.13251.175

Vidhya Nor Anindha

1408.13251.176

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2015

BAB I

ANALISIS SITUASI
I.I

Pengolahan Analisis Data dan inventarisasi Masalah Kesehatan Lingkungan


Berdasarkan hasil rekapitulasi survey rumah sehat yang dilakukan di Dusun
Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, dapat diketahui bahwa dari 308
rumah yang di survey terdapat 69rumah sehat dengan persentase 22.4% dan 239
rumah tidak sehat dengan persentase 77.6%.Hal tersebut dikarenakan masih ada
beberapa variabel rumah sehat yang masih belum memenuhi syarat. Adapun 6
variabel terbesar yang masih belum sesuai dengan kriteria rumah sehat yaitu lantai
(termasuk ventilasi, pencahayaan, sarana pembuangan sampah, perilaku membuang
sampah dan adanya jentik).Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Lantai
Dari hasil survey 308 rumah di Dusun Klodran Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri mengenai rumah sehat, diperoleh hasil bahwa lantai tidak
memenuhi syarat sebesar 49,67 %. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan
kriteria rumah sehat menurut persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 yaitu lantai harus kedap air dan mudah
dibersihkan. Sedangkan pada rumah warga, lantai masih terbuat dari tanah dan
tidak dilapisi dengan bahan yang kedap air/ plesteran. Sehingga lantai dari
tanah berpotensi menjadi media penularan penyakit, misalnya cacingan.
Selain itu, lantai dari tanah bila sedang musim hujan akan meningkatkan
kelembaban/ becek serta menimbulkan rasa tidak nyaman.
b. Pencahayaan
Dari hasil survey 308 rumah di Dusun Klodran Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri mengenai rumah sehat, diperoleh hasil bahwa rumah dengan
pencahayaan yang tidak memenuhi syarat sebesar 30.2 %. Pencahayaan di
rumah warga tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999, yaitu pencahayaan alam atau buatan langsung atau
tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya
60 lux dan tidak menyilaukan. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
ruangan rumah, terutama cahaya mata hari di samping kurang nyaman, juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya

bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan


menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya alamiah
sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam
rumah, misalnya baksil TBC (Mycobacterium Tuberculosa). Menurut Depkes
RI (2002), kuman tuberkulosa hanya dapat mati oleh sinar matahari langsung.
Menurut Atmosukarto dan Soeswati (2000), kuman tuberkulosis dapat
bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab dan gelap tanpa sinar matahari
sampai bertahun-tahun lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari, sabun,
c.

lisol, karbol dan panas api.


Bebas jentik
Dari hasil survey 308 rumah di Dusun Klodran Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri mengenai rumah sehat, diperoleh hasil bahwa adanya jentik
di rumah yang tidak memenuhi syarat sebesar 44.16 %. Adanya jentik di
rumah warga tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999, yaitu tidak terdapat jentik di dalam rumah
misalnya di bak kamar mandi, bak penampungan air dan container lain.
Sedangkan pada rumah warga ditemukan adanya jentik di bak kamar mandi
dan tempat penampungan air. Dengan adanya jentik ini dapat menjadikan
penularan penyakit serta menjadi perkembangbiakan vektor karena jentik akan
berubah menjadi dewasa dan apabila vektor tersebut membawa virus dengue
dan ditularkan ke orang yang sehat maka akan menjadi penyakit demam

I.2 Hasil

berdarah dengue (DBD).


Pembahasan
dan

Penemuan

Masalah

Bersama

Tokoh

Masyarakat/Masyarakat
Bagian ini merupakan tahap lanjutan dari bagian sebelumnya, yaitu
ditemukannya masalah kesehatan lingkungan berdasarkan hasil survey rumah sehat.
Penemuan masalah bersama tokoh masyarakat dan perangkat desa, bertujuan untuk
menyesuaikan hasil pengamatan dengan masalah yang dirasakan masyarakat
berdasarkan pengalaman yang telah dirasakan sebelumnya. Metode yang digunakan
untuk penemuan masalah bersama tokoh masyarakat yaitu menggunakan metode PAR
(Participatory Action Research).

PAR merupakan kebutuhan kita untuk mendapatkan perubahan yang


diinginkan, yang merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak yang
relevan (stakholders)dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung (dimana
pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan) dalam rangka melakukan perubahan
dan perbaikan ke arah yang lebih baik. PAR merupakan pendekatan dalam penelitian
yang mendorong peneliti dan orang-orang yang mengambil manfaat dari penelitian
(keluarga, profesional, pengambil kebijakan) untuk bersama-sama secara penuh dalam
semua tahapan penelitian. PAR membantu untuk menjamin bahwa hasil-hasil
penelitian itu berguna atau bermanfaat dan benar-benar membuat perubahan dalam
kehidupan masyarakat. Prinsip kerja PAR yaitu:
1.
Sebuah pendekatan untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan
masyarakat dengan cara merubah dan melakukan refleksi dari program dan
2.

dampaknya.
Secara keseluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) yang
membentuk suatu siklus berkesinambungan seperti, analisis sosial, rencana

3.
4.

aksi, aksi, evaluasi, refleksi pengalaman, analisis sosial dan seterusnya.


Kerja sama untuk melakukan perubahan melibatkan semua stakeholders.
Melakukan Upaya Penyadaran terhadap masyarakattentang situasi dan kondisi

5.

yang mereka alami, melalui pelibatan masyarakat dalam proses riset.


Suatu proses untuk membangun pemahaman situasi dan kondisi masyarakat

6.

secara kritis.
Menempatkan pengalaman, gagasan , pandangan dan asumsi masyarakat untuk

7.

diuji dan dibuktikan dengan fakta.


Mensyaratkan dibuat rekam proses secara cermat dan dilakukan analisis secara

8.
9.

cermat.
Mensyaratkan adanya analisis relasi sosialsecara kritis.
Memulai dari hal yang kecil untuk kolaborasi pada hal yang besar
Metode PAR dipilih karena beberapa pertimbangan, diantaranya adalah

efisiensi waktu dan validitas informasi. Penemuan masalah bersama tokoh masyarakat
dilakukan pada hari rabu tanggal 28 Mei 2014 di rumah bapak bambang (RW 01) dusun
Klodran pada pukul 19.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB. Berikut hasil yang
didapatkan dari pelaksanaan penemuan masalah bersama tokoh masyarakat :
a. Masih ditemukannya kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat (khususnya
komponen rumah yaitu pencahayaan serta lantai).

b.

Masih buruknya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.


Dengan beberapa inventarisasi masalah diatas, didapatkan beberapa alternatif

pemecahan masalah yang akan dibahas pada bagian berikutnya. Sebelumnya, dalam
melakukan pemecahan masalah kesehatan lingkungan, terdapat tahap tahap yang
harus dilalui secara berurutan, agar ditemukan jalan keluar yang paling tepat.
Tahap tahap pemecahan masalah kesehatan lingkungan, diantaranya adalah :
1. Tahap Penemuan Masalah
2. Tahap Analisis Masalah
3. Tahap Pemecahan Masalah
4. Tahap Pengambilan Keputusan
Namun pada bagian hasil pembahasan dan penentuan prioritas masalah bersama
tokoh masyarakat ini, akan dibahas secara rinci dua tahap awal dalam pemecahan
masalah kesehatan lingkungan yaitu tahap penemuan masalah dan tahap analisis
masalah. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Tahap Penemuan Masalah
1. Penemuan Masalah/Penemuan Penyimpangan
Kegiatan tahap awal setelah dilakukan survey terhadap Rumah Sehat di
Dusun Klodran meliputi RW 01(RT 01 dan RT 02) dan RW 02 (RT 01 dan RT
02), maka dapat disimpulkan masalah masalah yang perlu mendapatkan
perhatian yang lebih adalah sebagai berikut :
a) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak
memenuhi syarat sebesar 30.2%
b) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat
sebesar 49.67%.
c) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.
d) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS
dan jamban sehat.

BAB II
PRIORITAS MASALAH
2.1 Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah yang telah ditemukan, kemudian dilakukan penentuan
prioritas masalah sebagai dasar pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang ada.
Adapun penentuan prioritas tersebut adalah:
Tabel 2.1
Prioritas Masalah di Dusun Klodran
RW 01 dan RW 02
Tahun 2014
Penting

Mendesak

Mudah
ditangani

Program

No.

Masalah

1.

Pencahayaan
tidak
memenuhi
syarat

2.

Lantai yang
tidak
memenuhi
syarat

3.

Adanya jentik

4.

Jamban Sehat

2.2 Rumusan Masalah

Skor

Peringkat

IV

III

10

II

2
3

11

Setelah melakukan penentuan prioritas dari masalah-masalah yang


ditemukan di Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, maka dapat
dirumusakan masalah sebagai berikut :
1) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak
memenuhi syarat sebesar 30.2%
2) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat
sebesar 49.67%.
3) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.
4) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS
dan jamban sehat.
2.3 Tahap Analisis Masalah
1. Sebab sebab yang Mungkin
a) Beberapa warga memiliki tingkat pendapatan rendah untuk membuat jamban
sehat
b) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya memiliki jamban sehat.
c) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya pencahayaan dalam
rumah
d) Kurangnya pengetahuan warga tentang lantai yang memenuhi syarat
e) Kurangnya pengetahuan warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
2. Sebab sebab sesungguhnya
a) Beberapa warga memiliki tingkat pendapatan rendah untuk membuat jamban
sehat.
b) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya memiliki jamban sehat.
c) Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya pencahayaan dalam
rumah
d) Kurangnya pengetahuan warga tentang lantai yang memenuhi syarat
e) Kurangnya pengetahuan warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
2.4 Penyusunan Rencana Alternatif Pemecahan Masalah dan Intervensi di Bidang
Kesehatan Lingkungan
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari tahap sebelumnya. Penyusunan
rencana alternatif pemecahan masalah dan intervensi di bidang kesehatan lingkungan
diwujudkan melalui suatu kegiatan perkumpulan bersama stakeholders. Kegiatan ini
disebut dengan minilokakarya yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Mei
tahun 2014 pukul 19.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB di Rumah Bapak Bambang RT

01 RW 01DusunKlodran Desa Sidomulyo. Dengan dihadiri oleh 7 orang warga RW 01


dan RW 02 serta 7 mahasiswa dan tokoh masyarakat meliputi Kepala Dusun, Kepala
RW dan

Kepala RT untuk membahas rencana alternatif pemecahan masalah dan

intervensinya.
Pada bagian penyusunan rencana alternatif pemecahan masalah, akan dibahas
tentang tahap pemecahan masalah yang ketiga yaitu tahap pemecahan masalah,
diantaranya yaitu :
1. Rumusan tujuan
Rumusan tujuan disusun untuk menetapkan tujuan intervensi yang akan
dilakukan. Berikut rumusan tujuan dari rumusan masalah yang telah disebutkan
sebelumnya :
1) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak
memenuhi syarat sebesar 30.2%
2) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat
sebesar 49.67%.
3) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.
4) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS
dan jamban sehat.
2. Alternatif pemecahan
Berikut akan disajikan tabel hasil penyusunan rencana alternatif pemecahan
masalah bersama masyarakat :
Tabel 2.2
Inventarisasi Rencana Alternatif Pemecahan Masalah
Di RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Tahun 2014
No.
1.
1.

2.
3.
3.
4.

Permasalahan
Pencahayaan

Inventarisasi Pemecahan
Rencana alternatif pemecahan masalah :
a. Penyuluhan/sosialisasi tentang rumah sehat
khususnya pencahayaan
b. Pembuatan percontohan gentingisasi di
salah satu rumah warga.
c. Pemasangan lampu di salah satu warga.
Keadaan lantai yang Rencana alternatif pemecahan masalah :
tidak memenuhi syarat a. Penyuluhan tentang lantai yang memenuhi
syarat.
b. Perbaikan lantai.
Tidak bebas jentik
Rencana alternatif pemecahan masalah:
a. Penyuluhan tentang PSN dan gerakan 3M

No.

4.

Permasalahan

Inventarisasi Pemecahan
Plus.
b. Abatisasi.
c. Ikanisasi.
Kurangnya
perilaku Rencana alternatif pemecahan masalah :
PHBS tentang CTPS a. Penyuluhan tentang PHBS pada Ibu-ibu
dan Jamban Sehat
PKK.
b. Penyuluhan tentang PHBS pada warga.
c. Penyuluhan tentang PHBS di Sekolah.
d. Pemberian sabun cuci tangan di SD.
e. Perbaikan jamban pada warga.

5. Analisis alternatif pemecahan


Setelah melakukan inventarisasi pemecahan masalah, tahap berikutnya
yaitu menganalisis alternatif pemecahan masalah melalui beberapa pertimbangan,
yaitu sebagai berikut :
a) Warga di Dusun Klodran Desa Sidomulyopencahayaannya tidak memenuhi
syarat sebesar 30.2%.
Tabel 2.3
Analisis Alternatif Permasalahan Pencahayaan
Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kec. Semen
Kab. Kediri
Tahun 2014

No.

Kriteria

Alternatif I
Penyuluhan/sos
ialisasi tentang
rumah sehat
khususnya
pencahayaan

Alternatif II
Pembuatan percontohan
gentingisasi di salah
satu rumah warga

Alternatif
III
Pemasangan
lampu di
salah satu
warga.

1.

Biaya

100

90

80

2.

Manfaat

80

100

90

3.

Waktu

80

90

100

4.

Lingkungan

90

100

90

5.

Efektifitas

80

100

90

JUMLAH

430

480

450

PRORITAS

b) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat
sebesar 49.67%.
Tabel 2.4
Analisis Alternatif Permasalahan Kepemilikan
Lantai Sehat Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kec. Semen Kab. Kediri
Tahun 2014

No.
1.
2.
3.
4.
5.

Kriteria
Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan
Efektifitas
JUMLAH
PRORITAS

Alternatif I
Penyuluhan Lantai
100
90
80
80
70
420
2

Alternatif II
Perbaiki Lantai
80
100
100
90
100
470
1

c) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.
Tabel 2.5
Analisis Alternatif Permasalahan Rumah
Tidak Bebas Jentik Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kec. Semen Kab. Kediri Tahun 2014
Alternatif I
Penyuluhan
No.

Kriteria

1.
2.
3.

Biaya
Manfaat
Waktu

4.

Lingkungan

Alternatif III
Ikanisasi

tentang PSN dan

Alternatif II
Abatisasi

gerakan 3M Plus
80
90
100

80
100
100

100
90
80

90

90

80

Alternatif I
Penyuluhan
No.

Kriteria

5.

Efektifitas
JUMLAH
PRORITAS

tentang PSN dan

Alternatif II
Abatisasi

gerakan 3M Plus
90
450
2

100
470
1

Alternatif III
Ikanisasi

70
420
3

d) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS dan
jamban sehat.
Tabel 2.6
Analisis Alternatif Permasalahan PHBS
tentang CTPS dan Jamban SehatRumah
Tidak Bebas Jentik Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kec. Semen Kab. Kediri Tahun 2014

No
.

Kriteria

1.
2.
3.
4.

Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan

5.

Efektifitas
JUMLAH
PRORITAS

Alternatif Alternati
Alternatif I
II
f III
Penyuluhan
Penyuluhan Penyuluh
tentang
tentang
an tentang
PHBS pada
PHBS pada PHBS di
Ibu-ibu PKK
warga
Sekolah
80
100
100
90
90
80
100
80
80
90
80
90
90
450
3

70
420
5

80
430
4

Alternatif
IV
Pemberian
sabun cuci
tangan di
SD
80
100
100
90

Alternatif V
Perbaikan
jamban pada
warga

100
470
2

100
480
1

90
100
90
100

2.5 Penetapan Intervensi Pilihan dan Penyusunan POA


Tahap penetapan intervensi pilihan merupakan tahap lanjutan dari tahap
sebelumnya yaitu tahap penyusunan rencana alternatif pemecahan masalah dan
intervensinya. Tahap ini digunakan sebagai tahap untuk menetapkan suatu intervensi
pilihan yang akan direalisasikan. Dalam penentuan pilihan penetapan intervensi,
digunakan sistem skoring pada lima kriteria, yaitu :
1. Resiko yang ditimbulkan
2. Sasaran target
3. Biaya yang dibutuhkan

4. Waktu penyelesaian
5. Mudah dilaksanakan atau tidak
Berdasarkan lima kriteria analisis diatas, telah didapatkan penetapan intervensi
yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Disebutkan seperti ini, karena secara
keseluruhan tahap pemecahan masalah sejak tahap penemuan masalah, prioritas
masalah, penyusunan rencana alternatif hingga penetapan intervensi yang dilakukan,
dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dengan begitu, tidak akan terjadi
miss komunikasi antara mahasiswa dengan masyarakat, selain itu tidak akan terjadi
kegagalan seperti pada masa lalu yang sering disebut dengan istilah Top Downyang
memiliki ciri ciri sebagai berikut :
a. Masyarakat sebagai obyek pembangunan
b. Masyarakat yang apatis
c. Masyarakat terpinggirkan, terabaikan
d. Masyarakat tidak punya perandan tidak berdaya
Untuk kali ini, mahasiswa menggunakan suatu metode pembangunan yang
sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat, atau yang sering disebut
dengan metode Bottom Upyang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Masyarakat sebagai subyek
b. Masyarakat berpartisipatif
c. Masyarakat berperan Aktif
d. Masyarakat berdaya dan Masyarakat tidak lagi terpinggirkan dan terabaikan
Setelah menggali beberapa alternatif pemecahan masalah seperti tabel yang
dijelaskan diatas, akan dilakukan penetapan intervensi pilihan berdasarkan beberapa
pertimbangan prioritas, diantaranya adalah dari aspek biaya, sosial budaya, SDA
maupun SDM yang ada. Penetapan intervensi pilihan akan dibahas pada tahap
selanjutnya yang dilanjutkan dengan penyusunan POA (Plan Of Action) dari penetapan
intervensi yang telah dipilih sebelumnya.
Pada bagian ini, tahap pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang akan
dibahas tahap pengambilan keputusan, yaitu :
a. Analisis Keputusan
Analisis keputusan dilakukan pada alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya,
menggunakan sistem pembobotan dengan menggunakan lima kriteria. Berikutnya
akan disajikan dalam bentuk tabel :

1) Permasalahan Pencahayaan Rumah


Tabel 2.7
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Pencahayaan
RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
Tahun 2014

No

Kriteria Analisis

Resiko yang

paling kecil
Sasaran yang ingin

dicapai
Biaya yang relatif

kecil
Waktu pencapaian

paling pendek
Memecahkan
masalahnya
Jumlah
Urutan prioritas

Alternatif I
Penyuluhan/Sosi
alisasi tentang
rumah sehat
khususnya
pencahayaan

Alternatif II
Pembuatan
percontohan
gentengisasi di
salah satu
rumah warga

Alternatif III
Pemasangan
lampu di
salah satu
warga

18
III

20
I

19
II

2) Permasalahan Lantai yang tidak memenuhi syarat


Tabel 2.8
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Kepemilikan Lantai Sehat
RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
Tahun 2014
No

Alternatif I
Penyuluhan Lantai
4
3
4
5
3
19
II

Kriteria Analisis

Resiko yang paling kecil

2
3
4
5

Sasaran yang ingin dicapai


Biaya yang relatif kecil
Waktu pencapaian paling pendek
Memecahkan masalahnya
Jumlah
Urutan prioritas

Alternatif II
Perbaiki Lantai
3
5
3
4
5
20
I

3) Permasalahan Rumah Tidak Bebas Jentik


Tabel 2.9
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Rumah Tidak Bebas Jentik
RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
Tahun 2014

No

Kriteria Analisis

Alternatif I

Alternatif

Alternatif

Penyuluhan

II

III

tentang PSN

Abatisasi

Ikanisasi

3M Plus
3
3
4

3
5
3

3
3
4

4
19
II

5
20
I

3
18
III

dan Gerakan
1

Resiko yang paling kecil

2
3
4

Sasaran yang ingin dicapai


Biaya yang relatif kecil
Waktu pencapaian paling

pendek
Memecahkan masalahnya
Jumlah
Urutan prioritas

4) Permasalahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Klodran mengenai CTPS
dan Jamban Sehat
Tabel 2.10
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
Tahun 2014

No

Kriteria
Analisis

Resiko
yang
paling
kecil
Sasaran
yang ingin
dicapai
Biaya yang
relatif
kecil
Waktu
pencapaian
paling
pendek
Memecahk
an
masalahny
a
Jumlah
Urutan
prioritas

Alternatif I
Penyuluha
n tentang
PHBS pada
Ibu-Ibu
PKK

Alternatif
II
Penyuluha
n tentang
PHBS pada
warga

Alternatif
III
Penyuluha
n tentang
PHBS di
Sekolah

Alternatif
IV
Pemberia
n sabun
cuci
tangan di
SD

Alternatif
V
Perbaika
n jamban
pada
warga

18

16

17

19

20

III

IV

II

Untuk permasalahan buruknya perilaku hidup bersih dan sehat, hanya dapat
ditangani dengan melakukan sosialisasi pada sasaran target, baik pada tatanan
rumah tangga maupun di tatanan sekolah.
b. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan teori yang disebutkan diatas, mahasiswa mampu mengambil
kesimpulan mengenai penetapan intervensi yang akan dilakukan, yang akan
disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 2.11
Hasil Penetapan Intervensi Pilihan Pemecahan Masalah
Di RW 01 DAN RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Tahun 2014
No.
1.
2.

Permasalahan
Pencahayaan

Penetapan Intervensi
Intervensi pilihan :

Keadaan

Pemasangan gentengisasi
lantai Intervensi pilihan :

yang

tidak

3.

memenuhi syarat
Tidak bebas jentik

4.

Kurangnya
perilaku

PHBS

tentang CTPS dan

Plesterisasi
Intervensi pilihan :
Abatisasi
Intervensi pilihan :
a. Pemberian Sabun Cuci tangan di SD N 1
Sidomulyo
b. Pemberian jamban

Jamban Sehat
Setelah menetapkan intervensi pilihan yang telah disepakati bersama,
dilanjutkan dengan pembuatan POA (Plan Of Action)yang berisi beberapa
hal yang mencakup pelaksanaan intervensi, diantaranya yaitu tanggal
pelaksanaan, tempat pelaksanaan, target atau sasaran, unsur input 6M (Man,
Money,

Market,

Material,

keberhasilan.Indikator

Machine

keberhasilan

dan

Methode)

digunakan

serta

sebagai

indikato

tolak

ukur

keberhasilan terhadap suatu pelaksanaan intervensi. Indikator ini dibuat


berdasarkan kondisi yang ada disekitar pelaksanaan intervensi.

Berikut akan disajikan POA (Plan Of Action)dalam bentuk tabel pada


setiap intervensi, agar mudah dimengerti dan dipahami.
2.6 Hasil Pelaksanaan Intervensi Baik Fisik Maupun Pemberian Bimbingan atau
Penyuluhan
1. Pembuatan Jamban Sehat
a. Tujuan
1) Mewujudkan Dusun

Klodran

Desa

Sidomulyo

Kecamatan

Semen

Kabupaten Kediri Bebas Buang Air Besar Sembarangan (ODF).


2) Mengubah perilaku masyarakat Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kecamatan
Semen Kabupaten Kediri menjadi BAB di Jamban Sehat.
b. Pelaksanaan
Tabel 2.12
Pelaksanaan Pembuatan Jamban Sehat
Di RW 01 DAN RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Tahun 2014
No.
1.

Nama
Bpk Syamsi

Lokasi
Hari/tgl
RT 1 RW Minggu,
01

Waktu
1 19.00 WIB

Juni 2014

Sasaran
Pak
Syamsi
Sekeluarga

c. Hasil
Kegiatan pembuatan Jamban Sehat dilakukan setelah kegiatan mini
lokakarya bersama warga dan perangkat dusun . Kegiatan Pembuatan Jamban
Sehat dimulai dengan membuat galian untuk septictank, dilanjut dengan
memasang closet kemudian dibuat sumur resapan. Pembuatan Jamban Sehat
tersebut merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengubah perilaku
masyarakat menjadi Buang Air Besar di Jamban serta sebagai percontohan
untuk memicu kesadaran warga yang masih BAB sembarangan.
2. Penyuluhan Rumah Sehat
a. Tujuan
Menambah pengetahuan wargaDusun Klodran Desa Sidomulyo
b.

Kecamatan Semen Kabupaten Kediri tentang Rumah Sehat.


Pelaksanaan
1)
Hari / Tgl
: Kamis, 29 Mei 2014
Tempat

: Rumah Ibu KasiDusun Klodran Desa Sidomulyo


Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

2)

Waktu

: 15.00 WIB

Sasaran
Hari / Tgl

: Ibu Kasi sekeluarga


: Jumat, 30 Mei 2014

Tempat

:Rumah Ibu Saminah Dusun Klodran Desa Sidomulyo


Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

c.

Waktu

: 09.30 WIB

Sasaran

: Ibu Saminah sekeluarga

Hasil
Kegiatan penyuluhan Rumah Sehat dilakukan di RW 01 dan RW 02
bersamaan dengan survey rumah sehat yang mana menjelaskan materi tentang
komponen rumah sehat, serta sarana sanitasi yang meliputi langit-langit,
dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, lubang
asap dapur, pencahayaan, sarana air bersih, jamban, SPAL, dan tempat
sampah. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan metode Door To Door.

3. Penyuluhan PHBS (Cuci Tangan Pakai Sabun) Tatanan Sekolah


a. Tujuan
Peserta penyuluhan dapat memahami dan menerapkan cuci tangan pakai
b.

sabun dan air mengalir.


Pelaksanaan
1)
Hari / Tgl
: Minggu, 1 Juni 2014
Tempat
:
Balai
Desa

2)

c.

Dusun

Klodran

Desa

Waktu
Sasaran
Hari / Tgl
Tempat

SidomulyoKecamatan Semen Kabupaten Kediri


: 10.00 WIB
: Warga Desa Sidomulyo
: Rabu, 4 Juni 2014
: SDN 1 Sidomulyo, Dusun Klodran Desa

Waktu

Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri


: 07.30 WIB

Sasaran

: Murid-murid SDN 1 Sidomulyo Kelas 1

Hasil
Kegiatan penyuluhan PHBS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di Balai Desa
Sidomulyo dan SDN 1 Sidomulyo dilakukan pada hari Minggu, 1 Juni 2014

dan Rabu, 4 Juni 2014. Hal tersebut dilakukan untuk mengingatkan kembali
kepada masyarakat Desa Sidomulyo dan murid-murid SDN 1 Sidomulyo
bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir itu sangat penting
dalam upaya pencegahan penularan penyakit, khususnya diare, cacingan, dll.
Dengan kegiatan penyuluhan ini, diharapkan murid-murid dapat menerapkan
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir pada setiap harinya.
4. Gentengisasi
a. Tujuan
Menambah pencahayaan di dalam rumah
b. Pelaksanaan
Hari / Tgl
:Rabu, 04 Juni 2014
Tempat
:Rumah Bu Saminah RT 01 RW 01 Dusun Klodran Desa
Bedali Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri
: 16.00 WIB
: Ruang Tamu dan Kamar Tidur

c.

Waktu
Sasaran
Hasil
Kegiatan gentengisasi dilakukan dengan memasang genteng kaca pada
ruang tamu dan kamar tidur untuk menambah pencahayaan di ruang tersebut.
Kegiatan ini dilakukan sebagai percontohan bagi warga yang pencahayaan

rumahnya belum memenuhi syarat.


5. Perbaikan Lantai Rumah
a. Tujuan
Memperbaiki lantai rumah agar memenuhi syarat/ layak
b. Pelaksanaan
Hari / Tgl: Sabtu, 31 Mei 2014
Tempat
: Rumah Bu Saminah RT 01 RW 01 Dusun Klodran Desa
Waktu
Sasaran
c. Hasil

Bedali Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri


: 19.00-23.00 WIB
: Lantai ruang tamu dan keluarga

Kegiatan perbaikan lantai di rumah Bu Saminah dilakukan pada hari Sabtu 31


Mei 2014 dengan dibantu oleh warga sekitar. Hal tersebut dilakukan setelah
mencapai kesepakatan pada kegiatan minilokakarya bersama masyarakat.
Perbaikan lantai di ruang tamu dan ruang keluarga dilakukan dengan cara
plesteran. Kegiatan ini dilakukan agar lantai menjadi kedap air dan tidak retak.
Karena kondisi lantai sebelumnya hanya terbuat dari tanah dan bila keadaan

hujan

mengakibatkan

kelembaban

menjadi

meningkat

dan

berpotensi

menimbulkan penyakit.

BAB III
ANALISA SWOT
A. Identifikasi SWOT Program pembangunan jamban sehat di Dusun Klodran
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri dengan menggunakan analisis SWOT:
Perumusan Rencana Strategis dalam pembangunan jamban sehat di dusun
Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri masa yang akan datang dilakukan
dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats)
terhadap potensi Desa.
Untuk memberikan penilaian terhadap analisis SWOT ini digunakan 4 pertanyaan,
yaitu:
1.
2.
3.
4.

Peluang eksternal terpenting apakah yang dimiliki?


Ancaman eksternal terpenting apakah yang dihadapi?
Apa kekuatan internal yang terpenting yang dimiliki?
Apa kelemahan terpenting yang ada?
Melalui analisis SWOT dapat mengidentifikasikan faktor-faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman)
dalam upaya pembangunan jamban sehat di Dusun Klodran Kecamatan
Semen Kabupaten Kediri.

a. Strength (kekuatan)
Berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa kondisi dan potensi di Dusun Klodran
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, maka dapat di identifikasi beberapa faktor
yang menjadi kekuatan internal sebagai berikut :
1 . Ter s e d i a n y a s u m b e r d a y a m a n u s i a ( tukang batu, tukang kayu, tukang
sumur, Tukang kue, pemilik usaha warung, dan PNS ). Suatu wilayah

dapat berkembang dengan baik tergantung dari beberapa faktor,diantaranya


tersedianya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang baik..
2. Tingkat pendidikan rata-rata lulsan SMA
b. Weakness ( kelemahan )
Selain mempunyai kelebihan suatu desa pasti mempunyai kelemahan. Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa kelemahan yang ada

di

Dusun

Klodran

Kecamatan Semen Kabupaten Kediri diantaranya :


1. Beberapa warga memiliki tingkat pendapatan rendah untuk membuat
jamban
2. Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya memiliki jamban
sehat
3. Perilaku masyarakat yang sering buang air besar sembarangan
c. Opportunities ( peluang )
1. Adanya dukungan kepala desa dalam melengkapi material
pembangunan jamban sehat.
2. Dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada di dekat rumah untuk
pembuatan jamban sehat
3. Daya dukung masyarakat yang sangat tinggi terbukti dengan adanya
gotong royong dalam pembangunan jamban sehat
d. Treats ( ancaman )
Ancaman yang ada di Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
diantaranya adalah :
1. Masyarakat yang mempunyai tingkat pendapat menengah ke bawaaah
dikhawatirkan tidak bersedia mengeluarkan biaya iuran terkait material
pembangunan jamban.
2. Kebiasaaan masyarakaat yg sering BABS makaa dikhawatirkan setelah adaanya
jamban sehat maka masyaaraakat tidak maaau buang aair besar di jamban.
B. Diagram
a. Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini digunakan dua model matriks yaitu: (i) matriks faktor strategi
eksternal, dan (ii) matriks faktor strategi internal. Matriks faktor strategi
eksternal disusun dengan langkah-langkah:

Pada kolom 1 disusun kekuatan / kelemahan / peluang-peluang / ancamanancaman

Selanjutnya pada kolom 2 diberi bobot terhadap masing-masing faktor


kekuatan/kelemahan/peluang/ancaman, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah bobot untuk semua faktor

kekuatan/kelemahan/peluang/ancaman sama dengan 1,0.


Pada kolom 3 diberi skala rating mulai dari nilai 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor). Pemberian nilai rating untuk peluang/ kekuatan bersifat
positif (nilai 4=sangat besar, 3=besar, 2=sedang, dan 1=kecil). Sedangkan
pemberian nilai rating untuk ancaman/kelemahan bersifat negatif (nilai

4=kecil, 3=sedang, 2=besar, dan 1=sangat besar).


Pada kolom 4 diisi nilai hasil perkalian bobot dan rating suatu faktor yang
sama. Nilai hasil kali tersebut merupakan skor pembobotan dari faktor

tersebut.
Pada kolom 5 diberi komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu

dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.


Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4. Nilai tersebut menunjukkan

bagaimana sistem bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.


3. Penilaian Analisis SWOT
1) Faktor Internal
Faktor faktor internal

Bobot

Rating

Skor

2:2=1

2:2=1

Kekuatan (Strength)
Tersedianya sumber daya manusia
Tingkat pendidikan rata-rata lulsan SMA
TOTAL

15

Weakness (Kelemahan)
2:3=0,6 -8

-4,8

tentang 2:3=0,6 -8

-4,8

Beberapa warga memiliki tingkat pendapatan


rendah untuk membuat jamban

Kurangnya

pengetahuan

warga

pentingnya memiliki jamban sehat

Perilaku masyarakat yang sering buang air besar 1:3=0,3 -6

-2

sembarangan
TOTAL

-11,6

1) Faktor Eksternal
Faktor faktor eksternal

Bobot

Rating Skor

3:3=1

Peluang (Opportunity)
8

Adanya dukungan kepala desa dalam melengkapi


material pembangunan jamban sehat.
Dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada di 2:3=0,6 7

4,2

dekat rumah untuk pembuatan jamban sehat


Daya dukung masyarakat yang sangat tinggi 3:3=1

terbukti dengan adanya gotong royong dalam


pembangunan jamban sehat
TOTAL

20,2

Ancaman (Threath)
2:2=1
Masyarakat

yang

mempunyai

tingkat

-8

-8

pendapat

menengah ke bawaaah dikhawatirkan tidak bersedia


mengeluarkan

biaya

iuran

terkait

material

pembangunan jamban
Kebiasaaan masyarakaat yg sering BABS makaa 1:2=0,5 -7

-3.5

dikhawatirkan setelah adaanya jamban sehat maka


masyaaraakat tidak maaau buang aair besar di jamban.
TOTAL

-11,5

Berdasarkan analisis faktor lingkungan internal dan eksternal diperoleh jumlah faktor
lingkungan internal (Kekuatan dan kelemahan) sebesar 3,4 , sedangkan jumlah faktor
lingkungan eksternal ( peluang dan Ancaman) sebesar 8,7.

Kuadran

Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan faktor eksternal maka penetapan
kuadran berada pada Kuadran I dikarenakan hasil faktor internal dan faktor eksternal
adalah (+) positif. Posisi di Kuadran I menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi,memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
C. Tahap Analisis
Setelah

mengidentifikasi

kondisi

lingkungan

internal

(Strength

dan

Weakness) dan lingkungan eksternal (Opportunities dan Threats) kemudian dapat


dianalisis untuk mensinergikan keempat factor tersebut sehingga diasumsikan strategi
yang terdiri dari:
1. Asumsi Strategi S-O ( Strength-Opportunity/ Kekuatan-Peluang) Asumsi
strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan dan peluang. Asumsi
Strategi S-O di di Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

adalah Dusun Klodran mempunyai Strength atau kekuatan diantaranya adalah


Ter s e d i a s u m b e r d a ya m a n u s i a ( tukang batu, tukang kayu, tukang
sumur, Tukang kue, pemilik usaha warung, dan PNS) sehingga masyarakat di
dusun Klodran tersebut mampu melakukan pembangunan jamban sehat karena ada
dukungan dari pihak kepala desa dan masyarakat sekitar.
2.
Asumsi Stategi S-T (Strength-Treath/Kekuatan-Ancaman) Asumsi
strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatan dan ancaman, yaitu
dengan cara mengoptimalkan kekuatan dusun untuk mengatasi ancaman yang
datang dari lingkungan Eksternal. Adapun strategi S T yang ada di Dusun
Klodran Kecamatan Semen KAbupaten Kediri adalah :
Dusun Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri mempunyai
kekuatan Ter s e d i a s u m b e r d a y a m a n u s i a ( tukang batu, tukang kayu,
tukang sumur, Tukang kue, pemilik usaha warung, dan PNS). Dengan adanya
masyarakat yang sangat minim pendapatan nya, maka mengoptimalkan kekuatan
dalam pembangunan jamban sehat yaitu memanfaatkan adanya SDM untuk
bergotong royong serta mengumpulkan material semampunya. Sehingga tidak
menghambat dalam pembangunan jamban sehat.
3. Asumsi Strategi W-O (Weakness-Opportunity/Kelemahan-Peluang)
Asumsi strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kelemahan dan peluang,
yaitu dengan cara menangkap peluang yang datang dari lingkungan eksternal
untuk meminimalkan kelemahan yang ada di Dusun Klodran Kecamatan
Semen Kabupaten Kediri adalah karena warga pada dusun Klodran ini
memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan minimnya pengetahuan
yang sangat minim maka dengan adanya dukungan dari kepala desa
seharusnya kepala desa mengadakan arisan jamban untuk membantu
4.

pembelian jamban sehat.


Asumsi strategi W-T (Weakness-Trheat/Kelemahan-Ancaman) Asumsi
strategi ini dibuat dengan mencocokkan antara kekuatandan ancaman, yaitu
dengan cara mengatasi berabagai kelemahan desa untuk mengatasi ancaman yang
datang dari luar dan sebaliknya
karena pendapatan yang sangat minim dan tingkat pendidikan yang rendah akan
dapat mempengaruhi generasi yang akan datang, sehingga generasi yang akan

datang dapat menyontoh hal yang tidak baik, yang dapat menimbulkan hal buruk
bagi diri sendiri dan orang lain maka Dusun Klodran Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri ini harus bebas dari BABS.

BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
A. Rumusan program yang dibuat
Program pembuatan Jamban Sehat pada masyarakat Dusun Klodran Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri diselenggarakan oleh mahasiswa STIKES WIDYAGAMA
HUSADA MALANG bekerja sama dengan petugas puskesmas dan pemerintah
kelurahan setempat di Balai RW Kelurahan Sidomulyo dengan iuran mahasiswa dan
swadana dari pemerintah Kelurahan Sidomulyo. Melalui pembuatan program jamban
diharapkan selanjutnya terus diadakan pembinaan secara rutin melalui forum informal
dan forum formal oleh petugas kesehatan dan pemerintah kelurahan setempat sehingga
masyarakat tergerak untuk ikut serta bergotong royong dalam pembangun jamban
sehat. Selanjutnya digalakkan pengawasan oleh pihak sanitasi atau pemerintah
setempat mengenai perilaku masyarakat yang bab sembarangan dipastikan sudah tidak
ada lagi, sehingga keberhasilan pembangunan jamban sehat sangat bermanfaat.
1. Pra- Pemicuan
Mahasiswa melakukan kegiatan pra pemicuan berupa observasi tempat dan
pemetaan wilaya, selain itu juga mendata wilayah yang layak menjadi sasaran
program STBM. Setelah mendata tersebut, mahasiswa dan sanitarian Puskesmas
melakukan pemasangan plang dan musawarah kepada perangkat desa untuk
memberitahukan bahwa desa mereka merupakan sasaran program STBM. Saat pra

pemicuan, masyarakat harus tahu bahwa dalam program STBM ini masyarakat di
tuntut untuk mandiri dan tanpa subsidi yang di sediakan oleh pemerintah.
2. Saat Pemicuan
Tahapan pemicuan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas selalu melakukan
tahapan pengantar pertemuan, pencairan suasana, identifikasi istilah-istilah yang
terkait dengan sanitasi (sanitasi umum dan kotoran manusia), pemetaan sanitasi,
transect walk, penghitungan alur kontaminasi, diskusi dampak, dan menyusun
rencana program sanitasi di akhir kegiatan pemicuan. Namun tahapan tersebut tidak
dilaksanakan sesuai urutan. Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi wilayah.
Terutama untuk transect walk (tempat yang sering mereka BAB yaitu sungai)
dilaksanakan sesuai dengan kondisi sasaran. Apabila sasaran yang diundang tidak
datang maka tim fasilitator langsung melakukan transect walk. Hal ini sudah sesuai
dengan pedoman yang ada, dimana pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
kondisi wilayah setempat pada saat pelaksanaan pemicuan. ....saat pemicuan,
kami mebawa gambar simulasi alur kontaminasi penyakit. Alat-alat yang
dibutuhkan dalam pemicuan ini yaitu gambar simulasi alur kontaminasi penyakit,
kapur warna atau cat warna, kerta yang digunakan untuk pemetaan desa, air putih
atau air minum yang akan dicampurkan dengan cat berwarna yang menyerupai
warna tinja. Dalam kegiatan pemicuan ini lebih dicontohkan lagi jika masyarakat
mengonsumsi air yang bercampur dengan tinja, selain itu yang tidak boleh
dilakukan dalam pemicuan ini yaitu meberikan subsidi, haidah dan jangan
menjanjikan kepada masyarakat karena masyarakat dituntut mandiri....
3. Pasca Pemicuan
Pendampingan untuk menjaga komitmene mengenai rencana program sanitasi sudah
dilaksanakan oleh pemegang program. Pasca pemicuan adanya monitoring dan
evaluasi terhadap perubahan dan pengetahuan masyarakat. Hambatan yang sering
terjadi untuk melaksanakan pasca pemicuan ini masyarakat selalu menuntut subsidi
dari dinas dan waktu penyuluhan yang tidak terjadwal, pencairan dana yang kadangkadang terhambat, dan jarak ke desa yang jauh, kesadaran masyarakat yang masih
kurang, karena wilayahnya perairan, jadi mesti wc yang permanen sedangkan biaya

wc

permanen

lumayan

mahal

dan

masyarakat

kurang

mampu

untuk

membangunnya. .... dilakukannya monitoring dan evaluasi apakah masyarakat itu


ada rencana tindak lanjut dari pemicuan contohnya ada 20 orang yang terpicu
untuk membangun jamban, tetapisetelah dimonitoring lagi hanya 10 orang yang
terpicu untuk membuat jamban. Jika ditanya selalu alasannya karena dana yang
kurang. Selain itu juga terkadang pencairan dana tidak susah, tetapi kadangkadang lambat dana yang dikeluarkan, hambatan dari masyarakat itu sendiri yang
masih mengharapkan subsidi, dan juga jarak ke desa-desa yang jauh.....
4. Sumber Daya Manusia (Man)
Kualifikasi pendidikan petugas pelaksana program STBM baik tingkat Puskesmas
maupun jurusan Kesehatan Lingkungan (AKL) yang merupakan tenaga sanitarian
kesehatan. Sedangkan untuk tingkat desa, bidan desanya berlatarbelakang
pendidikan D3 kebidanan dan untuk perangkat desa rata-rata pendidikan terakhirnya
SMA.
5. Dana Pelaksanaan pembangunan jamban
Dana yang di gunakan di sini di peroleh dari kampus, mahasiswa dan dinas
kesehatan .
6. Sarana Program pembangunan jamban
Sarana di tempat ini di peroleh dari warga yang bergotong royong mengumpulkan
sarana dan prasarana yang di miliki oleh warga.

BAB V
EVALUASI PROGRAM

Program pembuatan jamban yang di lakukan di dusun Klodran Kecamatan Semen


Kabupaten Kediri desa Kediri harus dilakukan evaluasi baik pada tengah berjalan nya
program maupun di akhir program.
Kekurangan dan kelemahan dari program pembuatan jamban ini bias dilakukan perbaikan
untuk program berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai