1408.13251.175
1408.13251.176
BAB I
ANALISIS SITUASI
I.I
I.2 Hasil
Penemuan
Masalah
Bersama
Tokoh
Masyarakat/Masyarakat
Bagian ini merupakan tahap lanjutan dari bagian sebelumnya, yaitu
ditemukannya masalah kesehatan lingkungan berdasarkan hasil survey rumah sehat.
Penemuan masalah bersama tokoh masyarakat dan perangkat desa, bertujuan untuk
menyesuaikan hasil pengamatan dengan masalah yang dirasakan masyarakat
berdasarkan pengalaman yang telah dirasakan sebelumnya. Metode yang digunakan
untuk penemuan masalah bersama tokoh masyarakat yaitu menggunakan metode PAR
(Participatory Action Research).
dampaknya.
Secara keseluruhan merupakan partisipasi yang murni (autentik) yang
membentuk suatu siklus berkesinambungan seperti, analisis sosial, rencana
3.
4.
5.
6.
secara kritis.
Menempatkan pengalaman, gagasan , pandangan dan asumsi masyarakat untuk
7.
8.
9.
cermat.
Mensyaratkan adanya analisis relasi sosialsecara kritis.
Memulai dari hal yang kecil untuk kolaborasi pada hal yang besar
Metode PAR dipilih karena beberapa pertimbangan, diantaranya adalah
efisiensi waktu dan validitas informasi. Penemuan masalah bersama tokoh masyarakat
dilakukan pada hari rabu tanggal 28 Mei 2014 di rumah bapak bambang (RW 01) dusun
Klodran pada pukul 19.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB. Berikut hasil yang
didapatkan dari pelaksanaan penemuan masalah bersama tokoh masyarakat :
a. Masih ditemukannya kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat (khususnya
komponen rumah yaitu pencahayaan serta lantai).
b.
pemecahan masalah yang akan dibahas pada bagian berikutnya. Sebelumnya, dalam
melakukan pemecahan masalah kesehatan lingkungan, terdapat tahap tahap yang
harus dilalui secara berurutan, agar ditemukan jalan keluar yang paling tepat.
Tahap tahap pemecahan masalah kesehatan lingkungan, diantaranya adalah :
1. Tahap Penemuan Masalah
2. Tahap Analisis Masalah
3. Tahap Pemecahan Masalah
4. Tahap Pengambilan Keputusan
Namun pada bagian hasil pembahasan dan penentuan prioritas masalah bersama
tokoh masyarakat ini, akan dibahas secara rinci dua tahap awal dalam pemecahan
masalah kesehatan lingkungan yaitu tahap penemuan masalah dan tahap analisis
masalah. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Tahap Penemuan Masalah
1. Penemuan Masalah/Penemuan Penyimpangan
Kegiatan tahap awal setelah dilakukan survey terhadap Rumah Sehat di
Dusun Klodran meliputi RW 01(RT 01 dan RT 02) dan RW 02 (RT 01 dan RT
02), maka dapat disimpulkan masalah masalah yang perlu mendapatkan
perhatian yang lebih adalah sebagai berikut :
a) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak
memenuhi syarat sebesar 30.2%
b) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat
sebesar 49.67%.
c) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.
d) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS
dan jamban sehat.
BAB II
PRIORITAS MASALAH
2.1 Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah yang telah ditemukan, kemudian dilakukan penentuan
prioritas masalah sebagai dasar pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang ada.
Adapun penentuan prioritas tersebut adalah:
Tabel 2.1
Prioritas Masalah di Dusun Klodran
RW 01 dan RW 02
Tahun 2014
Penting
Mendesak
Mudah
ditangani
Program
No.
Masalah
1.
Pencahayaan
tidak
memenuhi
syarat
2.
Lantai yang
tidak
memenuhi
syarat
3.
Adanya jentik
4.
Jamban Sehat
Skor
Peringkat
IV
III
10
II
2
3
11
intervensinya.
Pada bagian penyusunan rencana alternatif pemecahan masalah, akan dibahas
tentang tahap pemecahan masalah yang ketiga yaitu tahap pemecahan masalah,
diantaranya yaitu :
1. Rumusan tujuan
Rumusan tujuan disusun untuk menetapkan tujuan intervensi yang akan
dilakukan. Berikut rumusan tujuan dari rumusan masalah yang telah disebutkan
sebelumnya :
1) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang pencahayaannya tidak
memenuhi syarat sebesar 30.2%
2) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat
sebesar 49.67%.
3) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.
4) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS
dan jamban sehat.
2. Alternatif pemecahan
Berikut akan disajikan tabel hasil penyusunan rencana alternatif pemecahan
masalah bersama masyarakat :
Tabel 2.2
Inventarisasi Rencana Alternatif Pemecahan Masalah
Di RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Tahun 2014
No.
1.
1.
2.
3.
3.
4.
Permasalahan
Pencahayaan
Inventarisasi Pemecahan
Rencana alternatif pemecahan masalah :
a. Penyuluhan/sosialisasi tentang rumah sehat
khususnya pencahayaan
b. Pembuatan percontohan gentingisasi di
salah satu rumah warga.
c. Pemasangan lampu di salah satu warga.
Keadaan lantai yang Rencana alternatif pemecahan masalah :
tidak memenuhi syarat a. Penyuluhan tentang lantai yang memenuhi
syarat.
b. Perbaikan lantai.
Tidak bebas jentik
Rencana alternatif pemecahan masalah:
a. Penyuluhan tentang PSN dan gerakan 3M
No.
4.
Permasalahan
Inventarisasi Pemecahan
Plus.
b. Abatisasi.
c. Ikanisasi.
Kurangnya
perilaku Rencana alternatif pemecahan masalah :
PHBS tentang CTPS a. Penyuluhan tentang PHBS pada Ibu-ibu
dan Jamban Sehat
PKK.
b. Penyuluhan tentang PHBS pada warga.
c. Penyuluhan tentang PHBS di Sekolah.
d. Pemberian sabun cuci tangan di SD.
e. Perbaikan jamban pada warga.
No.
Kriteria
Alternatif I
Penyuluhan/sos
ialisasi tentang
rumah sehat
khususnya
pencahayaan
Alternatif II
Pembuatan percontohan
gentingisasi di salah
satu rumah warga
Alternatif
III
Pemasangan
lampu di
salah satu
warga.
1.
Biaya
100
90
80
2.
Manfaat
80
100
90
3.
Waktu
80
90
100
4.
Lingkungan
90
100
90
5.
Efektifitas
80
100
90
JUMLAH
430
480
450
PRORITAS
b) Banyak rumah warga di Dusun Klodran yang lantai tidak memenuhi syarat
sebesar 49.67%.
Tabel 2.4
Analisis Alternatif Permasalahan Kepemilikan
Lantai Sehat Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo Kec. Semen Kab. Kediri
Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria
Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan
Efektifitas
JUMLAH
PRORITAS
Alternatif I
Penyuluhan Lantai
100
90
80
80
70
420
2
Alternatif II
Perbaiki Lantai
80
100
100
90
100
470
1
c) Banyak rumah warga di Dusun Klodran tidak bebas jentik sebesar 44.16%.
Tabel 2.5
Analisis Alternatif Permasalahan Rumah
Tidak Bebas Jentik Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kec. Semen Kab. Kediri Tahun 2014
Alternatif I
Penyuluhan
No.
Kriteria
1.
2.
3.
Biaya
Manfaat
Waktu
4.
Lingkungan
Alternatif III
Ikanisasi
Alternatif II
Abatisasi
gerakan 3M Plus
80
90
100
80
100
100
100
90
80
90
90
80
Alternatif I
Penyuluhan
No.
Kriteria
5.
Efektifitas
JUMLAH
PRORITAS
Alternatif II
Abatisasi
gerakan 3M Plus
90
450
2
100
470
1
Alternatif III
Ikanisasi
70
420
3
d) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat warga di Dusun Klodran mengenai CTPS dan
jamban sehat.
Tabel 2.6
Analisis Alternatif Permasalahan PHBS
tentang CTPS dan Jamban SehatRumah
Tidak Bebas Jentik Di Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kec. Semen Kab. Kediri Tahun 2014
No
.
Kriteria
1.
2.
3.
4.
Biaya
Manfaat
Waktu
Lingkungan
5.
Efektifitas
JUMLAH
PRORITAS
Alternatif Alternati
Alternatif I
II
f III
Penyuluhan
Penyuluhan Penyuluh
tentang
tentang
an tentang
PHBS pada
PHBS pada PHBS di
Ibu-ibu PKK
warga
Sekolah
80
100
100
90
90
80
100
80
80
90
80
90
90
450
3
70
420
5
80
430
4
Alternatif
IV
Pemberian
sabun cuci
tangan di
SD
80
100
100
90
Alternatif V
Perbaikan
jamban pada
warga
100
470
2
100
480
1
90
100
90
100
4. Waktu penyelesaian
5. Mudah dilaksanakan atau tidak
Berdasarkan lima kriteria analisis diatas, telah didapatkan penetapan intervensi
yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Disebutkan seperti ini, karena secara
keseluruhan tahap pemecahan masalah sejak tahap penemuan masalah, prioritas
masalah, penyusunan rencana alternatif hingga penetapan intervensi yang dilakukan,
dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dengan begitu, tidak akan terjadi
miss komunikasi antara mahasiswa dengan masyarakat, selain itu tidak akan terjadi
kegagalan seperti pada masa lalu yang sering disebut dengan istilah Top Downyang
memiliki ciri ciri sebagai berikut :
a. Masyarakat sebagai obyek pembangunan
b. Masyarakat yang apatis
c. Masyarakat terpinggirkan, terabaikan
d. Masyarakat tidak punya perandan tidak berdaya
Untuk kali ini, mahasiswa menggunakan suatu metode pembangunan yang
sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat, atau yang sering disebut
dengan metode Bottom Upyang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Masyarakat sebagai subyek
b. Masyarakat berpartisipatif
c. Masyarakat berperan Aktif
d. Masyarakat berdaya dan Masyarakat tidak lagi terpinggirkan dan terabaikan
Setelah menggali beberapa alternatif pemecahan masalah seperti tabel yang
dijelaskan diatas, akan dilakukan penetapan intervensi pilihan berdasarkan beberapa
pertimbangan prioritas, diantaranya adalah dari aspek biaya, sosial budaya, SDA
maupun SDM yang ada. Penetapan intervensi pilihan akan dibahas pada tahap
selanjutnya yang dilanjutkan dengan penyusunan POA (Plan Of Action) dari penetapan
intervensi yang telah dipilih sebelumnya.
Pada bagian ini, tahap pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang akan
dibahas tahap pengambilan keputusan, yaitu :
a. Analisis Keputusan
Analisis keputusan dilakukan pada alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya,
menggunakan sistem pembobotan dengan menggunakan lima kriteria. Berikutnya
akan disajikan dalam bentuk tabel :
No
Kriteria Analisis
Resiko yang
paling kecil
Sasaran yang ingin
dicapai
Biaya yang relatif
kecil
Waktu pencapaian
paling pendek
Memecahkan
masalahnya
Jumlah
Urutan prioritas
Alternatif I
Penyuluhan/Sosi
alisasi tentang
rumah sehat
khususnya
pencahayaan
Alternatif II
Pembuatan
percontohan
gentengisasi di
salah satu
rumah warga
Alternatif III
Pemasangan
lampu di
salah satu
warga
18
III
20
I
19
II
Alternatif I
Penyuluhan Lantai
4
3
4
5
3
19
II
Kriteria Analisis
2
3
4
5
Alternatif II
Perbaiki Lantai
3
5
3
4
5
20
I
No
Kriteria Analisis
Alternatif I
Alternatif
Alternatif
Penyuluhan
II
III
tentang PSN
Abatisasi
Ikanisasi
3M Plus
3
3
4
3
5
3
3
3
4
4
19
II
5
20
I
3
18
III
dan Gerakan
1
2
3
4
pendek
Memecahkan masalahnya
Jumlah
Urutan prioritas
4) Permasalahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Klodran mengenai CTPS
dan Jamban Sehat
Tabel 2.10
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
RW 01 dan RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
Tahun 2014
No
Kriteria
Analisis
Resiko
yang
paling
kecil
Sasaran
yang ingin
dicapai
Biaya yang
relatif
kecil
Waktu
pencapaian
paling
pendek
Memecahk
an
masalahny
a
Jumlah
Urutan
prioritas
Alternatif I
Penyuluha
n tentang
PHBS pada
Ibu-Ibu
PKK
Alternatif
II
Penyuluha
n tentang
PHBS pada
warga
Alternatif
III
Penyuluha
n tentang
PHBS di
Sekolah
Alternatif
IV
Pemberia
n sabun
cuci
tangan di
SD
Alternatif
V
Perbaika
n jamban
pada
warga
18
16
17
19
20
III
IV
II
Untuk permasalahan buruknya perilaku hidup bersih dan sehat, hanya dapat
ditangani dengan melakukan sosialisasi pada sasaran target, baik pada tatanan
rumah tangga maupun di tatanan sekolah.
b. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan teori yang disebutkan diatas, mahasiswa mampu mengambil
kesimpulan mengenai penetapan intervensi yang akan dilakukan, yang akan
disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 2.11
Hasil Penetapan Intervensi Pilihan Pemecahan Masalah
Di RW 01 DAN RW 02 Dusun Klodran Desa Sidomulyo
Tahun 2014
No.
1.
2.
Permasalahan
Pencahayaan
Penetapan Intervensi
Intervensi pilihan :
Keadaan
Pemasangan gentengisasi
lantai Intervensi pilihan :
yang
tidak
3.
memenuhi syarat
Tidak bebas jentik
4.
Kurangnya
perilaku
PHBS
Plesterisasi
Intervensi pilihan :
Abatisasi
Intervensi pilihan :
a. Pemberian Sabun Cuci tangan di SD N 1
Sidomulyo
b. Pemberian jamban
Jamban Sehat
Setelah menetapkan intervensi pilihan yang telah disepakati bersama,
dilanjutkan dengan pembuatan POA (Plan Of Action)yang berisi beberapa
hal yang mencakup pelaksanaan intervensi, diantaranya yaitu tanggal
pelaksanaan, tempat pelaksanaan, target atau sasaran, unsur input 6M (Man,
Money,
Market,
Material,
keberhasilan.Indikator
Machine
keberhasilan
dan
Methode)
digunakan
serta
sebagai
indikato
tolak
ukur
Klodran
Desa
Sidomulyo
Kecamatan
Semen
Nama
Bpk Syamsi
Lokasi
Hari/tgl
RT 1 RW Minggu,
01
Waktu
1 19.00 WIB
Juni 2014
Sasaran
Pak
Syamsi
Sekeluarga
c. Hasil
Kegiatan pembuatan Jamban Sehat dilakukan setelah kegiatan mini
lokakarya bersama warga dan perangkat dusun . Kegiatan Pembuatan Jamban
Sehat dimulai dengan membuat galian untuk septictank, dilanjut dengan
memasang closet kemudian dibuat sumur resapan. Pembuatan Jamban Sehat
tersebut merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengubah perilaku
masyarakat menjadi Buang Air Besar di Jamban serta sebagai percontohan
untuk memicu kesadaran warga yang masih BAB sembarangan.
2. Penyuluhan Rumah Sehat
a. Tujuan
Menambah pengetahuan wargaDusun Klodran Desa Sidomulyo
b.
2)
Waktu
: 15.00 WIB
Sasaran
Hari / Tgl
Tempat
c.
Waktu
: 09.30 WIB
Sasaran
Hasil
Kegiatan penyuluhan Rumah Sehat dilakukan di RW 01 dan RW 02
bersamaan dengan survey rumah sehat yang mana menjelaskan materi tentang
komponen rumah sehat, serta sarana sanitasi yang meliputi langit-langit,
dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, lubang
asap dapur, pencahayaan, sarana air bersih, jamban, SPAL, dan tempat
sampah. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan metode Door To Door.
2)
c.
Dusun
Klodran
Desa
Waktu
Sasaran
Hari / Tgl
Tempat
Waktu
Sasaran
Hasil
Kegiatan penyuluhan PHBS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di Balai Desa
Sidomulyo dan SDN 1 Sidomulyo dilakukan pada hari Minggu, 1 Juni 2014
dan Rabu, 4 Juni 2014. Hal tersebut dilakukan untuk mengingatkan kembali
kepada masyarakat Desa Sidomulyo dan murid-murid SDN 1 Sidomulyo
bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir itu sangat penting
dalam upaya pencegahan penularan penyakit, khususnya diare, cacingan, dll.
Dengan kegiatan penyuluhan ini, diharapkan murid-murid dapat menerapkan
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir pada setiap harinya.
4. Gentengisasi
a. Tujuan
Menambah pencahayaan di dalam rumah
b. Pelaksanaan
Hari / Tgl
:Rabu, 04 Juni 2014
Tempat
:Rumah Bu Saminah RT 01 RW 01 Dusun Klodran Desa
Bedali Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri
: 16.00 WIB
: Ruang Tamu dan Kamar Tidur
c.
Waktu
Sasaran
Hasil
Kegiatan gentengisasi dilakukan dengan memasang genteng kaca pada
ruang tamu dan kamar tidur untuk menambah pencahayaan di ruang tersebut.
Kegiatan ini dilakukan sebagai percontohan bagi warga yang pencahayaan
hujan
mengakibatkan
kelembaban
menjadi
meningkat
dan
berpotensi
menimbulkan penyakit.
BAB III
ANALISA SWOT
A. Identifikasi SWOT Program pembangunan jamban sehat di Dusun Klodran
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri dengan menggunakan analisis SWOT:
Perumusan Rencana Strategis dalam pembangunan jamban sehat di dusun
Klodran Kecamatan Semen Kabupaten Kediri masa yang akan datang dilakukan
dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats)
terhadap potensi Desa.
Untuk memberikan penilaian terhadap analisis SWOT ini digunakan 4 pertanyaan,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
a. Strength (kekuatan)
Berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa kondisi dan potensi di Dusun Klodran
Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, maka dapat di identifikasi beberapa faktor
yang menjadi kekuatan internal sebagai berikut :
1 . Ter s e d i a n y a s u m b e r d a y a m a n u s i a ( tukang batu, tukang kayu, tukang
sumur, Tukang kue, pemilik usaha warung, dan PNS ). Suatu wilayah
di
Dusun
Klodran
tersebut.
Pada kolom 5 diberi komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu
Bobot
Rating
Skor
2:2=1
2:2=1
Kekuatan (Strength)
Tersedianya sumber daya manusia
Tingkat pendidikan rata-rata lulsan SMA
TOTAL
15
Weakness (Kelemahan)
2:3=0,6 -8
-4,8
tentang 2:3=0,6 -8
-4,8
Kurangnya
pengetahuan
warga
-2
sembarangan
TOTAL
-11,6
1) Faktor Eksternal
Faktor faktor eksternal
Bobot
Rating Skor
3:3=1
Peluang (Opportunity)
8
4,2
20,2
Ancaman (Threath)
2:2=1
Masyarakat
yang
mempunyai
tingkat
-8
-8
pendapat
biaya
iuran
terkait
material
pembangunan jamban
Kebiasaaan masyarakaat yg sering BABS makaa 1:2=0,5 -7
-3.5
-11,5
Berdasarkan analisis faktor lingkungan internal dan eksternal diperoleh jumlah faktor
lingkungan internal (Kekuatan dan kelemahan) sebesar 3,4 , sedangkan jumlah faktor
lingkungan eksternal ( peluang dan Ancaman) sebesar 8,7.
Kuadran
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan faktor eksternal maka penetapan
kuadran berada pada Kuadran I dikarenakan hasil faktor internal dan faktor eksternal
adalah (+) positif. Posisi di Kuadran I menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi,memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
C. Tahap Analisis
Setelah
mengidentifikasi
kondisi
lingkungan
internal
(Strength
dan
datang dapat menyontoh hal yang tidak baik, yang dapat menimbulkan hal buruk
bagi diri sendiri dan orang lain maka Dusun Klodran Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri ini harus bebas dari BABS.
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
A. Rumusan program yang dibuat
Program pembuatan Jamban Sehat pada masyarakat Dusun Klodran Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri diselenggarakan oleh mahasiswa STIKES WIDYAGAMA
HUSADA MALANG bekerja sama dengan petugas puskesmas dan pemerintah
kelurahan setempat di Balai RW Kelurahan Sidomulyo dengan iuran mahasiswa dan
swadana dari pemerintah Kelurahan Sidomulyo. Melalui pembuatan program jamban
diharapkan selanjutnya terus diadakan pembinaan secara rutin melalui forum informal
dan forum formal oleh petugas kesehatan dan pemerintah kelurahan setempat sehingga
masyarakat tergerak untuk ikut serta bergotong royong dalam pembangun jamban
sehat. Selanjutnya digalakkan pengawasan oleh pihak sanitasi atau pemerintah
setempat mengenai perilaku masyarakat yang bab sembarangan dipastikan sudah tidak
ada lagi, sehingga keberhasilan pembangunan jamban sehat sangat bermanfaat.
1. Pra- Pemicuan
Mahasiswa melakukan kegiatan pra pemicuan berupa observasi tempat dan
pemetaan wilaya, selain itu juga mendata wilayah yang layak menjadi sasaran
program STBM. Setelah mendata tersebut, mahasiswa dan sanitarian Puskesmas
melakukan pemasangan plang dan musawarah kepada perangkat desa untuk
memberitahukan bahwa desa mereka merupakan sasaran program STBM. Saat pra
pemicuan, masyarakat harus tahu bahwa dalam program STBM ini masyarakat di
tuntut untuk mandiri dan tanpa subsidi yang di sediakan oleh pemerintah.
2. Saat Pemicuan
Tahapan pemicuan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas selalu melakukan
tahapan pengantar pertemuan, pencairan suasana, identifikasi istilah-istilah yang
terkait dengan sanitasi (sanitasi umum dan kotoran manusia), pemetaan sanitasi,
transect walk, penghitungan alur kontaminasi, diskusi dampak, dan menyusun
rencana program sanitasi di akhir kegiatan pemicuan. Namun tahapan tersebut tidak
dilaksanakan sesuai urutan. Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi wilayah.
Terutama untuk transect walk (tempat yang sering mereka BAB yaitu sungai)
dilaksanakan sesuai dengan kondisi sasaran. Apabila sasaran yang diundang tidak
datang maka tim fasilitator langsung melakukan transect walk. Hal ini sudah sesuai
dengan pedoman yang ada, dimana pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
kondisi wilayah setempat pada saat pelaksanaan pemicuan. ....saat pemicuan,
kami mebawa gambar simulasi alur kontaminasi penyakit. Alat-alat yang
dibutuhkan dalam pemicuan ini yaitu gambar simulasi alur kontaminasi penyakit,
kapur warna atau cat warna, kerta yang digunakan untuk pemetaan desa, air putih
atau air minum yang akan dicampurkan dengan cat berwarna yang menyerupai
warna tinja. Dalam kegiatan pemicuan ini lebih dicontohkan lagi jika masyarakat
mengonsumsi air yang bercampur dengan tinja, selain itu yang tidak boleh
dilakukan dalam pemicuan ini yaitu meberikan subsidi, haidah dan jangan
menjanjikan kepada masyarakat karena masyarakat dituntut mandiri....
3. Pasca Pemicuan
Pendampingan untuk menjaga komitmene mengenai rencana program sanitasi sudah
dilaksanakan oleh pemegang program. Pasca pemicuan adanya monitoring dan
evaluasi terhadap perubahan dan pengetahuan masyarakat. Hambatan yang sering
terjadi untuk melaksanakan pasca pemicuan ini masyarakat selalu menuntut subsidi
dari dinas dan waktu penyuluhan yang tidak terjadwal, pencairan dana yang kadangkadang terhambat, dan jarak ke desa yang jauh, kesadaran masyarakat yang masih
kurang, karena wilayahnya perairan, jadi mesti wc yang permanen sedangkan biaya
wc
permanen
lumayan
mahal
dan
masyarakat
kurang
mampu
untuk
BAB V
EVALUASI PROGRAM