Anda di halaman 1dari 3

Pak Bondan (umur 23) adalah seorang pedagang bakso keliling di desa

sukamaju, kecamatan sukasari, Cianjur, Jawa barat. Setiap hari ia menjual


baksonya dengan membawa gerobaknya yang berwarna biru terang keliling
desa. Ia berjualan dari pukul 9 pagi hingga 2 siang, lalu beristirahat pulang
ke rumahnya. Pada pukul setengah 4 pak Bondan mulai lagi berkeliling desa
menjajalkan baksonya dan pada pukul 5 sore pak bondan mangkal di dekat
lapangan sepak bola desa sukamaju bersama dengan pedagang lainnya
seperti siomay, roti, es, bubur, mie ayam, dll. Lapangan sepak bola tersebut
selalu ramai tiap sore hari, tentu ada yang berolahraga dan banyak juga
yang berjalan-jalan, main layangan, nongkrong, sambil menunggu senja.
Dagangan pak bondan tiap harinya sangat laku, banyak masyarakat yang
suka karena bakso pak Bondan menggunakan daging sapi segar yang
membuat baksonya enak. Pak bondan adalah seorang pedagang yang jujur.
Selain itu, harga bakso pak bondan juga murah sehingga pas untuk
masyarakat desa, Rp8000 per mangkok sudah dengan isi yang lengkap,
banyak juga anak-anak yang sering beli baso tusuk, Rp2000 per tusuk.
Pak Bondan sudah menjalani usaha ini selama 3 tahun sejak umur pak
Bondan 20 tahun. Setiap hari ia selalu semangat berjualan baksonya.
Dengan keuletannya menjalani usaha ini selama 3 tahun maka uang yang
terkumpul sudah lumayan. Ditahun keempat yaitu pada saat pak Bondan
berumur 24 tahun, Pak bondan meninggalkan desa sukamaju yang
merupakan juga kampung halamannya untuk ke kota Cianjur. Pak Bondan
menyewa sebuah kios kecil di kota Cianjur dengan modal yang sudah ia
kumpulkan, dan membuka kios bakso, sama dengan bakso yang dijualnya di
desa sukamaju. Sudah berjalan 3 bulan kios bakso pak bondan, kios
baksonya sangat laku setiap harinya karena rasanya yang enak dan harga
ekonomis. 6 bulan sudah kios pak bondan buka, pak bondan menaikkan
harga baksonya menjadi Rp10.000 per mangkok dan menggunakkan 1 orang
pegawai untuk membantunya.
2 tahun sudah kios pak bondan di kota cianjur buka, karena usahanya
sangat maju, maka di tahun ke-3 pak Bondan berencana untuk membeli kios
tersebut dengan kredit ke bank. Seiring berjalannya usaha bakso pak bondan
selama 2 tahun di kota cianjur, pak Bondan juga sudah memiliki calon istri
orang cianjur. Pak bondan menikah dengan Sinta, seorang perawat rumah
sakit di Cianjur. Mereka mengontrak sebuah rumah untuk tinggal. 1 tahun
setelah menikah, mereka mempunyai seorang anak laki-laki bernama Toni.
Pak Bondan dan Ibu Sinta bersama-sama bekerja untuk kemajuan keluarga.
Usaha bakso pak Bondan semakin laris sehingga kiosnya sudah lunas
terbayar, Ibu Sinta juga sudah naik jabatan sebagai ketua perawat di rumah

sakit tersebut. Anaknya Toni yang tumbuh semakin


bersekolah di sekolah dasar swasta di kota Cianjur.

besar

akhirnya

Usaha bakso pak Bondan yang sudah berjalan dengan baik


menghasilkan keuntungan yang lumayan yang membuat pak Bondan
berencana untuk membuka cabang. Akhirnya pak bondan membuka cabang
usaha baksonya di kota Cipanas dengan menyewa sebuah kios lagi.
Cabangnya di Cipanas juga berkembang pesat, setiap harinya dapat menjual
hingga 100 mangkok bakso. Usaha bakso pak Bondan terus maju hingga
dapat membeli kios lagi di kota Cipanas. Ibu sinta masih bekerja sebagai
ketua perawat di rumah sakit di Cianjur sambil menjadi ibu rumah tangga
juga untuk menjaga Toni yang sekarang duduk di kelas 2 SMP.
Seiring berjalanya waktu, Toni tumbuh semakin besar dan sekarang
duduk di kelas 3 SMA di SMA swasta di kota Cianjur. Usaha orang tua Toni
maju, dengan memiliki cabang kios bakso di cipanas 2, di cianjur 3, dan
dengan pusat di kota Cianjur yaitu kios pertamanya. Ibu Sinta sudah tidak
bekerja lagi sebagai ketua perawat di rumah sakit, namun sekarang
membantu suaminya, yaitu usaha baksonya. Keduanya saling bekerjasama
untuk mengembangkan dan memajukan usahanya agar semakin maju.
Mereka sudah membeli sebuah rumah di Cianjur dan sudah memiliki sebuah
mobil. Semuanya itu dapat dimiliki oleh mereka karena usaha keras mereka
bekerja mencari uang untuk keluarga.
Sukses dengan usaha baksonya, Ibu Sinta berpikiran untuk membuka
jenis usaha yang lain, namun masih di bidang kuliner. Memikirkan idenya
dengan suaminya, akhirnya mereka mendapatkan ide untuk membuka usaha
kedai es campur cianjur. Mencari-cari tempat yang strategis untuk dijadikan
kedai es campur Cianjur, akhirnya mendapatkan tempat yang pas untuk di
sewa. Sebulan kemudian dimulailah usaha es campur Cianjur tersebut.
Sambil mencari-cari menu tambahan, mereka juga menjual es campur
cianjurnya di setiap kedai bakso dan cabang-cabangnya. Kedai es mereka
berkembang cukup baik, dalam sehari pada awalnya dapat menjual 30 porsi,
setelah 4 bulan dapat menjual hingga 70 porsi per hari. Usaha mereka di
bidang kuliner memang sangat berkembang baik.
Toni yang sebentar lagi lulus SMA, bercita-cita untuk menjadi Sutradara
film sejak dia masih SMP. Maka Toni berencana untuk masuk ke universitas
IKJ (Institut Kesenian Jakarta) di Jakarta, karena universitas tersebut
merupakan universitas khusus perfilman. Kedua orang tua Toni setuju untuk
mendukung cita-cita Toni untuk menjadi Sutradara film. Uang yang sudah

mereka tabung, mereka siapkan untuk masa depan Toni akhirnya cukup
untuk melanjutkan pendidikan Toni ke bangku kuliah. Setelah selesai ujian
nasional, Toni pergi ke IKJ untuk melakukan pendaftaran dan tes masuk.
Akhirnya Toni berhasil menjalankan tes masuk dan diterima di IKJ. Toni akan
memulai kulianya 3 bulan kedepan. Tempat tinggal untuk Toni pun sudah
dapat, kos-kosan dekat kampus.
Setelah selesai mengurusi untuk kelanjutan pendidikan Toni ke
universitas, pak Bondan dan ibu Sinta kembali untuk focus pada usahanya,
mereka sekarang sudah memiliki total 40 karyawan dari seluruh cabang. Toni
ikut membantu usaha kedua orang tuanya di saat liburan. Tiga bulan sudah
liburan Toni berakhir, saatnya untuk memulai kuliah. Toni berangkat ke
Jakarta diantar oleh kedua orang tuanya. Sampai di Jakarta, kos Toni sudah
siap karena sebelumnya sudah dibawa barang barang Toni dari Cianjur ke
Kosnya. Malam harinya kedua orang tua Toni pulang ke Cianjur.
Besok harinya Toni memulai kuliah. Dia merupakan anak yang cukup
berprestasi. 2 semester telah dilalui oleh Toni dengan mendapatkan nilai-nilai
yang bagus. Keinginannya untuk menjadi sutradara sukses sudah ada di
depan mata asal Toni terus giat kuliah. Setelah 4 tahun kuliah di IKJ, Toni
sudah mendapat berbagai ilmu mengenai perfilman. Akhirnya dia lulus
sarjana, dan memulai karirnya dengan mensutradarai film-film pendek dalam
negeri. Tahun demi tahun dijalaninya profesinya, akhirnya Toni sudah
menjadi sutradara yang sukses dengan karya-karyanya. Film yang
disutradarai olehnya sudah tampil di layar-layar lebar dalam negeri. Akhirnya
Toni tinggal di Jakarta dan sesekali pulang ke Cianjur untuk menengok kedua
orang tuanya. Toni menikah dengan orang Jakarta, dan menetap sebagai
warga Jakarta.

Mobilitas vertical naik


menjadi pengusaha kuliner

: Pak Bondan dari pedagang bakso keliling

Mobilitas geografis
: Pak Bondan pindah dari desa sukamaju ke
kota Cianjur. Toni pindah dari Cianjur ke Kota Jakarta
Mobilitas antargenerasi
: Toni anak seorang pedagang
pengusaha, menjadi sutradara terkenal dan sukses di Jakarta.

bakso,

Anda mungkin juga menyukai