Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO - 4 Parkinson

No. ID dan Nama Peserta

: dr. Siska Ana Maria Ningsih, S.Ked

No. ID dan Nama Wahana : RSUD Kabupaten Jombang


Topik

: Ilmu Saraf

Tanggal Kasus : 03 Februari 2015


NamaPasien

: Tn. I

No. RM

Tanggal Presentasi :

: 19-74-29

Pendamping : dr. Sangidu

Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Pasien datang dengan keluhan kedua tangan gemetar dan kontrol karena obat habis.
Kedua tangannya gemetar dan tidak berhenti saat beraktivitas. Bergetar tanpa sadar dan tidak
terkendali. Pasien menjadi lambat jika berjalan dan lebih sulit tidur saat malam hari. Hal ini sudah
dirasakan sejak 8 bln yang lalu. BAB dan BAK dalam keadaan normal.
Tujuan

: Mengetahui manajemen pasien dengan parkinson.

Bahan bahasan

TinjauanPustaka

Riset

Kasus

Audit

Cara membahas

Diskusi

Presentasi & diskusi

E-mail

Pos

Data Pasien

Nama

: Tn. I

No. Registrasi :

Umur

: 65 Tahun

19-74-29

Alamat

: Megaluh Jombang
Terdaftar sejak :

Nama Klinik : RSUD Kabupaten Jombang

Telp.
03 Februari 2015

KELUHAN UTAMA : Tangan gemetar terus menerus.


Data Utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
-

Pasien datang ke polikilinik saraf RSUD Jombang dengan keluhan kedua tangan gemetar
dan kontrol karena obat habis. Pasien mengatakan kedua tangannya gemetar terus dan tidak
berhenti khususnya saat beraktivitas. pasien merasa bergetar tanpa sadar dan tidak

terkendali. Pasien juga menjadi lambat jika berjalan dan lebih sulit tidur saat malam hari.
Hal ini sudah dirasakan sejak 8 bln yang lalu. BAB dan BAK dalam batas normal.
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
-

Riwayat hipertensi positif diketahui sejak tahun 2008 dan rutin berobat.

Riwayat DM negatif.

3. Riwayat Keluarga :
-

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.

Pemeriksaan Fisik
Vital Sign:
TD: 190 / 110 mmHg

Nadi : 86 x / menit, regular, kuat

KU : Cukup, tampak sakit ringan

T : 36,5 C

Kesadaran : Composmentis

RR : 24 x / menit

GCS : E4 - V5 - M6

Status Generalis :
Kepala

: Normocephali.

Mata

: Konjunctiva tidak anemis, Sclera tidak icterus, mata cowong negatif.

Telinga

: Tidak ada secret.

Hidung

: Tidak ada secret, Tidak ada darah.

Tenggorokan : Tonsil T1 / T1, Faring tidak hiperemis.


Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher.

Thorax

Cor

: S1S2 tunggal, regular, tidak ada murmur.

Pulmo :
Inspeksi

: Pergerakan dada D / S simetris, tidak ada retraksi.

Palpasi

: Vocal fremitus Normal / Normal


Normal / Normal
Normal / Normal

Perkusi

: Sonor / Sonor
Sonor / Sonor

Sonor / Sonor
Auskultasi : Vesikuler / Vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Vesikuler / Vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Vesikuler / Vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Abdomen : Flat, soefl, BU positif normal, meteorismus negatif, turgor kulit abdomen < 2 .
Hepar / Lien / Ginjal : Tidak teraba.
Extremitas

: Anemis negatif, tidak edema pada keempat ekstremitas,


Akral hangat, CRT < 2 detik.

Status Neurologis :
A. Kesan Umum :
Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : G C S : 4 5 6
Pembicaraan : Normal
Kepala
: Normal
Muka
: Normal
B. Pemeriksaan Khusus :
Rangsangan Selaput Otak

: Normal

Saraf Otak

Nervus I

: Tidak dilakukan

Nervus II

: Visus normal

Nervus III, IV, VI

: Kedudukan bola mata di tengah


Pergerakan bola mata normal
Pupil bulat, isokor, 3 mm / 3 mm, reflex cahaya positif

Nervus V

: Normal

Nervus VII

: Normal

Nervus VIII

: Tidak dilakukan

Nervus IX, X

: Normal

Nervus XI

: Normal

Nervus XII

: Normal

C. Extremitas :
Superior
: Motorik

Inferior

D.
E.
F.
G.

Rigid positif
Reflex fisiologis normal, Reflex patologis negatif, Sensibilitas normal
: Motorik
5

Rigid negatif
Reflex fisiologis normal, Reflex patologis negatif, Sensibilitas normal
Badan
: Normal
Kolumna vertebralis
: Tidak dilakukan
Gerakan gerakan involunter : Tremor waktu istirahat (+)
Tremor waktu gerak (++)
Gait dan keseimbangan
: Tidak dilakukan

Hasil Pemeriksaan Laboratorium:


(03 Februari 2015)
Darah Lengkap
HGB

: 14.4

( 11.4 17.7 )

WBC

: 10.200

( 4.700 10.300 )

HCT

: 41.8

( 37 48 )

PLT

: 293.000 (150.000 350.000 )

Daftar Pustaka
1. Lumbantobing SM. Neurologi klinik. Edisi 11. Jakarta: FKUI; 2008.h.87-96.
2. DeLong M, Juncos JL. Parkinsons disease and other movement disorder. In: Hauser S
et al. Harrison neurology in clinical medicine. 1st ed. USA: McGraw-Hill; 2006.p.295-308.

SUBYEKTIF :
Pasien datang ke polikilinik saraf RSUD Jombang dengan keluhan kedua tangan
gemetar dan kontrol karena obat habis. Pasien mengatakan kedua tangannya gemetar terus dan
tidak berhenti khususnya saat beraktivitas. pasien merasa bergetar tanpa sadar dan tidak
terkendali. Pasien juga menjadi lambat jika berjalan dan lebih sulit tidur saat malam hari. Hal

ini sudah dirasakan sejak 8 bln yang lalu. BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat hipertensi positif diketahui sejak tahun 2008 dan rutin berobat. Riwayat DM
negatif serta tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.
OBYEKTIF
Pada pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan, keadaan umum cukup, tampak sakit
ringan, kesadaran composmentis, tekanan darah 190 / 110 mmHg, nadi 86 x / menit,
temperatur 36,5 0 C, pernafasan 24 x / menit. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Pada
pemeriksaan motorik extremitas superior didapatkan adanya rigid positif. Pada pasien juga
ditemukan adanya gerakan involunter berupa tremor waktu istirahat dan tremor waktu gerak,
dimana tremor pada waktu bergerak lebih terlihat daripada tremor pada waktu istirahat. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan pemeriksaan darah lengkap dalam batas normal.
ASSESSMENT
Parkinson adalah kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan ( Motor
system ), terjadi karena hilangnya sel sel otak yang memproduksi dopamin. Penyakit
Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita hampir seimbang.
5 10 % orang yang menderita penyakit Parkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40
tahun, tapi rata rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh
usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari 0,6 %
pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 89 tahun. Di Amerika Serikat, ada
sekitar 500.000 penderita Parkinson, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 orang terdiagnosa baru
setiap tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk
Amerika. Kebanyakan penyakit parkinson merupakan kasus idiopatik, akan tetapi ada
beberapa faktor resiko yang telah diidentifikasikan, seperti berikut :

Usia : Meningkat pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia dibawah 30 tahun.

Rasial : Orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika .

Genetik : Diduga ada peranan faktor genetik. Telah dibuktikan bahwa mutasi pada tiga
gen terpisah (alpha-Synuclein, Parkin,UCHL1 ) berhubungan dengan Parkinson
herediter. Kebanyakan kasus idiopatik Parkinson diperkirakan akibat faktor faktor
genetik dan lingkungan.

Lingkungan : Toksin (MPTP, CO, Mn, Mg, CS2, Metanol, Sianid), pengunaan herbisida
dan pestisida, serta infeksi. Banyak fakta yang menyatakan tentang keberadaan

disfungsi mitokondria dan kerusakan metabolisme oksidatif dalam pathogenesis


Parkinson.
Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar
dopamine akibat kematian neuron di pars kompakta substansia nigra sebesar 40 50 % yang
disertai inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies). Lesi primer pada penyakit Parkinson
adalah degenerasi sel saraf yang mengandung neuromelanin di dalam batang otak, khususnya
di substansia nigra pars kompakta, yang menjadi terlihat pucat dengan mata telanjang. Dalam
kondisi normal, pelepasan dopamine dari ujung saraf nigrostriatum akan merangsang reseptor
D1 (Eksitatorik) dan reseptor D2 (Inhibitorik) yang berada di dendrit output neuron striatum.
Output striatum disalurkan ke globus palidus interna atau substansia nigra pars retikularis
lewat 2 jalur yaitu jalur direk reseptor D1 dan jalur indirek reseptor D2. Maka bila input direk
dan indirek seimbang, maka tidak ada kelainan gerakan.
Pada penderita penyakit Parkinson, terjadi degenerasi substansia nigra pars kompakta dan
saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak ada rangsangan terhadap reseptor D1
maupun D2. Gejala Penyakit Parkinson belum muncul sehingga lebih dari 50% sel saraf
dopaminergik rusak dan dopamine berkurang 80%. Reseptor D1 yang eksitatorik tidak
terangsang sehingga jalur direk dengan neurotransmitter GABA (Inhibitorik) tidak teraktifasi.
Reseptor D2 yang inhibitorik tidak terangsang, sehingga jalur indirek dari putamen ke globus
palidus segmen eksterna yang GABAergik tidak ada, sehingga fungsi inhibitorik terhadap
globus palidus segmen eksterna berlebihan. Fungsi inhibisi dari saraf GABAergik dari globus
palidus segmen ekstena ke nucleus subtalamikus melemah dan kegiatan neuron nukleus
subtalamikus meningkat akibat inhibisi. Terjadi peningkatan output nukleus subtalamikus ke
globus palidus segmen interna/ substansia nigra pars retikularis melalui saraf glutaminergik
yang eksitatorik akibatnya terjadi peningkatan kegiatan neuron globus palidus / substansia
nigra. Keadaan ini diperhebat oleh lemahnya fungsi inhibitorik dari jalur langsung, sehingga
output ganglia basalis menjadi berlebihan kearah thalamus. Saraf eferen dari globus palidus
segmen interna ke thalamus adalah GABAnergik sehingga kegiatan thalamus akan tertekan
dan selanjutnya rangsangan dari thalamus ke korteks lewat saraf glutamatergik akan menurun.
Hal ini mengakibatkan output korteks motorik ke neuron motorik medulla spinalis melemah
sehingga terjadi hipokinesia.
Terdapat empat tanda kardinal yang merupakan manifestasi klinik dari penyakit Parkinson.
Keempat tanda kardinal ini merupakan kelainan motorik.

Bradikinesia : Melambatnya gerakan, sulit memulai pergerakan dan penurunan progresif

dari segi kecepatan dan amplitudo gerakan.

Rigiditas : Pada seluruh fleksor dan ekstensor, dapat ditemukan cogwheel phenomenon.

Tremor : Resting tremor klasik; pill-rolling disertai fleksi jempol. Sering berkurang pada
pergerakan dan hilang pada waktu tidur.

Instabilitas postural : Badan membungkuk, cenderung jatuh kedepan pada saat berjalan.

Selain empat tanda kardinal yang disebutkan di atas, gejala non motorik juga bisa
ditemukan pada pasien dengan penyakit Parkinson seperti berikut nyeri, frekuensi miksi
meningkat , hipotensi ortostatik, disfungsi seksual, depresi, ansietas.
Penatalaksanaan untuk penyakit parkinson merangkumi farmokologik dan non
farmakologik. Penatalaksanaan farmokologik dibagi kepada beberapa bagian seperti berikut:

Bekerja pada sistem dopaminergik : L dopa, MAO dan COMT Inhibitor, Dopamin
agonis.

Bekerja pada sistem kolinergik.

Bekerja pada sistem glutamatergik .

Penatalaksanaan non farmakologik adalah seperti berikut:

Rehabilitasi : Terapi fisik, Terapi okupasi, Terapi bicara, Psikoterapi, Alat bantu jalan.

Pembedahan : Pallidotomi, Thalamotomi.

Pada tahap akhir, penyakit Parkinson dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak dan
pneumoni. Tanpa perawatan, gangguan akan semakin progresif hingga terjadi total disabilitas,
sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan
kematian. Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan
pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol
sangat bervariasi.
Obat obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala gejala parkinson, sedangkan
perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka
penyakit ini akan menemani sepanjang hidup. Penyakit Parkinson sendiri tidak dianggap
sebagai penyakit yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan waktu. Rata rata harapan
hidup pada pasien Parkinson pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang tidak menderita
penyakit Parkinson. Progresifitas gejala pada penyakit Parkinson dapat berlangsung 20 tahun
atau lebih. Namun demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang
tepat untuk memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan
pengendalian yang tepat, kebanyakan pasien penyakit Parkinson dapat hidup produktif
beberapa tahun setelah diagnosis.

PLANNING
Diagnosis : CT Scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Terapi

Umum : Terapi fisik, latihan / olahraga, diet dan nutrisi.


Khusus : Leparson 4 x 1
THD 3 x 1
Sifrol 0,375 1 x 1
Alprazolam 0,5 mg 1 x 1

Anda mungkin juga menyukai