220111100058
Tri Astuti
220111100050
Puji Lestariani
220111070074
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini yang bejudul Asuhan Keperawatan pada Depresi Post Partum dan
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang
bertujuan agar kami mengetahui perubahan, permasalahan dan cara penanggulangan yang
terjadi pada keadaan depresi post partum pada pasien. Dalam penyusunan makalah ini, kami
banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan, untuk itu dalam kesempatan ini kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ida Maryati, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. selaku koordinator dan dosen Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas.
2. Ibu Tetti Solehati, S.Kp., M.Kep., selaku dosen pembimbing dalam pembuatan
makalah post partum ini dan dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas.
3. Ibu Mira Trisyani, S.Kp., MN, selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah
post partum ini dan dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas.
4. Staf Perpustakaan FIK UNPAD yang telah membantu dalam penyediaan buku pustaka
yang sangat menunjang terhadap penyusunan makalah ini.
5. Rekan-rekan semua yang telah bekerja keras serta kerjasama yang baik sehingga
tersusun makalah ini degan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca yang budiman.
Jatinangor, Maret 2011
( Kelompok III )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...
Daftar Isi..........
ii
BAB I
PENDAHULUAN ..
A.
B.
C.
D.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan,
baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks. Semua itu membutuhkan
kesiapan mental untuk menghadapinya. Pada kenyataannya terdapat gangguan mental
yang sangat mengganggu dalam hidup manusia, yang salah satunya adalah depresi.
Gangguan mental emosional ini bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dari kelompok
mana saja, dan pada segala rentang usia. Bagi penderita depresi ini selalu dibayangi
ketakutan, kengerian, ketidakbahagiaan serta kebencian pada mereka sendiri.
Postpartum atau masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya
placenta sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam
rangka pengaeasan Postpartum adalah 2 jam - 6 jam, 2 jam 6 hari, 2
jam 6 minggu (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu).
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya.
Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan
adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian wanita
mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan
kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emisional yang kompleks,
memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses
kehamilan
yang
terjadi.
Konflik
antara
keinginan
prokreasi,
kesedihan
atau
kemurungan
sebagian
mengalami
lainnya
tidak
gangguan-gangguan
berhasil
menyesuaikan
psikologis,
salah
diri
satunya
dan
yang
Bab II
BAB III
TINJAUAN TEORITIS DEPRESI POST PARTUM
E. Pengertian
1. Post partum
Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ
organ reproduksi kembali kekeadaan normal (Bobak dkk, 2005)
2. Depresi
Depresi adalah gangguan alam pikiran ( mood) yang ditandai dengan kemurungan,
kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnnya kegairahan
hidup, apatis dan pesimis kemudian dapat diikuti gangguan perilaku ( Hawari,
2000)
Gejala gejala yang dapat di lihat dari orang yang mengalami depresi yaitu
konsentrasi berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang,gangguan rasa
bersalah dan tidak berguna, pandangan masa suram dan pesimistik, gagasan yang
menbuat diri bahaya atau bunuh diri, tidur terganggu,dan nafsu makan berkurang
(maslim 2000)
Depresi adalah merupakan gangguan kemurungan, kesedihan patah semangat yang
di tandai perasaan gelisah, menurunnya kegiatan dan pesimisme menghadapi masa
depan (Chaplin 2005 )
Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya
kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun mental
dan kesulitan dalam berpikir( Kartono 2002)
3. Depresi post partum
Depresi post partum adalah depresi pasca persalinan yang mulai muncul pada hari
ke tiga setelah melahirkan dan berlangsung sampai berminggu minggu atau bulan
yang dikategorikan sebagai sindrom gangguan mental ringan dengan menunjukan
perasaan sedih, kelelahan, mudah marah, gangguan tidur, gangguan nafsu makan
dan kehilangan libido yaitu kehilangan keinginan berhubungan dengan suami
( Regina dkk.2001)
dan
c.
selama kehamilan dan berakibat penurunan kadar gula darah yang drastic.
Abdomen
Pada hari pertama post partum, abdomen masih seperti masih hamil. Setelah 2
minggu dinding abdomen menjadi rileks dan 6 minggu menjadi kembali
seperti sebelum hamil.
d.
System urinarius
Pada masa hamil terjadi peningkatan kadar steroid yang meningkatkan fungsi
ginjal. Dan setelah melahirkan kadar steroid turun fungsi menjadi turun dan
akan normal kembali setelah 1 bulan. Dan 2 8 minggu supay hipotonia
pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil.
Pada ibu menyusui normal jika ditemui laktosuria positif, BUN meningkat
akibat autolysis uterus yang terjadi involusi. pada post partum terjadi
kelebihan volume cairan
f.
tertunda, yang bisa dari sebablain yaitu nyeri episiotomy, laserasi dll.
Payudara
Pada saat kehamilan akan meningkat hormone hormone yang menstimulasi
perkembangan payudara yaitu estrogen, progesterone, HCG, prolaktin, kortisol
dan insulin. Namun saat bayi lahir akan menurun dengan cepat. Untuk dapat
kembali seperti sebelum hamil akan dipengaruhi oleh ibu mau menyusui atau
tidak. Jika tidak prolaktin akan turun sangat cepat. Setelah melahirkan, akibat
adanya produksi asi payudara bisa mengalami pembengkakan pada beberapa
g.
hari saja.
System kardiovaskuler
Volume jantung
Saat hamil, ibu akan mangalami penigkatan jumlah volume darah 40 %
sehingga pasien dapat menoleransi jika ada kehilangan dara 300 - 400 ml.
ibu pada masa post partum akan mengalami 3 hal fisiologis agar normal
tanda vakibat perdarahan ( keperawatan maternitas. Bobak dkk )yaitu :
- Hilangnya sirkulasi uteroplasental yang mengurangi ukuran pembuluh
-
darah maternal 10 % - 15 %
Hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus
vasodilatasi
- Terjadinya mobilisasi air ekstra vaskuler yang di simpan selama hamil.
Curah jantung
Pada masa kehamilan terjadi peningkatancurah jantung. Setelah
melahirkan akan terjadi peningkatan lagi terutama pada 30 60 menit
akibat aliran pada sirkuit uteroplasental beralih ke sirkulasi umum tubuh
ibu. Dan normal 8 10 minggu post partum
Tanda tanda vital
Terjadi peningkatan tanda vital post partum contoh pada pernafasan akan
kembali normal pada bulan ke enam. Setelah rahim kosong diafragma
akan menurun, aksis jantung kembali normal dan impuls titik maksimum (
point of maxsimum impuls ) ddan EKG kembali normal.
Komponen darah
Setelah persalinan volume darah yang hilang lebih besar dari sel darah
merah yang hilang sehingga terjadi peningkatan hematokrit darah
terutama pada hari ke 3 sampai ke 7. Dari hasil leukosit biasanya
meningkat ( leukositosis) 20.000 25.000 /mm3 naamun itu normal dan
akan turun sendiri. Jika hasil tetap aatau naik ada kemungkinan terjadi
infeksi. Untuk factor koagulasi pada masa kehamilan meningkat. Dan
setelah persalinan akan terjadi hiperkoagulan dan kerusakan pembuluh
darah yang beriko terjadinya tromboembolisme terutama pada persalinan
sesaria.
Varises
Biasanya terjadi di daerah tungkai dan anus ( hemoroid ). Pada varises
h.
System muskoloskleletal
Pada masa kehamilan sistem muskoloskeletal mengalami adapatasi untuk
membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu
akibat pembesaran rahim. Dan akan kembali normal stabilisasinya pada
j.
k.
B. Depresi
Adanya masalah dalam kehidupan dapat melatarbelakangi terjadinya depresi, yang
termasuk gangguan jiwa
Klasifikasi depresi ada 4 menurut maslim (2000)yaitu :
Depresi ringan
menutup kemungkinan muncul pada hari ke-3 atau ke-5 setelah melahirkan.
Sedangkan psikosis puerperal merupakan ekspesi yang lebih hebat dari depresi
post partum. Psikosis puerperal mempunyai gejala delusi, halusinasi pandangan
atau pendengaran, gejala maniak mencakup kegairahan dan pandangan yang
berlebihan. Nafsu makan, pola tidur, libido dan kehidupan sosial terpengaruh
secara drastis bahkan resiko tinggi untuk bunuh diri.
2. Faktor fisik.
Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental
selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan
dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon
secara drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara
kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada
keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menurun secara
cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
3. Faktor psikologis.
Peralihan yang cepat dari keadaan dua dalam satu pada akhir kehamilan
menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian
psikologis individu. Klaus dan Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan
pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai
hubungan baik antara ibu dan anak.
4. Faktor sosial.
Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak
memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu ibu, selain kurangnya
dukungan dalam perkawinan.
b. Faktor pengalaman.
Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang dilakukan oleh
Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa depresi
pascapersalinan ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara,
mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan
bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat
menimbulkan stres. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Le Masters
yang melibatkan suami istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan
hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi
pertama.
c. Faktor pendidikan.
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan
konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan
untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran
mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anakanak mereka
(Kartono, 1992)
.
d. Faktor selama proses persalinan.
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang
digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik
yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula
trauma
psikis
yang
muncul
dan
kemungkinan
perempuan
yang
kehamilan,
Jangan sendirian dalam waktu lama, jadi di usahakan untuk keluar rumah
mencari suasana baru.
Bicarakan dengan orang tua untuk mencari pengalaman
atau berbagi
pengalaman
Mengikuti group support, terutama pasien yang telah mengalami depresi
Penatalaksanaan disini adalah cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas dengan
post partum blues. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini yaitu :
1. Dengan cara pendekatan komunikasi teraupetik
Tujuan dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan hubungan baik antara perawat
dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruksi
2. Peningkatan support mental/dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologi
yang berhubungan dengan masa nifas dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan,
ibu akan mengalami fase-fase (Rubin,1997), sebagai berikut :
a. Fase taking in
Periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu fokus perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri,
pengalaman selama proses persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. Hal
ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b. Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah persalinan. Pada fase ini ibu
merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Pada fase ini ibu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik
untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
timbul percaya diri.
c. Fase letting go
Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh
hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan
bayinya sudah meningkat.
A. Pencegahan
Depresi postpartum dapat dicegah dengan cara :
1. Anjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau keluarga untuk selalu
2.
3.
4.
5.
memperhatikan si ibu.
Menu makanan yang seimbang
Olah raga secara teratur
Mintalah bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan bayinya.
Rencanakan acara keluar bersama bayi berdua dengan suami
6. Rekreasi
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang
benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan tindakan dan evaluasi yang
dilaksanakn. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisiskan informasi subjektif dan
obyektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian terhadap klien depresi postpartum, meliputi :
a. Identitas klien :
Data dari klien meliputi : nama, umur pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah
dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea
berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah
rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik,
hemofilia,
riwayat
pre
eklampsia,
trauma
jalan
lahir,
pernah
atau
sedang
cara
beberapa
kali,
baik
sebelum
perawatan
komposisi
dirawat
serta
makanan,
maupun
selama
buah buahan.
Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna,
konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defeksi.
BAB harus ada 3-4 hari postpartum sedangkan miksi
hendaklah
secepatnya
Mukthar, 1995 )
dilakukan
sendiri
(Rustam
3)
4)
berlebihan.
Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi,
menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan selama
dirawat serta perawatan mengganti balutan atau duk.
c.
Riwayat Psikososial
Menurut Matteson (2000), dukungan social, (social support) di
definisikan sebgai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata
atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab dengan orangnya di
dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku yang
menerimanya. Orang yang mendapatkan dukungan sosial, secara emosional
merasa lega karena diperhatikan.
Dukungan anggota keluarga
lainnya
juga
ikut
mempengaruhi
kesejahteraan ibu. Kehadiran orang tua sebagai model peran sebagai ibu, sangat
mendukung kesiapan psikologis ibu untuk menjalankan perannya sebagai ibu, dan
demikian juga anggota keluarga lainnya termasuk saudara, suaminya dan
pekerjaan di rumah tang, membantu ibu sebagai tempat mengekspresikan
perasaannya (Bick et.al, 2003).
II.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Penampilan Umum
Kesadaran : compos mentis
Keadaan : bersih, ekspresi wajah sedikit menahan nyeri apabila bergerak
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg, hipotensi orthostatik=kenaikan sistol 20mmHg
muka: tidak ada cloasma, tidak ada oedem ditandai dengan kulit kembali
dalam 1 detik ketika ditekan. N: kembali <3detik
ketika diberi cahaya, luas lapang pandang(ka/ki) : baik, bisa 300 dari depan
Hidung: tidak ada nyeri tekan, fungsi penciuman normal, tes hembus udara
dari hidung normal dengan adanya gerakan hembusan tissu, fungsi penhidu
murmur(-)daerah apikal.
Paru : dada simetris, retraksi dada simetris, pada auskultasi terdengar suara
vesikuler
di
sebagian
besar
paru.
Bronkovesikuler(ICS
1-2
nyeri tekan, areola bersih, sudah ada keluaran ASI, puting susu menonjol.
7. Abdomen
Tidak ada luka operasi, TFU 2 jari di bawah pusat, linea nigra(-), striae(+),
posisi uterus ditengah, kontraksi kuat, diastasis rectus abdominalis lebar 1 jari,
bising usus normal : 5x (5-12x/menit).
8. Genetalia
Vulva :
-
Vagina
-
Perinium
-
memar(+)
Red(-),echimosis(-),edema(-),discharge(-),approximity(-)
Anus
-
Hemmorhoid
9. Ekstrimitas
Edema (-/-), varices (-/-), Homan sign (-/-), reflek patella (+/+), tromboplebitis
(-/-)
III.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan harga diri berhubungan dengan kurangnya umpan
balik positif
2.
terhadap konsep diri; ancaman atau merasakan ancaman terhadap integritas fisik
3.
Resiko tinggi terhadap kekerasan yang diarahkan terhadap diri
sendiri berhubungan dengan perasaan bersalah dan tidak berharga
4.
Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan sistem
5.
NO
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan harga diri
berhubungan
dengan kurangnya
umpan balik positif
TUJUAN/KRITERIA HASIL
INTERVENSI
rasionalisasi
-Mengidentifikasi
- Bersikap
menerima - Sikap menerima
perasaan dan dinamika
pasien
dan
meningkatkan
yang melatar belakangi
negativismenya.
perasaan makna diri
Pencapaian
keberhasilan
persepsi diri negatif
- Diskusikan
tujuan,
meningkatkan konsep
- Pasien mampu
pastikan tujuan realistik
diri
menyatakan secara
dan
merencanakan
verbal aspek-aspek
aktifitas yang mungkin
positif dirinya
akan berhasil.
- Pasien mampu
- Penerimaan individu
Berikan
penghargaan
berkomunikasi secara
tanpa syarat berfungsi
yang
positif
pada
ibu,
asertif dengan orang
untuk menghadapi
tingkatkan
pemahaman
lain
perasaan tidak berguna
tentang fungsi
dan
dengan menguatkan
peran
ibu
sebagai
bahwa individu layak
orang
yang
paling
dihargai orang
dekat dengan bayi.
lain.menjadi dasar bagi
pembentukan ikatan
keluarga yang kuat
- Bantu
ibu - Dengan mengenali aspek
mengidentifikasi aspek
positif diri dan buat
rencana
mengubah
karakteristik
yang
dipandang negatif.
-
Ansietas (sedang
sampai berat)
berhubungan
dengan ancaman
terhadap konsep
diri; ancaman atau
merasakan
ancaman terhadap
integritas fisik
Dorong kemandirian
dalam
menjalankan - Kemampuan melakukan
tugas ibu berkaitan
aktifitas secara mandiri
dengan perawatan diri
meningkatkan konsep
dan bayi.
diri.
- Mengungkapkan
- Bangun
hubungan- Penerimaan dapat
kesadaran persaan
terapeutik
meningkatkan rasa
terhadap peningkatan
perawat/klien. Tunjukan
percaya, yang penting
ansietas
penghargaan
yang
untuk pembentukan
- Tampak rileks dan
positif dengan ikhlas.
hubungan terapeutik
mengungkapkan
- Aktifitas fisik dapat
Beri
aktifitas
yang
sesuai
penurunan ansietas
melepaskan zat seperti
dengan
penurunan
pada tingkat yang
morfin (endorfin dalam
keteganggan
dan
dapat diatasi
otak yang
penurunan ansietas.
meningkatkan rasa
- Anjurkan pasien untuk
sehat)
mengidentifikasi
- Dapat mengontrol
perasaan
mekanisme pertahanan
sesungguhnya
dan
proyeksi dan
mengakui
perasaan
displacement saat
tersebut.
berlebihan
- Pertahankan
suasana
yang
tenang
dan- Dapat membantu
membatasi transmisi
pendekatan
dengan
ansietas
klien
- Beri dukungan selama
masa
peningkatan- Adanya individu yang
percaya dapat memberi
ansietas.
Beri
keamanan yang
keamanan fisik dan
dibutuhkan klien
psikologis.
Resiko tinggi
- Klien akan mencari
- Tanyakan klien secara - Resiko bunuh diri akan
terhadap kekerasan
bantuan saat ada rasa
langsung pernahkah
sangat meningkat jika
yang diarahkan
dorongan untuk
terfikir untuk
klien telah
terhadap diri sendiri
membahayakan diri
mengakhiri hidupnya?
merencanakan dan ada
berhubungan
sendiri
Jika ya, apa yang kilen
niat untuk
Klien
tidak
akan
dengan perasaan
rencanakan? Apakah
melaksanakan
membahayakan
dirinya
bersalah dan tidak
klien mempunyai cara
perencanaan
sendiri
berharga
untuk melakukan
rencana ini?
- Ciptakan lingkungan
- Keamanan klien
yang aman untuk klien
merupakan prioritas
keperawatan
- Buat kontrak verbal
bahwa klien tidak akn - Memberikan tanggung
membahayakan dirinya
jawab kepada klien
sendiri. Diskusikan
untuk keamanannya
perasaan bunuh diri
sendiri
dengan kelurga yang
dapat dipercaya
- Dorong untuk
menyatakan secara
- Mengidentifikasi simbolverbal perasaan yang
simbol harapan dalam
sejujurnya
hidupnya
Tidak efektifnya
koping individu
berhubungan
dengan sistem
pendukung tidak
adekuat
Hambatan
penyesuaian status
kesehatan
berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan
yang memerlukan
modifikasi gaya
hidup
tehnik relaksasi,
gunakan imajinasi
Mengenali relitas situasi - Anjurkan klien untuk
dan kebutuhan klien
menceritakan gaya
Dapat menerima
hidup sebelum ada
tanggung jawab pribadi
perubahan status
Memulai perubaha gaya
mental
hidup yang diperlukan
Dapat merencanakan
kebutuhan perubahan
- Diskusikan mekanisme
perawatan diri dan bayi
koping
yang pernah
digunakan.
- Untuk mengidentifikas
kemampuan klien yang
dapat digunakan untuk
memfasilitasi adaptasi
terhadap perubahan
yang terjadi
- Proses berduka yang
tidak adaptif dapat
mengakibatkan depresi
patologis
- Pencapaian kemandirian
- Bantu aktifitas seharidan umpan balik positif
hari jika diperlukan,
dapat meningkatkan
tetapi dorong
harga diri dan
kemandirian klien dan
mendorong
beri umpan balik positif
pengulangan perilaku
untuk pencapaian
yang diinginkan
aktifitas secara mandiri
- Derajat ansietas tinggi
- Bantu klien dalam
dapat menjadi masalah
pembuatan keputusan
yang ditimbulkan dari
untuk perubahan gaya
perubahan status
hidup
BAB III
KESIMPULAN
Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak
berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen
lainya. Para ibu yang mengalami post-partum blues membutuhkan
pertolongan yang sesungguhnya. Mereka membutuhkan kesempatan
untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang
menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan dan/atau
istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat pertolongan
yang praktis. Dengan bantuan dari teman dan keluarga, mereka
mungkin perlu untuk mengatur atau menata kembali kegiatan rutin
sehari-hari,
atau
mungkin
menghilangkan
beberapa
kegiatan,
dan
psikologis
secara
bersama-sama,
dengan
melibatkan
DAFTAR PUSTAKA