Asd
Asd
Oleh
dr. Robby Weha
I. PENDAHULUAN
Atrial Septal Defect (ASD) merupakan suatu jenis kelainan jantung bawaan,
yang ditemukan 22-40% dari seluruh kelainan jantung bawaan pada orang dewasa dan
10% dari kelainan jantung bawaan pada anak-anak 1,2. Letak kelainan pada atrium,
dimana adanya defek pada septum interatrial yang menyebabkan aliran darah vena
pulmonal masuk dari atrium kiri ke atrium kanan (L-R Shunt), yang berakibat terjadinya
perpaduan antara darah vena dan arteri. 3,4,5
Bagian
kanan
dari
jantung
mengandung
darah
dengan
kandungan
oksigen yang rendah dan bagian kiri dari jantung mengandung darah
dengan
kandungan oksigen yang tinggi, sehingga sangat penting untuk menjaga agar
aliran darah dari kedua bagian jantung tadi tidak bercampur aduk satu dan
lainnya. 4,6
Ketika terjadi ASD , maka darah akan mengalir dari atrium kiri ke atrium
kanan. Hubungan langsung ini mengakibatkan meningkatnya volume darah pada atrium
kanan
ASD
yang
berarti
darah
merupakan kelainan
yang
mengalir
ke
paru-paru
melebihi normalnya. 6
darah paru
yang
bertambah. Klasifikasi kelainan jantung bawaan dengan corakan vaskular paru yang
ramai adalah sebagai berikut ;7
Tanpa sianosis
Dengan sianosis
4,5
III. ETIOLOGI
Penyakit jantung kongenital muncul akibat dari perkembangan jantung, akan
tetapi sering tidak jelas apa penyebabnya. Wanita dengan rubella pada saat hamil
sering mempunyai
bayi
dengan
ASD.
Bayi
yang
kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami ASD. Kemungkinan faktor genetik
seperti Down Syndrome dan lingkungan
juga
berpengaruh
terhadap
terjadinya
dibanding bilik jantung sebelah kanan. Hal ini disebabkan ventrikel kiri harus
menghasilkan tekanan yang cukup untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedang
ventrikel
kanan
hanya
peningkatan tekanan
ke
pada
paru-paru
ventrikel
Proses
apapun
yang menyebabkan
right shunt. Hal ini meliputi hipertensi, dimana peninggian tekanan dari ventrikel kiri
harus dinaikkan dengan tujuan untuk membuka katup aorta selama ventrikel systole
dan juga penyakit arteri koroner , dimana terjadi peningkatan tekanan dari ventrikel kiri
selama ventrikel diastole.7
IV. ANATOMI
Jantung adalah suatu organ muskuler yang berbentuk conus sebesar
kepalan tangan, bertumpu pada diafragma thoracis dan berada diantara kedua pulmo
bagian basalis. Pada orang dewasa berat jantung adalah 200-425 gram.
Letak jantung bila diproyeksikan pada dinding ventral thoraks adalah sebagai berikut
Tepi kiri jantung, bagian atasnya berada pada tepi caudal pars cartilaginis
costa II sinister, yaitu 1 cm di sebelah lateral sternum.
Tepi kiri sebelah bawah berada di ruang intercostalis V, yaitu kira-kira 9
cm di sebelah kiri linea mediana atau 2 cm di sebelah medial linea
medioclavicularis sinistra.
Tepi kanan sebelah atas berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa
III dextra, kira-kira 1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kanan sebelah bawah berada pada tepi cranial pars cartilaginis costa
VI dextra, Kira-kira 1 cm di lateral tepi sternum.
Jantung manusia terbagi atas 4 ruang yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium
kiri dan ventrikel kiri. Antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup mitralis,
sedangkan antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspidalis.
Diantara atrium kiri dan kanan dibatasi oleh septum atriorum yang merupakan dinding
dorsal dari atrium kanan. Pada septum ini terdapat suatu cekungan yang disebut
fossa
ovalis
yang
merupakan
degenerasi
dari
kehidupan fetal.
Defek septum atrium pada fetus sangat penting untuk perkembangan janin
8
normal. Oksigen darah dari ibu masuk ke v. Cava inferior janin melalui ductus venosus.
Defek septum atrium membantu darah dapat mengalir ke paru-paru. Pemisahan atrium
pertama kali terbentuk pada septum primum dengan menyisakan defek pada sisi bawah
(ostium primum) dekat dengan cushion katup atrioventricular primitif. Ketika defek
tersebut menutup, defek kedua muncul di atasnya, yang disebut ostium secundum.
Septum secundum kemudian terbentuk dan tumbuh mulai tumbuh dari tepi bawah
ostium secundum. Darah ibu tetap dapat melewati celah ini, yang disebut foramen
ovale. Normalnya, pada saat lahir dan respirasi dari neonatus, atrium kiri terisi dengan
darah teroksigenasinya sendiri, mendorong septum primum bergabung dengan septum
secundum. Jika ostium secundum terlalu besar atau septum secundum inadekuat
menutup maka ASD ostium secundum akan menetap. Ataupun defek yang menetap
pada atrium septum bawah (ostium primum) maupun dekat v. Cava (sinus venosus).
V. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal perkembangan septum atrial terdapat hubungan dari
kanan ke kiri (right to left shunt) yang berlanjut sampai lahir, pada usia lima minggu
intrauterin, septum primum turun ke bawah dari bagian atas atrium menyatu
dengan
endokardium,
mengalami
sebelum
penutupan
sempurna
bagian
septum primum
tetap
primum, melewati
ovale
ini
akan
menutup menjadi fossa ovalis. Apabila foramen ovale gagal menutup setelah lahir,
atau apabila terdapat lubang lain antara atrium kanan dan atrium kiri akibat kurang
sempurnanya penutupan dinding antara atrium kanan dan atrium kiri selama masa
gestasi 7,9
Pada orang normal tekanan atrium kiri lebih tinggi daripada atrium kanan, karena
adanya defek sekat atrium, maka terjadi aliran dari kiri ke kanan sehingga volume
ventrikel
peningkatan
sirkulasi
pulmonal
melewati
katup menghasilkan
murmur yang akan didengar pada ICS 3 kiri. Setelah sekian lama arteri pulmonal dan
otot polos
mengalami
hiperplasi
suatu
rigi berbentuk
dari atap arteri komunis ke dalam lumen. Rigi ini dianggap sebagai bagian pertama
dari septum primum. Kedua kaki sekat ini meluas ke arah bantalan endokardium di
dalam kanalis atrioventrikularis.
6-10% dari
semua kelainan jantung kongenital, wanita 2-3 x lebih banyak dari pria. Hal ini terjadi
biasanya akibat pelebaran foramen ovale, pertumbuhan septum sekundum yang
tidak adekuat atau absorpsi berlebihan dari septum primum
dimana septum atrium bertemu dengan septum ventrikel dan katup mitral
dari katup
katup atrioventrikular tunggal (tunggal besar, deformitas katup yang terdapat pada
keduanya , ventrikel kanan dan ventrikel kiri). Defect ini paling sering ditemukan
pada Down Syndrome.2
Ad.3. Sinus venosus atrial septal defect
Merupakan salah satu tipe
keseluruhan ASD.
melibatkan aliran
vena dari
keduanya baik itu vena cava superior atau vena cava inferior. 1 Sinus venosus atrial
septal defect
yang melibatkan
dari
seluruh
hubungan intra-atrial. Lokasinya pada hubungan antara vena cava superior dan
atrium kanan. Seringkali dihubungkan dengan kelainan aliran dari vena pulmoner
kanan ke atrium kanan (dibanding aliran normal dari vena pulmoner ke atrium kiri) 1
Gbr. 8 Ostium Secundum
Atrial Septal Defect
Ostium Primum
Atrial Septal Defect
Sinus Venosus
Atrial Septal Defect
VI. DIAGNOSIS
a. Gambaran Klinis
Gejala klinis dari ASD bisa berbeda pada setiap orang. Defect yang dapat
memberikan gejala biasanya dengan diameter 2 cm atau lebih. Diagnosis pada anak
biasanya asimptomatik karena defectnya kecil, akan tetapi kebanyakan gejala awal
saat mereka dewasa, dan diidentifikasi karena adanya murmur.
Gejala klinisnya antara lain :1,3,7,11,15
Lemah
Jantung murmur
Palpitasi
Sesak napas
jelas akibat peningkatan secara konsisten pada ventrikel kanan fase diastolic. Bising
pada ASD, S2 terdengar pada sela iga 2-3 linea parasternalis kiri (daerah pulmonal)
dan bising diastolik pendek pada daerah trikuspidal. 10
b. Gambaran Radiologi
Foto Thorax
Foto
toraks
merupakan
pemeriksaan
yang
penting
dalam
penafsiran
kelainan pada jantung dan paru. Dalam keadaan normal jantung berada di
hemitoraks kiri dan fundus lambung berada di abdomen sisi kiri. Dari segi
radiologik, cara yang mudah untuk mengukur jantung apakah membesar atau
tidak adalah dengan membandingkan lebar jantung dan lebar rongga dada pada foto
thoraks PA (Cardio-Thoracis Ratio) 1
Pada foto toraks, batas kiri jantung dapat dilihat berupa tonjolan bulat
lonjong atau setengah bulat,
Batas-batas
jantung kiri
kedua
adalah
arteri
pulmonalis,
pada
umumnya
lebih
kecil
atau
bayangan jantung
sehingga pulsasi
ventrikel kanan merambat sampai hilus. Hilar dance dapat dilihat pada kedua hilus
dengan fluoroskopi
Darah
dari
kebocoran dari
atrium
kiri ke kanan).
(L-R shunt
atau
darah
tersebut masuk ke dalam ventrikel kanan dan arteri pulmonalis menjadi besar dan
dilatasi, sedangkan darah yang masuk ke ventrikel kiri berkurang. 17
Makin besar defectnya, makin kecil jumlah darah yang mengalir ke ventrikel
kiri, karena sebagian besar darah dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan
melalui defect, akibatnya aorta menjadi kecil, hampir sukar dilihat, sedangkan arteri
pulmonalis menjadi 3-5 kali lebih besar. Pembuluh darah hilus melebar demikian juga
cabang-cabangnya. Lambat laun pembuluh darah paru bagian tepi menyempit dan
tinggal pembuluh dari sentral (hilus) saja yang melebar.
Bentuk hilus lebar, meruncing ke bawah berbentuk
terbalik. Gambaran ini menunjukkan adanya tekanan yang meninggi dari pembuluh
darah paru : hipertensi pulmonal (arterial). Tingginya hipertensi pulmonal ini akan
membawa perubahan pada arah kebocoran. Tekanan di ventrikel kanan dan atrium
kanan berangsur , menjadi tinggi. Bila tekanan atrium kanan lebih tinggi dari atrium
kiri, maka aliran darah
shunt). Jika pada awalnya penderita tidak sianotik, namun dengan pembalikan arah
arus darah ,maka akan menjadi
pulmonalis
yang
menonjol
dan
arteri
pulmonalis
serta
cabang-
3
3
A
2
1
1
2
B
4
Echocardiografi
Teknik pengambilan gambar pada echocardiografi 1
Ekokardiogram
ventrikel
paradoks. Ekokardiografi
kanan
dan
2 dimensi dapat
memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial. Posisi katup mitral dan
katup trikuspid sama tinggi pada ASD primum dan bila ada celah pada katup
mitral juga terlihat.
Ekokardiografi doopler memperlihatkan aliran interatrial yang terekam sampai
di dinding atrium kanan. Rasio aliran pulmonal terhadap aliran sistemik juga dihitung.
Ekokardiografi kontras dikerjakan bila doopler tak mampu memperlihatkan
adanya aliran interatrial. 1
Gbr 11 (A) Ostium secundum atrial septal defect (ASD) .Subxiphoid four-chamber
echocardiogram demonstrates a large defect in the midportion of the atrial septum, typical of an
ostium secundum defect. Enlargement of the RA is also noted. (B) Ostium primum ASD,
subxiphoid four-chamber echocardiogram demonstrates a large defect in the lower portion of the
atrial septum extending to the level of the mitral and tricuspid valves.Note that the mitral and
tricuspid valves are at the same level, typical of an endocardial cushion defect
AA
BB
Gambar 12. A, TEE in four-chamber view showing a fenestrated secundum ASD with two septal
defects (arrows) between the left atrium (LA) and the right atrium (RA). B, TEE in the four-chamber view
showing a left-to-right shunt across a fenestrated secundum ASD with two flow jets (arrows) from the LA to the
RA.
LA
LA
RA
SVC
RA
SVC
Gambar 13. A, TEE at 91 degrees showing a sinus venosus ASD (arrow) between the superior vena
cava (SVC), right atrium (RA), and left atrium (LA). B, TEE at 91 degrees showing color Doppler flow across a
sinus venosus ASD (arrow) between the SVC, RA, and LA.
Gambaran CT Scan
Gambaran Atrial Septal Defect pada CT Scan, khususnya pada MDCT Scan,
dapat sangat spesifik, tetapi tidak seefisien mobilitas mesin echocardiogram
ditambah dengan expose radiasi yang diterima oleh pasien membuat CT kurang
dapat diandalkan dalam penilaian ASD.
mengukur ruang-ruang jantung secara akurat serta kemampuan 3-D hingga dapat
mendeteksi ASD tipe sinus venosus membuat CT Scan tidak dapat dipinggirkan.
Gambaran MRI
MRI dengan four-chamber proyeksi dapat melihat ASD dengan lebih jelas.
Gbr. 18. (A). Potongan transversal T1 dengan gambaran planar-echo bagian MT; (B) Potongan turbo
sagital, pada lapangan echo pada seorang gadis berusia 5 thn dengan ASD secundum yang menunjukkan
septum atrial. Pada end-fase gambaran kontras MR menunjukkan lanes ASD. LA dan panah :atrium kiri ,
RA : atrium kanan (C) dan (D). Fase kontras gambaran MR dan ASD (panah besar pada C, panah di D)
pada potongan coronal. Ukuran defek dan potongan dapat dilihat pada (D). Fase coronal, yang
menggambarkan aliran maksimal, dan informasi anatomis.
Elektrokardigrafi
Pemeriksaan elektrokardiografi menunjukkan adanya deviasi sumbu QRS ke
kanan, hipertrofi ventrikel kanan. Pemanjangan interval PR dan deviasi sumbu
QRS
ke
kiri
mengarah
pada
kemungkinan
defect
septum
primum,
bila
Angiokardiografi
Angiografi dilakukan bila defek interatrial pada ekokardiogram tak jelas
terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal. Untuk memastikan diagnosis
berdasarkan
peningkatan
saturasi
oksigen
di
tingkat
atrium,
dan
untuk
yang asimptomatis sampai gagal jantung yang berat disertai dengan gagal
tumbuh. Manifestasi klinis sangat bergantung pada besarnya defect serta derajat
pirau dari kiri ke kanan yang terjadi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan aktivitas
ventrikel kiri meningkat dan dapat teraba thrill sistolik. Komponen pulmonal bunyi
jantung kedua mengeras bila telah terjadi hipertensi pulmonal.
Pemeriksaan foto thoraks terlihat normal pada VSD yang kecil. Sedang
pada VSD yang besar, tampak kardiomegali akibat pembesaran ventrikel kanan,
gambaran vaskuler paru meningkat : pelebaran hilus, aorta knob mengecil
karena aliran darah ke aorta kurang, pelebaran conus pulmonalis oleh karena
aliran ganda dari arteri pulmonalis dan defect.
pada
kaki,
nadi perifer
terasa menghentak,
terdengar
bising
kontinyu yang khas dan dapat teraba getaran di sela iga II kiri yang menjalar ke
bawah ke clavicula kiri. Bayi baru lahir dengan duktus arteriosus persisten, akan
mempunyai nafas cepat, cepat lelah, sering kena infeksi saluran napas, dan
pertumbuhan yang kurang.7
Pada
foto
pembesaran ventrikel
thoraks
kiri
dan
didapatkan
atrium kiri,
gambaran
kardiomegali
adanya hilar
dance
akibat
oleh karena
penonjolan konus pulmonalis akibat aliran paru yang bertambah, penonjolan knob
aorta, hipertensi pulmonal yang mengakibatkan pembesaran ventrikel kanan. 7
ASD
VSD
PDA
RA
RV
LA
LV
AO
PA
VIII. THERAPI/TINDAKAN
Pada kebanyakan anak-anak ASD ada kemungkinan menutup tanpa
pengobatan, sedangkan bila dalam waktu 3 tahun tidak menutup maka
kemungkinan untuk menutup sendiri sangat kecil, dan pada defect yang kecil
tidak
bergejala,
sehingga
biasanya
diberikan
obat-obatan
seperti antibiotik,
jantung
trauma
atau
psikolologik
melewati
akibat
kardiopulmoner,
tidak
operasi,
tidak
dan
Grafik yang menunjukkan penempatan dari occluder atrial septum yang dimasukkan di
atrium kanan melalui v.cava. Alat ditempatkan kemudian diexpand melelui ASD sehingga
bentuk double discnya akan menutup defek tersebut
IX. KOMPLIKASI
IX.PROGNOSA
Prognosa baik jika dideteksi lebih awal dan telah ditherapi sebelum umur 5
thn.
Pada ASD yang kecil sampai sedang, seseorang dapat hidup normal tanpa
gejala. Defect yang luas akan mengakibatkan kecacatan saat usia muda karena
peningkatan aliran darah dan adanya shunting aliran darah ke sirkulasi pulmoner.
DAFTAR PUSTAKA
Buck, T., Plicht, B., Schlosser, T., Erbel, R., 2009, Heart Defects and Endocarditis,
11
Thelen, M., Erbel, R., Kreitner, K-F., Barkhausen, J., Cardiac Imaging A
Multimodality Approach, Georg Thieme Verlag, Stuttgart
Donnelly, L.F., et.al., 2010, Diagnostic Imaging Pediatrics, 2nd ed, Amirsys, Salt Lake
City
Makaryus, A.N., Boxt, L.M., 2011, Atrial Septal Defect, Ho, V.B., Reddy, G.P., Expert
Radiology Cardiovascular Imaging, 1st vol, Elsevier Saunders, Missouri
Corne, J., Pointon, K., Maxham, J., 2010, Chest X-Ray Made Easy, 3rd ed, Churcill
Livingstone, London
Claussen, C.D., Miller, S., Fenchel, M., Kramer, U., Riessen, R., 2008, Direct Diagnosis
in Radiology Series-Cardiac Imaging, Georg Thieme Verlag, Stuttgart
Staff, M.C., 2014, Atrial Septal Defect (ASD), http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/atrial-septal-defect/basics/risk-factors/con-20027034, diakses 1 Agustus
2015
Texas Heart Institute, 2015, Heart Anatomy,
http://www.texasheart.org/HIC/Anatomy/anatomy2.cfm, diakses 1 Agustus 2015
Carr, M.R., 2014, Pediatric Atrial Septal Defects,
http://emedicine.medscape.com/article/889394-overview#2, diakses 1 Agustus
2015
Mokhtar, Y., 2015, Atrial Septal Defect, http://en.wikipedia.org/wiki/Atrial_septal_defect,
diakses 1 Agustus 2015
Parker, M.S., Rosado-de- Christenson, M.L., Abbot, G.F., 2012, Chest Imaging Case
Atlas, 2nd ed., Georg Thieme Verlag, Stuttgart
Parker, M.S., Rosado-de- Christenson, M.L., Abbot, G.F., 2006, Teaching Atlas of Chest
Imaging., Georg Thieme Verlag, Stuttgart
Rosado-de-Christenson, M.L., et al, 2010, Diagnostic Imaging Series-Chest, 2nd ed,
Amirsys, Salt Lake City
Yoo, S-J., MacDonald, C., Babyn, P., 2010, Chest Radiographic Interpretation in
Pediatric, Thieme Medical Publisher, New York
Morgan, M.A., Gaillard, F., 2015, Atrial Septal Defect,
http://radiopaedia.org/articles/atrial-septal-defect-2, diakses 1 Agustus 2015
Adler, D.H., 2014, Atrial Septal Defect, http://emedicine.medscape.com/article/162914overview, diakses 4 Agustus 2015
LAPORAN KASUS
Seorang wanta umur 52 tahun berobat jalan pada poliklinik penyakit dalam
dengan KU batuk berdahak, sesak terutama bila berbaring sejak 6 bulan. Mual - ,
muntah -, demam - .
Pemeriksaan Fisis :
KU : sakit sedang
Cyanosis BP : bronchovesikuler
BT : Rh +/ - basal paru kanan
Wh -/Hepar tidak teraba, lien tak teraba , edema -/Dirujuk ke bagian Radiologi untuk dilakukan foto thoraks PA /Lateral, dengan
hasil sbb:
Cor : tampak membesar ke kiri dengan apex terangkat (RVH), CTI =
14,2/24,5=0,58 , conus pulmonal menonjol , aorta kecil.
Pada foto lateral : Ventrikel kanan membesar, menempel di atas sternum
dengan jarak angulus ludovici dan sternum >1/2 ( RVH )
Tampak arteri pulmonal dilatasi
Vaskuler paru meningkat dengan hilus yang melebar.
Kedua sinus dan diaphragma baik
Tulang-tulang intak.
Kesan : L to R shunt sesuai ASD yang disertai tanda-tanda hipertensi pulmonal.
FOTO THORAKS PA
DISKUSI
Seorang wanita 52 tahun, KU batuk berdahak, sesak terutama bila berbaring sejak 6
bulan. Mual - , muntah -, demam -.
Pada pemeriksaan klinis ditemukan :
KU: sakit sedang, cyanosis - , BP : bronchovesikuler, BT: Rh+/- basal paru kanan.
Dilakukan thorax foto PA dengan hasil L to R shunt sesuai ASD yang disertai tandatanda hipertensi pulmonal.
Pemeriksaan Echo : RA, RV, PA, dilatasi , ec. PH. PR mild.
EKG : SR, HR 90 x / mnt, RAD, Anteroseptal Miocard Ischemic.
Gambaran ASD dengan hipertensi pulmonal pada foto thorax PA, akan terlihat
jantung yang membesar ke kiri dan juga ke kanan. Hilus sangat melebar di bagian
sentral dan menguncup menjadi kecil ke arah tepi. Dari hasil pemeriksaan fisik dan
penunjang maka di diagnosis sebagai ASD dengan hipertensi pulmonal.