Pendahuluan
melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara serentak setiap bulan Februari
dan Agustus pada Balita usia 6-59 bulan. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita
usia 6-59 bulan di Indonesia tahun 2013 mencapai 83,9%.1,6
Sejak lahir sampai dengan usia lima tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur
untuk mengetahui pertumbuhannya. Cara ini dapat membantu untuk mengetahui lebih awal
tentang gangguan pertumbuhan, sehingga segera dapat diambil tindakan tepat secepat
mungkin. Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) di Indonesia pada tahun 2012
sebesar 75,1%, dimana target yang ingin dicapai sebanyak 80%.1,7
Pemberian 90 tablet Fe untuk mencegah anemia pada ibu hamil di Jawa Barat pada
tahun 2013 sebesar 87,3%.1,5 Target yang ditetapkan dalam pedoman kerja puskesmas adalah
sebesar 90%. Prevalensi anemia yang tinggi dapat mempengaruhi angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.7
1.2 Rumusan Masalah
1. Menurut Riskesdas, berdasarkan garis pertumbuhan KMS pada tahun 2013, terdapat 19,6%
Balita kekurangan gizi.
2. Di Indonesia angka pemberian ASI eksklusif pada tahun 2013 sebanyak 30,2 %. Di Jawa
Barat sendiri presentasi pemberian ASI eksklusif sebesar 33,65%.
3. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Balita usia 6-59 bulan di Indonesia tahun 2013
sebesar 83,9%.
4. Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) di Indonesia pada tahun 2012 sebesar
75,1%, dimana target yang ingin dicapai sebanyak 80%.
5. Pemberian 90 tablet Fe di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 87,3%. Target yang ditetapkan
dalam pedoman kerja puskesmas adalah sebesar 90%.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui keberhasilan program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di
Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai Juni 2015 dengan pendekatan sistem.
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Diketahuinya cakupan keluarga sadar gizi di Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014
sampai dengan Juni 2015.
Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
Meningkatnya
derajat
kesehatan
masyarakat
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Rengasdengklok.
2
1.5 Sasaran
Keluarga khususnya bayi, anak Balita, ibu hamil (Bumil), ibu Nifas, ibu menyusui
(Buteki), dan wanita usia subur (WUS) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada periode Juli 2014 sampai Juni 2015.
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Data dari laporan bulanan kegiatan perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Rengasdengklok
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015:
a
2.2. Metode
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data, analisis data dan
pengolahan data sehingga dapat diinterpretasi untuk menjawab permasalahan yang ada pada
pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat, baik yang terjadi di awal, ditengah program
maupun diakhir program sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap seluruh kegiatan
program apakah cakupan dapat dicapai sesuai tolok ukur atau tidak dan berusaha menemukan
penyebab masalah dengan pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 KerangkaTeoritis
LINGKUNGAN
(VI)
MASUKAN
(I)
PROSES
(II)
KELUARAN
(III)
DAMPAK
(V)
UMPAN BALIK
(IV)
Bagan diatas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan. Bagian atau elemen dapat dikelompokkan dalam enam unsur, yakni:
1
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut dan terdiri dari unsur
tenaga (man), dana (money), sarana (material) dan metode (method).
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
dan terdiri dari unsur perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan
(actuating) dan pengawasan (controlling).
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
6
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Lingkungan (environment) adalah segala sesuatu di luar sistem yang tidak dikelola
oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fisik.
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data:
Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari:
1
Laporan bulanan program gizi Puskesmas Rengasdengklok periode Juli 2014 sampai
dengan Juni 2015.
Jarak ke Puskesmas
1.Desa Dewisari
3 km
2.Desa Kertasari
2 km
1 km
150 m
5.Desa Amansari
4 km
8
4 km
3. Bangunan gedung
Bangunan gedung Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok Karawang adalah
gedung konkrit 1 lantai dengan luas 220 m2 dibangun di atas tanah seluas 600 m2.
4. Batas wilayah kerja
Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok:
4.2.2
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Data Demografis
1. Jumlah penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang adalah 80.335
jiwa.
2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki 41.407 jiwa dan jumlah
perempuan 38.928 jiwa, bayi (0-11 bulan) 2.177 jiwa, Balita (12-59 bulan) 5.148
jiwa, Bumil 2.279 jiwa, Buteki 2.198 jiwa dan WUS 6.868 jiwa.
3. Terdiri dari 6 desa dengan jumlah kepala keluarga 21.342 Kepala Keluarga (KK).
4. Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten
Karawang adalah pedagang sebanyak 57.841 penduduk (72,43%). Data umum
selengkapnya terdapat pada lampiran.
5. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang
yang terbanyak adalah tingkat pendidikan rendah sebanyak 55.519 penduduk
(69,11%). Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran.
6. Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas
Rengasdengklok Kabupaten Karawang antara lain : Puskesmas (1), Rumah Sakit
(1), Rumah Bersalin (1), Klinik 24 Jam (2), Praktek bidan (14), Dokter praktek (10),
Posyandu (57). Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran.
Bidan Desa
Kader Posyandu
: 12 bidan
: 175 orang (3-4 orang/posyandu
B. Dana
C. Sarana
Medis
i
ii
ii
Inventaris
a) Stetoskop
: 1 buah/posyandu
b) Tensimeter
: 1 buah/posyandu
c) Timbangan dewasa
: 1 buah/posyandu
: 1 buah/posyandu
: 1 buah/posyandu
: 1 buah/desa
Habis pakai
a
: Tersedia (cukup)
: Tersedia (cukup)
: Tersedia (cukup)
Iodine Test
PMT Baduta Gakin: Hanya tersedia untuk baduta dengan gizi buruk
PMT pemulihan
Non Medis
Inventaris
a
Meja
: Ada
Kursi
: Ada
Habis pakai
a
KMS Balita
: Tersedia
Alat tulis
: Tersedia
D. Metode
10
Pada Balita memakai timbangan dacin. Balita memakai baju tipis dan
tidak menggunakan popok disposable yang basah, kemudian ditimbang
di atas dacin, lalu dicatat diatas secarik kertas, kemudian dicatat
hasilnya di KMS Balita dan buku register.
c. Pemberian vitamin A:
Kapsul biru Vitamin A (100.000 IU) pada bayi (6-11 bulan) diberikan
secara langsung oleh petugas dengan menggunting bagian atas kapsul
dan meneteskan ke mulut bayi. Dilakukan pada bulan Februari dan
Agustus.
Kapsul merah Vitamin A (200.000 IU) pada anak Balita (1-4 tahun) dan
ibu Nifas diberikan secara langsung oleh petugas dengan menggunting
bagian atas kapsul dan meneteskan ke mulut anak Balita. Untuk balita
dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, untuk ibu Nifas diberikan 2
kali, pertama dalam 1 jam setelah melahirkan lalu diberikan lagi 24 jam
11
e. Pemberian MP-ASI Baduta Gakin dimulai dengan mendata semua Gakin yang
memiliki Baduta. MP-ASI didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan dari
sumbangan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. MP-ASI
didistribusikan kepada bidan desa atau kader untuk diberikan pada sasaran.
f. Kasus gizi buruk Balita yang ditemukan oleh kader dirujuk ke Puskesmas.
Dilakukan dengan cara kader memberikan rujukan Balita yang hasil
penimbangannya dua kali berturut-turut tidak naik dan berada di bawah garis
merah (BGM) untuk mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Pos
Pemulihan Gizi (PPG) Puskesmas setiap hari Selasa.
g. Pemantauan cakupan bayi mendapat ASI eksklusif dilakukan setiap bulan
pada Posyandu dengan metode recall 24 jam dan hasilnya dicatat di KMS.
4.3.2. Proses
A. Perencanaan
Perencanaan kegiatan secara tertulis tidak lengkap mengenai program upaya
perbaikan gizi masyarakat, dari hasil wawancara dengan pelaksana program,
didapatkan hasil perencanaan program upaya perbaikan gizi masyarakat adalah
sebagai berikut:
i.
ii.
iii.
Pemberian kapsul vitamin A (pada bulan Februari dan Agustus untuk bayi dan
balita)
a. Vitamin A 100.000 IU pada bayi
: 2 kali/tahun
: 2 kali/tahun
12
Pemberian tablet zat besi pada Bumil minimal 90 tablet: 3 kali selama masa
kehamilan (mulai trimester kedua).
Pencarian Gakin dengan Baduta dan distribusi MP-ASI oleh bidan desa atau
v.
Kasus gizi buruk pada Balita yang dirujuk ke Pos Pemulihan Gizi Puskesmas
dilakukan pada setiap ditemukan kasus balita dengan status gizi buruk.
vii.
B. Pengorganisasian
Terdapat bagan dan struktur organisasi tertulis dan pembagian tugas dan tanggung
jawab yang jelas dan teratur dalam melaksanakan tugas perbaikan gizi seperti berikut:
Kepala Puskesmas
dr. Hj. Siti Yulyana
Gizi
Hj. Nani Mulyani
Bagan Struktur Organisasi Bagian Gizi di Puskesmas Rengasdengklok Tahun 2015
C. Pelaksanaan
a. Sosialisasi dengan kepala Puskesmas dan Bidan desa, kemudian pada tokohtokoh agama dan masyarakat mengenai program Kadarzi. Diambil 30 klaster
dengan masing-masing klaster 10 rumah tangga untuk menjadi sampel.
13
Vitamin A kapsul biru (100.000 IU) pada bayi (6-11 bulan) 2kali/tahun
yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
ii.
Vitamin A kapsul merah (200.000 IU) pada anak Balita (1-4 tahun) 2
kali/ tahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
iii.
d. Pemberian 90 tablet zat besi pada Bumil (3x selama masa kehamilan) untuk
diminum 1 tablet/hari.
e. Dilakukan pendataan Gakin yang memiliki Baduta dengan status gizi buruk,
lalu diberikan MP-ASI.
f. Rujukan gizi buruk: Semua kasus gizi buruk Balita dilakukan rujukan ke
Puskesmas dan mendapat PMT pada Pos Pemulihan Gizi.
g. Pemantuan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi (0-6 bulan)
saat datang ke posyandu.
D. Pengawasan
i
ii
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap bulan: Ada tapi tidak lengkap
pada indikator distribusi MP-ASI Baduta Gakin dan ASI Eksklusif
iii
4.3.3
Keluaran
a. Cakupan keluarga sadar gizi:
Jumlah Keluarga yang Sadar Gizi di wilayah kerja
Cakupan keluarga
Sadar Gizi
x 100%
14
Ditimbang (D/S)
x 100%
Cakupan Distribusi
Kapsul Vitamin A
Bagi Bayi (6 11
bulan)
x 100%
Cakupan
Distribusi Kapsul
Vitamin A Bagi
Anak Balita Bayi
(12 - 59 bulan)
x 100%
Puskesmas
Jumlah sasaran anak balita (12 - 59 bulan) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Cakupan
Distribusi Kapsul
satu tahun
Jumlah ibu nifas yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Vitamin A bagi
x 100%
Ibu Nifas
Distribusi tablet
Puskesmas
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Fe pada Bumil
x 100%
Cakupan Distribusi
MP-ASI Baduta
Gakin
x 100%
Cakupan
Distribusi MPASI Baduta
Gakin
x 100%
x 100%
16
Adanya pencatatan dan pelaporan yang lengkap setiap bulannya dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan sehingga dapat digunakan sebagai masukan tetapi
pencatatan yang lengkap tidak dilakukan untuk semua program perbaikan gizi.
Program yang ada tanpa adanya pelaporan rinci: distribusi MP-ASI Baduta Gakin
dan cakupan pemberian ASI Eksklusif.
Adanya rapat kerja yang membahas laporan kegiatan-kegiatan tiap bulan untuk
mengevaluasi program yang telah dijalankan.
4.3.5 Dampak
a
Langsung
Tidak langsung
dan mortalitas ibu, bayi dan anak Balita akibat kurang gizi serta peningkatan
kesejahteraan ibu, anak dan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
4.3.6 Lingkungan
Lingkungan Fisik
17
Bab V
Pembahasan
Variabel
I. Keluaran
Tolok Ukur
Pencapaian
Masalah
100%
17%
(+) 83%
85%
67,73%
(+) 20,31%
100%
98,87%
(+) 1,13%
100%
93,73 %
(+) 6,27%
90%
36,21%
(+) 59,77%
100%
9,35%
(+) 90,65%
1/Posyandu (57)
1/Desa (6)
(+)
Tersedia untuk
Hanya tersedia
(+)
seluruh Baduta
Gakin
Buruk
5/Posyandu
3-4/Posyandu
(+)
2 kali/tahun
1 kali/tahun
(+)
Ada
Tidak ada
(+)
Gakin
II. Masukan
Sarana : Infantometer
MP-ASI Baduta Gakin
Tenaga :Kader
III. Proses
1. Pelaksanaan
18
Pelaksanaan Posyandu
Ada sesuai
jadwal
sesuai jadwal
Ada
(+)
(+)
lengkap
pelaporan setiap bulan
Perbandingan Persentase Beberapa Indikator Kadarzi dengan Indikator Lain UPGM
Terdapat beberapa indikator program Kadarzi yang serupa dengan indikator yang
terdapat pada program UPGM, karena itu akan dilihat perbandingan persentase cakupan
indikator dalam Kadarzi yang menggunakan sampel, dan UPGM yang memantau populasi.
Tabel 5.2. Perbandingan Persentase Cakupan Indikator Kadarzi dan UPGM yang Serupa
Indikator
Penimbangan Balita
ASI-Eksklusif
Kadarzi
77,67%
29,33%
UPGM
67,73%
36,21%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan persentase cakupan pada
Kadarzi yang memantau dengan mengambil sampel dan pada UPGM yang mememantau
populasi, namun perbedaan keduanya tidak terlalu jauh sehingga dapat dilihat bahwa kedua
indikator tersebut memang masih menjadi masalah.
19
Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah sebenarnya :
6.1 Masalah menurut keluaran
A. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
B. Cakupan balita ditimbang (D/S) 67,73% dari tolok ukur 85%, besar masalah 20,31%.
C. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi bayi (6-11 bulan) 98,87% dari tolok ukur 100%,
besar masalah 1,13%.
D. Cakupan distribusi kapsul Vit A bagi ibu Nifas 93,73% dari tolok ukur 100%, besar
masalah 6,27%.
E. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
F. Cakupan distribusi MP-ASI baduta gakin 9,35% dari 100%, besar masalah 90,65%.
Penyebab masalah pada keluaran :
6.2 Masalah menurut masukan :
1. Infantometer tersedia 1/desa dari target 1/Posyandu
2. MP-ASI Baduta Gakin hanya tersedia untuk Baduta Gakin dengan gizi buruk
3. Jumlah kader Posyandu 175 orang dari target 285 orang
6.3 Masalah menurut proses :
Pelaksanaan:
Pengawasan: Pencatatan dan pelaporan untuk setiap bulan ada tapi tidak lengkap
Parameter
.
1
2
Besarnya masalah
Berat ringan akibat yang
5
4
3
4
1
3
1
2
5
5
5
3
ditimbulkan
Keuntungan sosial karena
terselesaikannya masalah
Teknologi yang tersedia dan
dapat dipakai
Sumber daya yang tersedia
20
19
15
14
23
16
untuk menyelesaikan
masalah
Total
Keterangan derajat masalah:
5 : Sangat penting
4 : Penting
3 : Cukup penting
2 : Kurang penting
21
1 : Tidak penting
Yang menjadi prioritas masalah adalah:
1.
Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
2.
Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
22
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
1.
Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
Penyebab masalah
Jumlah kader aktif yang ada 175 orang kurang dari target 285 orang.
Kelas ibu hamil sulit diadakan dan kurang peserta karena jadwal posyandu berubahubah, pemberitahuan posyandu dan kelas ibu hamil pada hari H.
Masih kurang penyuluhan terhadap keluarga ibu hamil dan ibu menyusui mengenai
pemberian ASI eksklusif, yang mengakibatkan pemberian MP-ASI terlalu dini.
Penyelesaian masalah
Merekrut masyarakat untuk menjadi kader dengan syarat seperti berusia > 18 tahun,
merupakan penduduk wilayah RW tersebut, dapat baca tulis sehingga dapat
melakukan penyuluhan dan pencatatan, memiliki jiwa sosial dan ingin menjadi kader
secara sukarela. Calon kader kemudian mengikuti kegiatan pelatihan di Puskesmas
Kecamatan dan mendapatkan sertifikat setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Perekrutan kader dilakukan sampai jumlah kader per posyandu minimal sebanyak 5
orang.
Kerjasama dan koordinasi antar bidan desa dan juga antara bidan desa dengan kader,
agar posyandu dapat dilakukan sesuai dengan jadwal, dan dapat diberi pengumuman
kepada warga mengenai jadwal posyandu yang tetap.
Mengedukasi keluarga dari ibu yang baru selesai melahirkan mengenai pemberian
ASI eksklusif dan kapan mulai boleh diberikan MP-ASI.
2.
Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
Penyebab masalah
23
Jumlah kader aktif yang ada 175 orang kurang dari target 285 orang.
Sampel yang bias sehingga tidak dapat mewakili populasi karena hanya diambil yang
mudah dijangkau saja
Penyelesaian masalah
Merekrut masyarakat untuk menjadi kader dengan syarat seperti berusia > 18 tahun,
merupakan penduduk wilayah RW tersebut, dapat baca tulis sehingga dapat
melakukan penyuluhan dan pencatatan, memiliki jiwa sosial dan ingin menjadi kader
secara sukarela. Calon kader kemudian mengikuti kegiatan pelatihan di Puskesmas
Kecamatan dan mendapatkan sertifikat setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Perekrutan kader dilakukan sampai jumlah kader per posyandu minimal sebanyak 5
orang.
Melakukan pemeriksaan garam minimal 2 kali dalam setahun, dapat dengan meminta
bantuan kader aktif posyandu.
Melakukan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama, agar lebih
terbangun suasana kekeluargaan. Diharapkan dengan demikian mereka dapat lebih
aktif membantu mengumpulkan masyarakat untuk diadakan penyuluhan kelompok.
Mereka juga dapat disuluh agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.
24
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem, dapat diambil kesimpulan bahwa
program perbaikan gizi di Puskesmas Rengasdengklok masih belum berjalan dengan baik,
melihat adanya berbagai masalah yang ditemui. Berikut merupakan hasil evaluasi secara
singkat:
1 Cakupan pencapaian keluarga sadar gizi sebesar 17%.
2 Cakupan penimbangan balita (D/S) sebesar 67,73%.
3 Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi bayi (6-11 bulan) sebesar 98,87%.
4 Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi balita (12-59 bulan) sebesar 97,52%.
5 Cakupan distribusi kapsul vitamin A bagi ibu Nifas sebesar 93,73%.
6 Cakupan distribusi tablet Fe 90 tablet bagi ibu hamil sebesar 91,56%.
7 Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin sebesar 9,35%.
8 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%.
9 Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sebesar 36,21%.
Dari hasil evaluasi tersebut, diambil prioritas dua masalah yaitu:
1. Cakupan ASI Eksklusif 36,21% dari tolok ukur 90%, besar masalah 59,77%.
2. Cakupan keluarga sadar gizi 17% dari tolok ukur 100%, besar masalah 83%.
Penyebab dari masalah-masalah diatas adalah:
Jumlah kader aktif yang ada 175 kurang dari target 285 orang.
9.2 Saran
Saran yang diusulkan untuk penyelesaian masalah adalah:
25
Merekrut masyarakat untuk menjadi kader untuk mengatasi kekurangan jumlah kader
dari target.
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar bidan desa dan juga antara bidan desa
dengan kader, agar posyandu dapat dilakukan sesuai dengan jadwal, dan dapat diberi
pengumuman kepada warga mengenai jadwal posyandu yang tetap.
Mennyelenggarakan edukasi kepada keluarga dari ibu yang baru selesai melahirkan
mengenai pemberian ASI eksklusif dan kapan mulai boleh diberikan MP-ASI.
Melakukan pemeriksaan garam minimal 2 kali dalam setahun, dapat dengan meminta
bantuan kader aktif posyandu.
Melakukan bina suasana dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama, agar lebih
terbangun suasana kekeluargaan. Diharapkan dengan demikian mereka dapat lebih
aktif membantu mengumpulkan masyarakat untuk diadakan penyuluhan kelompok.
Mereka juga dapat disuluh agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.
26
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
27
Lampiran I
Variabel dan Tolok Ukur Keberhasilan Variabel
Tabel Tolok Ukur Keberhasilan Variabel
No
1
Variabel
Masukan
1.1. Tenaga (Man)
4. Kader : 5 orang/posyandu
Adanya dana yang mencukupi diperoleh dari:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)
2. BOK
Inventaris:
Stetoskop: 1 buah
Tensimeter: 1 buah
Timbangan Bumil: 1 buah/posyandu
Timbangan Balita/Dacin: 1 buah/posyandu
Ukuran tinggi badan: 1 buah/posyandu
Ukuran panjang badan: 1 buah/posyandu
ii.
Habis pakai:
28
Inventaris
Kursi : 5 buah
Meja :5 buah
Papan tulis1: buah
Poster/gambar yang berhubungan dengan gizi:
Cukup
ii.
Habis pakai
Brosur/pamphlet: Cukup
Kartu Menuju Sehat(KMS) Balita: Cukup
9.
10.
E.
2.
Menyalurkan MP-ASI
kepada sasaran
F.
G.
Proses
2.1 Perencanaan (Planning)
tambahan.
Ada perencanaan tertulis mengenai:
A.
Pemeriksaan garam
30
beryodium 2 kali/tahun
B.
Penyuluhan kelompok
Kadarzi
C.
Pemantauan cakupan
Kadarzi 1 kali/tahun
D.
Penimbangan Balita
12x/tahun
E.
F.
G.
H.
31
Keluaran
3.1 Cakupan Kadarzi
100%
85%
Balita (D/S)
3.3 Cakupan pemberian Vit. A
a. Pemberian Vit A pada bayi
32
100%
(6-11bulan)
b. Pemberian Vit A pada anak
Balita (11-59bulan)
90%
100%
90%
100%
mendapat perawatan
3.7 Cakupan ASI eksklusif
4
90%
Umpan Balik
4.1 Pencatatan dan pelaporan
telah dijalankan.
Lingkungan
6.1 Lingkungan Fisik:
Lokal
Mudah dijangkau
Transportasi
Fasilitas kesehatan
Tempat tinggal
Masyarakat mempunyai
pendidikan dan pengetahuan yang
cukup serta tingkat sosial ekonomi
yang cukup untuk memenuhi gizi
34
Lampiran II
Data Demografi Kecamatan Rengasdengklok
Tabel Jumlah Penduduk per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok 2014
No
Nama Desa
KK
Jumlah Penduduk
Lelaki
Perempuan
1
Dewisari
2.308
4359
4098
2
Kertasari
2.796
5891
5538
3
R.dengklok utara
5.693
10.752
10.109
4
R.dengklok Selatan
5.734
12.433
11.688
5
Amansari
2.981
5.400
5.077
6
Dukuh Karya
1.486
2.572
2.418
Total
21.342
41.407
38.928
Sumber : Laporan Tahunan Puskmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
L+P
8.457
11.429
20.861
24.121
10.477
4.990
80.335
Pekerjaan
Petani
Pedagang
Pegawai negeri
TNI/POLRI
Persentase
13.27 %
72.43 %
05.09 %
00.04 %
Lain-lain
09.17 %
Total
100 %
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
35
Jumlah
Praktek Perorangan
10
Praktek Bidan
14
Rumah Bersalin
Klinik 24 Jam
Apotek
10
Posyandu
57
10
Posbindu
7
Sumber : Laporan Tahunan Puskmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
Tabel Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas
Rengasdengklok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
Pendidikan
Persentase
Tidak Sekolah
3.89%
Tidak Tamat SD
2.00%
Tamat SD
30.54%
Tamat SLTP
26.60%
Tamat SLTA
25.28%
Akademi
10.20%
Universitas/S1
1.49%
Total
100%
Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok 2014
36
Lampiran III
Tabel Keluaran
Tabel Pemetaan Keluarga Sadar Gizi Puskesmas Rengasdengklok Agustus 2014
No.
1
2
3
4
5
Indikator Kadarzi
Menimbang BB secara teratur
Memberi ASI saja sampai bayi usia 6 bulan
Makan aneka ragam makanan
Mengkonsumsi garam beryodium
Mengkonsumsi suplemen gizi
Jumlah
Baik
233
88
250
232
100
Belum Baik
67
212
50
68
200
Tabel Cakupan Balita Ditimbang Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015 di Wilayah
Kerja Puskesmas Rengasdengklok
No
1
Bulan
Juli 2014
D
405
S
6195
Agustus 2014
4
423
6353
September 2014
5
408
6251
Oktober 2014
8
413
6325
November 2014
8
415
6316
Desember 2014
7
426
6348
Januari 2015
4
436
6401
Februari 2015
2
568
6029
Maret 2015
3
400
6144
April 2015
0
385
6217
10
37
11
12
Mei 2015
9
405
6274
Juni 2015
9
411
6356
Rata-rata
1
425
6276
1
Keterangan:
D = Balita yang datang ditimbang
S = Jumlah riil Balita di wilayah kerja Puskesmas
Tabel Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi (6-11 bulan), Anak Balita (12-59 bulan) di
Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015
No.
Bulan
Jumlah
Jumlah Bayi
Jumlah
Jumlah anak
sasaran
yang mendapat
sasaran anak
Balita yang
Bayi
vitamin A
Balita
mendapat
Agustus 2014
807
793
5090
vitamin A
4902
Februari 2015
610
608
4922
4862
1417
1401
10012
9764
Total
Tabel Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Juli 2014
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Januari 2015
Februari 2015
Maret 2015
April 2015
Mei 2015
Juni 2015
Jumlah Total
Tabel Cakupan Pemberian Tablet Zat Besi (Fe 3) pada Bumil di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 Sampai dengan Juni 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Juli 2014
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Januari 2015
Februari 2015
Maret 2015
April 2015
Mei 2015
Juni 2015
Jumlah Total
Bumil Mendapat Fe 3
147
133
114
135
204
180
169
177
163
141
149
132
1844
Tabel Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 Sampai dengan Juni 2015
No
Bulan
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
1
Juli 2014
8
2
Agustus 2014
6
3
September 2014
9
4
Oktober 2014
10
5
November 2014
9
6
Desember 2014
6
7
Januari 2015
7
8
Februari 2015
7
9
Maret 2015
8
10
April 2015
8
11
Mei 2015
9
12
Juni 2015
8
Tabel Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Rengasdengklok Periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015
No
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Juli 2014
Agustus 2014
September 2014
Oktober 2014
November 2014
Desember 2014
Januari 2015
Februari 2015
Maret 2015
April 2015
Mei 2015
Juni 2015
Jumlah Total
32
41
35
30
29
27
40
36
31
35
33
24
393
Lampiran IV
Tabel Pembahasan
Variabel
I.
Tolok ukur
Pencapaian
Masalah
100%
17%
85%
100%
67,73%
98,87%
+
+
90%
97,52%
100%
93,73
90%
91,56%
Keluaran
1. Cakupan Keluarga sadar gizi
2. Cakupan penimbangan Balita (D/S)
3. Cakupan pemberian vit. A 100.000 IU bagi bayi
4. Cakupan pemberian vit. A 200.000 IU bagi anak
Balita
40
hamil
8. Cakupan distribusi MP-ASI Baduta Gakin
9. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan
10. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi
II. Masukan
1.1 Tenaga
i. Dokter
ii. Bidan
iii. Petugas gizi
iv.Kader
100%
100%
90%
9,35%
100%
36,21%
+
+
1 orang
1 orang
1 orang
5 orang
3
4
1
175 orang
/posyandu
1.2 Dana
i. APBD Tingkat II
Cukup
Cukup
1buah
1 buah
1 buah
1
1 buah
1 buah
1 buah
57 buah
57 buah
6 buah
1.3 Sarana
A. Sarana Medis
i. Inventaris:
-
Stetoskop
Tensimeter
Timbangan Bumil
Timbangan
Alat ukur tinggi badan
buah/Posyandu
1
buah/Posyandu
1
Balita/Dacin
badan
ii. Habis pakai:
buah/Posyandu
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Iodine test
Cukup
Cukup
Cukup
Tidak cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
41
1.4 Metoda
A. Penyuluhan kelompok Kadarzi
B. Pemeriksaan garam beryodium
Ada
2 kali/tahun
Tidak ada
1 kali/tahun
Ada
Ada
+
-
D. Konseling Kadarzi
F. Penimbangan Balita tiap bulan di Posyandu
G. Pemberian kapsul Vit.A 100.000 IU untuk Bayi
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Nifas 2 kali
K. Pemberian tablet zat besi pada Bumil
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada tertulis
Ada
Ada tertulis
Ada
Ada tertulis
Ada
Ada tertulis
Tidak
Ada tertulis
Tidak
Balita 2 kali/tahun
garam
beryodium
sebanyak
kali/tahun.
ii.
iii.
iv.
v.
42
Ada tertulis
Tidak
Ada tertulis
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
selama 6 bulan.
2 Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi yang jelas
mengenai pembagian tugas yang teratur
3 Pelaksanaan
a. Sosialisasi dengan kepala Puskesmas dan Bidan
desa, kemudian pada tokoh-tokoh agama dan
Ada
Ada
dilakukan 1 kali/tahun.
b. Penimbangan bayi dan anak Balita dilakukan
setiap bulan (12x/tahun) pada minggu pertama
Ada
Ada
ii.
iii.
Ada
Ada
Ada
Ada
tablet/hari.
43
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada tapi
(12x/tahun)
(12x/tahun)
tidak
lengkap
Ada
Tidak ada
(4x/tahun)
Ada
Ada
(12x/tahun)
(12x/tahun)
Ada
Belum dapat
2. Rapat Kerja
i. Ada rapat kerja yang membahas laporan
kegiatan setiap bulannya untuk mengevaluasi
program yang telah dijalankan.
V. Dampak
1. Langsung
Diharapkan prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk menurun
dinilai
2. Tidak langsung
44
Ada
Belum dapat
dinilai
Ada
Belum dapat
dinilai
45
46