Pemeriksaan MRI Spondilitis TB
Pemeriksaan MRI Spondilitis TB
Kelebihan MRI adalah kemampuannya dalam proyeksi multiplanar dan dalam spesifitas
terutama jaringan lunak yang dapat ditampilkan lebih baik sehingga dapat mendeteksi lesi lebih awal
dan lebih menyeluruh (Newanda, 2009).
Pada MRI akan ditemui penurunan intensitas sinyal fokus infeksi pada gambaran T1weighted dan peningkatan sinyal yang heterogen pada gambaran T2-weighted. Pada pemberian
kontras infeksi tuberkulosis memperlihatkan penyangatan inhomogen pada infiltrasi sumsum tulang
dengan tepi lesi menyangat. Abses tuberkulosis pada pemberian kontras akan memperlihatkan
penyangatan perifer dengan nekrosis sentral. Keterlibatan diskus invertebralis sebagian besar akan
menampilkan gambran klasik diskitis berupa peningkatan singal pada gambaran T2-weighted,
penurunan sinyal pada gambaran T1-weighted dan menyangat setelah pemberian kontras (Newanda,
2009).
MRI menggambarkan perluasan infeksi paling baik dan dapat memperlihatkan penyebaran
granuloma tuberkulosis di bawah ligamentum longitudinal anterior dan posterior. MRI dapat
membedakan jaringan patologis yang mengakibatkan penekanan pada struktur neurologis. Hal ini
penting karena intervensi bedah dibutuhkan pada defisit neurologis yang disebabkan penekanan oleh
deformitas tulang berupa kifosis atau oleh konstriksi akibat fibrosis di sekeliling kanalis neuralis
((Newanda, 2009)).
Mehta mengajukan klasifikasi tuberkulosis vertebra torakal berdasarkan ekstensi lesi yang
terlihat pada MRI untuk perencanaan strategi pembedahan.
Mengevaluasi infeksi diskus intervertebrata dan osteomielitis tulang belakang.
Menunjukkan adanya penekanan saraf.
Dilaporkan 25 % dari pasien mereka memperlihatkan gambaran proses infeksi pada CT-Scan dan
MRI yang lebih luas dibandingkan dengan yang terlihat dengan foto polos.CT-Scan efektif
mendeteksi kalsifikasi pada abses jaringan lunak . Selain itu CT-Scan dapat digunakan untuk
memandu prosedur biopsy (Newanda, 2009).
Gambar 3.13 Terdapat keterlibatan endplate anterior dan pelebaran diskus intervertebrae dan corpus vertebrae
posterior. Pemeriksaan MRI ini dapat menunjukkan pembentukan abses dan metode terbaik untuk menunjukkan
kompresi saraf tulang belakang dan akar saraf (Craig, 2009)
Gambar 3.15 Anak laki-laki usia 5 tahun dengan spinal tuberculosis. MRI potongan sagital T2
weighted yang berdekatan menunjukkan 2 level dari infeksi tuberkulosa. Adanya gibbus pada region
thorax atas karena destruksi lengkap dan kolaps dari corpus vertebrae thorax VI. Corpus vertebrae VII
sebagian hancur dan bersudut serta ruang diskus intervertebralis sulit tervisualisasi. Adanya kolaps
dan penyudutan dari corpus vertebrae lumbal IV pada setengah bagian anterior dengan penyempitan
diskus intervertebralis yang berdekatan. Corpus vertebrae lumbal V menunjukkan peningkatan sinyal
yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosa. Kanalis medulla spinalis terganggu secara minimal pada
kedua level (Shanley, 1995).
Gambar 3.17 Laki-laki 45 tahun dengan spinal tuberculosis. MRI axial enhanced T1 weighted pada corpus
vertebrae thorax IX menunjukkan ketebalan lingkar dari penyangatan disekitar abses intraosseus. Lingkar
penyangatan juga terdapat disekitar abses paraspinal (panah). Penyangatan abses epidural (panah) terlihat
penekanan sacus thecal (Shanley, 1995).
Gambar 3.18, Gambar A, Anak perempuan usia 3 tahun dengan tuberculosis spinal dan paru. MRI potongan
coronal enhanced T1- weighted dari spina menunjukkan perluasan abses paraspinal. Penyebaran infeksi
subligamental dan abses intraosseus tervisualisasi baik pada pencitraan coronal ini. Adanya infiltrate tuberkulosa
pada lobus atas kiri. Gambar B, Laki-laki 42 tahun dengan tuberkulosa spinal. Pada MRI potongan sagital T2
weighted fast spin-echo menunjukkan peningkatan sinyal dalam corpus vertebrae lumbal I yang disebabkan oleh
infeksi tuberkulosa. Adanya gangguan margo anterosuperior dari corpus vertebrae menghasilkan abses
paraspinal dan penyebaran subligamen secara anterior. Penurunan intensitas sinyal dan penyempitan diskus
intervertebralis Thorax XII-Lumbal I yang disebabkan penetrasi dari infeksi melalui diskus. Adanya abses
intraosseus pada corpus vertebrae lumbal IV. Gambar 3, Laki-laki 45 tahun dengan riwayat tuberkulosa spinal.
MRI potongan sagital contiguous T1 weighted yang didapat postoperative menunjukkan cangkokan fibular
autolog. Abses intraosseus tuberkulosa multiple didrainase dan dibersihkan selama operasi sebelum penempatan
cangkok dan stabilisasi spinal. Canalis spinalis tervisualisasi baik dan tidak ada compromised (Shanley, 1995).
Gambar 3.19 Tuberkulosis spondilitis dari thorax VIII-IX (a, b, c). MRI pada spina thorax pada wanita usia 58
tahun dengan adanya nyeri pinggang. (a) potongan sagital pre-gadolinum T1-weighted. (b) Potongan sagital T2weighted. (c) Potongan sagital post-gadolinum T1-weighted menunjukkan pola tipical dari kerusakan corpus
vertebrae dengan keterlibatan diskus, intensitas sinyal tinggi linear dari diskus pada T2-weighted image
tervisualisasi baik (panah putih). Setelah pemberian gadolinium, terdapat penyangatan dari vertebrae bagian
posterior, linkar diskus intervertebralis yang irregular (panah putih), dan kolaps dari vertebrae thorax VIII
(Danchaivijitr, 2007)