Half Wave Uncontrolled
Half Wave Uncontrolled
phasa
Praktikan dapat menganalisa dan mengsimpulkan hasil praktikum
II. TEORI
Rangkaian penyearah setengah gelombang berfungsi untuk merubah
tegangan ac menjadi tegangan dc dengan nilai tegangan output yang tetap,
sedangkan prinsip kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Pada setengah periode positip yaitu dari 0 sampai dengan 180 derajat arah
arus menuju diode dalam keadaan forward bias (diode konduksi) sehingga
arus melewati diode menuju kebeban dari beban kearah nol transformator.
Pada setengah periode positip yaitu dari 180 sampai dengan 360 derajat arah
arus menuju diode dalam keadaan reverse bias (diode open) sehingga arus
beban R
,
filter C
Vmax(in )
Vo
Volt
fRC
Beban R
Beban R filter C
V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkanlah alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian seperti beban R, kemudian ukur tegangan input rms, arus input
rms, tegangan output dc, tegangan output rms, arus output rms, arus output dc
3. Amati bentuk tegangan input dan tegangan output dengan oscilloscop, gambar
pada kertas millimeter.
4. Lakukan langkah 1 hingga 3 dengan mengubah rangkaian seperti beban R filter
C.
VI. TABEL
a. Beban R
Vsvariac(V
)
Beban
Vs_rm
s (V)
Is_rm
s (A)
Vo_dc
(V)
Io_dc
(A)
Vo_rms
(V)
Io_rm
s (A)
Vo_dc_teori
(V)
220
LampuPija
r
35,99
36,99
40,98
0,39
0,4
0,44
16,19
16,64
18,44
0,24
0,25
0,28
25,45
26,15
28,98
0,39
0,4
0,44
16,2
16,65
18,45
Vs = 36 Volt
Vs = 37 Volt
Vs = 41 Volt
b. Beban R filter C
Vsvariac(V
)
Beban
Kapasito
r (F)
Vs_rm
s (V)
Is_rm
s (A)
Vo_dc
(V)
Io_d
c (A)
Vo_rms
(V)
Io_rm
s (A)
Vo_dc_teori
(V)
220
LampuPija
r
2200
35,98
36,99
40,98
6,19
6,4
7,12
47,17
48,27
53,48
1,72
1,81
2
47,44
48,55
53,79
6,19
6,4
7,12
47,33
48,76
54,42
Vs = 36 Volt
Vs = 37 Volt
Vs = 41 Volt
PERHITUNGAN :
Vmax(in )
36 2
16, 20 volt
Vo(dc) teori
3,88watt
Vo(rms) .Io(rms)
25, 45.0,39
9,92watt
Po(d c)
Po(a c)
3,88
40%
9,92
Vo(rms)
Vo(d c)
25, 45
1,57
16,19
RF FF2 1 1,57 2 1 1, 2
a
TUF
Vs(primer )
Vs(sekunder)
220
6,1
36
Po(dc)
Vs(rms). Is(rms).
3,88
0, 27
36.0,39
I
0, 78
CF s(peak )
2
Is(rms) 0,39
pf
Vo(rms)
Vs(rms)
25, 45
0, 7
36
26, 25
1,57
16, 64
Vmax(in )
37 2
16, 65 volt
Vo(dc) teori
FF
Po(d c)
Po(a c)
4,16
40%
10, 46
FF
Vo(rms)
Vo(d c)
RF FF2 1 1,57 2 1 1, 2
a
TUF
Vs(primer)
Vs(sekunder)
220
5, 9
37
Po(dc)
Vs(rms). Is(rms).
4,16
0, 28
37.0, 4
I
0,80
CF s(peak)
2
Is(rms)
0, 4
pf
Vo(rms)
Vs(rms)
26,15
0, 7
37
Vo(dc) teori
Vmax(in )
18, 45 volt
41 2
5,16watt
Vo(rms) .Io(rms)
28,98.0, 44
12, 75watt
Po(d c)
Po(a c)
5,16
40,5%
12, 75
Vmax(in)
36 2
fRC
50.60.2200
7, 71volt
V
Vmax(in ) o
2
36 2 3,85
Po(dc)
47, 06volt
Vo(dc) .Io(dc)
Po(a c)
47,17.1, 72
81,13watt
Vo(rms) .Io(rms)
47, 44.6,19
293, 65watt
P
81,13
o(d c)
27, 6%
Po(a c) 293, 65
Vo(rms)
Vo(d c)
28,98
1,51
18, 44
Vs(primer )
Vs(sekunder)
220
5,365
41
Po(dc)
Vs(rms). Is(rms).
5,16
0, 28
41.0, 44
I
0,89
CF s(peak )
2
Is(rms) 0, 44
pf
Vo(rms)
Vs(rms)
28,98
0, 7
41
Vo
Vo(dc) teori
FF
FF
a
Vo(rms)
Vo(d c)
Vs(primer )
Vs(sekunder)
47, 44
1
47,17
220
6,1
36
RF FF2 1 0
Po(dc)
TUF
Vs(rms). Is(rms).
81,13
0,35
36.6, 4
Is(peak ) 0, 78
CF
0,12
Is(rms)
6, 2
Vo(rms) 2
pf
R
Vs(rms) .Is(rms)
47, 442
60 0,16
36.6, 2
Vmax(in )
37 2
fRC
50.60.2200
7,92volt
Vo
Vo
37 2 3,96
48, 40volt
Po(dc) Vo(dc) .Io(dc)
48, 27.1,81
87,36watt
Po(a c) Vo(rms) .Io(rms)
48,55.6, 4
310, 72watt
Po(d c)
Po(a c)
Vo(rms)
Vo(d c)
48,55
1
48, 27
RF FF2 1 0
V
220
a s( primer )
5,9
Vs(sekunder) 37
TUF
Po(dc)
Vs(rms). Is(rms).
87,36
0,36
37.6, 4
I
1,1
CF s(peak )
0,17
Is(rms) 6, 4
Vo(rms) 2
pf
48,552
60 0,16
37.6, 4
R
Vs(rms) .Is(rms)
87,36
28%
310, 72
Vmax(in )
41 2
fRC
50.60.2200
8, 78volt
Vo
Vo
41 2 4,39
53,59volt
Po(dc) Vo(dc) .Io(dc)
53, 48.2
106,96watt
Po(a c) Vo(rms) .Io(rms)
53, 79.7,12
382,98watt
FF
Po(d c)
Po(a c)
FF
Vo(rms)
Vo(d c)
53, 79
1
53, 48
RF FF2 1 0
V
220
a s(primer )
5,365
Vs(sekunder)
41
TUF
Po(dc)
Vs(rms). Is(rms).
106,96
0,36
40,98.7,12
Is(peak ) 0,97
CF
0,13
Is(rms) 7,12
Vo(rms) 2
pf
R
Vs(rms) .Is(rms)
53, 792
60 0,16
41.7,12
106,96
28%
382,98
VII. ANALISA
Dari hasil percobaan terdapat 2 rangkaian percobaan, menggunakan
beban R dan beban R dengan filter C. Pada tiap rangkaian ada 3 nilai Vi_rms yang
8
berbeda. Saat Vi_rms terendah beban R, di dapat tegangan Vo_dc 16,2 Volt,
semakin besar tegangan Vi_rms maka Vo_dc juga semakin besar. Jika kita
bandingkan dengan Vo_dc teori maka tidak ada selisih nilai, jadi percobaan ini
sesuai dengan yang kita inginkan karena sesuai teori. Jika kita perhatikan output
penyearah maka yang disearahkan hanya pada saat fase positif saja karena hanya
menggunakan 1 diode, sedangkan pada saat fase negative di ouput penyearah
dihilangkan menjadi nol karena gelombang tidak bias melewati diode reverse
sehingga bentuk gelombang fase negative hilang. Sehingga arus input dan output
sama dengan bentuk gelombang penyearah karena beban resistif jadi arus tidak
cacat/merubah fase. Sedangkan saat menggunakan filter C, tegangan Vo_dc lebih
besar dari beban R karena kita ketahui bahwa capasitor memiliki sifat menyimpan
muatan, sehingga ada saat charge capasitor dan recharge capasitor. Perhatikan arus
input dan outputnya, arusnya tidak sama dengan gelombang output penyearah. Hal
tersebut terjadi karena adanya capasitor sebagai filter. Dari 2 rangkaian tersebut
ripple factor pada filter C lebih kecil, perhatikan gelombang output penyearah.
Sehingga tegangan saat menggunakan filter C lebih besar Karena ripple factor
lebih kecil.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat kita simpulkan bahwa pada saat beban R
sesuai dengan yang kita inginkan Karena Vo_dc praktek sama dengan Vo_dc teori.
Pada saat Beban R filter perencanaan praktikum hampir sesuai dengan yang kita
inginkan karena Vo_dc praktek hampir sama nilainya dengan Vo_dc teori.
Perhatikan arus pada beban R sama dengan output penyearah, karena beban dan
Resistif. Sedangkan pada saat beban R dengan filter C arusnya tidak sama dengan
output gelombang penyearah, hal tersebut terjadi karena ada filter C yang
melakukan charge dan recharge.