Pada kenyataannya tidak semua sepaham dengan ide ini. Berdasarkan data yang ada dikhawatirkan
sekitar 30% pemilih tidak menggunakan hak pilihnya .Berbagai alasan dikemukakan 1. Tidak peduli
dengan poltik karena tidak mengerti 2. Berputus asa dengan masalah-masalah politik di negeri ini yang
jarang berujung dengan adanya solusi .
Akankah kita tetap berpangku tangan , apatis terhadap nasib bangsa ini ? Padahal satu suara kita dapat
membuka kesempatan untuk datangnya perubahan bagi bangsa ini.
KAMU ADALAH satu dari 416.455 orang
TEMAN
PEMUDA
YANG
LAIN
UNTUK
Caranya ?
Kami inspirasi muda kaltim bersatu padu mewujudkan peningkatan partisipasi pemilih pemula sebagai
generasi pelopor bangsa bahwa melalui mekanisme pemilihan umum Indonesia bisa melakukan
perubahan besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Tunjukkan aksi nyatamu, BERGABUNGLAH DENGAN KAMI
STOP GOLPUT
BERIKAN SUARAMU DENGAN CERDAS
JADILAH PEMILIH CERDAS
APA ITU PEMILIH CERDAS?
HADIRI TALKSHOW PEMILIH CERDAS
23 FEBRUARI 2014
Jika tak terjadi penundaan, pada tanggal 9 April 2014 bangsa ini akan melakukan Pemilihan Umum
Anggota DPR, DPRD dan DPD,
Faktor pilihan, Setiap orang harus memilih jalah hidupnya untuk masa depan lebih baik. Apakah
pilihan tersebut merupakan langkah besar ataupun langkah kecil. Karena dengan pilihan tersebut kita
memiliki akan kesempatan untuk melakukan perubahan.
Pemilu 2014 adalah peluang bagi rakyat Indonesia untuk menentukan arah masa depan Indonesia.
Pemilihan umum akan dilaksanakan dimulai dengan pemilihan anggota legislatif dan berujung pada
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019.
Sayangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti pemilihan umum semakin turun. Pada tahun 1999
partisipasinya sebesar 92,7 persen; tahun 2004 sebesar 84,07 persen; dan tahun 2009 sebesar 71 persen.
Sementara untuk Pilkada tingkat partisipasi antara 50-70 persen saja.
Penyebab menurunnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dan pilkada tentu bermacammacam. Tapi yang paling utama adalah tidak adanya perubahan yang relatif lebih baik bagi kesejahteraan
masyarakat.
Masyarakat cenderung menganggap pemilu dan pilkada sebuah acara dari, oleh dan untuk keuntungan
partai politik. Sedangkan sebagian besar masyarakat pemilih bukan anggota partai politik.
Faktor kesempatan, Kesempatan untuk tumbuh tersebut harus kita ambil. Adapun beberapa faktor
yang menentukan tercapainya prediksi ekonomi sebagai negara maju tersebut antara lain adanya
dukungan kuat dari politisi cerdas di lembaga legislatif, birokrasi yang efisien dan profesional, dengan
kepemimpinan nasional yang tegas untuk fokus pada kesejahteraan rakyat banyak.
Agar semua komponen bangsa fokus pada pencapaian ekonomi Indonesia sebagai negara maju, perlu
ditingkatkan suatu mekanisme di mana pemilih pemula bersama masyarakat lainnya secara proaktif bisa
terus menerus menagih janji politisi setelah pemilihan umum terutama di sektor pendidikan, ketrampilan
dan kesempatan kerja. Karena hanya melalui sektor-sektor tersebutlah kontribusi besar bisa diberikan
pemilih pemula 2014.
Apabila partisipasi pemilih pemula tahun 2014 sangat besar dan kesempatan emas dalam peningkatan
pendidikan dan kesempatan kerja sudah diperoleh, maka pemilih pemula tersebut akan akan menjadi
generasi "pelopor" bahwa melalui mekanisme pemilihan umum Indonesia bisa melakukan perubahan
besar bagi kesejahteraan masyarakat. Pada masa selanjutnya para pemilih pemula tahun 2014 akan
menjadi inspirator bagi pemilih pemula tahun 2019, 2024, 2029 dan generasi seterusnya tentang
terjadinya perubahaan besar bagi Indonesia melalui mekanisme pemilihan umum dan pemilihan
Presiden.
Jumlah DPT
Pemilih Laki-laki
: 416.455 orang
: 212.434 orang
Pemilih Perempuan
: 204.021 orang
Jumlah TPS
: 1.360 lokasi
Pemilih cerdas
Dalam UU Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD,
pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sangat jelas
tersirat dalam undang-undang ini, bahwa ada ruang sosial yang harus dilahirkan untuk
mencapai kedaulatan rakyat.
Etika dan moralitas yang merosot, korupsi, nepotisme, membolos rapat, hingga
perilaku yang mementingkan kelompoknya, menjadi wajah nyata sebagian politisi
(sebagian wakil rakyat) negara kita. Wajar saja bila sikap skeptis dan apatis publik
semakin menyeruak menjelang pemilu 2014 mendatang.
Berpijak pada fakta yang ada dan yang kita rasa, kita tentu berharap pemilu 2014 akan
menghasilkan wakil-wakil dan pemimpin rakyat yang jauh lebih baik lagi, yang benarbenar bekerja untuk kepentingan negara dan rakyatnya diatas kepentingan yang
lainnya, yang benar-benar menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat! Yaitu pribadipribadi yang benar-benar menyuarakan aspirasi rakyat.
Untuk mewujudkan harapan itu, sangat dibutuhkan kecermatan, kejujuran, kecerdasan
dan pemahaman yang tepat dari rakyat sebagai pemilih sekaligus penentu utama
dalam pesta demokrasi nanti. Rakyat sebagai pemilih yang cerdas tentu akan menjadi
kunci perubahan progress bagi para legislator kita.
Berbagai kenyataan miris yang ada tentu tak boleh mengurangi semangat dan
optimisme kita untuk ikut menyukseskan pemilu 2014. Justru sebaliknya, kita semua
harus menjadikan ini sebagai cambuk motivasi untuk memperbaiki kualitas pejabat
publik/politik dan kualitas demokrasi kita secara keseluruhan.
Untuk itu, rakyat tentu harus menjadi pemilih cerdas yang cerdas memilih wakilwakil dan pemimpinnya pada pemilu kelak. Jika bisa menjadi pemilih cerdas yang
cerdas memilih, pemilu 2014 atau pemilihan demokratis lainnya tentu dapat menjadi
momentum yang secara umum dapat memperbaiki kualitas pejabat publik/politik dan
demokrasi kita secara keseluruhan.
Sejak awal dan dari sekarang, dengan memanfaatkan media massa, badan
pemerintah yang terkait, serta berbagai fasilitas lainnya yang dapat dimanfaatkan,
rakyat/kita semua sebaiknya harus mencermati tokoh-tokoh dan partai-partai yang
nantinya akan memimpin atau mewakili aspirasi kita.
Rakyat harus mencermati kapasitas, integritas, moralitas, kualitas dan
profesionalismenya, serta berbagai syarat yang dinilai harus melekat pada individu
sebagai wakil atau pemimpin rakyat.
Untuk mewujudkannya, rakyat harus bersikap jujur! jujur menilai segala yang
perlu dinilai. Rakyat dan suaranya tidak boleh terbeli oleh popularitas, uang, serta
berbagai manipulasi politik lainnya.
Selain itu, rakyat juga harus ikut mengawasi berlangsungnya proses pemilu.
Karena bagaimanapun juga, pemilu adalah pesta demokrasi kita, pesta rakyat, pesta
demokrasi yang harus berjalan demokratis dengan berlandaskan pada asas demokrasi:
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Kesimpulan
Kita harus cerdas memilih, bijaklah dalam memilih bukan hanya karena uang kita
merelakan nasib kita 5 tahun kedepan ke orang yang salah
Cari tahu rekam jejaknya, kenali caleg caleg daerah kita, apa saja perannya dalam
masyarakat
catat janjinya, Biasanya para caleg banyak memberikan janji sebelum meraka terpilih,
kalo perlu di rekam atau foto iklan iklan mereka
tagih janji mereka setelah mereka terpilih,
Dengan menjadi pemilih cerdas, akan mengurangi tingkat kecurangan pemilu
dan caleg akan lebih hati hati menebar janji karena akan ditagih setelah
menjabat