Anda di halaman 1dari 6

Naila Hilmiyana Syifa

K2311054
Pendidikan Fisika
Kelas : A
Soal :
1. Jelaskan anak berkebutuhan khusus (ABK), ditinaju dari :
a. Karakteristiknya
b. Kemampuan akademis
c. Factor pentebab keterbelakangan mental
2. Apa perbedaan dan kesamaan sekolah regular dengan sekolah inklusi ditinjau dari :
a. Kurikulum
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Tujuan pembelajaran
3. Jika anda menjadi pendamping belajar anak berkebutuhan khusus, mana yang anda pilih
dan beri alas an (minimal anda memilih 2 macam)
a. Tuna grahita
b. Tuna daksa
c. Tuna netra
d. Tuna ganda
e. Tuna rungu
Jawab :
1.
a. karaketristiknya
ABK dapat digolongkan menjadi beberapa golongan dengan karakteristik sendri-sendiri, antara
lain :
1. ABK Low-Vision memiliki beberapa ciri :
a. Memicingkan mata saat mengamati dan membaca,
b. Membaca tulisan dengan jarak sangat dekat yaitu 10 cm.
2. ABK Tuna Grahita memiliki beberapa ciri :
a. Memiliki IQ yang cenderung rendah,
b. Sulit mempelajari hal-hal akademik ringan,

c. Kurang dinamis,
d. Kurang konsentrasi.
3. ABK tunadaksa memiliki beberapa ciri :
a. Mudah tersinggung, mudah marah,
b. Rendah diri,
c. Kurang dapat bergaul,
d. Pemalu,
4. ABK Tuna Ganda memiliki beberapa ciri :
a. Kurang komunikasi,
b. Perkembangan motorik dan fisik terlambat,
c. Seringkali menunjukkan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan,
d. Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai,
e. Kurang kemampuan dalam menolong diri sendiri.
5. ABK Hiperaktif memiliki ciri :
a. Tidak mampu memusatkan perhatian pada satu hal,
b. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk,
c. Sering meninggalkan tempat duduknya,
d. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang,
e. Sulit untuk diatur
f. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
6. ABK Lambat Belajar memiliki ciri :

a. Lamban dalam menerima dan mengolah materi pelajaran


b. Prestasi sangat rendah di bawah rata-rata
c. Tugas-tugas akademik sering tidak selesai
d. Cenderung tidak aktif dan malas
5. Mudah terganggu konsentrasinya
e. Sulit mempelajari dan mengenali angka, huruf, dan nama-nama hari
7. ABK Autis memiliki ciri :
a. Sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
b. Hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
c. Tidak suka berbicara dengan orang lain serasa dia mempunyai dunia sendiri

b. kemampuan akademis
Kemampuan akademis ABK dengan anak normal lainnya tentu saja berbeda karena ia
memiliki kelainan atau ketunaan yang dapat menghambat dalam kemampuan akademisnya.
Miaslnya saja pada anak tuna netra, anak tuna daksa dan anak tuna rungu, dalam hal akademis
bisa saja ia sama dengan anak normal lainnya namun karena ia harus menggunakan sarana dan
prasarana yang menunjang proses belajarnya. Sedangkan kemampuan belajar anak tuna grahita
atau lambat belajar atau anak autis, proses belajar berlangsung sangat lambat karena pada
dasarnya kemampuan akademis mereka memang sudah rendah.
c. faktor penyebab keterbelakangan mental
Penyebab keterbelakangan mental dapat berasal dari factor internal dan factor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan penyebab yang timbul dari dalam diri individu. Biasanya
pada orang yang awalnya normal kemudian mengalami keterbelakangan mental, factor

penyebab ada pada dirinya sendiri misalnya ia tidak mampu menerima kenyataan yang
ada sehingga ia terus memikirkannya dan tekanan tekanan dari luar yang tidak mampu ia
terima akan menyebebkan kaeterbelakangan mental. Sedangkan pada ABK, factor
internal dapat bearsal dari factor keturunan dan perkawinan antarkeluarga dekat. Atau
terdapat gangguan pada saat sang ibu hamil, saat kelahirannya dan pada saat setelah
kelahiran.
2. Faktor Eksternal
Banyak penyebab keterbelakangan mental yang berasala dari factor eksternal.
Misalnya berasal dari lingkungan, kecelakaan. Lingkungan tempat ia tinggal dapat
menyebabkan keterbelakanan mental karena ia tidak mampu untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Sedangkan kecelakaan menjadi salah satu faktor yang
dapat menyebabkan keterbelakangan mental apabila kecelakaan tersebut mengenai
sarafnya. Benturan keras mengenai saraf atau tekanan yang keras terhadap saraf
dapat menyebabkan keterbelakangan mental.

2.
a. Kurikulum
Pada sekolah regular kurikulum berdasarkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
sedangkan pada sekolah inklusi untuk murid ABK berdasarkan PPI (Program Pembelajaran
Individual). PPI merupakan program pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan setiap
siswa; berpusat pada siswa dan bekerja dengan siswa. Secara khusus kurikulum sekolah
inklusi yaitu :
a. Penilaian hasil belajar bagi peserta didik pendidikan inklusif mengacu pada jenis
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
b. Peserta didik yang mengikuti pembelajaran berasarkan

kurikulum

yang

dikembangkan sesuai dengan standar nasional pendidikan atau di atas standar


nasional pendidikan wajib mengikuti ujian nasional.

c. Peserta didik yang memiliki kelainan dan mengikuti pembelajaran berdasarkan


kurikulum yang dikembangkan di bawah standar pendidikan mengikuti ujian yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.
d. Peserta didik yang menyelesaikan dan lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan mendapatkan ijazah yang blankonya dikeluarkan oleh Pemerintah.
e. Peserta didik yang memiliki kelainan yang menyelesaikan pendidikan berasarkan
kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan di bawah standar nasional
pendidikan mendapatkan surat tanda tamat belajar yang blankonya dikeluarkan oleh
satuan pendidikan yang bersangkutan.
f. Peserta didik yang memperoleh surat tanda tamat belajar dapat melanjutkan
pendidikan pada tingkat atau jenjang yang lebih tinggi pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusif atau satuan pendidikan khusus.

b. pelaksanaan pembelajaran
Pada 3 bulan pertama sebagai siswa baru, murid ABK di sekolah inklusi tidak langsung
diberikan materi pelajaran, tetapi murid ABK tersebut dilatih kepatuhan, kedisiplinan, dan
penyusuain (adaptasi) khusunya dalam sosialisasi dan interaksi terhadap lingkungan sekolah.
Khusus untuk ABK yang belajar di sekolah inklusi, mereka yang sering mengalami
kesulitan dan cenderung ketinggalan dari teman-temannya, maka selain belajar di kelas reguler,
ia juga belajar di kelas tambahan (kelas inklusi) yang diadakan setiap hari setelah pelajaran
reguler selesai. Pembelajaran tambahan ini dilaksanakan bergantian tiap kelas, jadi setiap siswa
belajar sekali dalam seminggu. Di kelas tambahan ini mereka diajar oleh guru khusus, yakni guru
inklusi yang notabenenya merupakan lulusan PLB, jadi diharapkan kelas khusus ini benar-benar
dapat mengerti dan memahami siswa ABK lebih daripada guru di kelas reguler serta dapat
membantu kesulitan belajar siswa atau memantapkan hasil belajar siswa di kelas reguler. Jadi di
kelas ini pembelajaran dilaksanakan lebih intensif dengan membimbing siswa satu per satu dan
materinya sesuai dengan materi mana yang menjadi kesulitan siswa tersebut.

c.Tujuan pembelajaran

tujuan pembelajaran pada sekolah regular sesuai dengan peraturan yang berlaku, secara garis
besar yaitu untuk mencerdaskan anak banga dan memberikan layanan pembelajaran bagi
siswanya. Sedangkan tujuan pembelajaran pada sekolah inklusi yaitu :
1. Memberi layanan kepada ABK baik secara fisik, mental, sosial dalam pembelajaran.
2. Mengatasi hambatan yang terjadi pada ABK baik akademis dan non akademis.
3. Menciptakan rasa nyaman di kelas dalam mengikuti pembelajaran.
4. Mandapatkan hasil belajar yang bermakna bagi ABK sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan.
5. Memberi kesempatan belajar seluas luasnya kepada ABK dalam kelas regular.

3.
Jika saya menjadi pendamping belajar anak berkebutuhan khusus, saya akan memilih mengajar
anak tuna grahita dan anak tuna daksa. Karena pada anak tuna grahita yang perlu saya lakukan
dalam mengajar yaitu memberikan perhatian yang lebih terhadapnya. Pada anak tuna daksa, saya
harus dapat memahaminya terlebih dahulu dan dekat dengannya sehingga ia lebih mudah
menerima pelajaran yang saya berikan. Tetapi jika saya mengajar untuk anak tuna netra atau
anak tuna rungu saya harus mempelajari huruf Braille dan bahasa isyarat. Meskipun tidak
menutup kemungkinan saya dapat menguasainya namun saya ragu dapat maksimal
mengusasainya dan mengajarkan bahan pelajaran kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai