yang
selanjutnya
dapat
memberikan
sumbangan
kepada
pendidik,
yaitu
mengembangkan
aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik.
Dalam kamus Websters New Word Dictionary , sebagaimana dikutip oleh
Nanang Fattah, pendidikan dirumuskan sebagai proses pengembangan dan
latihan yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill)
dan kepribadian (character), terutama yang dilakukan dalam suatu bentuk
formula (per sekolahan) kegiatan pendidikan mencakup proses dalam
menghasilkan (production) dan transfer (distribution) ilmu pengetahuan yang
dilakukan oleh individu atau organisasi belajar (learning organization).
Berbicara lebih lanjut tentang pendidikan dapat melibatkan berbagai
aspek sudut pandang.Ada yang memandang pendidikan dari sudut filsafat,
maka lahirlah Filsafat Pendidikan. Ada yang memandang pendidikan dari
sudut
manajemen,
maka
lahirlah
Manajemen
Pendidikan.
Ada
yang
masyarakatnya
mendayagunakan
membuat
sumber-sumber
keputusan
daya
yang
dalam
terbatas
rangka
agar
dapat
(equal)
dan
adil
(equality)
di
antara
berbagai
kelompok
masyarakat.
Dari beberapa pemikiran di atas jelas tergambar bahwa pengertian
pendidikan maupun ekonomi pendidikan berkaitan dengan sumber daya
manusia (SDM). Di mana persoalan SDM ini merupakan persoalan setiap
bangsa. Maknanya bagi bangsa yang ingin maju dan unggul harus
menyiapkan SDM nya baik secara individu maupun masyarakat menjadi SDM
yang unggul pula. Dan ini tentunya tidak akan terlepas dari peran
penyelenggara
pendidikan
harus
memikirkan
efisiensi
dan
dibangun.
PENGERTIAN INVESTASI
Kata investasi berasal dari bahasa Inggris investment yang berarti
penanaman (uang, modal). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan
arti investasi sebagai berikut: 1.Penanaman uang atau modal dalam suatu
perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan;
Cohn
(1979)
mengartikan
investasi
sebagai,upaya
untuk
seseorang
itu
harus
tahan
berkorban
dan
mengeyampingkan
manusia
kemampuan
yang
untuk
merupakan
karunia
mengembangkan
Allah
nilai-nilai
Swt.,
serta
memiliki
kemanusiaan
sehingga
Fajar,
mengemukakan
bahwa
pendidikan
adalah
dasar
dari
mengurang
kemiskinan
dan
ketimpangan
pendapatan,
serta
dan
perguruan
tinggi).
of
life),
sebagai
bimbingan
(a
direction),
sebagai
sarana
dan
psikomotorik.
Pendidikan
juga
amat
berperan
dalam
pertumbuhan ekonomi, sains dan teknologi. Lebih dari itu, pendidikan juga
amat berperan dalam penyiapan SDM yang berkualitas untuk menghadapi
hidup di masa depan. Dengan demikian pendidikan harus bersifat futuristik.
Sejalan dengan pendidikan harus berorientasi masa depan (futuristik), tepat
sekali apa yang dikatakan oleh Ali Bin Abi Thalib demikian, didiklah anakanakmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, dan bukan
untuk zamanmu.
Karena untuk melahirkan SDM yang berkualitas di masa depan
bukanlah pekerjaan ringan dan mudah, tentunya dibutuhkan guru atau
pendidik yang berkemampuan tinggi dalam transfer of heart, transfer of
head, dan transfer of hand kepada anak didik dan lingkungannya.
sosial
kemampuan
tertentu.
yang
tinggi
Ketiga,
untuk
pendidikan
menerima
telah
dan
memperlihatkan
mengimplementasikan
bangsa,
b)
mempersiapkan
tenaga
kerja
untuk
memerangi
John C Bock di atas, bahwa peran yang pertama merupakan fungsi politik
pendidikan, sedangkan dua peran yang disebut kemudian merupakan fungsi
ekonomi. Pendapat kedua pakar yang disebutkan di atas, Harold G. Shane
dan John C Bock, tampak saling melengkapi tentang peran pendidikan yang
dibahas dalam makalah ini.
Sementara itu, Ratna Megawangi dkk, mengidentifikasi 3 (tiga)hal
yang dapat dikatakan sebagai peran pendidikan, yaitu:
1. Menyiapkan individu sebagai Lifelong Learners (Pembelajar Sejati)
Abad ke-21 ditandai oleh perubahan yang begitu cepat dalam berbagai
aspek kehidupan manusia, dan laju perubahan ini akan jauh lebih cepat
prosesnya dibandingkan dengan abad sebelumnya. Agar dapat beradabtasi
dengan lingkungan yang terus berubah, manusia harus mampu belajar suatu
hal yang baru dengan cepat, kreatif dalam mencari solusi masalah, serta
selalu mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar. Dengan demikian
sekolah harus mampu mempersiapkan siswanya untuk menjadi pembelajar
sejati. Manusia pembelajar adalah orang-orang yang menjadikan kegiatan
belajar (proses mengubah tingkah laku menuju kondisi yang lebih baik)
sebagai bagian dari kehidupan dan kebutuhan hidupnya. Sudarwan Danim
menyebutkan 5 pilar manusia pembelajar sebagai berikut:
a. Rasa ingin tahu
b. Optimisme
c. Keikhlasan
d. Konsistensi
e. Pandangan visioner.
sekian
dekade
sebagai
fondasi
bagi
kemajuan
pembangunan
di
segala
sektor.
(3)
tidak
terintegrasikannya
perekonomian
nasional
dengan
Selain
itu
juga
dapat
kita
baca
di
media
masa
yang
pandang
tradisional
tersebut
di
atas
sekarang
ini
dan bukti ilmiah akan peran dan fungsi vital pendidikan, yang sebagian telah
penulis paparkan pada poin C, dalam memahami dan memposisikan manusia
sebagai kekuatan utama sekaligus prasyarat bagi kemajuan suatu bangsa.
Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi (education as invesment)
telah berkembang secara pesat dan semakin diyakini oleh banyak negara
bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan prasarat kunci bagi
pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya. Konsep tentang investasi
sumber daya manusia (human capital invesment) yang dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi (economic growth), sebenarnya telah mulai dipikirkan
sejak jaman Adam Smith , Heinrich Von Thunen ( dan para teoritisi klasik
lainnya sebelum abad ke 19 yang menekankan pentingnya investasi
keterampilan
manusia. Pemikiran
ilmiah
tersebut
baru
menemukan
baik
diperuntukkan
bagi
tingkatan
ekonomi
tinggi.
Tingkatan
keterkaitan
yang
Cohn
antara
private
kemukakan
pada
dengan
poin
social
pertama
benefit
di
atas
pada
dikarenakan
ia
penghasilannya.
memiliki
Produktivitas
keterampilan
teknis
seseorang
yang
tersebut
diperolehnya
dari
pendidikan. Oleh karena itu, salah satu tujuan yang harus dicapai oleh
pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup. Adanya pendidikan
life skill dan broad based education adalah untuk mengembangkan
Berikut
penulis
kutipkan pernyataan
Francis
Wahono
yang
Sekolah
Menengah
Atas.
sedang
berkembang
umumnya
menunjukkan
tingkat
relatif
lebih
terbatas
jumlahnya
dibandingkan
dengan
terhadap
pendidikan
juga
tinggi.
itu
George
Boggs
(dalam
Jefferson
center,
1977)
pendidikan
untuk
mewujudkannya.
PENUTUP
Pendidikan merupakan instrumen yang amat penting bagi setiap
bangsa untuk meningkatkan daya saingnya dalam percaturan politik,
ekonomi, hukum, budaya dan pada tata kehidupan masyarakat dunia global.
Semakin intensif suatu bangsa melakukan investasi dalam dunia pendidikan,
akan semakin meningkat daya saing bangsa itu. Demikian halnya dengan
bangsa kita, jika ingin maju dan unggul harus menjadikan pendidikan
sebagai investasi jangka panjang. Begitu pula dengan setiap individu.
Dengan berinvestasi melalui pendidikan, seseorang harus berprinsipBerakitrakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenangsenang kemudian.