UNIVERSITAS PANCASILA
Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak
dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin
menurun. Sebut saja saat ekspor per September yang sempat mengalami penurunan 2,15 persen
atau menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan dengan Agustus 2008. Namun, secara year on
year mengalami kenaikan sebesar 28,53 persen.
3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang,
taksiran atau timbangan, hukum dalam perdagangan, dsb.
4. Sumber daya alam yang berbeda.
Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan
apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota.
Kebijakan proteksi
Ada dua alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme, yaitu melindungi
perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang tidak adil, dan
melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry). Industri-industri
domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih tinggi, sehingga sulit
bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya rendah (karena sudah memiliki skala
ekonomi yang besar). Proteksi bertujuan untuk melindungi industri domestik yang sedang berada
dalam tahap perkembangan. Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik untuk
belajar lebih efisien dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh
keterampilan. Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri domestik
dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan industri asing, maka proteksi akan
dicabut.
Ada banyak hambatan yang digunakan sebagai instrument kebijakan proteksionis. Hambata itu
bertujuan utnuk melindungi industri dalam negeri terhadap persaingan luar negeri. Bentuk
hambatan proteksionis dalam perdagangan luar negeri tersebut, yaitu:
1. Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek kebijakan ini
terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum adalah tarif atas barangbarang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor adalah membatasi
permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan
produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara terhadap produk domestiknya,
semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Perbedaan utama antara tarif dan proteksi
lainnya adalah bahwa tarif memberikan pemasuka kepada pemerintah sedangkan kuota tidak.
2. Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam kuota,
yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang
diproduksi, dan kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor. Tindakan untuk
membatasi atau mengurangi jumlah barang impor ada yang diakukan secara sukarela yang
disebut sebagai pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export Restriction = VER). VER adalah
kesepakatan antara negara pengekspor untuk membatasi jumlah barang yang dijualnya ke negara
pengimpor.
Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara pengekspor, agar dapat memperoleh
harga yang lebih tinggi. Kuota produksi bertujuan untuk mengurangi jumlah ekspor. Dengan
demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat ditingkatkan.
Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari serbuanserbuan luar negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir.
a. Harga barang melambung tinggi,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
c. Meningktanya produksi di dalam negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir.
a. Harga barang turun,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,
c. Produksi di dalam negeri berkurang.
3. Lapangan Impor
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah yang melarang masuknya barang-barang tertentu
ke dalam negeri. Kebijakan larangan impor dilakukan untuk menghindari barang-barang yang
dapat merugikan masyarakat.
4. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah dengan memberikan bantuan kepada produk dalam negeri.
Subsidi yang dilakukan pemerintah dapat berupa keringanan pajak, pemberian fasilitas,
pemberian kredit bank yang murah ataupun pemberian hadiah atau insentif dari pemerintah.
Adanya subsidi, harga barang dalam negeri menjadi murah, sehingga barang-barang hasil
produksi dalam negeri mampu bersaing dengan barang-barang impor.
5. Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar
negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri.