Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) antara lain
ditandai dengan adanya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk, Penurunan tingkat
Fertilitas, peningkatan kesadaran masyarakat tentang makna keluarga kecil, hal ini
mencerminkan betapa besarnya peran Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) dalam melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KKB
di wilayah binaan di tingkat desa/kelurahan. KIE biasa disebut juga dengan
penyuluhan.
PKB sebagai ujung tombak program sangat strategis perannya dalam melakukan
pembinaan langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat di tingkat desa/
kelurahan. Oleh karena itu para PLKB perlu dibekali pengetahuan tentang program
KKB Nasional dengan jelas dalam melakukan pembinaan kepada individu, keluarga
dan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sehingga dapat melaksanakan tugas dalam
memberikan KIE/Penyuluhan KKB dengan mudah dan percaya diri.
Modul Teknik KIE/Penyuluhan KKB bagi PKB ini dimaksudkan untuk menyiapkan
pesan tentang KIE/Penyuluhan KKB, agar kegiatan pelayanan KIE/Penyuluhan KKB
dapat dilaksanakan secara profesional di tingkah desa/kelurahan.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas konsep dasar KIE/Penyuluhan KKB, jenis dan bentuk KIE/
Penyuluhan KKB, media KIE/Penyuluhan KKB, serta langkah-langkah KIE/Penyuluhan
KKB. Pada akhir pembelajaran peserta diharapkan mampu mempraktikan KIE/
Penyuluhan KKB sesuai dengan kondisi masyarakat yang berbeda di Indonesia.
C. Manfaat Modul
Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali
pengetahuan dan keterampilan tentang KIE/Penyuluhan sehingga dapat meningkatkan
profesionalisme sebagai Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana.
D. Standar Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Setelah selesai pembelajaran peserta diklat diharapkan mampu mempraktikan
KIE/Penyuluhan dalam program KKB.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai membaca modul ini, peserta diklat dapat:
1
a.
b.
c.
d.
Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa petunjuk
antara lain sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1 (satu) dan
seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi pada tahap awal,
jangan membaca materi pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada
halaman tersebut sampai Anda benar-benar memahaminya.
2. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub
bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator yang sekiranya
dapat membantu untuk memahami materi modul ini.
3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya Anda
mengerjakan latihan dengan menjawab soal-soal yang sudah disediakan.
4. Jika Anda masih belum bisa menjawab, lakukan pengulangan untuk hingga Anda
benar-benar bisa mengerjakan latihan.
BAB II
KONSEP DASAR KIE/PENYULUHAN
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan
konsep KIE/Penyuluhan dalam menjalankan pelaksanaan program KKB.
A. Pengertian KIE/Penyuluhan
KIE merupakan gabungan dari tiga konsep yaitu Komunikasi, Informasi dan Edukasi.
Pengertian ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. BKKBN
mendefinisikan Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian isi pesan dari
seseorang kepada pihak lain untuk mendapatkan tanggapan, Informasi sebagai data
dan fakta untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja, sementara Edukasi
didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan yang mendorong terjadinya perubahan
(pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan) seseorang, kelompok dan masyarakat.
KIE juga biasa disebut dengan penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi
proses komunikasi dan edukasi dengan penyebaran informasi.
Dalam kaitannya dengan program KKB Nasional, Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE)/Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam program
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN, 2011).
KIE/Penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik dengan memperhatikan media/
saluran yang digunakan, dimana media/saluran merupakan suatu alat bantu/wadah
yang digunakan untuk menyampaikan informasi/ pesan kepada khalayak. Selain itu
dalam penyampaian KIE/Penyuluhan juga harus memahami materi KIE/Penyuluhan
yang akan disampaikan. Materi KIE/Penyuluhan adalah keseluruhan bahan pendukung
yang dihasilkan/ diproduksi untuk dipergunakan sebagai alat bantu penyampaian
pesan KIE/Penyuluhan Program KKB Nasional kepada sasaran/khalayak, baik berupa
bahan cetakan, elektronik, fotografi maupun alat peraga yang siap dikomunikasikan.
Adapun Isi pesan KIE/Penyuluhan itu sendiri merupakan informasi program KKB
Nasional yang perlu diketahui oleh keluarga dan masyarakat.
B. Tujuan KIE/Penyuluhan
Tujuan KIE/Penyuluhan adalah mengubah sikap mental, kepercayaan nilai-nilai dan
perilaku individu serta kelompok masyarakat (BKKBN, 2011). Ditambahkan dalam
Soleh (2011), dalam kaitannya dengan program KB, tujuan dilaksanakannya Program
KIE/Penyuluhan adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan
peserta baru.
2. Membina kelestarian peserta KB
3
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur diantara kelompok
audiensi atau sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) yang jelas melalui berbagai
saluran komunikasi.
KIE/Penyuluhan KKB dapat dilaksanakan kepada perseorangan (individu), kelompok
dan masyarakat. Ada 6 komponen KIE/Penyuluhan yaitu pemberi KIE (Penyuluh KB,
Toma, Toga, atau Kader), penerima KIE/Penyuluhan (Keluarga, Masyarakat), isi KIE/
Penyuluhan, cara/metode menyampaikan KIE/Penyuluhan, media penyampaian
KIE/Penyuluhan dan hasil KIE/Penyuluhan.
F.
Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan KIE/Penyuluhan?
2. Apa tujuan KIE/Penyuluhan?
3. Apa isi pesan KIE/Penyuluhan KKB?
4. Siapa saja yang menjadi sasaran KIE/Penyuluhan?
5. Jelaskan komponen KIE/Penyuluhan?
BAB III
JENIS DAN BENTUK KIE/PENYULUHAN KKB
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan jenis
danprinsip dan KIE/Penyuluhan KKB dalam pelaksanaan program KKB.
A. Jenis KIE/Penyuluhan
1. KIE Individu
KIE individu merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas
KIE dengan individu sasaran program KB. Biasanya dilakukan oleh PLKB dalam
kegiatan kunjungan rumah atau jika sasaran individu mendatangi PLKB untuk
mendapatkan KIE/Penyuluhan sesuai keinginannya.
2. KIE Kelompok
KIE kelompok merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas
KIE dengan kelompok (2-15 orang). PKB harus mempunyai jadwal kegiatan rutin
pertemuan-pertemuan ditingkat kelurahan dan kelompok kegiatan (poktan) yang ada.
Contohnya kegiatan pertemuan rutin bulanan ditingkat kelurahan, kegiatan poktan
BKB, BKR, BKL dan UPPKS.
3. KIE Massa
KIE massa merupakan suatu proses KIE tentang program KKB yang dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah yang
besar. PLKB bisa berkoordinasi dengan SKPDKB untuk minta bantuan mobil
penerangan (Mupen) untuk menayangkan film program KKB dan mobil pelayanan
(Muyan) untuk melakukan pelayanan KB di saat kegiatan-kegiatan momentum.
B. Bentuk KIE/Penyuluhan
1. KIE Tatap Muka
KIE/Penyuluhan tatap muka biasanya dilakukan oleh PLKB pada saat kunjungan
rumah atau jika sasaran individu mendatangi PLKB di kelurahan. Sasaran KIE
individu dalam kegiatan kunjungan rumah adalah bisa calon akseptor KB atau ibu
hamil atau peserta KB pasca pelayanan atau pasca rujukan komplikasi atau juga
keluarga yang mempunyai balita atau keluarga yang mempunyai remaja atau
keluarga yang mempunyai lansia atau keluarga yang mempunyai permasalahan
yang berhubungan dengan program KB.
2. KIE Penyuluhan
Biasanya dilakukan dipendopo kelurahan atau dipertemuan tingkat RW, pertemuan
RT atau pertemuan rutin lainnya (di poktan posyandu, BKB, BKR, BKL dan
6
F.
Rangkuman
Pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB merupakan salah satu cara penyampaian pesan
oleh PKB kepada sasaran dalam pelaksanaan program KKB di lini lapangan.
KIE/Penyuluhan (Individu, Kelompok, Massa) merupakan jenis-jenis komunikasi yang
harus dipahami dan dipraktikkan PKB untuk melaksanakan program KKB di lini
lapangan.
Bentuk-bentuk KIE/Penyuluhan meliputi KIE tatap muka, KIE penyuluhan kelompok
dan KIE penyuluhan dengan menggunakan media massa.
Prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan meliputi realistis, sistematis, taktis, strategis dan berani
dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan KIE/Penyuluhan.
KIE/Penyuluhan akan berhasil jika memperhatikan hal-hal yang penting saat
menyampaian KIE/Penyuluhan dengan memahami kondisi atau latar belakang
sasaran. PKB harus menghormati sasaran, menggunakan bahasa yang mudah,
menggunakan media yang menarik dan sesuai dengan isu yang ada.
Pokok-pokok pengelolaan KIE/Penyuluhan KKB Nasional meliputi Analisis; Penetapan
strategi; Penyusunan isi pesan; pemilihan media; Pelaksanaan; Monitoring dan
Evaluasi.
G. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Sebutkan jenis-jenis KIE/Penyuluhan!
2. Sebutkan bentuk-bentuk KIE/Penyuluhan!
3. Sebutkan prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan!
4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan KIE/Penyuluhan!
5. Sebutkan pokok-pokok pengelolaan Advokasi, KIE/Penyuluhan KKB!
BAB IV
MEDIA KIE/PENYULUHAN
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan cara
menggunakan media sesuai materi KIE/penyuluhan
A. Media KIE/Penyuluhan
Media berarti wadah atau sarana. Media merupakan salah satu unsur dalam komunikasi
yang memainkan peranan penting dalam proses pelaksanaan KIE/Penyuluhan karena
efektifitas KIE/Penyuluhan itu tergantung pada ketepatan media yang digunakan. Media
KIE/Penyuluhani berperan sebagai perantara dalam penyampaian pesan dari pemberi
KIE/Penyuluhan kepada penerima KIE/Penyuluhan.
1. Jenis-jenis media komunikasi
Berdasarkan sifatnya terdapat tiga jenis media komunikasi, yaitu: media komunikasi
audial, media komunikasi visual, dan media komunikasi audio-visual, serta KIE Kit.
Ketiga jenis media komunikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Media Komunikasi Audial
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, didengar dan dipahami oleh alat
pendengaran. Misalnya telepon, intercom, radio serta tape recorder.
b. Media Komunikasi Visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat dan dipahami oleh alat
penglihatan. Misalnya surat, KIE Kit, surat kabar, faksimili, majalah, buku, buletin
dan sejenisnya.
c. Media Komunikasi Audio-visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat, didengar dan dipahami
melalui alat pendengaran dan penglihatan. Misalnya televisi, film layar lebar, VCD,
internet dan sejenisnya.
Berdasarkan penggunaanya, media atau saluran komunikasi dapat dibagi dua, yaitu
media personal dan non-personal. Saluran komunikasi personal adalah meliputi dua
orang atau lebih yang berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicara
dengan audiensnya, menggunakan telepon, atau e-mail, dan bisa lebih efektif karena
adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan
baliknya. Sementara dalam saluran komunikasi non personal atau media massa
mempunyai karakteristik yang berbeda. Cangara (2003) memaparkan lima
karakteristik media massa sebagai berikut:
10
11
Kekurangan :
Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah
ditayangkan.
c. Media Online
Media online adalah media massa yang dapat ditemukan di internet memiliki
kelebihan dan kekurangan (Jonru, 2006).
Kelebihan:
1) Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam
menyampaikan beritanya.
2) Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan
streaming.
3) Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan
saja yang kita mau.
Kekurangan :
Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media
online biasanya tidak seakurat media lainnya.
B. Jenis-jenis media dalam KIE
Sebagai sebuah bentuk komunikasi, KIE tidak bisa terlepas dari penggunaan media
karena media berperan membantu proses KIE berjalan efektif dan efisien. Karena KIE
memiliki sasaran khalayak yang banyak, maka media komunikasi massa merupakan
media yang paling banyak digunakan karena mampu menjangkau khalayak yang
banyak dan tersebar di wilayah yang luas.
KIE merupakan aktivitas promosi atau pemasaran, oleh karena itu harus dipahami
bahwa media dalam dunia promosi atau pemasaran terbagi menjadi tiga (BKKBN,
2010b) yaitu:
a. Media lini atas (above the line media).
Media lini atas adalah media untuk aktifitas marketing/promosi yang biasanya
dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand image yang
diinginkan atau strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa
(Triadi dan Bharata, 2010).
b. Media lini bawah (below the line media).
Sedangkan media lini bawah adalah aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan
di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen
supaya sadar dengan suatu produk atau strategi promosi yang dilakukan dengan
melakukan penjualan langsung ke konsumen (Triadi dan Bharata, 2010)
c. Media lini atas-lini bawah (through the line media).
Media lini atas-lini bawah merupakan kombinasi dari dua jenis media tersebut yaitu
strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa dilakukan di
tingkat retail/konsumen (Triadi dan Bharata, 2010).
12
KIE dilakukan menggunakan ketiga jenis media tersebut. Contoh-contoh dari jenis-jenis
media tersebut dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 1. Jenis Media Massa
No
1
Nama Media
Jenis Media
1. Televisi
2. Radio
3. Surat Kabar
4. Majalah/Tabloid
5. Internet
2 Media lini bawah (below the line media)
1. Pamflet
2. Leaflet
3. Booklet
4. Lembar Balik
5. Fact Sheet
6. Jurnal
7. Folder
8. Kartu Ucapan
9. Kaset CD
10. Kaset Audio Video
3 Media lini atas-lini bawah (through the line 1. Poster
media)
2. Neon sign
3. Billboard
4. Umbul-umbul
5. Spanduk
6. Mobil Unit Penerangan
7. Transit Media
8. Mobil Media
Sumber: BKKBN, 2010
Setiap jenis media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Hal yang harus
diperhatikan adalah tidak selamanya semua media bisa digunakan pada semua wilayah
atau daerah meskipun media memiliki keunggulan dalam menembus batas wilayah,
ruang dan waktu. Agar penggunaan media yang tepat sasaran, tepat guna dan tepat
wilayah, yang kita diperlukan adalah kejelian, kecerdasan, kreativitas, inovasi dan
modifikasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya
sangat penting untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk sebuah program.
Contoh-contoh media dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Jenis Media dan Karakteristiknya
No
Jenis Media
1.
Pamflet
2.
Lembar Informasi
3.
Laporan Berkala
Karakteristik
Transmisi informasi. Terbaik jika hasil/akibat (outcome)
yang diinginkan kognisi daripada emosi
Informasi yang singkat dan sesuai. Digunakan sebagai
rangkaian dengan folder penyimpanan informasi, tidak
tepat untuk perubahan perilaku yang kompleks.
Kontinuitas, lebih pribadi, menuntut banyak tenaga
untuk mengerjakan dan komitmen dan penilaian
kebutuhan yang detail sebelum dimiliki
13
No
4.
Jenis Media
Karakteristik
Poster
Fungsi
penyusunan
agenda.
Pesan
visual.
Membutuhkan masukan kreatif. Kemungkinan graffiti
jadi bahan pertimbangan
5. T-Shirt
Bisa menonjolkan emosi personal. Digunakan untuk
menyatakan sikap dan komitmen terhadap program/ ide.
6. Stiker
Pesan
singkat
untuk
mengidetifikasi/memotivasi
pengguna, menyatakan komitmen serta murah dan
persuasive
7. Video
Instruksional, motivasional, berguna untuk ditonton
dnegan orang dewasa sebagai cadangan untuk program
lain
8. Televisi
Menumbuhkan
kesadaran,
peran
penciptaan,
kebangkitan, permodelan, dan gambar. Dapat menjadi
lebih berguna dalam pelatihan informasi dan
keterampilan saat kesadaran dan minat terhadap
kesehatan meningkat. Menimbulkan dampak yang kuat
untuk mempengaruhi persepsi khalayak. Sedangkan
kelemahan yang dimiliki adalah sangat mahal, banyak
gangguan, khalayak tidak selektif
9. Radio
Informatif, interaktif (percakapan dua arah). Berbiaya
rendah namun efektif dan berguna dalam menciptakan
kesadaran dan menyediakan informasi
10. Surat Kabar
Lembar informasinya panjang dan pendek. Material/
bahan tergantung pada kertas dan hari-hari dalam
seminggu, keunggulannya fleksibel, diterima luas,
merupakan referensi yang bisa dibawa-bawa, memuat
hal-hal yang aktual. Sedangkan kelemahannya adalah
hanya dibaca dalam waktu singkat
11. Majalah
Berguna dalam peran pendukung dan untuk
menginformasikan dan menyediakan bukti sosial.
Khalayak pembaca cukup luas dan khusus. Kualitas
reproduksi sangat bagus, dapat digunakan sebagai
media humas dan sales promotion. Sedangkan
kelemahannya adalah waktu edar sangat lambat, biaya
mahal, pemesanan tempat iklan di majalah harus jauh
hari.
Sumber: Egger dalam Donovan et. al., 2003 dalam BKKBN (2010) dan berbagai sumber
Sebagaimana telah disebutkan di atas, media massa adalah media yang paling banyak
digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena kemampuannya menjangkau khalayak yang
sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat luas. Dalam jenis-jenis
media yang disebutkan di atas, media massa yang memiliki karakter demikian adalah
jenis media above the line atau media lini atas. Selain itu, media-media tersebut banyak
digunakan karena memilliki daya tarik yang tinggi atau banyak digunakan masyarakat.
Contoh-contoh penggunaan media lini atas tersebut antara lain:
a. Televisi
Televisi banyak digunakan, baik televisi nasional dan televisi lokal. Contoh
penggunaannya adalah mempromosikan Genre (Generasi Berencana) sebagai
14
bagian dari program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja, yaitu antara
lain:
1) GenRe (Generasi Berencana) Talkshow yaitu acara talkshow tentang
permasalahan remaja yang dikemas dalam drama di televisi.
2) Pesan sisipan melalui Sandiwara/Humor dan program-program popular.
3) KB File dalam berita, management issue yang dikemas menjadi Video Teks yang
disisipkan dalam program berita.
4) Iklan bermuatan pesan-pesan Genre.
b. Radio
Radio banyak digunakan karena mempunyai pendengar yang setia. Contoh
penggunaanya dapat dilihat pada upaya mempromosikan Genre (Generasi
Berencana) sebagai bagian dari program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi
Remaja, yaitu:
1) Pembentukan opini melalui Media Massa baik melalui pejabat dan/atau penentu
kebijakan
melalui
program
talkshow
yang
sudah
ada
(sisipan
pertanyaan/inspirasi).
2) Memberikan inspirasi pembentukan PIK Remaja atau PIK Mahasiswa sebagai
bagian dari Genre melalui ide-ide yang disampaikan oleh penyiar, sehingga
terkesan menjadi bagian dalam siaran.
3) Seluruh informasi tentang Genre di radio selalu diakhiri dengan Mars KB untuk
mengingatkan masyarakat akan pentingnya Genre.
c. Surat Kabar
Surat kabar banyak digunakan karena merupakan sumber informasi terpercaya dan
banyak pembacanya. Contoh penggunaanya antara lain:
1) Pembentukan opini melalui media massa melalui penulisan, baik oleh wartawan,
pejabat maupun penulis ahli.
2) Mengangkat profil keluarga yang berhasil menjalankan konsep KB dalam majalahmajalah atau.
3) Memberikan inspirasi tentang pentingnya memelihara kesehatan reproduksi ibu
agar bisa mengoptimalkan potensinya.
4) Memberikan inspirasi kesehatan reproduksi dan penundaan usia perkawinan demi
persiapan pembentukan keluarga yang lebih baik, dengan membuka rubrik
remaja.
d. Internet
Internet banyak digunakan dalam KIE karena saat ini karena merupakan media yang
banyak digunakan oleh masyarakat. Berbeda dengan media lain, tidak ada intervensi
dalam mengakses informasi apapun di internet. Pengguna bebas mengakses
informasi apapun dan dalam waktu yang bersamaan. Contoh penggunaanya antara
lain membuat website khusus untuk kalangan remaja yang menyediakan banyak
informasi dengan isi pesan yang member inspirasi tentang kesehatan reproduksi dan
penundaan usia perkawinan.
15
Media yang selama ini paling sering digunakan oleh PKB, antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
C.
Lembar balik
Q chard
Leaflet
Poster
Buku
Celemek Alat Reproduksi (Wanita dan Pria)
Alokon Kit
Beberan simulasi
Kantong Wasiat
Materi KIE/Penyuluhan
BKKBN mempunyai Visi Penduduk Tumbuh Seimbang 2015 dan untuk mencapai Visi
tersebut, maka BKKBN melaksanakan Misi Mewujudkan Pembangunan yang
Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera .
PKB sebagai ujung tombak program KKB haruslah memahami materi yang diperlukan
dalam KIE/Penyuluhan KKB dalam pelaksanaan program KKB.
1. Program Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia dewasa ini, sudah merupakan masalah yang
perlu mendapat perhatian dan penggarapan yang serius dari kita, yaitu pemerintah
bersama dengan masyarakat kita semua dan menjadi bahan analisis yang menarik
karena berbagai aspek pembangunan berkaitan dengan masalah kependudukan.
a.
b.
16
c.
17
e) Abortus
Adalah kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang
dari 28 minggu
Abortus dapat terjadi disebabkan karena :
- Disengaja (induced)
- Tidak disengaja (spontaneous)
f) Masa Reproduksi (childbearing Age)
g) Yaitu masa dimana perempuan mampu melahirkan dimulai dari saat
menarche hingga memasuki masa menopause yang disebut juga usia
subur (15 49 tahun).
h) Sumber Data Fertilitas
Sumber data fertilitas dapat diperoleh melalui:
(1) Registrasi penduduk
(2) Sensus penduduk
(3) Survei penduduk Antar Sensus ( Supas )
(4) Survei-survei lain yang mempunyai cakupan nasional, missal
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Survei
2) Ukuran-ukuran Fertilitas
Ukuran-ukuran fertilitas dapat dikelompokkan ke dalam istilah:
a) Yearly performance current fertility yang meliputi (CBR;GFR;ASFR;TFR)
(1) CBR: Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
Yaitu angka yang menunjukkan jumlah kelahiran pada suatu periode
per 1000 penduduk pada periode yang sama.
(2) GFR: General Fertility Rate (Angka Kelahiram Umum)
Yaitu banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000 penduduk
perempuan usia 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada pertengahan
periode yang sama.
(3) ASFR: Age Specific Fertility (Angka Fertilitas Umur tertentu)
Yaitu banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur tertentu
pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan pada kelompok
umur yang sama pada pertengahanperiode yang sama.
(4) TFR: Total Fertility Rate ( Angka Fertilitas Total)
Adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dimilki
oleh wanita usia subur, sepanjang siklus kehidupan reproduksinya.
b) Reproductive History (comulative fertility) yang meliputi (CEB,CWR)
(1) CEB: Children ever born (jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
(ALH)
Anak Lahir hidup ini mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok
atau beberapa kelompok perempuan selama masa reproduksinya
(disebut juga paritas).
18
19
Mortalitas
1) Definisi Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur
penduduk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu
peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah terjadi kelahiran hidup.
Definisi kematian tersebut harus diketahui, untuk mendapatkan data kematian
yang benar. Kematian hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup
atau keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup.
Lahir hidup (live birth)
Yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan
tersebut terjadi; hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup
lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot,
tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.
20
b)
c)
d)
e)
21
f)
g)
h)
Migrasi
Migrasi merupakan salah satu dari tiga komponen dasar dalam Demografi.
Komponen ini bersama dengan komponen lainnya, kelahiran dan kematian
mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah seperti pertumbuhan,
juml;ah, komposisi, dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional
sangat penting dilakukan tertama terkait dengan kepadatan penduduk yang
tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk
melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah dan
pembangunan.
1) Definisi Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal)
atau batas politik/negara (migrasi internasional).
2) Jenis-jenis Migrasi
Ditinjau dari dimensi ruang atau/daerah, secara garis besar migrasi
dibedakan atas :
22
a)
b)
b)
c)
Urbanisasi (Urbanization)
Yaitu bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah
perkotaan uang disebabkan oleh pertambahan penduduk alami,
perpindahan penduduk ke perkotaan, dan atau akibat dari perluasan
daerah perkotaan.
d)
Transmigrasi (Transmigration)
Adalah salah satu bagian dari migrasi yang direncanakan pemerintah
maupun oleh sekelompok penduduk yang berangkat bermigrasi
bersama-sama. Transmigrasi adalah pemindahan dan/kepindahan
penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah yang lain yang
ditempatkan di dalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan
Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh
pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang
transmigrasi di Indonesia, diatur dengan Undang-Undang No.3 Tahun
1972.
3) Ukuran-ukuran Migrasi
Ada beberapa pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam
perhitungan migrasi antar Kabupaten dan Kota. Ukuran-ukuran tersebut
adalah:
a) Angka Migrasi Masuk (MI): yaitu angka menunjukkan banyaknya migrant
yang masuk per 1000 penduduk dia suatu kabupaten atau kota tujuan
dalam satu tahun.
23
Keluarga Berencana
Untuk mewujudkan visi BKKBN yaitu penduduk tumbuh seimbang 2015, dan
misi BKKBN yaitu mewujudkan pembangunan yang berwawasan
kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, bahwa
keluarga berencana bukan saja kehendak eksekutif dan rakyat melalui legislatif
tetapi merupakan kehendak kita semua melalui Undang-Undang yang harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Program Keluarga Berencana Nasional dan Kesehatan Reproduksi bertujuan
untuk membantu keluarga dalam merencanakan keluarga, mengatur
kehamilan, mencegah kehamilan tak diinginkan, meningkatkan akses dan
kualitas informasi, konseling dan pendidikan KB dan KR, meningkatkan peran
24
29
Kesehatan Reproduksi
Dalam Program KKB Nasional juga dikembangkan program Kesehatan
Reproduksi yang mencakup Program Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak
(KHIBA) dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi (PMKR).
Upaya yang diperlukan untuk peningkatan status kesehatan dan Kelangsungan
Hidup Ibu, Bayi dan Anak (KHIBA) melalui kegiatan promosi dan KIP/ Konseling
KBKR (demand side)
c.
1)
Pengertian
KHIBA adalah hak azasi bagi ibu, bayi dan anak balita untuk mencapai
hidup berkualitas yang harus dikembangkan oleh pribadi dan keluarga,
dihormati oleh orang lain dan dijamin oleh negara
2)
Ruang Lingkup
Pembinaan KHIBA dilaksanakan melalui upaya peningkatan dukungan
politis dari Tokoh agama terhadap akses dan kualitas pelayanan, persiapan
kehamilan dst serta pelayanan kontrasepsi dengan memperhatikan nilai-nilai
sosial budaya.
Pembinaan peningkatan KHIBA dilaksanakan melalui upaya peningkatan
PSP catin, pasutri, keluarga dan masyarakat tentang persiapan dst dan
penggunaan kontrasepsi, serta ASI eksklusif, gizi, imunisasi, pemberian
vitamin A dan pencegahan berbagai penyakit pada bayi dan anak
3)
Program KRR
a)
Pengertian
Program Kesehatan reproduksi (KRR) adalah:
Program untuk membantu remaja agar memiliki status kesehatan
reproduksi yang baik, melalui pemberian informasi,pelayanan konseling,
pendidikan ketrampilan hidup.
Kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah:
Suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses
reproduksi yang dimiliki oleh remaja, tidak semata-mata berarti bebas
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental
serta sosial kultural.
b)
Tujuan Umum
Meningkatnya kualitas hidup remaja melalui upaya peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan
reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi mereka secara
terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesehatan gender.
c)
Tujuan Khusus
Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku Remaja tentang TRIAD
KRR (seksualitas, HIV / AIDS, Napza)
Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku remaja tentang PUP dan
Norma Keluarga Kecil
Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku tentang program KRR
agar dapat menjadi Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor Sebaya
(KS).
d)
Arah Kebijakan
Arah kebijakan Program KRR adalah menuju TEGAR REMAJA, yaitu
remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko Triad KRR,
menunda
usia perkawinan, bercita-cita menjadi keluarga kecil
berkualitas, menjadi contoh idola, teladan dan model remaja sebayanya
Seksualitas
Semua yang berhubungan dengan manusia sebagai mahluk seksual
yang meliputi emosi, kepribadian, sikap dan lain-lain.
32
3)
b)
c)
NAPZA
Dalam Napza dipelajari antara lain:
Pengertian Napza
Jenis-jenis Napza
Penyalahgunaan Napza
Penanggulangan Penyalahgunaan Napza
Cara mengatasi ketergantungan Napza (Medis, Psikologis, ekonomi
& lingkungan
PIK-R/ M
Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa adalah suatu wadah
yang dikelola dari oleh dan untuk remaja dalam memberikan informasi, dan
layanan konseling tentang kesehatan reproduksi remaja.
Pengertian
Wadah kegiatan keluarga yang mempunyai balita-anak (0-10) tahun,
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua (ayah
dan ibu) dan anggota keluarga lain, untuk mengasuh dan membina tumbuh
kembang anak melalui kegiatan rangsangan fisik, mental, intelektual,
emosional, spiritual, sosial dan moral untuk mewujudkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kesertaan,
33
2)
3)
4)
5)
6)
b.
2)
3)
Pengertian
Bina Keluarga Anak dan remaja (BKR) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok keluarga/ orang tua untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman dan sikap serta perilaku orang tua, sehingga dapat melakukan
komunikasi dan hubungan harmonis antara keluarga dan remaja.
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, wawasan orangtua anak dan remaja tentang
pentingnya hubungan yang setara dan harmonis, menumbuhkan rasa cinta
dan kasih sayang antara orangtua dan anak remajanya, melaksanakan
deteksi dini terhadap setiap gejala kesenjangan hubungan orangtua dan
anak remaja, sehingga dapat meningkatkan hubungan yang serasi dan
harmonis yang didukung sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung
jawab terhadap pembinaan proses tumbuh kembang anak dan remajanya.
Sasaran
Adalah keluarga yang mempunyai anak remaja
34
4)
5)
c.
2)
3)
4)
5)
Pengertian
Adalah wadah kegiatan keluarga yang mempunyai lansia, untuk
mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif dan bertaqwa,
sehingga dapat diberdayakan dalam pembangunan dengan memperhatikan
kearifan, pengetahuan, keahlian dan pengalamannya sesuai usia dan
kondisi fisiknya.
Tujuan
Meningkatkan kesejateraan Lansia melalui kepedulian dan peran keluarga
dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
Sasaran
Keluarga yang seluruh anggotanya lanjut usia atau keluarga yang
mempunyai anggota lanjut usia.
Ruang Lingkup Kegiatan
Penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan , pencatatan dan pelaporan oleh
kader.
Stratifikasi Kelompok
a) BKL Dasar
Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari
dari ketua dan 3 anggota atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai 4
35
6)
d.
b)
BKL Berkembang
Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari
ketua dan 3 anggota, mempunyai 6 orang kader, 2-4 diantaranya telah
dilatih tentantg BKL, telah melaksanakan kegiatan kelompok berupa
penyuluhan, konseling dan telah mempunyai tenaga konselor.
c)
BKL Paripurna
Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari
ketua dan 3 anggota atau sesuai kebutuhan, mempunyai 8 orang kader
yang semuanya telah dilatih tentang BKL, telah melaksanakan kegiatan
kelompok berupa penyuluhan, konseling, rujukan, serta telah
mempunyai tenaga konselor yang dapat membimbing kelompok
tersebut dalam melakukan berbagai kegiatan di lapangan, termasuk
program pengentasan kemiskinan seperti kegiatan ekonomi produktif.
36
e.
f.
Fungsi Agama
Fungsi ini untuk membangun insan yang agamis yang bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Fungsi ini dimungkinkan untuk dijalankan oleh
setiap keluarga karena pada kenyataannya disamping agama sudah
menjadi pegangan bangsa Indonesia, juga adalah sebagai landasan idiil
negara kita yaitu sila pertama Pancasila. Keluarga dibangun untuk mampu
menjadi wahana yang pertama dan utama membawa seluruh anggotanya
melaksanakan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dengan penuh iman dan taqwa
terhadap TYME.
Contoh: iman, taqwa, kejujuran, tenggang rasa, rajin, kesolehan, ketaatan,
suka membantu, disiplin, sopan santun, kesabaran, kasih sayang, tanggung
jawab terhadap anak, gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian,
kebersamaan, toleransi, kebangsaan.
2)
3)
37
g.
4)
Fungsi Perlindungan
Keluarga menjadi perlindungan yang utama dan kokoh dalam memberikan
kebenaran dan keteladanan kepada anak-anak dan keturunannya. Fungsi
ini harus diciptakan rasa aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga.
Contoh: aman, pemaaf, tanggap, tabah.
5)
Fungsi Reproduksi
Fungsi ini adalah suatu fungsi yang hakiki karena manusia harus dapat
melanjutkan keturunannya dan yang diharapkan adalah keturunan yang
berkualitas. Keluarga menjadi pengatur reproduksi keturunan secara sehat
dan berencana sehingga anak-anak bangsa Indonesia menjadi berkualitas,
menjadi anak yang memiliki daya saing global.
Contoh: tanggung jawab, sehat, keteguhan.
6)
7)
Fungsi Ekonomi
Upaya yang dilakukan dalam memberikan suatu kegiatan yang bersifat
ekonomis yang sangat produktif untuk meningkatkan perekonomian,
kesejahteraan dan kemandirian keluarga, menjadi keluarga yang sejahtera
lahir batin.
Contoh: hemat, teliti, disiplin, peduli, ulet.
8)
38
PKB RT
Paguyuban KB/ Kelompok Akseptor KB adalah wadah kegiatan peserta KB di
bawah dusun atau pada tingkat RT, yang merupakan satu bentuk Institusi
masyarakat yang secara sukarela mengelola kegiatan gerakan KB di
wilayahnya, dengan anggota kelompok minimal 50 orang merupakan media
pertemuan dan interaksi antara peserta KB, anggota PKK, PUS yang belum ber
KB, remaja, tokoh masyarakat dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
berkualitas.
39
b.
Pendataan Keluarga
Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data demografi, keluarga
berencana, keluarga sejahtera dan data individu anggota keluarga yang
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara
serentak pada waktu yang telah ditentukan (setahun sekali) dari rumah ke
rumah, dengan wawancara dan observasi.
2)
proses
Pengertian Gender
Gender yaitu perbedaan fungsi, tugas dan peran antara laki-laki dan perempuan
yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan jaman.
b.
c.
40
D. Rangkuman
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan diperlukan media untuk mempermudah pemberi
KIE/Penyuluhan dalam proses penyampaian pesan. Media terbagi menjadi dua, yaitu
media personal dan media non personal atau media massa. Media massa adalah media
yang paling banyak digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena kemampuannya
menjangkau sasaran yang sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat
luas. Media ini terbagi menjadi tiga, yaitu media lini atas (above the lini media), media
lini bawah (below the line media), media lini atas-lini bawah (through the line media).
Pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya sangat penting untuk
mengidentifikasi media mana yang tepat untuk program tertentu. Pemilihan media
KIE/Penyuluhan yang tepat dapat mempermudah dalam pencapai hasil KIE/Penyuluhan
yang diharapkan.
Materi KIE/Penyuluh KKB yang dilaksanakan oleh PKB mencakup program
kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, program ketahanan
kesejahteraan keluarga, program pembangunan keluarga yang mengarah pada
NKKBS, delapan (8) fungsi keluarga, pembentukan karakter sejak dini, institusi
masyarakat pedesaan, dan gender dalam program keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi.
E. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan materi KIE/Penyuluhan KKB yang Anda ketahui!
2. Jelaskan Media KIE/Penyuluhan KKB yang Anda ketahui!
41
BAB V
LANGKAH-LANGKAH KIE/PENYULUHAN
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan
langkah-langkah Advokasi, KIE/Penyuluhan.
A. Langkah-Langkah KIE/Penyuluhan
PKB dalam melaksanakan KIE/Penyuluhan haruslah mengetahui langkah-langkah
teknisnya agar tujuan dari KIE/Penyuluhan tercapai secara efektif dan efisien. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Identifikasi dan analisis permasalahan
Permasalahan di wilayah binaan didapatkan dari data basis (hasil pendataan
keluarga), kondisi wilayah geografi, topografi, sosial budaya serta
hasil
pelaksanaan program KB. Contohnya: Desa Sidomulyo merupakan daerah
pegunungan. Peserta KB aktif pada Desa Sidomulyo adalah 47% dan alat
kontrasepsi yang paling diminati adalah pil. Penduduknya sebagian bekerja
sebagai petani. Puskesmas letaknya jauh di Kecamatan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa permasalahannya adalah kesertaan ber-KB masih rendah dan
kontrasepsi yang diminati adalah pil.
b. Mengetahui sasaran yang akan diberi KIE/Penyuluhan
PKB harus mengetahui kondisi sasaran yang akan dihadapi dalam pelayanan
KIE/Penyuluhan KKB. Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain adalah jenis
pekerjaan, latar belakang pendidikan, rata-rata jumlah anak yang dipunyai pada
tiap keluarga. Kita sudah mempelajari sasaran KIE/Penyuluhan pada bab
sebelumnya, dimana sasaran KIE/Penyuluhan bisa individu, keluarga atau
masyarakat. Adapun penentuan sasaran KIE/Penyuluhan adalah sebagai berikut:
1) Disesuaikan dengan permasalahan yang ada di wilayah binaan (Kondisi data
base KB dan KS yang ada)
2) Sesuai dengan materi KIE/Penyuluhan yang akan disampaikan
3) Sesuai dengan tujuan KIE/Penyuluhan yang ingin dicapai
4) Disesuaikan dengan kondisi wilayah binaan menyangkut: geografi, topografi
dan sosial budaya
c. Menetapkan tujuan KIE/Penyuluhan yang akan dicapai
Sangatlah diperhatikan apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam pelayanan
KIE/Penyuluhan. Hal ini harus disepakati dengan Pemerintah/ pihak Kelurahan,
42
Toma dan Toga sehingga PKB dapat mengetahui secara jelas tujuan pelayanan
KIE/Penyuluhan sesuai dengan kondisi wilayah binaan.
d. Menentukan bahan/ materi KIE/Penyuluhan
Bahan/ materi yang disiapkan disesuaikan dengan permasalahan/isu yang telah
ditentukan
e. Menentukan metode KIE/Penyuluhan
PKB harus memperhatikan kehidupan sosial budaya dan agama di wilayah
binaannya. Bisa dengan menyampaikan KIE/Penyuluhan dengan metode
ceramah tanya jawab, dengan memperagakan atau dengan cara diskusi.
f. Menentukan media KIE
Penentuan media KIE yang digunakan hendaknya yang sesuai dengan latar
belakang masyarakat. Bisa dengan cara memberikan KIE sebelum dan ditengahtengah pemutaran film. Media KIE dapat juga digunakan KIE Kit.
g. Menentukan tempat KIE/Penyuluhan
Pertimbangan pemilihan tempat adalah salah satu kunci sukses kegiatan
KIE/Penyuluhan KKB. Bisa di Balai Kelurahan, bisa juga di Balai RW, bisa
dilakukan dari rumah ke rumah (kunjungan rumah) sesuai dengan kondisi alam
dan letak rumah penduduk.
h. Menentukan Waktu KIE/Penyuluhan
Menentukan waktu pelayanan KIE/Penyuluhan KKB juga harus memperhatikan
pekerjaan masyarakat.
i. Menyiapkan diri (percaya diri, penampilan, penguasaan materi, kualitas suara,
penggunaan bahasa dan memperhatikan adat budaya setempat)
2. Pelaksanaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
B. Praktik KIE/Penyuluhan
Pada kesempatan mata diklat ini, marilah kita membagi kelas menjadi 4 (empat)
kelompok untuk melakukan simulasi melaksanakan KIE/Penyuluhan. Masing-masing
kelompok terdiri dari 7-8 orang yang berperan sebagai:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penyuluh KB
Kepala Desa
Dokter atau Bidan
Ketua PKK
Kader
Sasaran
Sasaran
Sasaran
Tugas:
1. Diskusikan dan tuliskan proses langkah-langkah KIE/Penyuluhan
2. Diskusikan dan tentukan siapa berperan apa
3. Diskusikan dan buat skenario tema KIE/Penyuluh yang dipilih
4. Media KIE disediakan
5. Waktu berdiskusi 30 menit
6. Masing-masing kelompok melakukan simulasi selama 15 menit
7. Kelompok yang tidak melakukan simulasi menjadi pengamat kelompok yang
melakukan simulasi, dan mendapatkan kesempatan 5 menit menyampaikan hasil
pengamatan.
C. Hambatan dan Kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan
1. Hambatan KIE/Penyuluhan
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB, tidak jarang PKB mengalami kesulitan
atau hambatan, maka perlu diketahui beberapa hambatan dalam KIE, yaitu:
a. Percaya diri dan penguasaan materi kurang.
b. Waktu terbatas.
c. Budaya yang berbeda antara sasaran dan PKB (pemberi KIE /Penyuluhan).
d. Gaduh.
e. Waktu yang kurang tepat (rawan ngantuk)
f. Penerima pesan acuh tak acuh.
g. Pertanyaan yang sulit.
h. Penerima pesan yang nakal atau melecehkan
2. Kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB, maka PKB diharapkan mampu untuk
selalu memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan. Berikut adalah poin-poin kiat
memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan:
a. Belajar dan berlatih terus menerus
b. Bekerja sesuai perencanaan
44
c.
d.
e.
f.
g.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
KIE/Penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dan edukasi
dengan penyebaran informasi. KIE/Penyuluhan bertujuan untuk mempercepat
mencapai suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur
diantara kelompok audiensi atau sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) yang
jelas melalui berbagai saluran komunikasi.
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan, haruslah diperhatikan materi sesuai dengan isu
yang ada diwilayah kerja PKB. Materi KIE meliputi: Program Kependudukan; Program
KB dan Kesehatan Reproduksi; Program Keluarga Sejahtera/ Ketahanan Keluarga,
Program Keluarga yang mengarah pada NKKBS; Gender dalam Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi.
PKB harus memperhatikan Langkah-Langkah Advokasi, KIE/Penyuluhan KKB, yaitu:
Persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
KIE/Penyuluhan tidak bisa terlepas dari penggunaan media. Media terbagi menjadi
dua, yaitu media personal dan media non personal atau media massa. Media massa
adalah media yang paling banyak digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena
kemampuannya menjangkau khalayak yang sangat besar (banyak) dan tersebar di
wilayah yang sangat luas. Pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya
sangat penting untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk program tertentu.
Pelaksanaan KIE/Penyuluhan akan lebih efektif jika selalu memperhatikan tujuan,
sasaran, metode dan media yang digunakan.
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB tak jarang PKB mengalami hambatan.
Hambatan yang ada tidak boleh diabaikan, namun harus dipelajari dan dicari cara atau
kiat untuk mengatasinya. Dengan demikian diharapkan tujuan KIE/Penyuluhan dapat
tercapai.
B. Evaluasi
Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan
menemui banyak kendala dan permasalahan-permasalahan baru dilapangan. Untuk itu
para penyuluh lapangan Keluarga Berencana harus selalu mengembangkan diri untuk
selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga pelaksanaan KIE/Penyuluhan akan
menjadi menarik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal.
46
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2010. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera di Kabupaten dan Kota. Jakarta
BKKBN, 2009. Pedoman KIE Program KB Nasional. Jakarta
BKKBN, UU RI No.52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga. Jakarta
BKKBN, 2006. Advokasi dan KIE Program KB Nasional. Jakarta
BKKBN,
dan
KIE
Program
Pembangunan
BKKBN, 2004. Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Pelayanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta
BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2003. Buku Pedoman Materi Penanggulangan Masalah
Kesehatan Reproduksi (Informasi Dasar Penanggulangan Masalah Kesehatan
Reproduksi) Materi Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi, dan anak Balita (Menyiapkan
Anak Balita yang Sehat dan Berkualitas)
BKKBN, UU RI No.10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta
BKKBN, 1986, Sistem Informasi Manajemen Program KB Nasional.
Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, 2009, Panduan
Pengelolaan Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK
KRR). Jakarta.
Endang Parwieningrum, BKKBN, 2009. Modul Gender Dalam KB/ KR BKKBN. Jakarta.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010. Dasar-Dasar
Demografi, Salemba Empat, Jakarta.
47