SENI DALAM
PANDANGAN
AGAMA
Sains
Sains
Teknologi
Teknologi
Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal budi manusia
dengan segala prosesnya. Seni merupakan
ekspresi jiwa seseorang yang identik dengan
keindahan.
Keindahan yg hakiki adalah kebenaran.
Spiritual Laws
(Din)
Work
of God
Words
of God
Ghair Mathluw
Matluw
Devine Book
Larangan membunuh,
Mencuri dan korupsi
Laws
Laws of
of Nature
Nature
MISI MANUSIA
Manusia diutus untuk 2 hal:
1. Sebagai hamba Allah
Tidak Aku jadikan jin dan manusia itu melainkan agar
mereka beribadah kepadaKu (Ad Dzariat: 56)
Be-IPTEKS = Beribadah
Abuya Syeikh Imam Ashari Muhammad At Tamimi
menegaskanbahwa semua aktifitas keseharian kita termasuk
mengkaji dan mengembangkan sains dan teknologi dapat bernilai
ibadah bahkan perjuangan di sisi Allah bila memenuhi 5 syarat
berikut:
Be-IPTEKS = Beribadah
3. Perkara atau subyek yang menjadi tumpuan untuk
dilaksanakan atau dikaji itu mestilah mendapat keridhaan
Allah.
Subyek yang paling utama mestilah suci agar benar-benar
menjadi ibadah kepada Allah.
4. Natijah (Hasil) mesti baik karena merupakan
pemberian Allah kepada hamba-Nya.
Setelah itu, hamba-hamba yang dikaruniakan rahmat itu
wajib bersyukur kepada ALLAH dengan berzakat,
melakukan korban, serta membuat berbagai amal . Jika
aktifitas tersebut menghasilkan ilmu yang dicari maka ilmu
itu hendaklah digunakan sesuai dengan yang diridhai Allah.
5. Tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah-ibadah shalat,
puasa, zakat dan sebagainya.
1.
2.
3.
4.
Sebab Ketertinggalan
Sebab dasar yang menyebabkan umat Islam khususnya
ilmuwan, teknolog dan industrialis Islam tertinggal dari
pada orang bukan Islam diantaranya :
Sebab Ketertinggalan
2. Sistem Pendidikan dan Pengajaran yang salah
Kesuksesan besar sistem pendidikan suatu negara ialah bila
dapat melakukan pembangunan insaniah manusia sesuai
dengan kehendak Tuhan sehingga mereka mengalami
perubahan jiwa, fikiran dan fisik.
Insaniahnya dibangunkan sehingga mempunyai ciri-ciri
malaikat, akalnya dibangunkan dengan ilmu-ilmu yang
canggih,b ermanfaat, selamat dan menyelamatkan dan
fisiknya dibangunkan sehingga menjadi sehat dan kuat untuk
beribadah kepada Allah dan berkhidmat kepada sesama
makhluk.
Jadilah dia insan bertaqwa yang dibantu Allah sehingga Allah
anugerahkan ilmu-ilmu yang canggih danunggul seperti yang
Allah janjikan dalam Al Quran
Sebab Ketertinggalan
3.Kaedah atau teknik yang digunakan tidak tepat
Sistem pendidikan umat Islam sekarang ini menghasilkan yang lemah
walaupun mereka banyak mengetahui Ilmu Pengetahuan, teknologi,
ilmu Islam, hafal Quran dan hafal hadis
Bagaimana kaedah Rasulullah SAW mendidik para sahabat?
Rasulullah SAW mendidik para sahabat dan anggota
masyarakatkebanyakannya secara tidak formal, di semua tempat : di
atas unta, dimasjid, di pasar, di kedai-kedai, waktu istirahat, ketika
musafir, di majliskenduri, di majlis kematian, di medan perang, dan
lain-lain. Hal inilahyang dilakukan dan diteruskan oleh para sahabat
Sistem pendidikan Rasulullah SAW ini kelihatan mempunyai maksud untuk
melahirkan manusia yang mengamalkan ilmunya. Baginda tidak
menekankan ilmu yang tinggi atau ilmu yang banyak, sebaliknya memberi
keutamaan kepada pengamalan ilmu. Hasil dari mengamalkan ilmu itu,
terbentuklah manusia yang bertaqwa. Bila ilmu itu diamalkan, maka Allah
akan beri lagi dia bermacam-macam ilmu yang dia belum ketahui. Sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Naim:
Barang siapa yang mengamalkan apa yang dia tahu nescaya Allah akan Pusakakan ilmu yang dia
tidaktahu (ilmu yang dia tidak belajar)
Sebab Ketertinggalan
4. Ilmu yang dipelajari tidak dikaitkan dengan Allah
Walaupun umat Islam yang bersholat selalu berjanji bahwa hidup, mati,
ibadahnya adalah hanya untuk Allah saja, tetapi dalam aktifitas keseharian
mereka, jarang sekali mereka kaitkan dengan Allah. Belajar tauhid, syariat
dan tasawuf semata-mata atas dasar ilmu sehingga hati tidak merasa
kebesaran dan keagungan Allah.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kaji sehari-hari tidak
menambah rasa cinta dan takut kepada Allah di hati mereka. Lebih-lebih
lagi merasakan kebesaran Allah melalui alam ciptaaanNya. Dalam
mengkaji hewan, tumbuhan, manusia dan alam semesta, fikiran dan hati
mereka tidak mengaitkannya dengan kebesaran dan keagungan Allah.
Bahkan ada diantara mereka yang tenggelam karena terlalu asyik dengan
ilmu mereka sehingga melupakan atau menyepelekan waktu pertemuan
resmi dengan Allah yang lima kali sehari. Sholat tidak menjadi amalan
yang paling utama yang mesti diprioritaskan waktunya dan diusahakan
khusyuknya oleh para saintis dan teknolog. Akhirnya bila urusan
dengan Allah tidak kita selesaikan dengan baik, maka urusan-urusan lain
tidak dibantu oleh Allah
Ilmuwan Muslim
Katip Celebi
Sang ilmuwan Muslim terkemuka di abad ke-17 M
itu biasa dipanggil Katip Celebi. Sejatinya, ia
bernama Mustafa bin Abdallah. Katip merupakan
geografer dan sejarawan agung yang dimiliki
Kekahlifahan Turki Usmani di masa kejayaaannya.
Selain dikenal dengan nama Katip Celebi, saintis
Muslim itu juga kerap disapa Hajji Khalifa
Ibnu Sina
Patung Ibnu Sina di Duishambe
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya
adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak
Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan
bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat
terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama
berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Ab Al al-Husayn bin Abdullh bin Sn (Persia
Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : ) . Ibnu Sina lahir
pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan
(kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di
antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak
orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina
"ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua
bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul
lengkap: Al-Qanun fi At Tibb)
Al Farghani
Abu'l-Abbas Ahmad ibnu Muhammad ibnu Kathir AlFarghani adalah insinyur sipil terkemuka yang terlahir di
Farghana, Tansoksiana. Orang Barat biasa menyebutnya AlFraganus. Sebelum terjun dalam bidang teknik sipil,
sejatinya Al-Farghani adalah seorang astronom. Salah satu
karyanya yang terkenal adalah Kitab fi al-Harakat alSamawiya wa Jawami Ilm al-Nujum (Elemen-elemen
Astronomi).
Pada tahun 987 M, Ibnu Al-Nadim mengungkapkan, AlFarghani berhasil menulis dua buku penting dalam bidang
teknik yakni, Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti dan Kitab
Amal Al-Rukhmat atau 'Book on the Construction of Sundials.
Ia adalah seorang ahli matematika Muslim yang fenomenal pada abad ke-10
M. Ia adalah salah satu matematikus terhebat yang dimiliki perabadan Islam,
papar Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya bertajuk
Introduction to the History of Science.
Abul Wafa adalah seorang saintis serba bisa. Selain jago di bidang
matematika, ia pun terkenal sebagai insinyur dan astronom terkenal pada
zamannya. Kiprah dan pemikirannya di bidang sains diakui peradaban Barat.
Abul Wafa tercatat sebagai matematikus pertama yang mencetuskan rumus
umum sinus. Selain itu, sang matematikus pun mencetuskan metode baru
membentuk tabel sinus. Ia juga membenarkan nilai sinus 30 derajat ke tempat
desimel kedelapan. Yang lebih mengagumkan lagi, Abul Wafa membuat studi
khusus tentang tangen serta menghitung sebuah tabel tangen.
Abul Wafa tumbuh besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru yang
berkuasa di wilayah Iran. Dinasti yang bernama Buwaih itu berkuasa di wilayah
Persia -- Iran dan Irak pada tahun 945 hingga 1055 M. Kesultanan Buwaih
menancapkan benderanya di antara periode peralihan kekuasaan dari Arab ke
Turki.
Muhammad Al Karaji
Di era keemasan Islam, para ilmuwan Muslim memang telah menguasai bidang hidrologi.
Penguasaan di bidang ini meliputi masalah penyediaan berbagai sarana air bersih, pengendalian
gerakan air, serta penemuan berbagai teknologi hidrologi.
Mohammed Abattouy dalam karyanya bertajuk Muhammad Al-Karaji: A Mathematician Engineer
from the Early 11th Century, mengungkapkan, pengusaan teknologi mesin air di dunia Islam
telah melahirkan sebuah revolusi pertanian yang berbasis pada penguasaan di bidang hidrologi.
Salah seorang ilmuwan Muslim yang menjadi perintis di bidang mesin air adalah Muhammad alKaraji. Ia adalah seorang ahli matematika dan juga ahli mesin. Menurut Abattouy, pada masa
itu, al-Karaji sudah mampu menjelaskan tentang air bawah tanah dan segala perlengkapannya.
Ilmuwan bernama lengkap Abu Bakr Muhammad b al-Hasan (al-Husayn) itu adalah seorang ahli
matematika dan ahli mesin terkemuka. Di usianya yang masih muda, ia telah melanglang buana
ke Baghdad. Di pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah, yang saat itu dikuasai Dinasti
Buwaih, ia memegang posisi tinggi dalam bidang administrasi, sekitar tahun 402 H/1011-12 M.
Setelah itu dia kembali ke tanah kelahirannya.
Al-Karaji diyakini telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peradaban Islam dan
umat manusia saat tinggal di Baghdad. Risalah pentingnya dalam aljabar telah didedikasikan
kepada wazir Fakhr al-Mulk, menteri Baha'al-Dawla, penguasa Dinasti Buwaih di Baghdad (wafat
406 H/1015 M).
Al-Karaji meninggalkan pemerintah Abbasiyah untuk hidup dalam apa yang digambarkannya
sebagai "mountain countries". Dia telah menyumbangkan pemikirannya dalam bidang hidrologi
dan matematika