Anda di halaman 1dari 11

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA


(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2008-2013)
1

Putu Putri Suriyani


Gede Adi Yuniarta, 2Ananta Wikrama T.A

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {putrisuriyani744@yahoo.com, gdadi_ak@yahoo.co.id,


anantawikramatunggaatmadja@gmail.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Perilaku manajemen laba selalu diasosiasikan dengan perilaku yang negatif
karena manajemen laba menyebabkan tampilan informasi keuangan tidak terceminkan
keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite audit,
laverage secara simultan dan parsial terhadap manajemen laba. Populasi yang akan
diambil dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2013. Sampel dengan menggunakan
metode purposive sampling. Metode pengumpulan data adalah dengan metode
dokumentasi. Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (1) secara parsial tidak terdapat
pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, laverage
terhadap manajemen laba. Namun terdapat pengaruh antara persentase saham
publik,komite audit secara parsial terhadap manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. (2) Secara
simultan terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional, dewan komisaris,
persentase saham publik, komite audit, leverage terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. (3)
Pengaruh paling dominan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013 adalah variabel presentase saham
publik.
Kata kunci: kepemilikan institusional, dewan komisaris, presentasi saham publik, komite
audit, laverage, manajemen laba
Abstract
Profit management behaviour is always associated with a negatve behaviour of a
company because this profit management could led to the financial information display
could not be illustrated realistically. This study aimed at analysing the contribution of
institutional ownership, board of commissioners, the percentage of public stock, audit
committee, laverage towards the profit management simultaneously as well as partially.
The population involved in this study were all manufacture companies listed in the
Indonesian Stock Exchange (BEI) during the period of 2008-2013. The process of
sampling was made based on the purposive sampling technique. The data were collected
by using documentation records and its hypothesis was tested based on multiple linear
regression. The results of analysis indicated that (1) partially, there was no contribution of
institutional ownership, board of commissioners, laverage towards the profit

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
management, however the stock percentage, and audit committee were found
contributing partially towards the profit management of manufacture companies listed in
the Indonesian stock exchange during the period of 2008-2013. (2) Simultaneously there
was a contribution of institutional ownership, board of commissioners, the percentage of
public stock, audit committee, laverage towards the profit management of the
manufacture companies listed in the Indonesian stock exchange during the period of
2008-2013. (3) The most dominant contributor on the profit management of manufacture
companies listed in the Indonesian stock exchange was the variable of publick stock
presentage.
Key words: institutional ownership, commissioner board, public stock percentage, audit
committee, laverage, profit management.

PENDAHULUAN
Manajemen laba merupakan masalah
agensi yang sering terjadi di lingkungan
bisnis. Perilaku manajemen laba yang
dilakukan oleh manajemen berawal dari
konflik keagenan yaitu konflik kepentingan
antara pemilik sebagai principal dan
manajer
sebagai
agen.
Principal
berkepentingan memperoleh profitabilitas
yang selalu meningkat sehingga dapat
tercapai tingkat pengembalian saham yang
maksimal.
Agen
berkepentingan
memperoleh kompensasi kontrak yang
maksimal agar tercapai kemakmurannya.
Dengan demikian terdapat dua kepentingan
yang berbeda didalam perusahaan, dimana
masing-masing pihak berusaha untuk
mencapai atau mempertahankan tingkat
kemakmuran yang dikehendaki. Hal ini
akan mendorong agen untuk melakukan
manajemen laba.
Perilaku manajemen laba selalu
diasosiasikan dengan perilaku yang negatif
karena manajemen laba menyebabkan
tampilan
informasi
keuangan
tidak
terceminkan keadaan yang sebenarnya (I
Nyoman Wijaya Asmara Putra, 1985).
Menurut Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC) No.1, Informasi laba
merupakan
perhatian
utama
untuk
menaksir kinerja atau pertanggungjawaban
manajemen. Adanya kecenderungan lebih
memperhatikan laba ini disadari oleh
manajemen, khususnya manajer yang
kinerjanya diukur berdasarkan informasi
tersebut, sehingga mendorong timbulnya
perilaku menyimpang dan salah satu
bentuknya adalah earnings management
(Widyaningdyah, 2001).
Manajemen laba muncul karena
adanya agency conflicts, yang muncul
karena terjadinya pemisahan antara

kepemilikan
dengan
pengelolaan
perusahaan (Sudewi, 2004 dalam Palestin,
2008). Dengan pemisahan ini, pemilik
perusahaan memberikan kewenangan pada
pengelola
untuk
mengurus
jalannya
perusahaan seperti mengelola dana dan
mengambil keputusan perusahaan lainnya
atas nama pemilik.
Berdasarkan hal tersebut dapat
dirumuskan permasalahan pada penelitian
ini. (1) Apakah terdapat pengaruh
kepemilikan institusional, dewan komisaris,
presentasi saham publik, komite audit,
laverage
secara
simultan
terhadap
manajemen laba? (2) Apakah terdapat
pengaruh kepemilikan institusional, dewan
komisaris, presentasi saham publik, komite
audit, laverage secara parsial terhadap
manajemen laba? (3) Manakah diantara
kepemilikan institusional, dewan komisaris,
presentasi saham publik, komite audit,
laverage yang berpengaruh dominan
terhadap manajemen laba?
Berdasarkan uraian rumusan masalah
yang diambil, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut. (1) Untuk menguji
secara empiris pengaruh kepemilikan
institusional, dewan komisaris, presentasi
saham publik, komite audit, laverage secara
simultan terhadap manajemen laba. (2)
Untuk menguji secara empiris pengaruh
kepemilikan institusional, dewan komisaris,
presentasi saham publik, komite audit,
laverage
secara
parsial
terhadap
manajemen laba. (3) untuk mengetahui
diantara kepemilikan institusional, dewan
komisaris, presentasi saham publik, komite
audit, laverage yang berpengaruh dominan
terhadap Manajemen Laba.
Kepemilikan
institusional
adalah
persentase hak suara yang dimiliki institusi
(Beiner et al, 2003). Pihak institusional

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
tersebut seperti perusahaan investasi,
bank, lembaga asuransi dan institusi
lainnya. Menurut Gidion (2005) persentase
saham tertentu yang dimilki institusi dapat
mempengaruhi proses penyusunan laporan
keuangan
yang
tidak
menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai
kepentingan pihak manajemen. Untuk
menjamin integritas laporan keuangan
diperlukan proses monitoring secara efektif
melalui kepemilikan institusional terhadap
pihak manajemen. Cornet et al, (2006)
menyimpulkan
bahwa
tindakan
pengawasan perusahaan oleh pihak
investor institusional dapat mendorong
manajer
untuk
lebih
menfokuskan
perhatiannya terhadap kinerja perusahaan
sehingga
akan
mengurangi perilaku
mementingkan diri sendiri sehingga laporan
keuangan
yang
dihasilkan
pihak
manajemen akan lebih berintegritas.
Secara umum dewan komisaris
ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas
pengawasan kualitas informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan. Hal
ini penting mengingat adanya kepentingan
dari
manajemen
untuk
melakukan
manajemen laba yang berdampak pada
berkurangnya kepercayaan investor. Untuk
mengatasinya
dewan
komisaris
diperbolehkan untuk memiliki akses pada
informasi perusahaan. Dewan komisaris
tidak memiliki otoritas dalam perusahaan,
maka dewan direksi bertanggung jawab
untuk menyampaikan informasi terkait
dengan
perusahaan
kepada
dewan
komisaris (NCCG, 2001).
Persentase saham yang ditawarkan
kepada publik saat IPO menunjukkan
besarnya private information yang harus disharing-kan manajer kepada publik. Private
information tersebut merupakan informasi
internal yang semula hanya diketahui oleh
manajer, seperti: standar yang dipakai
dalam pengukuran kinerja perusahaan,
keberadaan perencanaan bonus, dan
sebagainya. Dengan adanya public investor
mengakibatkan
manajer
berkewajiban
memberikan informasi internal secara
berkala
sebagai
bentuk
pertanggungjawabannya.
Saham publik menunjukkan besarnya
private information yang harus di-sharingkan manajer kepada publik. Dengan

adanya publik dan investor mengakibatkan


manajer
berkewajiban
memberikan
informasi internal secara berkala sebagai
bentuk pertanggung jawabannya Azlina
(2010), agar dilihat oleh investor baik maka
perusahaan akan meakukan manajemen
laba.
Komite audit mempunyai tanggung
jawab utama untuk membantu dewan
komisaris dalam menjalankan tanggung
jawabnya terutama dengan masalah yang
berhubungan dengan kebijakan akuntansi
perusahaan, pengawasan internal, dan
sistem pelaporan keuangan. Berdasarkan
Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001,
keanggotaan komite audit terdiri dari
sekurang-kurangnya tiga orang termasuk
ketua komite audit. Anggota komite yang
berasal dari komisaris hanya sebanyak satu
orang, anggota komite ini merupakan
komisaris independen sekaligus ketua
komite. Anggota lainnya yang bukan
merupakan komisaris independen harus
berasal dari
pihak eksternal
yang
independen (Nasution dan Setiawan, 2007).
Komite audit memiliki tugas terpisah
dalam
membantu
dewan
komisaris
terutama yang berhubungan dengan
kebijakan
akuntansi
perusahaan,
pengawasan internal, dan sistem pelaporan
keuangan (FCGI, 2008) dalam Jao (2011).
Leverage
adalah
kemampuan
perusahaan untuk menggunakan aktiva
atau dana yang mempunyai beban tetap
(utang) secara efektif sehingga dapat
memperoleh tingkat penghasilan usaha
yang optimal (Arrita, 2004 dalam Azlina,
2010). Menurut Jiambalvo (1996) dalam
Widyaningdyah (2001) mengungkapkan
bahwa perusahaan yang mempunyai rasio
leverage tinggi akibat besarnya jumlah
utang dibandingkan dengan aktiva yang
dimiliki perusahaan, diduga melakukan
earnings management karena perusahaan
terancam default yaitu tidak dapat
memenuhi kewajiban pembayaran utang
pada waktunya dan perusahaan akan
berusaha
menghindarinya
dengan
membuat kebijaksanaan yang dapat
meningkatkan pendapatan maupun laba
yaitu dengan memberikan posisi bargaining
yang relatif lebih baik dalam negosiasi atau
penjadwalan ulang utang perusahaan.

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa leverage diukur dengan
hasil pembagian total debt dengan total
asset dan berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Dengan demikian dapat
di ajukan hipotesis sebagai berikut.
H1:
terdapat
pengaruh
kepemilikan
institusional,
dewan
komisaris,
presentasi saham publik, komite
audit, laverage secara simultan
terhadap manajemen laba
H2:
terdapat
pengaruh
kepemilikan
institusional,
dewan
komisaris,
presentasi saham publik, komite
audit, laverage secara parsial
terhadap manajemen laba

H3:

Variabel yang berpengaruh dominan


terhadap Manajemen Laba adalah
dewan komisaris

METODE
Rancangan
penelitian
ini
menggunakan
penelitian
kuantitatif.
Variabel penelitian ini yaitu kepemilikan
institusional, dewan komisaris, presentasi
saham publik, komite audit, laverage
merupakan variabel bebas. Sedangkan,
variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
manajemen laba. Definisi operasional
masing-masing variabel dapat disajikan
pada Tabel 1.

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel


No.
1
2
3
4
5
6

Variabel
Manajemen Laba
Kepemilikan
Institusional
Dewan Komisaris
Persentase
Saham Publik
Komite Audit
Independen
Leverage

Pengukuran
DACt : (TACt / At-1 ) - NDAt
persentase jumlah saham yang dimiliki oleh institusi terhadap
seluruh modal saham perusahaan.
dewan komisaris independent / jumlah dewan komisaris
Besarnya presentase presentase saham yang ditawarkan
kepada masyarakat saat IPO.
Variabel dummy, bila perusahaan sampel memiliki komite audit
maka dinilai 1, dan jika sebaliknya maka dinilai 0.
total hutang/total aktiva

Populasi pada penelitian ini adalah


semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode
tahun
2008-2013.
Sampel
menggunakan metode purposive sampling,
yaitu penentuan sampel atas dasar
kesesuaian
karakteristik dan
kriteria
tertentu. Kriteria pemilihan sampel adalah
(1) perusahaan yang dijadikan sampel
adalah perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan periode tahun 2008-2013, (2)
perusahaan yang dijadikan sampel adalah
perusahaan paling aktif selama periode
tahun 2008-2013, (3) perusahaan yang
dijadikan sampel adalah perusahaan yang
aktif mulai periode tahun 2008-2013, dan
(4) perusahaan yang dijadikan sampel telah
menerbitkan laporan keuangan selama
periode tahun 2008-2013.
Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode dokumentasi
yaitu pengumpulan data yang dilakukan

dengan
cara
mempelajari
atau
mengumpulkan catatan atau dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda dengan uji asumsi klasik yang
terdiri dari: (1) uji normalitas, (2) uji
multikolinearitas, (3) uji heteroskedastisitas,
dan (4) uji autokorelasi. Model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
DA = 0 + 1KI + 2DK + 3PSP + 4KKA
+ 5Lev + e
Keterangan:
DA = discretionary accrual
0 = konstanta
= koefisien variabel
KI = Kepemilikan Institusional
DK = Dewan Komisaris
PSP = Presentase Saham Publik
KKA = Keberadaan Komite Audit
Lev = Leverage
e = error

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil penelitian yang dipaparkan pada
bagian ini adalah deskripsi data kepemilikan
institusional, dewan komisaris, presentase

saham publik, komite audit, laverage, dan


manajemen
laba
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2013. Hasil statistik
deskriptif disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif


Statistik
Kepemilikan Institusional
Dewan Komisaris
Presentase Saham Publik
Komite Audit
Laverage
Manajemen Laba

N
162
162
162
162
162
162

Mean
72,38
0,34
24,90
0,59
0,75
0,35

Berdasarkan Tabel 2, dapat ditarik 6


deskripsi umum sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif
tersebut nampak bahwa dari 162
sampel pengamatan, nilai rata-rata
kepemilikan institusional sebesar 72,38
dengan standar deviasi sebesar 17,91.
Nilai minimum dan maksimum sebesar
0,00 dan nilai maksimum sebesar
98,48.
2. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif
tersebut nampak bahwa dari 162
sampel pengamatan, nilai rata-rata
dewan komisaris independen sebesar
0,34 dengan standar deviasi sebesar
0,23. Nilai minimum dan maksimum
sebesar 0,00 dan nilai maksimum
sebesar 1,00.
3. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif
tersebut nampak bahwa dari 162
sampel pengamatan, nilai rata-rata
persentase saham publik sebesar 24,90
dengan standar deviasi sebesar 14,96.
Nilai minimum dan maksimum sebesar
0,40 dan nilai maksimum sebesar
49,95.

Minimum
0,00
0,00
0,40
0,00
0,00
-0,26

Maksimum
98,48
1,00
49,95
1,00
12,26
3,28

Simpangan Baku
17,91
0,23
14,96
0,49
1,60
0,28

4. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif


tersebut nampak bahwa dari 162
sampel pengamatan, nilai rata-rata 0,59
nilai ini lebih besar dari 0,50 artinya
banyak perusahaan yang berkode 1,
yaitu mempunyai komite audit.
5. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif
tersebut nampak bahwa dari 162
sampel pengamatan, nilai rata-rata
leverage sebesar 0,75 dengan standar
deviasi sebesar 1,60. Nilai minimum
dan maksimum sebesar 0,00 dan nilai
maksimum sebesar 12,26.
6. Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif
tersebut nampak bahwa dari 162
sampel pengamatan, nilai rata-rata
manajemen laba sebesar 0,35 dengan
standar deviasi sebesar 0,28. Nilai
minimum dan maksimum sebesar -0,26
dan nilai maksimum sebesar 3,28.
Hasil pengujian normalitas data
menggunakan
statistik
KolmogiorovSmirnov menunjukkan bahwa nilai residual
data sebesar 0,053, yang berarti > 0,050
sehingga semua variabel berdistribusi
normal yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data


N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Unstandardized Residual
153
0,0004957
0,12837206
0,109
0,067
-0,109
1,347
0,053

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Pada Tabel 4 hasil pengujian
multikolinieritas mengunakan Variance
Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF
dari masing-masing variabel bebas lebih
kecil dari 10, yaitu 2,740 untuk variabel
kepemilikan institusional, 3,698 untuk
variabel dewan komisaris, 5,347 untuk
variabel presentasi saham publik, 1,959

untuk variabel komite audit, dan 1,959


untuk variabel leverage. Nilai tolerance
lebih besar dari 0,1, yaitu 0,365 untuk
variabel kepemilikan institusional, 0,270
untuk variabel dewan komisaris, 0,187
untuk variabel presentasi saham publik,
0,510 untuk variabel komite audit, dan
1,959 untuk variabel leverage.

Tabel 4 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas


Collinearrity Statistics
VIF
Tolerance

Model
1

(Constant)
Kepemilikan Institusional
Dewan Komisaris
Presentase Saham Publik
Komite Audit
Laverage

0,405
0,962
0,392
0,984
0,932

Berdasarkan nilai VIF dan tolerance,


di antara variabel bebas mempunyai
korelasi yang lemah. Dengan demikian di
antara variabel bebas tidak terjadi
multikolinearitas pada model regresi linier.
Regression Standardized Predicted
Value

-1

-2

-3

-4
-2

Regression Standardized Residual

Gambar 1. Plots Heterokedastisitas

2,468
1,040
2,550
1,055
1,073

Hasil pengujian heteroskedastisitas


pada Gambar 1 menggunakan scatterplots
ditunjukkan penyebaran titik-titik terbentuk
secara acak, tidak membentuk sebuah pola
tertentu serta arah penyebarannya berada
di atas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi
gejala heterokedastisitas.
Hasil uji autokorelasi menunjukkan
nilai Durbin Watson berada di antara -2 dan
+2 atau -2 < 1,351 < +2 yang disajikan
pada Tabel 5. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa dalam regresi linier
tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi
korelasi di antara kesalahan pengganggu.

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi


Model

R Square

0,280

0,078

Adjusted R
Square
0,047

Pada penelitian ini diajukan 6


hipotesis. Pengujian hipotesis digunakan
analisis regresi linier ganda. Hasil analisis
uji koefesien determinasi disajikan pada
Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, ditunjukkan
bahwa hasil uji koefesien determinasi
dengan nilai Adjusted R Square yang
diperoleh
sebesar
0,047.
Hal
ini
menunjukkan bahwa manajemen laba
dipengaruhi oleh kepemilikan institusional,
dewan komisaris, persentase saham publik,
komite audit, leverage sebesar 4,7%,

Std, Error of the


Estimate
0,12757

Durbin Watson
1,351

sisanya yaitu 95,3% manajemen laba pada


perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013
dipengaruhi variabel lain yang belum diteliti
dalam penelitian ini.
Hasil regresi berganda antara variabel
kepemilikan institusional (X1), dewan
komisaris (X2), persentase saham publik
(X3), komite audit (X4), dan leverage (X5)
terhadap manajemen laba (Y) dapat dilihat
pada Tabel 6.

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model
1

(Constant)
Kepemilikan Institusional
Dewan Komisaris
Presentase Saham Publik
Komite Audit
Laverage

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
0,213
0,092
0,001
0,001
0,001
0,046
0,003
0,001
-0,043
0,021
-0,004
0,007

Berdasarkan perhitungan regresi linier


berganda pada Tabel 6, maka didapat hasil
persamaan regresi sebagai berikut.
Y = 0,188X1 - 0,002 X2 + 0,294X3 - 0,165 X4
- 0,051 X5 + e
Berdasarkan persamaan tersebut
dapat diinterpretasikan sebagai berikut.
1. Hasil pengujian hipotesis 1 diperoleh
nilai sig 0,134 di atas 0,05. Hasil
perhitungan pada regresi berganda
diperoleh nilai thitung sebesar 1,508.
Dengan demikian thitung berada pada
daerah H0 diterima dan Ha ditolak maka
angka tersebut menunjukkan nilai yang
tidak signifikan yang artinya tidak
terdapat pengaruh antara kepemilikan
institusional terhadap manajemen laba
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2013. Untuk pernyataan
H1 ditolak.
2. Hasil pengujian hipotesis 2 diperoleh
nilai sig 0,979 di atas 0,05. Hasil
perhitungan pada regresi berganda
diperoleh nilai thitung sebesar -0,026.
Dengan demikian thitung berada pada
daerah H0 diterima dan Ha ditolak maka
angka tersebut menunjukkan nilai yang
tidak signifikan yang artinya tidak
terdapat pengaruh antara dewan
komisaris
independen
terhadap
manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2013. Untuk
pernyataan H2 ditolak.
3. Hasil pengujian hipotesis 3 diperoleh
nilai sig 0,021 dibawah 0,05. Hasil
perhitungan pada regresi berganda
diperoleh nilai thitung sebesar 2,328.
Dengan demikian thitung berada pada
daerah H0 ditolak dan Ha diterima maka

Standardized
Coefficients
Beta
0,188
0,002
0,294
-0,165
-0,051

Sig.

2,311
1,508
0,026
2,328
-2,031
-0,619

0,022
0,134
0,979
0,021
0,044
0,537

angka tersebut menunjukkan nilai yang


signifikan
yang
artinya
terdapat
pengaruh antara persentase saham
publik terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 20082013. Pengaruhnya positif sebesar
0,294 artinya semakin tinggi presentasi
saham publik maka semakin besar
kemungkinan melakukan manajemen
laba. Untuk pernyataan H3 diterima.
4. Hasil pengujian hipotesis 4 diperoleh
nilai sig 0,044 dibawah 0,05. Hasil
perhitungan pada regresi berganda
diperoleh nilai thitung sebesar -2,031.
Dengan demikian thitung berada pada
daerah H0 ditolak dan Ha diterima maka
angka tersebut menunjukkan nilai yang
signifikan
yang
artinya
terdapat
pengaruh antara komite audit terhadap
manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Periode
2008-2013.
Pengaruhnya positif sebesar 0,165
artinya jika komite audit ada kode (1)
maka manajemen laba semakin turun,
begitu sebaliknya. Untuk pernyataan H4
diterima.
5. Hasil pengujian hipotesis 5 diperoleh
nilai sig 0,537 di atas 0,05. Hasil
perhitungan pada regresi berganda
diperoleh nilai thitung sebesar -0,619.
Dengan demikian thitung berada pada
daerah H0 diterima dan Ha ditolak maka
angka tersebut menunjukkan nilai yang
tidak signifikan yang artinya tidak
terdapat pengaruh antara leverage
terhadap
manajemen
laba
pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 20082013. Untuk pernyataan H5 ditolak.

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Hasil analisis pengaruh kepemilikan
institusional, dewan komisaris, presentase
saham publik, komite audit, laverage,

terhadap manajemen laba secara simultan


dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Ganda Simultan


1

Model
Regression
Residual
Total

Sum of Squares
0,203
2,392
2,596

Berdasarkan Tabel 7, diperoleh nilai F


hitung sebesar 0,033. Dengan tingkat
signifikan 5% dan derajat kebebasan df1 = 5
dan df2 = 147, maka tabel didapat F (5;147)
= 2,28. Nilai F hitung lebih besar dari F
tabel, yaitu 2,500 > 2,28 sehingga Ho
ditolak, sedangkan jika dilihat dari nilai sig
hitung adalah 0,033 yaitu < 0,05 maka
keputusannya juga Ho ditolak. Jadi, secara
simultan
terdapat
pengaruh
antara
kepemilikan institusional, dewan komisaris,
persentase saham publik, komite audit,
leverage terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara parsial
a. Tidak terdapat pengaruh antara
kepemilikan institusional terhadap
manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2013.
b. Tidak terdapat pengaruh antara
dewan
komisaris
independen
terhadap manajemen laba pada
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2013.
c. Terdapat
pengaruh
antara
persentase saham publik terhadap
manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2013.
Pengaruhnya positif sebesar 0,294
artinya semakin tinggi presentasi
saham publik maka semakin besar
kemungkinan melakukan manajemen laba.

df
5
147
152

Mean Square
0,041
0,016

F
2,500

Sig.
0,033

d. Terdapat pengaruh antara komite


audit terhadap manajemen laba
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2013. Pengaruhnya
negatif sebesar 0,165 artinya jika
komite audit ada kode (1) maka
manajemen laba semakin turun,
begiru sebaliknya.
e. Tidak terdapat pengaruh antara
leverage terhadap manajemen laba
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2013.
2. Secara simultan terdapat pengaruh
antara kepemilikan institusional, dewan
komisaris, persentase saham publik,
komite
audit,
leverage
terhadap
manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2013.
3. Pengaruh paling dominan terhadap
manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2013 adalah
variabel presentase saham publik.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka
saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut. (1) Untuk penelitian selanjutnya
agar ditambahkan variable lain yang belum
diteliti dalam penelitian ini misal kepemilikan
manajerial, rasio keuangan lain seperti
profitabilitas, likuiditas. (2) Untuk penelitian
selanjutnya menambah tahun penelitian
agar diperoleh hasil yang akurat dan
memperluas sampel penelitian.

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Utari Widyaningdyah, 2001. Analisis
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Earnings Management
Pada Perusahaan Go Publik di
Indonesia
Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko.
2007. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan
Nilai
Perusahaan.
Makalah
Disampaikan dalam Simposium
Nasional Akuntansi 10. Makasar,
26 28 Juli.
Annisa. 2008. Pengaruh Latar Belakang
Pendidikan
Dewan Komisaris,
Kepemilikan
Institusional, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap
Integritas
Laporan
Keuangan
(Studi Empiris Pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI).
Antonia, Edgina. 2008. Analisis Pengaruh
Reputasi Auditor, Proporsi Dewan
Komisaris Independen, Leverage,
Kepemilikan
Manajerial
dan
Proporsi Komite Audit Independen
Terhadap Manajemen Laba (Studi
pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia periode 2004
2006 ). Tesis

The Board of Director Composition


and Financial Statement Fraud.
The Accounting Review Vol. 71,
No. 4, October: 443-465
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas
Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate
Governance
dan
Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan
Analisis
Jalur.
Simposium Nasional Akuntansi
VIII.
Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan
Tehranian H. (2006). Earnings
Management,
Corporate
Governance, and True Financial
Performance.
http://papers.ssrn.com/
Dwi Andayani, Tutut. 2010. Pengaruh
Karakteristik Dewan Komisaris
Independen terhadap Manajemen
Laba (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Tesis
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate
dengan
Program
SPSS. Cet. IV. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim,

Aritta, Rini, 2004, Pengaruh Likuiditas,


Penjaminan
Kewajiban,
Rentabilitas
dan
Leverage
keuangan terhadap Nilai Dividen
Per share (DPs) pada Perusahaan
Manufaktur
di
BEJ,
Skripsi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Riau: Pekanbaru
Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Manajemen Laba
(Studi Pada Perusahaan yang
Terdaftar di BEI).
Beiner, S., Drobetz, W., et al, 2003, Is
Board
size
an
Independent
Corporate
Governance
Mechanism, www.ssrn.com
Beasley, Mark S., 1996. An Empirical
Analysis of the Relation Between

Julia. Dkk. 2005. Pengaruh


Manajemen Laba pada Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan
pada Perusahaan manufaktur yang
Termasuk dalam Indeks LQ-45.

Indriantoro, N. Dan Supomo, B. 2002.


Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Balai
Penerbitan F.E. UGM. Yogyakarta
Jamaan. 2008. Pengaruh Mekanisme
Corporate
Governance,
Dan
Kualitas Kantor Akuntan Publik
Terhadap
Integritas
Informasi
Laporan Keuangan (Studi Pada
Perusahaan Publik Di BEJ), Tesis
Strata-2, Program Studi Magister
Sains
Akuntansi
Universitas
Diponegoro, Semarang

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Jao Robert dan Gagaring Pagalung. 2011.
Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan,
dan
Leverage
Terhadap
Manajemen
Laba
Perusahaan Manufaktur Indonesia.

Ratmono, Dwi. 2010. Manajemen Laba Riil


dan Berbasis Akrual: Dapatkah
Auditor
yang
Berkualitas
Mendeteksinya?.
Simposium
Nasional 13. Purwokerto

Mudrajat Kuncoro .2011. Metode Riset


Untuk Bisnis dan Ekonomi . Edisi
3. Penerbit Erlangga

Scott,

Murni, Siti Asisah. 2004. Pengaruh Luas


Ungkapan Sukarela dan Asimetri
Informasi Terhadap Cost of Equity
Capital pada Perusahaan Publik di
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol. 2, Mei 2004.

Scott, W.R. 2000. Financial Accounting


Theory. Second edition. Canada:
Prentice Hall.

Nachrowi, D.N dan Usman, H (2002)


Penggunaan Teknik Ekonometri,
PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan.
2007. Pengaruh Corporate
Governance terhadap Manajemen
Laba
di
Industri
Perbankan
Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan, et al, 2000. Statistik
Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial. Cetakan Pertama, Penerbit
Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Nyoman Wijana Asmara Putra, I. 2009.
Manajemen Laba sebagai Perilaku
Manajemen Opportunistic atau
Realistic ?.
Purnomo, Budi S dan Pratiwi, Puji. (2009).
Pengaruh
Earning
Power
Terhadap
Praktek
Earning
management
(Earning
management).
Jurnal
media
ekonomi. Vol. 14 no. 1
Rahmawati dkk. (2006). Pengaruh Asimetri
Informasi
terhadap
Praktik
Manajemen
Laba
pada
Perusahaan Publik yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta. . [Online].
Tersedia:
http://muhariefeffendi.
files.
wordpress.com/2007/12/kakpm09-sna9padang.pdf

William
R.
1997.
Financial
Accounting Theory, 2nd Edition,
Canada Inc., Prentices Hall

Setiawati, L. dan A. Na.im. 2000.


Manajemen
Laba.
Journal
Ekonomi dan Bisnis. Mei: 159-176.
Shatila Palestin, Halima. 2008. Analisis
pengaruh Struktur Kepemilikan,
Praktek Corporate Governance
dan Kompensasi Bonus Terhadap
Manajemen Laba (Studi Empiris
pada PT. Bursa Efek Indonesia).
Sugiri, S, 1998, Earning Management:
Teori Model dan Bukti Empiris,
Telaah: hal.1-18, Jakarta.
Surifah, 1999, Informasi Asimetri dan
Pengaruh Manajemen Terhadap
Pelaporan
Keuangan
dalam
Perspektif Agency Theory, Kajian
Bisnis, hal.71-181.
The National Committee on Corporate
Governance (NCCG) tahun 2001
Tiswiyanti, Wiwik.dkk. 2012. Analisis
Pengaruh Komisaris Independen,
Komite Audit, dan Kepemilikan
Institusional terhadap Manajemen
Laba.
Veronica N.P Siregar, Sylvia. 2006.
Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Ukuran Perusahaan, dan Praktek
Corporate Governance terhadap
Pengelolaan
Laba
(Earning
Manajement).
http://jraiiai.org/home/index.php/catalog/arti
cles/238-pengaruh-strukturkepemilikan-ukuran-perusahaandan-praktik-corporate-

e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha


Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
gorvernance-terhadappengelolaan-laba-earningsmanagement
Wiwik Utami, 2005. Pengaruh Manajemen
Laba Terhadap Biaya Modal
Ekuitas (Studi Pada Perusahaan
Publik
Sektor
Manufaktur).
Simposium Nasional Akuntansi
VIII. Solo, 15-16 September 2005

Anda mungkin juga menyukai