Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Jaringan Periodontal


Jaringan periodontal terdiri dari gingiva dan jaringan periradikuler. Jaringan
periradikular terdiri dari sementum, yang menutupi akar gigi, prosesus alveolar
yang membentuk saluran tulang yang berisi akar gigi, dan ligament periodontal,
yang serabut kolagennya, tertanam di dalam sementum akar dan di dalam prosesus
alveolar, mengikatkan akar pada jaringan di sekelilingnya. Pada daerah ini terletak
jalan masuk dan keluar antara saluran akar dan jaringan disekitarnya dan muncul
reaksi patologik terhadap penyakit pulpa (Grossman, 1995).

2. Bagian-bagian Jaringan Periodontal


a. Gingiva
Gingiva adalah bagian dari jaringan periodontal yang meliputi procesus alveolaris
dan mengililingi gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput
periodontium dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari
bakteri-bakteri dalam mulut (Itjiningsih, 1995).
Ciri-ciri gingiva sehat yaitu
1. Warna
Gingiva sehat umumnya memiliki warna yang disebut coral pink. Warna lain
seperti merah, putih, dan biru dapat menandai adanya peradangan (gingivitis) atau
kelainan lain. Walaupun menurut textbook warna gingiva disebut coral pink,
pigmentasi rasial normal membuat gingiva berwarna lebih gelap. Karena warna
gingiva dipengaruhi pigmentasi rasial, keseharian dalam warna lebih penting
daripada warna yang ada.
2. Kontur
Gingiva sehat memiliki permukaan halus dan bergelombang didepan tiap gigi.
Gingiva sehat menempati daerah interdental dengan tepat dan pas, berbeda
dengan papilla gingiva yang membengkak yang terdapat pada gingivitis, atau
embrassure yang kosong pada penyakit periodontal. Gusi yang sehat melekat erat
pada tiap gigi, bentuknya meruncing seperti ujung pisau pada tepi marginal gingiva
bebas. Disisi lain, gusi yang meradang memiliki tepi yang menggembung atau
bulat.
3. Tekstur
Gingiva sehat bertekstur padat, tahan terhadap adanya pergerakan. Tekstur ini
sering dideskripsikan sama seperti kulit jeruk. Gingiva yang tidak sehat teksturnya
membengkak dan seperti busa. Gingiva berfungsi melindungi jaringan dibawah
perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut (Susanto, 2009)
b. Ligament Periodontal
Ligament periodontal adalah suatu jaringan konektif, padat dan berserabut yang
menempati ruang di antara sementum dan tulang alveolar. Mengelilingi leher dan
akar gigi serta berkesinambungan dengan pulpa dan gusi. Ligament periodontal
tersusun dari substansi dasar, jaringan instertisial, pembuluh darah dan limfa, saraf,
sel-sel dan bundle serabut (Carranza, 2006).

Lebar ligament periodontal bervariasi dari 0,15 sampai 0,38 mm. Variasi dalam
lebar dijumpai dari gigi ke gigi dan pada daerah ligament yang berbeda pada akar
yang sama. Ligament periodontal lebih tipis pada tumpu/fulcrum pemutaran gigi.
Gigi-gigi dengan beban oklusal yang berat mempunyai ligament periodontal lebih
lebat daripada gigi-gigi dengan beban oklusal minimal yang ligament
periodontalnya lebih tipis. Dengan bertambahnya umur, lebar ligamen periodontal
berkurang (Carranza, 2006).
c. Sementum
Sementum adalah jaringan mengapur menyerupai tulang yang menutup akar gigi.
Sebagai yang telah diuraikan, sementum berasal dari sel mesenkimal folikel gigi
yang berkembang menjadi sementoblas. Sementoblas menimbun suatu matrik,
disebut sementoid, yang mengalami pertambahan pengapuran dan menghasilkan
dua jenis sementum: aselular pertama-tama ditimbun pada dentin membentuk
pertemuan sementum-dentin, dan biasanya, menutupi sepertiga servikal dan
sepertiga tengah akar. Sementum selular biasanya ditumpuk pada sementum
aselular pada sepertiga apical akar dan bergantian dengan lapisan sementum
aselular. Sementum selular ditumpuk pada kecepatan yang lebih besar daripada
sementum aselular dan dengan demikian menjebak sementoblas di dalam matriks.
Sel-sel yang terjebak ini disebut sementosit. Sementosit terletak pada kripta
sementum dan dikenal sebagai lacuna. Dari lacuna, kanal-kanal, disebut kanalikuli,
yang berisi perpanjangan protoplasmic sementosit dan berfungsi sebagai jalan
mengangkut nutrient ke sementosit, menjalin dengan kanalikuli lain dari lakuna lain
untuk membentuk suatu sistem yang dapat dipersamakan dengan sistem Havers
(haversian sistem) tulang. Oleh sebab sementum adalah avaskular, nutrisinya
berasal dari ligament periodontal. Karena lapisan incremental sementum ditumpuk,
ligamen periodontal dapat berpindah tempat lebih jauh, dan akibatnya beberapa
sementosit mungkin mati dan meninggalkan lakuna kosong (Grossman, 1995).
Ketebalan sementum menggambarkan salah satu fungsinya. Tebal sementum
sekitar 20 sampai 50 m pada hubungan sementum-email dan tebal sementum
adalah sekitar akar. Sementum yang lebih tebal pada apeks disebabkan karena
penumpukannya yang terus menerus selama kehidupan eruptif gigi untuk
mempertahankan tingginya pada bidang oklusal. Penumpukan sementum yang
terus-menerus juga memberi bentuk pada foramen apical dewasa. Foramen bila
menjadi dewasa, menjadi konis, dengan aspek kerucut, disebut diameter minor
(konstriktur), menghadap pulpa dan dasar, disebut diameter mayor, menghadap
ligament periodontal. Penumpukan sementum yang terus menerus menaikkan
diameter mayor dan menghasilkan suatu deviasi rata-rata foramen apical sebesar
0,2 sampai 0,5 mm dari pusat apeks akar. Diameter minor menentukan
penghentian apical instrumentasi dan obturasi saluran akar dan rata-rata terletak
0,5 mm dari permukaan semental pada gigi-gigi muda dan 0,75 mm dari
permukaan pada gigi-gigi dewasa. Meskipun hubungan sementum-sementum
bertepatan dengan diameter minor, sementum dapat tumbuh tidak rata dan dapat
mengubah hubungan ini (Grossman, 1995).

Memperbaiki adalah fungsi lain sementum. Fraktur akar dan resorpsi biasanya
diperbaiki oleh sementum. Penutupan akar yang belum dewasa pada prosedur
apeksifikasi disempurnakan oleh deposisi sementum atau jaringan yang
menyerupai sementum. Sementum juga mempunyai fungsi protektif. Lebih resisten
terhadap rasorpsi daripada tulang. Mungkin disebabkan avaskularitasnya.
Akibatnya, gerakan ortodontik akar biasanya dapat dilakukan dengan kerusakan
resorptif minimum. Fungsi-fungsi lain adalah deposisi sementum yang terus
menerus dan penyumbatan foramina aksesori dan apical setelah perawatan saluran
akar (Grossman, 1995).
d. Tulang Alveolar
Tulang alveolar adalah bagian dari maxilla dan mandibula yang membentuk dan
menyokong soket gigi. Tulang alveolar terus menerus mengalami remodeling akibat
aktivitas dari osteoclast dan osteoblast Tulang alveolar terdiri dari :
1. Keping kortikal eksternal yang dibentuk oleh tulang havers dan lamella
tulang compact. Keping kortikal eksternal menutupi tulang alveolar dan lebih
tipis pada bagian facial. Keping kortikal eksternal berjalan miring kea rah
koronal untuk bergabung dengan tulang alveolar sejati dan membentuk
membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 0,4 mm. Dinding
alveolar dilalui oleh pembuluh darah dan pembuluh lymph serta syaraf yang
masuk ke dalam ruang periodontal melalui sejumlah kanal kecil (Kanal
Volkmann).
2. Dinding soket yang tipis pada bagian dalam tulang compact disebut tulang
alveolar sejati yang terlihat seperti lamina dura pada gambaran radiografis.
3. Trabekula cancellous berada diantara lapisan tulang compact dan tulang
alveolar sejati. Septum interdental terdiri dari trabekula concellous yang
mendukung tulang dan menutupi bagian dalam border tulang compact
(Carranza, 2006)

DAFTAR PUSTAKA
Grossman, Louis I. 1995. Endodontics Practice 8th Ed: Philadelphia, London;
Amilia Jeni Susanto. 2009. Dental Caries (Karies Gig i). Depok: Universitas Indonesia
Carranza F.A., et.al .. 2006. Carranzas Clinical Periodontology, 10th edition. St.
Louis:Elsevier.
Itjiningsih, W. H. 1995, Anatomi Gigi, Ed. Ke 2, Penerbit buku kedokteran EGC.,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai