Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya makalah
tutorial sistem Al-Islam ini dapat kami selesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada junjungan besar Nabi Muhammad Saw beserta para sahabat dan keluarga.
Makalah ini disusun sebagai laporan hasil diskusi PBL modul 2 pada sistem Al-Islam
di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun akademik
2014/2015. Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
transeksual.
Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan dalam
penyusunan laporan ini terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun menerima kritik dan saran agar penyusunan laporan ini dapat lebih baitk di masa
yang akan datang.
Terimakasih kepada tutor, dan narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu sehingga laporan modul ini dapat tersusun.
Wassalamualaikum wr. wb
Kelompok 8
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
LATAR BELAKANG............................................................................................... 3
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)..................................................................3
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)................................................................3
SKENARIO 2......................................................................................................... 4
KATA SULIT : -...................................................................................................... 4
KATA/KALIMAT KUNCI :........................................................................................ 4
PROBLEM TREE.................................................................................................... 4
PERTANYAAN....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
1. Jelaskan Apa yang dimaksud transeksual, transgender dan bagaimana
hukumnya dalam Islam?..................................................................................... 6
2. Jelaskan bagaimana hukum seorang dokter yang melakukan operasi ganti
kelamin pada seseorang?...................................................................................8
3. Jelaskan bagaimana dalil yang berhubungan dengan transeksual dan
transgender?...................................................................................................... 8
4. Jelaskan bagaimana hukum Isalam memandang status pernikahan
transeksual dan transgender?..........................................................................13
5. Jelaskan bagaimana fatwa MUI dan UU memandang transeksual dan
transgender?.................................................................................................... 13
6. Jelaskan bagaimana hukum solat pada seorang transeksual dan
transgender?.................................................................................................... 14
7.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan Tuhan dengan sifat dan kepribadian yang berbeda satu dengan
yang lain. Sifat dan kepribadian ini menjadi pembeda antara laki-laki dengan perempuan.
Contohnya adalah sifat biologis yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan. Dalam hal
kepribadian, biasanya orang awam sering mengatakan bahwa laki-laki bertindak dengan
pikiran sedangkan perempuan bertindak dengan perasaan.
Namun ada golongan tengah antara laki-laki dengan perempuan yang sering
diistilahkan sebagai transeksual. Transeksual dapat diartikan sebagai laki-laki yang memiliki
sifat dan kepribadian seperti perempuan atau perempuan yang memiliki sifat dan kepribadian
seperti laki-laki. Khususnya di Indonesia yang sering terekspos media adalah transeksual
dalam arti laki-laki yang memilliki sifat dan kepribadian seperti perempuan. Kebanyakan dari
kaum ini beranggapan bahwa mereka adalah perempuan yang terperangkap dalam tubuh lakilaki.
Penulis membuat laporan untuk dapat meguraikan beberapa penyakit serta gejala-gejala
yang menyertai agar dapat memahami bagaimana uraian jelas tentang penyakit-penyakit
tersebut. Adapun
PROBLEM TREE
Lakilaki
Orientasi pertumbuhan mengarah pada perempuan
Pengertian
transeksual dan
transgender
Tanda-tanda
kecenderungan
transeksual dan
transgender
Pandangan Islam
dan hukumnya
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud transeksual, transgender dan bagaimana hukumnya dalam Islam?
Jelaskan status transeksual dan transgender dalam Islam? Bagaimana hukum
mengganti kelamin dalam Islam?
2. Bagaimana hukum seorang dokter yang melakukan operasi ganti kelamin pada
seseorang?
3. Bagaimana dalil yang berhubungan dengan transeksual dan transgender?
4. Bagaimana hukum Isalam memandang status pernikahan transeksual dan transgender?
5. Bagaimana fatwa MUI dan UU memandang transeksual dan transgender?
6. Bagaimana hukum solat pada seorang transeksual dan transgender?
7. Bagaimana sikap orang tua dalam menghadapi kasus di skenario?
8. Bagaimana pengurusan jenazah yang mengalami transeksual da transgender?
9. Sebutkan tanda-tanda seseorang yang mengalami kecenderungan mengalami
transeksual dan transgender?
10. Bagaimana solusi dokter apabila menemukan pasien pada skenario?
11. Kesimpulan skenario
BAB II
PEMBAHASAN
Melakukan operasi pergantian kelamin yang dilakukan oleh orang yang normal dan
sempurna organ kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan vagina (farj) bagi
perempuan yang dilengkapi dengan rahim dan ovarium tidak dibolehkan dan
diharamkan.
Operasi penggantian jenis kelamin, yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir
memiliki kelamin normal. Dalam kasus ini, maka melakukan oprasi kelamin
hukumnya haram. Ketetapan haram ini sesuai dengan keputusan fatwa MUI dalam
musyawarah nasional II tahun 1980 tentang operasi perubahan atau penyempurnaan
kelamin. Para ulama Fiqih mendasarkan ketetapan hukum haram tersebut pada dalildalil sebagai berikut:
a. Surat al-Hujurat ayat 13. Menurut tafsir al-Thabari mengajarkan prinsip equality
(keadilan) bagi segenap manusia di hadapan Allah dan hukum yang masingmasing telah ditentukan Allah ini tidak boleh diubah dan seseorang harus
menjalani hidupnya sesuai dengan kodratnya.
b. Surat al-Nisa ayat 119. Menurut beberapa kitab tafsir (tafsir al-Thabari, as-Shawi,
al-Khazin [I/405], al-Baidhawi [ II/117, Zubatut tafsir [123], dan al-Qurthubi
[III/1963]) disebutkan beberapa perbuatan yang diharamkan karena termasuk
mengubah ciptaan Allah, yaitu: mengebiri manusia, homoseksual, lesbian,
menyambung rambut dengan sopak, pangur dan sanggul, membuat tato, dan
takhannus (seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita layaknya
waria dan sebaliknya).
c. Hadith Nabi yang menyatakan Allah mengutuk para tukang tato, yang meminta
ditato, yang menghilangkan alis, dan orang-orang yang memotong (pangur)
giginya, yang semua itu untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah. (HR.
Bukhari)
d. Hadith Nabi yang menyatakan Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki. (HR. Ahmad)
6
Hal ini disebabkan keingian pergantian kelamin pada orang yang normal dan
sempurna organ kelaminnya merupakan penyakit yang bersumber dari kondisi
kesehatan mental yang penanganannya bukan dengan mengubah ciptaan Allah,
melainkan melalui pendekatan spiritual dan kejiwaan (spritual and psychological
therapy).
Operasi yang boleh dilakukan menurut hukum Islam adalah :
1) Operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap
orang yang sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti zakar (penis) atau
vagina yang tidak berlubang atau tidak sempurna.
2) Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda, yang dilakukan terhadap
orang yang sejak lahir memiliki dua organ/jenis kelamin (penis dan vagina).
Apabila seseorang punya organ kelamin dua atau ganda: penis dan vagina, maka
untuk memperjelas identitas kelaminnya, ia boleh melakukan operasi mematikan salah
satu organ kelaminnya dan menghidupkan organ kelamin yang lain yang sesuai
dengan organ kelamin bagian dalam. Contohnya: seseorang mempunyai dua kelamin
penis dan vagina, dan disamping itu ia juga mempunyai rahim dan ovarium yang
merupakan ciri khas dan utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh dan disarankan
untuk mengangkat penisnya demi mempertegas identitas jenis kelamin wanitanya, dan
ia tidak boleh mematikan vaginanya dan membiarkan penisnya karena berlawanan
dengan organ bagian dalam kelaminnya yakni rahim dan ovarium.
Begitu pula apabila seseorang punya organ kelamin satu yang kurang sempurna
bentuknya, misalnya ia memiliki vagina yang tidak berlubang dan ia mempunyai
rahim dan ovarium, maka ia boleh bahkan dianjurkan oleh agama untuk operasi
memberi lubang pada vaginanya, begitu juga sebaliknya. Operasi kelamin yang
bersifat tashih dan takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan bukan pergantian jenis
kelamin, menurut para ulamadi bolehkan menurut syariat. Bahkan dianjurkan
sehingga menjadi kelamin yang normal karena kelainan yang seperti ini merupakan
suatu penyakit yang harus diobati. Para ulama seperti Hasanain Muhammad Makhluf
(tokoh ulama Mesir) dalam bukunya Shafwatul Bayan (1987:131) memberiakn
argumentasi bahwa seseorang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal
menyebabkan kelamin psikis dan social, sehingga dapat tersisih dan mengasingkan
diri dari kehidupan masyarakat normal serta kadang mencari jalanya sendiri, seperti
menjadi waria, melacurkan diri, melakukan homoseksual dan lesbianisme. Padahal
semua itu dikutuk oleh Islam berdasarkan hadis Nabi SAW yang diriwayatkan AlBukhari Allah dan Rasulnya mengutuk kaum homoseksualisme, maka untuk
menghindarinya, operasi atau penyempurnaan kelamin boleh dilakukan berdasarkan
prinsip Mushalih Mursalah karena kaidah Fiqih menyatakan bahaya harus
dihilangkan yang dianjurkan syariat Islam. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi SAW.
bertobatlah wahai hamba-hamba Allah! Karena sesungguhnya Allah tidak
mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu
penyakit ketuaan (H.R. Ahmad)
Nama: Arief Aulia Rahman
NIM : 2013730012
28 Juli 2015
1. Pada dasarnya, Allah swt telah menciptakan manusia ini dalam bentuk
yang sebaik-baiknya, sebagaimana firman Allah swt:
Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya. (Qs At Tin : 4)
2. Penciptaan manusia dalam bentuk yang baik tersebut merupakan
penghormatan kepada manusia, sebagaimana firman Allah swt:
Sesungguhnya telah Kami muliakan keturunan Adam dan Kami bawa
mereka di daratan dan di lautan. (Qs Al Isra : 70
3. Allah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang
menyerupai laki-laki (HR ahmad)
4. Allah melaknat tukang tato,yang minta di tato,yang mencukur alis,dan yang mengikir
giginya,yang semua itu untuk keindahan dengan mengubah ciptaan Allah.(HR
bukhari
5. Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah dilarang untuk mengubah ciptaan-Nya
yang sudah sempurna"
DALIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN TRANSGENDER
A) Seseorang yang dilahirkan normal dan melakukan operasi ganti kelamin
Seseorang yang dilahirkan dalam kondisi normal dan sempurna organ kelaminnya
yaitu penis (laki-laki) dan vagina (perempuan) yang dilengkapi dengan rahim dan
ovarium, tidak diperbolehkan bahkan diharamkan oleh syariat Islam untuk
melakukan operasi kelamin. Ketetapan haram ini sesuai dengan keputusan fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional II, tepatnya tanggal 1
Juni 1980 tentang Operasi Perubahan/ Penyempurnaan kelamin. Isi fatwa MUI
tersebut sebagai berikut:
1. Merubah jenis kelamin laki-laki menjadi kelamin perempuan, atau sebaliknya,
hukumnya haram. Karena bertentangan dengan al-Quran surat al-Nisa ayat 119,
bertentangan pula dengan jiwa syara.
2. Orang yang kelaminnya diganti, kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan
jenis kelamin semula sebelum dirubah.
3. Seorang khuntsa (banci) yang kelaki-lakianya lebih jelas boleh disempurnakan
kelaki-lakiannya. Demikian pula sebaliknya dan hukumnya menjadi positif.
Selain itu, Para ulama fiqih juga mendasarkan ketetapan hukum penggantian kelamin
tersebut pada dalil-dalil berikut ini, yaitu:
a) firman Allah Swt dalam surat Al-Hujurat ayat 13
9
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
b) firman Allah Swt dalam surat an-Nisa ayat 119.
Artinya: Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga
binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh
mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]."
Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka
sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata
Perbuatan manusia yang diharamkan menurut ayat diatas, yaitu termasuk mengubah
ciptaan Tuhan seperti mengebiri manusia, homoseksual, lesbian, menyambung
rambut dengan sopak, pangur dan sanggul, membuat tato, mengerok bulu alis dan
takhannus (seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita layaknya waria
dan sebaliknya);
c) Hadits Nabi saw.:
Allah mengutuk para tukang tato, yang meminta ditato, yang menghilangkan alis,
dan orang-orang yang memotong (pangur) giginya, yang semuanya itu untuk
kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah. (HR. Al-Bukhari)
d) Hadits Nabi saw.:
Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai
laki-laki. (HR. Ahmad).
B) Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil
Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan
bukan penggantian jenis kelamin menurut para ulama diperbolehkan secara hukum
10
syariat. Contoh, jika kelamin seseorang tidak memiliki lubang yang berfungsi untuk
mengeluarkan air seni dan mani baik penis maupun vagina, maka operasi untuk
memperbaiki atau menyempurnakannya dibolehkan, bahkan dianjurkan sehingga
menjadi kelamin yang normal. Karena kelainan kelamin seperti ini dapat
dikategorikan sebaigai penyakit sehingga harus dan wajib diobati. Seperti pernyaataan
ulama Hasanain Muhammad Makhluf (tokoh ulama Mesir) dalam bukunya Shafwatul
Bayan (1987:131), ia mengatakan bahwa:
orang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal bisa mengalami kelainan
psikis dan sosial sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan
masyarakat normal serta kadang mencari jalannya sendiri, seperti melacurkan
diri menjadi waria atau melakukan homoseks dan lesbianisme.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka operasi perbaikan atau penyempurnaan
kelamin boleh dilakukan berdasarkan prinsip Mashalih Mursalah karena kaidah
fiqih menyatakan Adh-Dhararu Yuzal (Bahaya harus dihilangkan). Hal ini sejalan
dengan hadits Nabi saw.: Berobatlah wahai hamba-hamba Allah! Karena
sesungguhnya Allah tidak mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula obatnya,
kecuali satu penyakit, yaitu penyakit ketuaan. (HR. Ahmad)
C. Seseorang yang memiliki kelamin ganda
Untuk
kasus
ini,
yaitu
seseorang
yang
memiliki
kelamin
ganda,
islam
memperbolehkan mereka untuk melakukan operasi kelamin. Hal ini bertujuan untuk
memperjelas dan memfungsikan secara optimal dan definitif salah satu alat
kelaminnya, maka ia diperbolehkan melakukan operasi untuk mematikan dan
menghilangkan salah satu alat kelaminnya.
Namun , operasi kelamin yang dilakukan, harus sejalan dengan bagian dalam alat
kelaminnya. Apabila seseorang memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian
dalamnya ada rahim dan ovarium, maka ia tidak boleh menutup lubang vaginanya
untuk memfungsikan penisnya. Demikian pula sebaliknya, apabila seseorang
memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalam kelaminnya sesuai dengan
fungsi penis, maka ia boleh mengoperasi dan menutup lubang vaginanya sehingga
penisnya berfungsi sempurna dan identitasnya sebagai laki-laki menjadi jelas.
11
12
Nama: Larasati
NIM : 2013730060
28 Juli 2015
2. Orang yang kelaminnya diganti kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan
jenis kelamin semula sebelum diubah.
3. Seorang kuntsa (banci) yang kelaki-lakiannya lebih jelas boleh disempurnakan kelakilakiannya, demikian pula sebaliknya dan hukumnya menjadi positif (laki-laki).
4. Waria adalah laki-laki dan tidak dapat dipandang sebagai kelompok (jenis kelamin)
tersendiri.
5. Segala perilaku waria yang menyimpang adalah haram dan harus diupayakan untuk
dikembalikan pada kodrat semula.
Perubahan status hukum dari seorang yang berjenis kelamin laki-laki menjadi
seorang yang berjenis kelamin perempuan atau sebaliknya sampai dengan saat ini belum
ada pengaturan dalam hukum, sehingga menimbulkan suatu kekosongan hukum;
berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009
Tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan "Pengadilan dilarang menolak untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa
hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya"
Pasal 10 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tersebut mengamanatkan bahwa
Pengadilan melalui Hakim sebagai dari representasi Pengadilan sebagai pilar terakhir
untuk menemukan keadilan bagi masyarakat dan demi kepentingan hukum yang beralasan
kuat, wajib menjawab kebutuhan hukum masyarakat dengan menemukan hukumnya jika
tidak ada pengaturan hukum terhadap perkara yang ditanganinya. Sehingga Penetapan
ganti kelamin merupakan sebuah jawaban dan sebuah penemuan hukum, karena belum
ada suatu aturan yang mengatur tentang hal tersebut,sehingga tidak terjadi kekosongan
hukum.
" Semua ahli Jawatankuasa mengambil bahagian bagi membincangkan perkara di atas dan
membincangkan dari segala aspek, bahawa penukaran jantina daripada lelaki kepada
wanita adalah HARAM dan permohonan untuk bernikah tidak dapat diberi kebenaran,
walaupun telah berubah dari segi fizikalnya dengan melalui pembedahan sebagaimana
yang beliau dakwa, ini kerana seorang yang asalnya lelaki telah dijadikan oleh Allah tidak
akan berubah dari sifat-sifat kelelakiannya, walaupun ia coba berusaha mengubahnya".
Saat solat berjamaah pada Makmum bencong atau transeksual tetap tidak diakui
dan kalau ingin sholat berjama'ah mengikuti jenis kelamin awal beserta perangkat sholat
yang dikenakan.
15
anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness) dan perempuan
(femaleness).
Pada transeksual, individu benar-benar merasa terperangkap dalam tubuh dan
organ seksual yang salah sehingga mereka berkeinginan untuk membuang dan mengganti
organ kelaminnya. Sebagai contoh, individu dengan fisik laki-laki merasa bahwa ia
seharusnya dilahirkan dan hidup sebagai perempuan sehingga ia membuang organ
kelaminnya (penis) dan melanjutkan hidup sebagai perempuan.
Dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) III, penyimpangan
ini disebut sebagai juga gender dysporia syndrome. Penyimpangan ini terbagi lagi
menjadi beberapa subtipe meliputi transseksual, a-seksual, homoseksual, dan
heteroseksual.
Tanda-tanda transseksual yang bisa dilacak melalui DSM, antara lain: perasaan
tidak nyaman dan tidak puas dengan salah satu anatomi seksnya; berharap dapat berganti
kelamin dan hidup dengan jenis kelamin lain; mengalami guncangan yang terus menerus
untuk sekurangnya selama dua tahun dan bukan hanya ketika dating stress; adanya
penampilan fisik interseks atau genetik yang tidak normal; dan dapat ditemukannya
kelainan mental semisal schizophrenia yaitu menurut J.P. Chaplin dalamDictionary of
Psychology (1981) semacam reaksi psikotis dicirikan di antaranya dengan gejala
pengurungan diri, gangguan pada kehidupan emosional dan afektif serta tingkah laku
negativisme.
Dalam fiqih Islam, kita mengenal istilah mukhannats (banci/bencong), mutarajjilah
(wanita yang kelelakian), dan khuntsa (interseks/berkelamin ganda). Sebagaimana perlu
diperhatikan definisi para ulama tentang banci dan waria, berangkat hadist shahih yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:
:
:
Dari Ibnu Abbas, katanya, Nabi Shalllallahu alaihi wa sallam melaknat para
lelaki mukhannats dan para wanita mutarajjilah. Kata beliau, Keluarkan mereka dari
rumah kalian, maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengusir si Fulan, sedangkan
Umar mengusir Si Fulanah [HR al-Bukhri dalam Shahhnya, no. 5886.]
Dalam riwayat lain disebutkan:
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melaknat para lelaki yang menyerupai wanita,
dan para wanita yang menyerupai laki-laki. [HR al-Bukhri dalam Shahhnya, no. 5885,
dari jalur Ikrimah pula.]
Riwayat yang kedua ini menafsirkan tentang yang dimaksud dengan mukhannats
dan muratajjilah dalam hadits yang pertama. Sehingga menjadi jelas bahwa yang
dimaksud mukhannats adalah laki-laki yang menyerupai perempuan, baik dari cara
berjalan, cara berpakaian, gaya bicara, maupun sifat-sifat feminine lainnya. Sedangkan
mutarajjilah adalah wanita wanita yang menyerupai laki-laki dalam hal-hal tersebut.
[Lihat Mujam Lughatil-Fuqaha, 1/417.]
18
19
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Oleh karena dengan penjelasan di atas, sudah sangat jelas mana yang boleh dan mana
yang diharamkan oleh Allah Swt. Pada skenario seharusnya orang terdekat mengingatkan
agar kembali ke jalan yang benar (pindah lingkungan) oleh karena sebenarnya kodrat orang
tersebut adalah seorang laki-laki. Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al-Hujurat:13
yang menyebutkan bahwa Allah hanya menciptakan manusia atas laki-laki dan perempuan,
sehingga tidak ada jenis kelamin lainnya. Wallahu alam bishowwab
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif, Sinar
Grafika, Jakarta, Mei 2010
Bedah Masalah, Percikan Iman, No. 04 Th. XIII April 2012 / Jumadil Akhir 1433
Ilmu kesehatan anak page 117.nelson.
Undang-undang no. 1 tahun 1974
Undang-undang no. 23 tahun 2006
Digilib.uin-suka.ac.id
Kami bukan lelaki : sebuah sketsa kehidupan kaum waria page 51 .books.google.com
Lib.ui.ac.id
Mrizkykurniawan.blogspot
https://www.academia.edu/5028772/Transgender
http://gaya.tempo.co/read/news/2010/04/27/107243625/kunci-sukses-mengobati-pasientransgenderhttp://irna-chuwnha.blogspot.com/2010/06/pandangan-islam-tentangtransgender.html
www.Pikiran-rakyat.com/node/145084 http://www.dakwatuna.com/2009/08/12/3427/fenome
na-transgender-dan-hukum-operasi-kelamin
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/03/07/nktwx2-iniperbedaan-transgender-transeksual-hingga-transvestite
http://kamilah-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-61553-tugas%20pkbu-fenomena
%20transgender%20dan%20transeksual.html
http://almanhaj.or.id/content/3606/slash/0/banci-dalam-tinjauan-syariat/ (diakses pada tanggal
28 Juli 2015 pukul 07.56 WIB)
https://alfadhli.wordpress.com/2015/03/05/klarifikasi-banci-menjadi-imam-shalat/
(diakses
21