Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya makalah
tutorial sistem Al-Islam ini dapat kami selesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada junjungan besar Nabi Muhammad Saw beserta para sahabat dan keluarga.
Makalah ini disusun sebagai laporan hasil diskusi PBL modul 2 pada sistem Al-Islam
di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun akademik
2014/2015. Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
transeksual.
Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan dalam
penyusunan laporan ini terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun menerima kritik dan saran agar penyusunan laporan ini dapat lebih baitk di masa
yang akan datang.
Terimakasih kepada tutor, dan narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu sehingga laporan modul ini dapat tersusun.
Wassalamualaikum wr. wb

Jakarta, 28 Juli 2015

Kelompok 8
Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
LATAR BELAKANG............................................................................................... 3
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)..................................................................3
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)................................................................3
SKENARIO 2......................................................................................................... 4
KATA SULIT : -...................................................................................................... 4
KATA/KALIMAT KUNCI :........................................................................................ 4
PROBLEM TREE.................................................................................................... 4
PERTANYAAN....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
1. Jelaskan Apa yang dimaksud transeksual, transgender dan bagaimana
hukumnya dalam Islam?..................................................................................... 6
2. Jelaskan bagaimana hukum seorang dokter yang melakukan operasi ganti
kelamin pada seseorang?...................................................................................8
3. Jelaskan bagaimana dalil yang berhubungan dengan transeksual dan
transgender?...................................................................................................... 8
4. Jelaskan bagaimana hukum Isalam memandang status pernikahan
transeksual dan transgender?..........................................................................13
5. Jelaskan bagaimana fatwa MUI dan UU memandang transeksual dan
transgender?.................................................................................................... 13
6. Jelaskan bagaimana hukum solat pada seorang transeksual dan
transgender?.................................................................................................... 14
7.

Jelaskan bagaimana sikap orang tua dalam menghadapi kasus di skenario?


15

8. Jelaskan bagaimana pengurusan jenazah yang mengalami transeksual da


transgender?.................................................................................................... 16
9. Jelaskan bagaimana tanda-tanda seseorang yang mengalami
kecenderungan mengalami transeksual dan transgender?..............................17
10. Jelaskan bagaimana solusi dokter apabila menemukan pasien pada skenario?...................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Manusia diciptakan Tuhan dengan sifat dan kepribadian yang berbeda satu dengan
yang lain. Sifat dan kepribadian ini menjadi pembeda antara laki-laki dengan perempuan.
Contohnya adalah sifat biologis yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan. Dalam hal
kepribadian, biasanya orang awam sering mengatakan bahwa laki-laki bertindak dengan
pikiran sedangkan perempuan bertindak dengan perasaan.
Namun ada golongan tengah antara laki-laki dengan perempuan yang sering
diistilahkan sebagai transeksual. Transeksual dapat diartikan sebagai laki-laki yang memiliki
sifat dan kepribadian seperti perempuan atau perempuan yang memiliki sifat dan kepribadian
seperti laki-laki. Khususnya di Indonesia yang sering terekspos media adalah transeksual
dalam arti laki-laki yang memilliki sifat dan kepribadian seperti perempuan. Kebanyakan dari
kaum ini beranggapan bahwa mereka adalah perempuan yang terperangkap dalam tubuh lakilaki.
Penulis membuat laporan untuk dapat meguraikan beberapa penyakit serta gejala-gejala
yang menyertai agar dapat memahami bagaimana uraian jelas tentang penyakit-penyakit
tersebut. Adapun

tujuan membuat laporan ini ialah memenuhi syarat penilaian dalam

perkuliahan sistem Urogenital.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Transeksual ditinjau dari segi agama Islam.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mempelajari modul ini nahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan definisi transeksual.
2. Menjelaskan kasus transeksual dalam Islam
3. Menjelaskan mengenai hukum transplantasi menurut Islam.
4. Menjelaskan mengenai hukum menggantu kelamin menurut Islam
5. Menjelaskan mengenai hukum menetapkan kelamin menurut Islam
3

6. Menjelaskan hukum terhadap dokter yang melakukan operasi kelamin


7. Menjelaskan mengenai hukum orang yang menetapkan status hukum kepada
seseorang yang telah operasi kelamin
8. Menjelaskan bagaimana kedudukan hukum orang yang telah melakukan operasi
kelamin
SKENARIO 2
Ada seseorang yang terlahir sebagai laki-laki yang dalam masa pertumbuhannya
orientasi kejiwaannya mengarah kepada perempuan. Kondisi tersebut menjadikan dia
tertekan batin dengan pengisian KTP dan Ijazah serta permohonan pengajuan kerja dalam
penulisan jenis kelamin yang ada. Atas dorongan ini, yang bersangkutan mengajukan
permohonan untuk melakukan penyesuaian kelamin dengan motivasi supaya diri yang
bersangkutan benar-benar menjadi perempuan sebagaimana panggilan jiwanya. Bagaimana
pandangan Islam terhadap hal tersebut?
KATA SULIT : KATA/KALIMAT KUNCI :

Seseorang yang terlahir sebagai laki-laki


Pertumbuhannya orientasi kejiwaannya mengarah kepada perempuan
Merasa tertekan batin dalam penulisan jenis kelamin
Melakukan permohonan penyesuaian kelamin menjadi perempuan, sebagaimana
panggilan jiwanya

PROBLEM TREE
Lakilaki
Orientasi pertumbuhan mengarah pada perempuan

Permohonan penyesuaian jenis kelamin menjadi perempuan

Pengertian
transeksual dan
transgender

Tanda-tanda
kecenderungan
transeksual dan
transgender

Pandangan Islam
dan hukumnya

Pandangan Islam dan


hukumnya
4

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud transeksual, transgender dan bagaimana hukumnya dalam Islam?
Jelaskan status transeksual dan transgender dalam Islam? Bagaimana hukum
mengganti kelamin dalam Islam?
2. Bagaimana hukum seorang dokter yang melakukan operasi ganti kelamin pada
seseorang?
3. Bagaimana dalil yang berhubungan dengan transeksual dan transgender?
4. Bagaimana hukum Isalam memandang status pernikahan transeksual dan transgender?
5. Bagaimana fatwa MUI dan UU memandang transeksual dan transgender?
6. Bagaimana hukum solat pada seorang transeksual dan transgender?
7. Bagaimana sikap orang tua dalam menghadapi kasus di skenario?
8. Bagaimana pengurusan jenazah yang mengalami transeksual da transgender?
9. Sebutkan tanda-tanda seseorang yang mengalami kecenderungan mengalami
transeksual dan transgender?
10. Bagaimana solusi dokter apabila menemukan pasien pada skenario?
11. Kesimpulan skenario

BAB II
PEMBAHASAN

Nama: Anggita Fauzia H


NIM : 2013730009
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

1. Jelaskan Apa yang dimaksud transeksual, transgender


dan bagaimana hukumnya dalam Islam?
Jawaban:
Secara bahasa, transeksual adalah perubahan jenis kelamin
Secara istilah, transeksual adalah upaya tindakan ahli medis untuk melakukan
perubahan atau penyempurnaan kelamin seseorang,Transeksual menurut kesehatan
yaitu seseorang yang percaya bahwa dia secara psikologis mirip dengan lawan jenis
dan merasa terjebak dalam jenis kelamin biologisnya.
Pandangan Islam terhadap operasi pergantian kelamin

Melakukan operasi pergantian kelamin yang dilakukan oleh orang yang normal dan
sempurna organ kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan vagina (farj) bagi
perempuan yang dilengkapi dengan rahim dan ovarium tidak dibolehkan dan
diharamkan.

Operasi penggantian jenis kelamin, yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir
memiliki kelamin normal. Dalam kasus ini, maka melakukan oprasi kelamin
hukumnya haram. Ketetapan haram ini sesuai dengan keputusan fatwa MUI dalam
musyawarah nasional II tahun 1980 tentang operasi perubahan atau penyempurnaan
kelamin. Para ulama Fiqih mendasarkan ketetapan hukum haram tersebut pada dalildalil sebagai berikut:
a. Surat al-Hujurat ayat 13. Menurut tafsir al-Thabari mengajarkan prinsip equality
(keadilan) bagi segenap manusia di hadapan Allah dan hukum yang masingmasing telah ditentukan Allah ini tidak boleh diubah dan seseorang harus
menjalani hidupnya sesuai dengan kodratnya.
b. Surat al-Nisa ayat 119. Menurut beberapa kitab tafsir (tafsir al-Thabari, as-Shawi,
al-Khazin [I/405], al-Baidhawi [ II/117, Zubatut tafsir [123], dan al-Qurthubi
[III/1963]) disebutkan beberapa perbuatan yang diharamkan karena termasuk
mengubah ciptaan Allah, yaitu: mengebiri manusia, homoseksual, lesbian,
menyambung rambut dengan sopak, pangur dan sanggul, membuat tato, dan
takhannus (seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita layaknya
waria dan sebaliknya).
c. Hadith Nabi yang menyatakan Allah mengutuk para tukang tato, yang meminta
ditato, yang menghilangkan alis, dan orang-orang yang memotong (pangur)
giginya, yang semua itu untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah. (HR.
Bukhari)
d. Hadith Nabi yang menyatakan Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki. (HR. Ahmad)
6

Hal ini disebabkan keingian pergantian kelamin pada orang yang normal dan
sempurna organ kelaminnya merupakan penyakit yang bersumber dari kondisi
kesehatan mental yang penanganannya bukan dengan mengubah ciptaan Allah,
melainkan melalui pendekatan spiritual dan kejiwaan (spritual and psychological
therapy).
Operasi yang boleh dilakukan menurut hukum Islam adalah :
1) Operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap
orang yang sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti zakar (penis) atau
vagina yang tidak berlubang atau tidak sempurna.
2) Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda, yang dilakukan terhadap
orang yang sejak lahir memiliki dua organ/jenis kelamin (penis dan vagina).
Apabila seseorang punya organ kelamin dua atau ganda: penis dan vagina, maka
untuk memperjelas identitas kelaminnya, ia boleh melakukan operasi mematikan salah
satu organ kelaminnya dan menghidupkan organ kelamin yang lain yang sesuai
dengan organ kelamin bagian dalam. Contohnya: seseorang mempunyai dua kelamin
penis dan vagina, dan disamping itu ia juga mempunyai rahim dan ovarium yang
merupakan ciri khas dan utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh dan disarankan
untuk mengangkat penisnya demi mempertegas identitas jenis kelamin wanitanya, dan
ia tidak boleh mematikan vaginanya dan membiarkan penisnya karena berlawanan
dengan organ bagian dalam kelaminnya yakni rahim dan ovarium.
Begitu pula apabila seseorang punya organ kelamin satu yang kurang sempurna
bentuknya, misalnya ia memiliki vagina yang tidak berlubang dan ia mempunyai
rahim dan ovarium, maka ia boleh bahkan dianjurkan oleh agama untuk operasi
memberi lubang pada vaginanya, begitu juga sebaliknya. Operasi kelamin yang
bersifat tashih dan takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan bukan pergantian jenis
kelamin, menurut para ulamadi bolehkan menurut syariat. Bahkan dianjurkan
sehingga menjadi kelamin yang normal karena kelainan yang seperti ini merupakan
suatu penyakit yang harus diobati. Para ulama seperti Hasanain Muhammad Makhluf
(tokoh ulama Mesir) dalam bukunya Shafwatul Bayan (1987:131) memberiakn
argumentasi bahwa seseorang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal
menyebabkan kelamin psikis dan social, sehingga dapat tersisih dan mengasingkan
diri dari kehidupan masyarakat normal serta kadang mencari jalanya sendiri, seperti
menjadi waria, melacurkan diri, melakukan homoseksual dan lesbianisme. Padahal
semua itu dikutuk oleh Islam berdasarkan hadis Nabi SAW yang diriwayatkan AlBukhari Allah dan Rasulnya mengutuk kaum homoseksualisme, maka untuk
menghindarinya, operasi atau penyempurnaan kelamin boleh dilakukan berdasarkan
prinsip Mushalih Mursalah karena kaidah Fiqih menyatakan bahaya harus
dihilangkan yang dianjurkan syariat Islam. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi SAW.
bertobatlah wahai hamba-hamba Allah! Karena sesungguhnya Allah tidak
mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu
penyakit ketuaan (H.R. Ahmad)
Nama: Arief Aulia Rahman
NIM : 2013730012
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

2. Jelaskan bagaimana hukum seorang dokter yang


melakukan operasi ganti kelamin pada seseorang?
Jawaban:
Dalam dunia kedokteran ada beberapa jenis operasi kelamin :
1. Operasi penggantian jenis kelamin yang memiliki kelamin normal
- Hukum nya diharamkan bagi pasien dan seluruh tenaga medis yg terkait
Dan aku (syaitan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka
( memotong-motong telinga binatang ternak ), lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benarbenar mereka merubahnya. Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi
pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
( QS An Nisa : 119 )
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan
daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. (QS. An-Nisa' : 1)
Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
(QS At Tin:4)
2. Operasi dalam penyempurnaan alat kelamin
- Hukumnya diperbolehkan terkait dengan hadist :
Berobatlah wahai hamba-hamba Allah! Karena
sesungguhnya Allah tidak mengadakan penyakit
kecuali
mengadakan pula obatnya, kecuali satu
penyakit,
yaitu penyakit
ketuaan. (HR. Ahmad)
3. Operasi pada orang yg memiliki alat kelamin ganda
- Hukumnya diperbolehkan guna menyempurnakan alat
kelamin
dan
sikap yang lebih dominan
Boleh atau tidaknya seorang dokter dalam melakukan operasi ganti kelamin
adalah terkait dengan :
dan tolong - menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS
Al-Maidah : 2)

Nama: Vera Utami Dewi


NIM : 2013730117
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

3. Jelaskan bagaimana dalil yang berhubungan dengan


transeksual dan transgender?
Jawaban:
DALIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN TRANSEKSUAL

1. Pada dasarnya, Allah swt telah menciptakan manusia ini dalam bentuk
yang sebaik-baiknya, sebagaimana firman Allah swt:

Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya. (Qs At Tin : 4)
2. Penciptaan manusia dalam bentuk yang baik tersebut merupakan
penghormatan kepada manusia, sebagaimana firman Allah swt:


Sesungguhnya telah Kami muliakan keturunan Adam dan Kami bawa
mereka di daratan dan di lautan. (Qs Al Isra : 70
3. Allah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang
menyerupai laki-laki (HR ahmad)
4. Allah melaknat tukang tato,yang minta di tato,yang mencukur alis,dan yang mengikir
giginya,yang semua itu untuk keindahan dengan mengubah ciptaan Allah.(HR
bukhari
5. Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah dilarang untuk mengubah ciptaan-Nya
yang sudah sempurna"
DALIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN TRANSGENDER
A) Seseorang yang dilahirkan normal dan melakukan operasi ganti kelamin
Seseorang yang dilahirkan dalam kondisi normal dan sempurna organ kelaminnya
yaitu penis (laki-laki) dan vagina (perempuan) yang dilengkapi dengan rahim dan
ovarium, tidak diperbolehkan bahkan diharamkan oleh syariat Islam untuk
melakukan operasi kelamin. Ketetapan haram ini sesuai dengan keputusan fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional II, tepatnya tanggal 1
Juni 1980 tentang Operasi Perubahan/ Penyempurnaan kelamin. Isi fatwa MUI
tersebut sebagai berikut:
1. Merubah jenis kelamin laki-laki menjadi kelamin perempuan, atau sebaliknya,
hukumnya haram. Karena bertentangan dengan al-Quran surat al-Nisa ayat 119,
bertentangan pula dengan jiwa syara.
2. Orang yang kelaminnya diganti, kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan
jenis kelamin semula sebelum dirubah.
3. Seorang khuntsa (banci) yang kelaki-lakianya lebih jelas boleh disempurnakan
kelaki-lakiannya. Demikian pula sebaliknya dan hukumnya menjadi positif.
Selain itu, Para ulama fiqih juga mendasarkan ketetapan hukum penggantian kelamin
tersebut pada dalil-dalil berikut ini, yaitu:
a) firman Allah Swt dalam surat Al-Hujurat ayat 13
9

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
b) firman Allah Swt dalam surat an-Nisa ayat 119.
Artinya: Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga
binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh
mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]."
Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka
sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata
Perbuatan manusia yang diharamkan menurut ayat diatas, yaitu termasuk mengubah
ciptaan Tuhan seperti mengebiri manusia, homoseksual, lesbian, menyambung
rambut dengan sopak, pangur dan sanggul, membuat tato, mengerok bulu alis dan
takhannus (seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita layaknya waria
dan sebaliknya);
c) Hadits Nabi saw.:
Allah mengutuk para tukang tato, yang meminta ditato, yang menghilangkan alis,
dan orang-orang yang memotong (pangur) giginya, yang semuanya itu untuk
kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah. (HR. Al-Bukhari)
d) Hadits Nabi saw.:
Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai
laki-laki. (HR. Ahmad).
B) Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil
Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil (perbaikan atau penyempurnaan) dan
bukan penggantian jenis kelamin menurut para ulama diperbolehkan secara hukum
10

syariat. Contoh, jika kelamin seseorang tidak memiliki lubang yang berfungsi untuk
mengeluarkan air seni dan mani baik penis maupun vagina, maka operasi untuk
memperbaiki atau menyempurnakannya dibolehkan, bahkan dianjurkan sehingga
menjadi kelamin yang normal. Karena kelainan kelamin seperti ini dapat
dikategorikan sebaigai penyakit sehingga harus dan wajib diobati. Seperti pernyaataan
ulama Hasanain Muhammad Makhluf (tokoh ulama Mesir) dalam bukunya Shafwatul
Bayan (1987:131), ia mengatakan bahwa:
orang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal bisa mengalami kelainan
psikis dan sosial sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan
masyarakat normal serta kadang mencari jalannya sendiri, seperti melacurkan
diri menjadi waria atau melakukan homoseks dan lesbianisme.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka operasi perbaikan atau penyempurnaan
kelamin boleh dilakukan berdasarkan prinsip Mashalih Mursalah karena kaidah
fiqih menyatakan Adh-Dhararu Yuzal (Bahaya harus dihilangkan). Hal ini sejalan
dengan hadits Nabi saw.: Berobatlah wahai hamba-hamba Allah! Karena
sesungguhnya Allah tidak mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula obatnya,
kecuali satu penyakit, yaitu penyakit ketuaan. (HR. Ahmad)
C. Seseorang yang memiliki kelamin ganda
Untuk

kasus

ini,

yaitu

seseorang

yang

memiliki

kelamin

ganda,

islam

memperbolehkan mereka untuk melakukan operasi kelamin. Hal ini bertujuan untuk
memperjelas dan memfungsikan secara optimal dan definitif salah satu alat
kelaminnya, maka ia diperbolehkan melakukan operasi untuk mematikan dan
menghilangkan salah satu alat kelaminnya.
Namun , operasi kelamin yang dilakukan, harus sejalan dengan bagian dalam alat
kelaminnya. Apabila seseorang memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian
dalamnya ada rahim dan ovarium, maka ia tidak boleh menutup lubang vaginanya
untuk memfungsikan penisnya. Demikian pula sebaliknya, apabila seseorang
memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalam kelaminnya sesuai dengan
fungsi penis, maka ia boleh mengoperasi dan menutup lubang vaginanya sehingga
penisnya berfungsi sempurna dan identitasnya sebagai laki-laki menjadi jelas.

11

Ia dilarang membuang penisnya agar memiliki vagina sebagai wanita, sedangkan di


bagian dalam kelaminnya tidak terdapat rahim dan ovarium. Hal ini dilarang karena
operasi kelamin yang berbeda dengan kondisi bagian dalam kelaminnya berarti
melakukan pelanggaran syariat dengan mengubah ciptaan Allah SWT; dan ini
bertentangan dengan firman Allah bahwa tidak ada perubahan pada fitrah Allah
(QS.Ar-Rum:30).
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Asllah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui
Oleh sebab itu, operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin diperbolehkan,
asalkan sesuai dengan keadaan anatomi bagian dalam kelamin orang yang mempunyai
kelainan kelamin atau kelamin ganda.selain itu, peranan dokter dan para medis dalam
operasi penggantian kelamin ini juga tidak kalah penting, dalam status hukumnya
sesuai dengan kondisi alat kelamin yang dioperasinya. Jika haram maka ia ikut
berdosa karena termasuk bertolong-menolong dalam dosa dan bila yang dioperasi
kelaminnya adalah sesuai syariat Islam dan bahkan dianjurkan maka ia mendapat
pahala dan terpuji karena termasuk anjuran bekerja sama dalam ketakwaan dan
kebajikan. Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Maidah ayat 2:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'arsyi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka
mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya [393] dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya

12

Nama: Larasati
NIM : 2013730060
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

4. Jelaskan bagaimana hukum Isalam memandang status


pernikahan transeksual dan transgender?
Jawaban:
Dalam dunia kedokteran ada beberapa macam bentuk operasi kelamin, yaitu:
a. Operasi penggantian jenis kelamin, yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir
memiliki kelamin normal.
b. Operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap orang yang
sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti zakar (penis) atau vagina yang tidak berlubang
atau tidak sempurna.
c. Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda, yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir
memiliki dua organ/jeniskelamin (penis dan vagina)
Perkawinan Transgender di Indonesia adalah hal yang memiliki banyak
pertimbangan. Terkait hak asasi, juga terkait pengaturan dalam agama. Namun pada
dasarnya, perkawinan transgender di negara kita, diperbolehkan sesuai dengan
undang-undang perkawinan tahun 1974. Karena memang tidak ada larangan yang
jelas mengenai pernikahan transgender.
Namun terdapat beberapa larangan dalam hukum islam. Jika transgender yang
dilakukan oleh seseorang yang lahir dalam kondisi normal dan sempurna organ
kelaminnya yaitu penis (dzakar ) bagi laki-laki dan vagina ( farj) bagi perempuan
yang dilengkapi dengan rahim dan ovarium. Hal tersebut diharamkan oleh syariat
Islam untuk melakukan operasi kelamin. Ketetapan haram ini sesuai dengan
keputusan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional II
tahun1980 tentang Operasi Perubahan/ Penyempurnaan kelamin. Menurut fatwa MUI
ini sekalipun diubah jenis kelamin yang semula normal kedudukan hukum jenis
kelaminnya sama dengan jenis kelamin semula sebelum diubah.
Namun jika transgender yang dilakukan karena tashih atau takmil (perbaikan
atau penyempurnaan), bukan penggantian jenis kelamin dan/atau berkelamin ganda
(khuntsa) didasarkan atas indikasi atau kecenderungan sifat dan tingkah lakunya,
maka hal tersebut diperbolehkan dalam hukum islam.

Nama: M. Syaikhul Islam


NIM : 2013730064
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

5. Jelaskan bagaimana fatwa MUI dan UU memandang


transeksual dan transgender?
Jawaban:
Fatwa MUI mengenai operasi perubahan / penyempurnaan alat kelamin:
1. Mengubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya hukumnya
haram, karena bertentangan dengan Al-Quran surah An-Nisa ayat 19 dan bertentangan
pula dengan jiwa syara.
13

2. Orang yang kelaminnya diganti kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan
jenis kelamin semula sebelum diubah.
3. Seorang kuntsa (banci) yang kelaki-lakiannya lebih jelas boleh disempurnakan kelakilakiannya, demikian pula sebaliknya dan hukumnya menjadi positif (laki-laki).
4. Waria adalah laki-laki dan tidak dapat dipandang sebagai kelompok (jenis kelamin)
tersendiri.
5. Segala perilaku waria yang menyimpang adalah haram dan harus diupayakan untuk
dikembalikan pada kodrat semula.
Perubahan status hukum dari seorang yang berjenis kelamin laki-laki menjadi
seorang yang berjenis kelamin perempuan atau sebaliknya sampai dengan saat ini belum
ada pengaturan dalam hukum, sehingga menimbulkan suatu kekosongan hukum;
berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009
Tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan "Pengadilan dilarang menolak untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa
hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya"
Pasal 10 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tersebut mengamanatkan bahwa
Pengadilan melalui Hakim sebagai dari representasi Pengadilan sebagai pilar terakhir
untuk menemukan keadilan bagi masyarakat dan demi kepentingan hukum yang beralasan
kuat, wajib menjawab kebutuhan hukum masyarakat dengan menemukan hukumnya jika
tidak ada pengaturan hukum terhadap perkara yang ditanganinya. Sehingga Penetapan
ganti kelamin merupakan sebuah jawaban dan sebuah penemuan hukum, karena belum
ada suatu aturan yang mengatur tentang hal tersebut,sehingga tidak terjadi kekosongan
hukum.

Nama: Suci Apriani Umar


NIM : 2013730104
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

6. Jelaskan bagaimana hukum solat pada seorang


transeksual dan transgender?
Jawaban:
Operasi penggantian jenis kelamin yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir
memiliki kelamin normal jelas diharamkan dalam Islam karena merupakan unsur
kesengajaan untuk mengubah ciptaan Allah. Sehingga, ketentuan terkait syariat, seperti
shalat dan lainnya, dikembalikan kepada kondisi kelamin semula. Apabila operasi terlanjur
dilakukan, maka ditekankan untuk melakukan operasi ulang dan mengembalikannya pada
keadaan semula.
Keputusan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional II,
tepatnya tanggal 1 Juni 1980 tentang Operasi Perubahan/ Penyempurnaan kelamin. Isi
fatwa MUI tersebut sebagai berikut:
Orang yang kelaminnya diganti, kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan
jenis kelamin semula sebelum dirubah.
14

" Semua ahli Jawatankuasa mengambil bahagian bagi membincangkan perkara di atas dan
membincangkan dari segala aspek, bahawa penukaran jantina daripada lelaki kepada
wanita adalah HARAM dan permohonan untuk bernikah tidak dapat diberi kebenaran,
walaupun telah berubah dari segi fizikalnya dengan melalui pembedahan sebagaimana
yang beliau dakwa, ini kerana seorang yang asalnya lelaki telah dijadikan oleh Allah tidak
akan berubah dari sifat-sifat kelelakiannya, walaupun ia coba berusaha mengubahnya".
Saat solat berjamaah pada Makmum bencong atau transeksual tetap tidak diakui
dan kalau ingin sholat berjama'ah mengikuti jenis kelamin awal beserta perangkat sholat
yang dikenakan.

Nama: Fajri Nova


NIM : 2013730035
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

7. Jelaskan bagaimana sikap orang tua dalam


menghadapi kasus di skenario?
Jawaban:
sikap orang tua terhadap anaknya yang mengalami transeksual sebagai berikut :
1. Jika pada skenario dijelaskan anak anak ,jadi sikap yang harus dilakukan terhadap
anaknya yang mengalami transeksual yaitu :
a. Membantu mengubah kepribadian untuk menjadi pada dirinya ,jika si anak sudah
memiliki tanda tanda ingin transeksual orang tua harus melakukan perubahan
kepribadiaan anak contohnya saja jika si anak lebih menyukai mainnan
perembuan orang tua harus mengajak atau membantu untuk si anak bermain
dengan permainan laki laki.
b. memberi arahan dan motivasi ,orang tua harus berperan penting dalam
memotivasi dan mengarahkan anak jika jenis kelamin yang dimilikinya sudah baik
dan meyakini agar si anak tidak mengarah kea rah transeksual.
2. Pada skenario dijelaskan dewasa dikarenakan Tertekan batin dengan pengisian ktp
dan ijasah swerta permohonan pengajuan kerja dalam penulisan jenis kelamin. Jadi
sikap yang harus dilakukan terhadap anaknya yang mengalami transeksual yaitu :
a. Memberikan motivasi , orang tua harus memberikan support dan arahan agar
tidak ingin terjadinya transeksual ,agar orang tersebut bisa berfikir lagi untuk
melakukan transeksual.
b. Mengajak mendekatkan diri pada Allah, dalam alquran pun dijelaskan tidak
diijinkan melakukan transeksual sehingga sikap orang tua harus mengajak
anaknya lebih mendekatkan diri kepada Allah agar memiliki ilmu untuk tidak
melakukan trannseksual.
c. Mengajak ikut ke seminar dan ceramah tentang transeksual, jika ada seminar
maupun ceramah sikap orang tua harus mengajak anaknya mengdengarkan
sehingga merubah niatnya seseorang untuk melakukan transeksual.

15

Nama: Sudaryawan Andi Nur


NIM : 2013730106
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

8. Jelaskan bagaimana pengurusan jenazah yang


mengalami transeksual da transgender?
Jawaban:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui
lagi
Maha
Mengenal.
(Al-Hujurat:13)
Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya terdiri dari dua jenis
saja, yaitu laki-laki dan perempuan dan tidak ada jenis lainnya. Akan tetapi, dalam
kenyataannya banyak di temukan fenomena transeksual yang diikuti dengan tindakan
operasi perubahan kelamin.
Peranan dokter dan para medis dalam operasi penggantian kelamin ini dalam status
hukumnya sesuai dengan kondisi alat kelamin yang dioperasinya. Jika haram maka ia ikut
berdosa karena termasuk bertolong-menolong dalam dosa dan bila yang dioperasi
kelaminnya adalah sesuai syariat Islam dan bahkan dianjurkan maka ia mendapat pahala
dan terpuji karena termasuk anjuran bekerja sama dalam ketakwaan dan kebajikan.
(QS.Al-Maidah:2)
Transeksual dapat diakibatkan oleh faktor bawaan (hormon atau gen) dan faktor
lingkungan yang kemudian memotivasi seseorang untuk melakukan pergantian kelamin.
Adapun hukum operasi kelamin dalam syariat Islam harus diperinci persoalan dan latar
belakangnya. Dalam dunia kedokteran modern dikenal tiga bentuk operasi kelamin yaitu:
Pertama, operasi pergantian jenis kelamin yang di lakukan terhadap orang yang sejak
lahir memiliki kelamin normal, ini tidak diperbolehkan oleh syariat Islam untuk
melakukan operasi kelamin. Menurut Fatwa MUI ini sekalipun dirubah jenis
kelaminnya yang semula normal, kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan
jenis kelamin semula sebelum dirubah.
Kedua, operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap
orang sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti zakar (penis) atau vagina yang tidak
berlubang atau tidak sempurna, operasi kelamin yang yang bersifat tashih atau takmil
(perbaikan atau penyempurnaan) dan bukan penggantian jenis kelamin, menurut para
ulama diperbolehkan secara hukum syariat. Jika kelamin seseorang tidak memiliki
lubang yang berfungsi untuk mengeluarkan air seni atau mani, baik penis maupun
vagina, maka operasi untuk memperbaiki atau menyempurnakannya diperbolehkan,
bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang normal.
Ketiga, operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda, yang dilakukan terhadap
orang sejak lahir memiliki dua organ atau jenis kelamin (penis dan vagina), maka
untuk memperjelas dan memfungsikan secara optimal dan definitif salah satu alat
kelaminnya, maka diperbolehkan melakukan operasi untuk mematikan dan
menghilangkan salah satu alat kelaminnya. Pemfungsian atau penghilangan salah satu
alat kelamin inipun tidak bisa dengan sesuka hati karena harus disesuaikan dengan
fungsi tubuh yang lain. Semisal seseorang yang mempunyai kelamin ganda
mempunyai rahim dan ovarium, maka harus diperjelas bahwa dia adalah seorang
16

wanita, sehingga yang bisa dihilangkan adalah organ kelakiannya. Begitupun


sebaliknya.
Maka, hukum perawatan jenazah pada transeksual yaitu mengacu pada kelamin semula
(sebelum dirubah). Kenapa? Karena jelas bahwa penggantian jenis kelamin yang disengaja
karena ketidakpuasan seseorang terhadap jenis kelamin awalnya (sejak lahir) sehingga ia
ingin mengubahnya menurut hukum islam yaitu haram. Maka apabila ia terlahir sebagai
laki-laki dan mengubah dirinya menjadi perempuan, maka saat ia meninggal ia tetap
diperlakukan jenazahnya sebagai laki-laki, sebagaimana jenis kelamin awalnya.

Nama: Indah Nur Mariani


NIM : 2013730052
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

9. Jelaskan bagaimana tanda-tanda seseorang yang


mengalami kecenderungan mengalami transeksual
dan transgender?
Jawaban:
Berdasarkan American Psychologist Assossiation (APA) Dictionary, transgender
memiliki atau berhubungan dengan identitas gender yang berbeda dari kultural peran
gender yang ditentukan dan jenis kelamin secara biologikal. Transgender merupakan
awal dari semua gangguan identitas, seperti transeksual, gangguan identitas gender,
maupun homoseksual. Mengapa transgender yang menjadi awal mula semuanya? Karena
ketika transgender menetap pada individu, hal itu akan berkembang menjadi
kebimbangan gender pada individu itu sendiri. Ketika individu mulai bingung terhadap
identitas gendernya, maka individu bisa dikatakan mengalami gangguan identitas gender
sehingga memungkinkan individu untuk mengharapkan berjenis kelamin yang
berlawanan dengan jenis kelaminnya sekarang. Hal ini dapat menyebabkan individu
tidak puas dan akhirnya merasa tidak nyaman dengan alat seksualnya dan ingin merubah
kodrat yang telah dimilikinya.
Berdasarkan kamus APA, transeksual merupakan sebuah bentuk gangguan identitas
dimana gangguan ini membuat individu tidak nyaman dan tidak tepat berhubungan
dengan anatomi seks yang dimilikinya. Mereka berharap untuk hidup dengan jenis
kelamin yang lain dan berkeinginan untuk menyingkirkan organ seksual yang
dimilikinya dan menggantinya dengan organ seksual lain.
Di dalam Womens Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep
kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku,
mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang
dalam masyarakat. Maka, gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya, sedangkan seks secara umum
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi
biologi.
Istilah seks (dalam kamus bahasa Indonesia juga berarti jenis kelamin) lebih banyak
berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan
hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya.
Sedangkan gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis,
dan aspek-aspek non biologis lainnya.
Studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity) atau feminitas
(femininity) seseorang. Berbeda dengan studi seks yang lebih menekankan kepada aspek
17

anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness) dan perempuan
(femaleness).
Pada transeksual, individu benar-benar merasa terperangkap dalam tubuh dan
organ seksual yang salah sehingga mereka berkeinginan untuk membuang dan mengganti
organ kelaminnya. Sebagai contoh, individu dengan fisik laki-laki merasa bahwa ia
seharusnya dilahirkan dan hidup sebagai perempuan sehingga ia membuang organ
kelaminnya (penis) dan melanjutkan hidup sebagai perempuan.
Dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) III, penyimpangan
ini disebut sebagai juga gender dysporia syndrome. Penyimpangan ini terbagi lagi
menjadi beberapa subtipe meliputi transseksual, a-seksual, homoseksual, dan
heteroseksual.
Tanda-tanda transseksual yang bisa dilacak melalui DSM, antara lain: perasaan
tidak nyaman dan tidak puas dengan salah satu anatomi seksnya; berharap dapat berganti
kelamin dan hidup dengan jenis kelamin lain; mengalami guncangan yang terus menerus
untuk sekurangnya selama dua tahun dan bukan hanya ketika dating stress; adanya
penampilan fisik interseks atau genetik yang tidak normal; dan dapat ditemukannya
kelainan mental semisal schizophrenia yaitu menurut J.P. Chaplin dalamDictionary of
Psychology (1981) semacam reaksi psikotis dicirikan di antaranya dengan gejala
pengurungan diri, gangguan pada kehidupan emosional dan afektif serta tingkah laku
negativisme.
Dalam fiqih Islam, kita mengenal istilah mukhannats (banci/bencong), mutarajjilah
(wanita yang kelelakian), dan khuntsa (interseks/berkelamin ganda). Sebagaimana perlu
diperhatikan definisi para ulama tentang banci dan waria, berangkat hadist shahih yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:

:
:



Dari Ibnu Abbas, katanya, Nabi Shalllallahu alaihi wa sallam melaknat para
lelaki mukhannats dan para wanita mutarajjilah. Kata beliau, Keluarkan mereka dari
rumah kalian, maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengusir si Fulan, sedangkan
Umar mengusir Si Fulanah [HR al-Bukhri dalam Shahhnya, no. 5886.]
Dalam riwayat lain disebutkan:


Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melaknat para lelaki yang menyerupai wanita,
dan para wanita yang menyerupai laki-laki. [HR al-Bukhri dalam Shahhnya, no. 5885,
dari jalur Ikrimah pula.]
Riwayat yang kedua ini menafsirkan tentang yang dimaksud dengan mukhannats
dan muratajjilah dalam hadits yang pertama. Sehingga menjadi jelas bahwa yang
dimaksud mukhannats adalah laki-laki yang menyerupai perempuan, baik dari cara
berjalan, cara berpakaian, gaya bicara, maupun sifat-sifat feminine lainnya. Sedangkan
mutarajjilah adalah wanita wanita yang menyerupai laki-laki dalam hal-hal tersebut.
[Lihat Mujam Lughatil-Fuqaha, 1/417.]

18

Nama: Michael Yazid R. D


NIM : 2013730066
28 Juli 2015

Dr. dr. Tjahaja Haerani S, MS, SpPar K

10. Jelaskan bagaimana solusi dokter apabila menemukan pasien pada


skenario?
Jawaban:
Memberikan nasihat serta edukasi kepada pasien bahwa yang dilakukan itu tidak
benar seperti tercantum dalam surat An-Nisa ayat 19.
Apabila pasien tetap dengan pilihannya untuk mengganti kelaminnya, dokter harus
mengamil keputusan untuk merujuk ke dokter lain dan tidak mengganti kelaminnya.

19

BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Oleh karena dengan penjelasan di atas, sudah sangat jelas mana yang boleh dan mana
yang diharamkan oleh Allah Swt. Pada skenario seharusnya orang terdekat mengingatkan
agar kembali ke jalan yang benar (pindah lingkungan) oleh karena sebenarnya kodrat orang
tersebut adalah seorang laki-laki. Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al-Hujurat:13
yang menyebutkan bahwa Allah hanya menciptakan manusia atas laki-laki dan perempuan,
sehingga tidak ada jenis kelamin lainnya. Wallahu alam bishowwab

20

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif, Sinar
Grafika, Jakarta, Mei 2010
Bedah Masalah, Percikan Iman, No. 04 Th. XIII April 2012 / Jumadil Akhir 1433
Ilmu kesehatan anak page 117.nelson.
Undang-undang no. 1 tahun 1974
Undang-undang no. 23 tahun 2006
Digilib.uin-suka.ac.id
Kami bukan lelaki : sebuah sketsa kehidupan kaum waria page 51 .books.google.com
Lib.ui.ac.id
Mrizkykurniawan.blogspot
https://www.academia.edu/5028772/Transgender
http://gaya.tempo.co/read/news/2010/04/27/107243625/kunci-sukses-mengobati-pasientransgenderhttp://irna-chuwnha.blogspot.com/2010/06/pandangan-islam-tentangtransgender.html
www.Pikiran-rakyat.com/node/145084 http://www.dakwatuna.com/2009/08/12/3427/fenome
na-transgender-dan-hukum-operasi-kelamin
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/03/07/nktwx2-iniperbedaan-transgender-transeksual-hingga-transvestite
http://kamilah-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-61553-tugas%20pkbu-fenomena
%20transgender%20dan%20transeksual.html
http://almanhaj.or.id/content/3606/slash/0/banci-dalam-tinjauan-syariat/ (diakses pada tanggal
28 Juli 2015 pukul 07.56 WIB)
https://alfadhli.wordpress.com/2015/03/05/klarifikasi-banci-menjadi-imam-shalat/

(diakses

pada tanggal 28 Juli 2015 pukul 07.56 WIB)


https://politikislam123.wordpress.com/2010/11/04/transgender-operasi-kelamin-dalampandangan-islam/ (diakses pada tanggal 28 Juli 2015 pukul 07.56 WIB)
www.anima.ubaya.ac.id
http://mui.or.id/wp-content/uploads/2014/11/06.-Operasi-Perubahan-atau-PenyempurnaanKelamin.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai