Anda di halaman 1dari 11
MAKALAH DISPENSING SEDIAAN ASEPTIK (DSA) POLIMIKSIN B (SULFAT) “Qe KELOMPOK 1 Abni Rachmi Nopitasari 1406664114 Chaya Ning Tyas 1406664240 Erwin Prawirodiharjo 1406664360 Kumia Anisah 1406664524 Rima Hayanti Ritonga 1406664682 Syarifatul Imamah 1406664764 ‘Yoga Angga Sulistya 1406664852 PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2015 KATAPENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha, karena berkat limpahan dan rahmet- ‘Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah terkait Polimiksin B (Sulfa!) ini guna memenuhi tuges mata lkuliah Dispensing Sediaan Aseptik (DSA). Terimakasih atas bimbingen Ibu Rina Mutiara, M. Pharm, Apt. selaiu dosen mata kuliah Dispensing Sediaan Aseptik (DSA) Polimiksin B (Sulfat) merupakan antibiotik yang memerluken penangan khusus dalam proses dispensingnya, terdapat beberapa prosedur yang harus diperhatikan. Makelah ini disusun agar pembaca dapat memperhatiken setiap langkeh dispensing sediaan Polimiksin B (Gulfat) agar terjamin mutu sediaan serta keamanan dan keselamatan kerja pada petugas yang melakukan proses dispensing Polimiksin B (Sulfat). Semoga makalah ini dapat memberiken pengetahuan terkait dengan penyiapan Polimiksin B (Sulfat) dengan benar sesuai dengan prosedur jaminan mutu sediaan, keamanan dan keselamatan kerja setiap petugas dispensing. Saya sadar bahwa makalah ini mash banyak kekurangan dan jauh dari sempura Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca Depok, Mei 2015 Penulis DAFTAR ISI KATAPENGANTAR. DAFTAR ISI. BABI PENDAHULUAN. BAB II POLIMIKSIN B (SULFAT). LL FAT FISIKOKIMIA. SPEK FARMAKOKINETIK... ELAS TERAP ELARUT. ABILITAS.... ENYIAPAN DAN PENCAMPURAN POLIMIKSIN B. ne Ue Be ore be be Boe EAMANAN PETUGAS DALAM PENYIAPAN POLIMIKSIN B SULFAT. 1 PENANGANAN JIKA TERJADI KEBOCORAN ATAU KETUMPAHAN YANG TIDAK DISENGAJA... 110... TABLITIS PENYIMPANAN DAN EXPIRED DATE. DAFTAR PUSTAKA. BABI PENDAHULUAN Polimiksin B merupakan golongan obat antibiotik yang bekerja dengan mekanisme sebagai antimetabilit. Polimiksin merupakan zat yang dihasilken oleh biekan Bacillus polymyza (Prazmowski) Migula (Familia Bacillaceae) atau campuran dari 2 atau lebih bentuk garamnya Polimiksin B merupakan suatu antimetabolit yang diindikasiken dalam pengobatan infeksi akut yang disebabkan Pseudomonas aeruginosa Polimiksin B memiliki sifat fisikokimia khusus yang membuat polimiksin ini perlu diberikan perlakuan khusus dalam proses dispensingnya Polimiksin B dapat mengiritasi selaput lendir dan saluran pemnapasan bagian atas sehingga berbahaya jika terhirup atau terpapar kulit , untuk itu setiap petugas yang melakukan dispensing polimiksin B harus menggunakan alat perlindungen diri yang sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku, melakukan setiap proses pencampuran dengan benar, serta melaicukan penangan terhadap tumpahan Polimiksin B ini dengan prosedur yang bernar untuk menjamin keamanan adan kkeselamatan setiap petugasnya Sediaan Polimiksin B harus disimpan pada kondisi yang tepat untuk menjamin stabilitas sediaan tersebut. Sediaan Polimiksin B yang telah direkonstitusi memiliki waktu kadaluarsa yang menjamin mutu dari sediaan tersebut. BABII POLIMIKSIN B (SULFAT) LL. SIFAT FISIKOKIMIA Polimiksin B adalah garam sulfat dari sejenis polimiksin yaitu zat yang dihasilkan oleh biakan Bacillus polymyza (Prazmowski) Migula (Familia Bacillaceae) atau campuran dari 2 atau lebih bentuk garamnya. Potensi tidak kurang dari 6000unit polimiksin B Fl per mg dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Pemerian Serbuk putih sampai kekuning kuningan tidak berbau atau bau Khas lemah Kelarutan Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol pH Antara 5-7,5 Susut pengeringan Tidak lebih dari 7,0%, lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, dalam hampa udara, pada suhu 60°C selama 3 jam menggunakan 100mg Sisa pemijaran Tidak lebih dari 5,0% lakukan penetapan dengan membasahkan sisa pengarangan dengan 2ml asam nitrat P dan 5 tetes asam sulfat pekat Penyimpanan ‘Wadeh tertutup rapat dan tidak tembus cahaya Polimiksin B adalah sebuah antimetabolit yang diindikesiken dalam pengobatan infeksi akut yang disebabkan Pseudomonas aeruginosa Hanya digunaken untuk mengobati atau mencegah infeksi yang resisten atau lebih kuat yang disebabkan bakteri Injeksi polimiksin B salah satu dari grup antibiotik polipeptida yang berasal dari polimiksia B (aerosporous B) Polimiksin B tidak menghasillcan aktivitas pada bakteri gram positif dan bat anaerob tapi sanget altif pada berbagai | 1 gram negatif mencalup enterobacteria dan spesies non fermentasi Polimiksin B sulfat untuk injeksi dalam bentuk bubuk yang cocok untuk persiapan larutan steril untuk intramuskular, infus, intratekal, atau penggunaan tetes mata 12. ASPEK FARMAKOKINETIK a. Absorpsi Polimiksin B sulfat tidak diserap pada saluran pencemaan, kecuali pada bayi yang mungkin menyerap hingga 10% dari dosis yang diberikan. Polimiksin B juga tidak diserap melalui mukosa membran, atau kulit. ‘b. Distribusi Konsentrasi plasma puncak setelah injeksi intramuskular biasanya terjadi dalam ‘waltu 2 jam, dan polimiksin B sulfat sebagian tidak aktif dalam serum. Polimiksin B secara luas didistribusikan dan teriket ke sel membran dalam jaringan, Ikatan polimiksin B dengan protein serum lemah, Akumulasi dapat terjadi setelah pemberian dosis berulang. Tidak ada difusi polimiksin B dalam CSF (Cerebrospinal Fluid) dan tidak melewati plasenta. Polimiksin B memiliki waktu paruh serum sekitar 6 jam tapi dapat lebih panjang pada pasien dengan gangguan ginjal, waktu paruh serum dengan nilai 2-3 hari dilaporkan terjadi pada pasien dengan klirens kkreatinin kurang dari 10 mL/menit, c. Metabolisme d. Eksresi Polimiksin B sulfat diekskresikan terutama oleh ginjal di bagian filtrasi glomerulus, sekitar 60% dari dosis tidak berubah dalam urin 13. EFEK FARMAKODINAMIK 2 Polimiksin B dan antibakteri polimiksin lainnya memiliki mekenisme kerja terutama dengan mengiket fosfolipid membran dan mengganggu membran sitoplasma bakteri, Polimiksin B memiliki efek bakterisid pada kebanyakan basil Gram negatif kecuali Proteus spp. Polimiksin B terutama efektif terhadap Pseudomonas aeruginosa Organisme gram-negatif lainnya, Acinetobacter spp, Escherichia coli, Enterobacter dan Klebsiella spp., Haemophilus influencae, Bordetella pertussis, Salmonella, dan Shigella spp. Sensitif terhadap pengobatan dengan polimiksin B. Vibrio cholerae 01 Klasik juga sensitif terhadap polimiksin tapi tipe biotipe El Tor dan 0139 umunya tahan/resisten terhadap pengobatan dengan polimiksin B. Serratia, Burkholderia, dan Providencia spp, dan Bacteroides fragilis umumnya juga tahan/resisten terhadap polimiksin B. Polimiksin juga tidak aktif terhadap Neisseria spp., obligate anaerobes, dan bakteri Gram-positif Beberapa jamur seperti Coccidioides immitis masih cukup rentan. Kombinasi antimikroba telah dilaporkan dengan lainnya obat, termasuk Kloramfenikol, tetrasiklin, dan sulfonamida dan trimetoprim. Aksi kerja polimiksin B berkurang dengan adanya ketion divalen seperti kalstum dan magnesium, sehingga aktivitas in vivo lebih rendah dibandingkan dengan in vitro, Resistensi terhadap polimiksin B jarang terjadi, meskipun resistensi adaptif dapat berkembang pada enterobacteria terkena konsentrasi sublethal 14. KELAS TERAPI Polimiksin merupaken golongan Antibiotik a. Indikasi Pengobatan infeksi akut yang disebabkcan oleh strain dari Pseudomonas aeruginosa, digunakan sesekali untuk dekontaminasi usus, penggunaan parenteral digunalan untuk infeksi yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh organisme yang resisten terhadap obat pilihan sebelumnya (misalnya, meningitis pseudomonas - administrasi intratekal) b. Efek Samping 1) Nefrotoksisitas Ditandai dengan albuminuria dan azotemia Hentikan terapi saat terjadi penurunan output urin dan peningkatan BUN 2) CNS menyebabkan neurotoksisitas * Menyebabkan respiratory paralysis saat obat ini diberikan segera setelah anaestesia atau relaksan otot * Gejala yang muncul seperti mengantuk, ataksia dan sakit kepala 3) Superinfeksi Penggunaan jangka lama menyebabkan superinfeksi jamur atau bakteri, termasuk C difficile-associated diarrhea (CDAD) dan pseudomembranous colitis 4) Cardiovaskular, menyebabkan facial flushing 5) Dermatologi, menyebabkan urticarial rash 6) Endokrin dan metabolic menimbulken manifestasi sepertihipokalsemia hiponatremia, hipokloremia 7) Lokal, seperti nyeri di tempat injeksi 8) Reaksi hipersensitivitas termasuk anaphylaksis 15. PELARUT Polimiksin B tersedia dalam vial 10 mL yang berisi 500.000 unit polimiksin B. Untuk injeksi intramuscular (IM), rekonstitusi vial dengan 2 mL water for injection (WFI) steril, NaCl 0,9% atau larutan procaine hydrochloride 1%, Untuk infus intravena (QV), larutken 500.000 unit polimiksin B dalam 300-500 mL DSW. Untuk injeksi intratekal, rekonstitusi vial dengan 10 mL NaCl 0,9%. Procaine hydrochloride sebaiknya tidal digunaken untuk injeksi intratekal 16. STABILITAS Vial diletakkan pada rangan dengan suhu terkontrol dan lindungi dari cahaya Larutan aqueous polimiksin B pada pH 5-7,5 stabil selama 12 bulan dalam lemari pendingin, Namun, direkomendasiken untuk tidak menggunakan produk rekonstitusi setelah 72 jam. Polimiksin B akan menjadi inaktif dalam larutan asam kuat atau basa kkuat, pH maksimum dimana polimiksin B stabil adalah pada pH 3,4. Pada pH 2-7 tidak terlalu banyak menyebabkan dekomposisi obat, Namun dengan semakin bertambah basanya pH, maka dekomposisi obat semakin meningkat. Simpan pada wadah kedap udara 1.7. PENYIAPAN DAN PENCAMPURAN POLIMIKSIN B a) Penyiapan Polimiksin B ‘Tohap 1: Preparasi © Lakcuken penilaian fangsi ginjal sebelum memulai pengobatan © Hindari penggunaan bersamaan relaksan otot curariform dan obat-obat neurotoksik lainnya (eter, tubocurarine,succinyicholine, _gallamine, decamethonium, dan sodium sitrat), Karena dapat menyebabkan depresi pemafasan © Pastikan intake cairan sebelum dan selama terapi. ‘Tahap 2: Pelarutan dan kompatibilitas ¢ Larutkan 500.000 unit dalam 300-500 mL DSW. © Buang bagian yang tidak digunakan setelah 72 jam. b) Pencampuran Polimiksin B: 1) Kompatibel © amikasin, * injeksi asam askorbat, * colistimethate, © difenhidramin, © critromisin laktobionat, * hidrokortison sodium suksinat, © kanamisin, ¢ linkomisin, © penisilin G potasium, © penisilin G sodium, © fenobatbital, © ranitidin, © vitamin B kompleks vitamin C. 2) Inkompatibel amfoterisin B, kalsium klorida, kalsium glukonat, sefazolin, Kloramfenikol, Klorotiazid, heparin, magnesium sulfat. 18. KEAMANAN PETUGAS DALAM PENYIAPAN POLIMIKSIN B SULFAT Dalam menjaga keamanan petugas dalam penyiapan Polimiksin, maka diperlukan adanya OEB (Occupational Eksposur Band) yang merupakan penanda terjadinya paparan dari Polimiksin. OEB untuk polimiksin dapat mengontrol paparan pada kisaran >100ug/m? - <1000ug/m?, pada keadaan tersebut perlu dilakcukan tindakan pencegehan tambehan untuk melindungi terjadinya kontak pada kalit. Polimiksin B dapat mengiritast selaput lendir dan saluran pemapasan bagian atas sehingga berbahaya jika terhirup atau terpapar kulit, Selain itu, Polimiksin juga dapat mengiritasi mata dan kaulit. Dalam melakukan pencampuran, petugas harus senantiasa berhati-hati, dengan memperhatiken hal-hal berikut © Jangan menghirup debu © Hindari kontak dengan kulit dan mata © Gunaken pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata / wajah Alat Pelindung Diri (APD) yang hamus digunakan oleh petugas adalah sebagai berikut * Tagan Gunakan sarung tangan pelindung saat bekerja dengan jumleh besar. * Mata Gunakan kacamata pelindung (goggles) atau kacameta jika kontak mata mungkin terjadi © Kulit Gunakan pakaian pelindung saat bekerja dengan jumlah besar * Perlindungan pemapasan Gunakan masker untuk menghindarai paparan Polimiksin melalui saluran pemafasan. Jika eksposur udara berada di dalam atau melebihi Occupational Eksposur Band (OEB), memakai sebuah respirator yang sesuai dengan faktor perlindungan yang cukup untuk eksposur kontrol ke bawah kisaran OEB. 19. PENANGANAN JIKA TERJADI KEBOCORAN ATAU KETUMPAHAN YANG TIDAK DISENGAJA a Kewaspadaan Kesehatan dan Keselamatan Personil yang terlibat dalam bersih-bersih harus menggunakan alat pelindung diri dan juga personil haus meminimalkan paparan, Alat pelindung dirt yang digunakan © Tangan: Menggunakan sarung tangan pelindung ketika bekerja dengan jumlah besar © Mata Memakai kacamata keselamatan atau goggles jika kontak mata mungkin terjadi © kulit, Mengenakan pakaian pelindung ketika bekerja dengan jumlah besar © Perlindungan saluran pemapasan: Jika eksposur udara melebihi rentang Occupational Exposure Band (OEB), memekai sebuah respirator yang sesuai dengan faktor perlindungan yang cukup untuk mengendaliken eksposur rentang bawah OEB b. Langkah-langkah untuk mengumpulkcan/pembersihan Pastiken apakah tumpahan mengandung bahan yang aman untuk dibersihkan Mengumpulken bahan yang tumpah dengan metode controls dust generation. Gunakan kain baseh atau filtered vacuum untuk membersihken tumpahan padatan ering Area tumpahan dibersihken secara menyeluruh. c. Langkab-langkeh untuk perlindungan Lingkungen: Tempatkan limbah dalam tempat berlabel, wadah disegel untuk dibuang Harus dilakuken perawatan untuk menghindari kontaminasi lingkungan 4. Pertimbangan tambahan untuk tumpahan yang besar: Personil yang tidak terlalu berkepentingan harus dievakuasi dari daerah yang terpapar. Laporkan segera jika terjadi situasi darurat, Pembersihan sebaiknya hanya dilakuken oleh tenaga terlati 1.10. STABLITIS PENYIMPANAN DAN EXPIRED DATE Penyimpanan Polimiksin B dilakukan terlindung dari cahaya dan penutup wadah nya tidak boleh dari natural rubber latex. Sulu penyimpanan Polimiksin B sebelum di rekonstitusi stabil pada suhu kamar 15°C - 30 °C (Drug Information Handbook, 17th 6 edition) atau di beberapa etiket obat menganjurkan pada sulmu 20 °C - 25 °C. Sedangkan subu penyimpanan Polimiksin B setelah di rekonstitusi adalah 2 °C - 8°C. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Jie He, et al, 2010 membandingkan stabilitas Polimixin B Sulfat dari tujuh batch dari sumber berbeda yang dilarutkan air stenil untuk injeksi dan kemudian diencerkan dengan natrium Klorida 0,9% dalam Kantong infus. Sampel kemudian disimpan pada subu kamar (25 °C) atau pada suhu 4 ° C. Sampel disimpan hingga seminggu dengan pengamatan stabilitas setiap hari. Sampel diuji zona penghambatannya terhadap Bordetella bronchiseptica. Stabilitas didefinisiken sebagai retensi >90% dari konsentrasi awal. Dari hasil pengujian disimpulkan Polimiksin B stabil untuk setidaknya satu hari bila disimpan pada 4 atau 25 °C dalam kantong infus yang diencerkan dengan 0,9% natrium Klorida. Stabilitas tidak berbeda secara signifikan antara kedua suhu penyimpanan Polimiksin B yang telah direkonstitusi dalam penyimpanan yang sesuai hanya akan stabil kurang dari 72 jam. Setelah 72 jam, Polimiksin B yang telah direkonstitusi harus dibuang DAFTAR PUSTAKA American Pharmacist Association (APhA), 2009, Drug Information Handbook A Comprehensive Resource for All Clinicians and Healthcare Professionals, 17" Edition, USA, Lexi-Comp, Inc Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia Edist IV. Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta Lacy CF, Armstrong LL, Goldman MP. Lance LL. 2008. Drug Information Handbook, 17% Edition. USA: Lexi Comp Lacy, C.F, et al. 2009. Drug Information Handbook 17% Ed. American Society of Health- ‘System Pharmacists Pfizer 2006. Matertal Safety Data Sheet Polimiksin B Sulfate, Sterile. United Kingdom Pfizer Inc Schull, PD., 2009, McGraw-Hill’s I. Drug Handbook, USA, The McGraw-Hill Companies, Inc. Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36" Ed. London Pharmaceutical Press ‘The Department Of Health. 2009. British Pharmacopoeia. London: The Stationery Office Trissel, L.A. 2009. Handbook On Injectable Drugs 15th Ed. Bethesda, Maryland: American Society of Health-System Pharmacists

Anda mungkin juga menyukai