Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEPANITERAAN BEDAH MULUT

SHOCK DAN PERDARAHAN

Disusun oleh:
Aqilla Tiara Kartikaningtyas
08/264845/KG/08272

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

A. Syok
Syok merupakan sindrom klinis/kondisi yang muncul karena kurangnya aliran darah
dan oksigen ke jaringan dan sel. Perubahan pada metabolisme seluler mengakibatkan
disfungsi seluler, ekspresi mediator inflamasi, dan jejas sel.
1. Syok kardiogenik
Merupakan hasil dari kegagalan jantung untuk memompa secara efektif sehingga cardiac
output berkurang. Syok kardiogenik ekstrinsik terjadi karena adanya tekanan ekstra
kardiak yang membatasi kembalinya darah ke jantung, seperti tension pneumothorax,
pericardial taponade, dan tingginya angka positive end-expiratory pressure. Syok
kardiogenik intrinsik terjadi karena disfungsi miokardial seperti iskemia/kardiomiopati,
infark miokardial, cardiac arythmia, stenosis, rupturnya otot papiler, miokarditis, atau
myocardial contusion.
Tanda dan gejala: turunnya tekanan darah, nyeri dada, bradikardi
Penatalaksanaan: dengan kasus miokardial iskemi menggunakan aspirin oral, heparin i.v,
inhalasi oksigen, beta-blocker i.v, dan i.v/oral morfin dan nitrogliserin.
2. Syok neurogenik
Terjadi karena denervasi simpatetik dari cedera spinal cord, anestesi spinal, atau cedera
kepala berat sehingga terjadi vasodilatasi arteriola dan venodilatasi yang menyeluruh.
Tanda dan gejala:
Di atas daerah cedera : kulit kepucatan, dingin
Di bawah daerah cedera : kulit merah muda, hangat, dan kering
Penatalaksanaan: dopamin, nor-epinefrin, epinefrin
3. Syok anafilaktik
Terjadi karena reaksi alergi terhadap protein asing seperti kacang, sengatan lebah, atau
obat-obatan. Reaksi dimediasi oleh imunoglobulin dan histamin yang mengakibatkan
vasodilatasi dan blood pooling.
Tanda dan gejala:
Ringan : urtikaria, takikardi, takipnea, gatal
Berat : wheezing, edema wajah, hipotensi, nafas pendek
Penatalaksanaan: epinefrin subkutan untuk konstraksi vaskulatur dan dilatasi bronkiolus,
intravena diphenhydramine hydrochloride untuk memblokir reseptor histamin.
(Alturi dkk., 2006)
B. Perdarahan
1. Perdarahan primer
Perdarahan yang terjadi pada saat bedah sampai 6 jam setelah bedah. Mekanisme
hemostatik dapat menghentikan perdarahan dengan pembentukan jendalan.
2. Perdarahan sekunder

Terjadi apabila perdarahan primer telah berhenti dan luka mulai berdarah setelah 24
jam sampai beberapa hari. Dapat disebabkan karena trauma pada area luka, infeksi,
tidak adanya jendalan, atau peningkatan tekanan darah.

3. Perdarahan intermediate
Perdarahan yang terjadi 8 jam setelah perdarahan primer berhenti. Dapat disebabkan
karena adanya benda asing dalam luka seperti kalkulus, patahan instrumen, dan
jaringan granulasi yang masih ada di soket.
(Malik, 2008)

Daftar pustaka:
Atluri P., Karakousis GC., Parrett PM., Kaiser LR. 2006. The Surgical Review, 2nd edition.
Lippincot Williams and Wilkins. Philadelphia
Malik NA. 2008. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. Jaypee. New Delhi

Anda mungkin juga menyukai