Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV

“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

KAJIAN ANALISIS KELURUSAN STRUKTUR DENGAN CITRA LANDSAT


DIGITAL UNTUK EKSPLORASI MINERALISASI EMAS DI DAERAH
BAYAH, KAPUPATEN LEBAK, JAWA BARAT
Sugeng

Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,


UPN “Veteran” Yogyakarta, jl SWK 104 (Lingkar Utara) CondongCatur 55283, Indonesia
Telp : (0274) 486403, Fax (0274)487816
email : Sugengrhj@Plasa.Com

Abstract

Bayah dome is one of a gold mineralization area at West Java. Area of mineralization usually have an intensively
weathering. Up to now, there is no study of the rock alteration and lineament in the dome area by the remote sensing
method. Three remote sensing methods to identify mineralization area i.e.: 1) geometric correction, 2) enhancement, 3)
manual interpretation which process result: filtering, principle component analysis, and false color.
Bayah dome has an ellipse form with North West – South East direction. The lineament patterns are North West –
South East, North – South and North East – South West direction. Seven units of rock have been interpreted from the
principle component analysis. Distribution of the rock alterations and fracture desain are in the center and edge of dome
from the interpretation. The possibilities of a gold deposit areas which are identified by the alteration and lineament are
in the Center, North, North East and East of dome.

1. PENDAHULUAN algoritma indek vegetasi mampu untuk


mendekteksi daerah yang mengalami mineralisasi.
Pengembangan teknologi satelit sumber daya saat
ini, digunakan untuk keperluan berbagai disiplin Maksud penelitian ini untuk memetakan kelurusan
ilmu pengetahuan, khususnya untuk keperluan struktur dan zona alterasi untuk menduga daerah
pemetaan geologi dan eksplorasi mineral bijih yang berpotensi mengandung cebagan bijih emas.
terus dilakukan secara intensif. Tujuannya untuk menunjukkan manfaat dari
penerapan metode pengin-
Salah satu keuntungan penggunaan citra satelit di deraan jauh dalam menunjang eksplorasi mineral,
samping cakupan cukup luas, juga kemampuan khususnya dalam :
pengulangan rekaman di daerah yang sama 1. Pemetaan geologi permukaan terutama
dilakukan pada waktu yang ralatif singkat. ditekankan pada daerah alterasi.
2. Memetakan zona lineament yang ada
Penggunaan citra satelit LANDSAT TM untuk kaitannya dengan mineralisasi di kubah Bayah.
keperluan eksplorasi bijih emas diarahkan pada : 3. Mengetahui batas kubah bayah
pengenalan: kelurusan, batuan yang mengalami
alterasi, bentuk morfologi yang melingkar seperti 2. METODE PENELITIAN
kaldera, kondisi geografi seperti jalan, sungai dan
lain sebagainya. Kelurusan yang dijumpai pada Untuk mencapai sasaran diatas, metode yang
citra berhubungan dengan struktur geologi seperti dilakukan sebagai berikut:
patahan, rekahan, sumbu antiklin dan sinklin
(Sabin,1996). 2.1. Penajaman Citra

Citra LANDSAT juga mampu mendekteksi pola Penajaman citra dilakukan untuk melihat
pengaliran dan topografi permukaan sehingga kenampakan morfologi daerah penelitian. Dari
sangat membantu dalam penafsiran keberadaan penajaman nampak jelas bahwa daerah penelitian
kubah Bayah. Disamping itu penggunaan merupakan dome yang berbentuk elip .

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember SDA - 162
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 meter


2.2. Metode Interpretasi Litologi dan seperti G. Ciawitali, G. Halimun, dan G.
Kelurusan Struktur secara Visual Sanggabuana, lembah Citorek merupakan lembah
cukup luas dan dikelilingi oleh perbukitan dengan
Interpretasi geologi dilakukan dengan kunci untuk sungai Cimadur sebagai sungai utama yang
menginterpretasikan suatu kenampakan pada citra berbentuk huruf U. Sungai yang mengalir di
seperti rona, tekstur, pola, ukuran, dan asosiasi, kubah Bayah antara lain: S. Cibareno yang
diisamping itu di dalam interpretasi geologi juga terletak di bagian sayap timur dari kubah, sungai
memakai unsur penunjang antara lain: analisa Cimadur yang terletak dibagian tengah dari kubah
pola pengaliran Metode interpretasi secara manual Bayah, sedang di sayap bagian barat mengalir
yang dilakukan meliputi: sungai Cipeucangpari.

1. Teknik pemfilteran (filtering) 3.2. Stratigrafi


Tipe filter yang digunakan mengacu pada model
klasifikasi filter yang dikembangkan oleh Stratigrafi daerah Bayah terbagi atas 3 jalur
Sabins.Jr, 1996 yaitu filter” directional “ dan filter tektonik : Jalur sedimen Utara, Tengah, dan
“non directional”. Metode ini untuk mengetahui selatan. Jalur sedimen Utara terdiri dari Formasi
lineament dan batas-batas litologi. Cimapag, Sareweh, Cimanceuri dan dan sedimen
Tersier Muda. Jalur Eruptiva Tengah terdiri dari
2. Transformasi Formasi Andesit Tua dan sedimen Tersier Tua,
Transformasi analisa komponen utama ini sedang Jalur Sedimen Selatan terdiri dari Formasi
dilakukan untuk membedakan satuan batuan Bayah, Cicengkol, Cicarucup dan Citarate.
3. Pembuatan citra komposit
Menggunakan 3 saluran dari penisbaan saluran, Formasi Bayah yang merupakan batuan tertua
metode ini untuk mengidentifikasi litologi dan berumur Eosen terdiri dari batupasir,
penyebaran batuan yang mengalami alterasi. batulempung, batugamping, dan tuf abu-abu
mengandung fragmen batuan ubahan. Formasi ini
2.3. Metode Penggabungan hasil Penajaman menempati dibagian selatan dari kubah Bayah
Interpretasi Visual, dan Peta Geologi
Diatasnya secara selaras Formasi Andesit Tua
Hasil pengolahan diatas dilakukan overlay, (Bemmelen,1970), berumur Miosen Awal terdiri
sehingga diperoleh informasi daerah yang potensi dari tufa breksi dan lava berkomposisi andesit
mengandung cebagan bijih emas. berwarna kehijauan dengan masa dasar bersifat
andesitik tufaan. Formasi ini menempati hampir
3. TATANAN GEOLOGI sebagian besar daerah kubah Bayah.

3.1. Geomorfologi Diatas formasi ini diendapkan Formasi Cimapag


berumur Miosen Awal bagian Atas terdiri dari
Bemmelen (1970) mengemukakan bahwa lapisan basal breksi dan konglomerat polimik
fisiografi daerah Jawa Barat dibagi menjadi 6 yang mengandung fragmen yang lebih tua,
bagian yang meliputi : selanjutnya batuan vulkanik yang berkomposisi
(1) Volkanik Kwarter (Quarternary volcanoes), andesitik sampai dasitik, kadang-kadang
(2) Dataran aluvial Jawa bagian utara, (3) berselingan dengan konglomerat, batupasir,
Antiklinorium Bogor (Bogor Anticlinorium, (4) batulempung, dan batugamping.
Kubah dan Pegunungan dalam zona depresi
tengah (Domes and Ridges in the Central Diatas Formasi Cimapag ini secara tidak selaras
Depression Zone), (5) Zona depresi tengah Jawa diendapkan Formasi Sareweh yang terdiri dari
Barat (Central Depression Zone of West Java), (6) batugamping, napal, batupasir dan tufa. Pada
Pegunungan Selatan Jawa Barat (Southern beberapa tempat batuan ini terpropolitkan dan
Mountains of West Java). Daerah Bayah terletak terkersikan dengan piritisasi yang kadang-kadang
di ujung barat Bogor Zone (Koolhoven ,1933). telah berubah menjadi limonit.
Morfologi daerah Bayah terdiri dari perbukitan
dan lembah, perbukitan dengan beberapa bukit

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember SDA - 163
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

Intrusi-intrusi granodiorit Cihara, diorit kwarsa G. Cibarengkok, daerah Ciawitali dan daerah
Malang dan G. Lukut yang berhungan dengan Cikidang,
vulkanik pada masa pengendapan Formasi
Cimapag dan Sareweh diduga sebagai penyebab 4. PEMBAHASAN
mineralisasi di daerah ini (Sutisna dkk, 1994).
4.1. Bentuk Melingkar
3.4. Struktur Geologi
Hasil interpretasi pola pengaliran dan morfologi
Arah struktur di daerah Bayah berkisar Utara– dari dari bentuk perbukitan melingkar di citra
Selatan, yang mungkin sangat dipengaruhi oleh Landsat TM disimpulkan sebagai struktur kubah.
pengaruh gaya-gaya yang
disebabkan oleh pergerakan aktif lempeng Bentuk morfologi berupa bukit melingkar dapat
tektonik Samudera Hindia di sebelah selatan, dilihat dengan jelas pada citra saluran 4 dan 5,
sejak Miosen hingga saat ini. Lempeng tektonik dimana bentuk morfologi ini di sisi bagian timur
tersebut menyusup masuk kebawah lempeng dan utara sangat jelas sedang di sisi barat dapat
benua Asia (Dangkalan Sunda), dan di lacak dari penjajaran bukit, sememtara di sisi
mengakibatkan munculnya aktifitas orogenesa/ selatan dapat dilacak dari pembelokan beberapa
vulkanisma, kemudian diikuti oleh mineralisasi sungai utama dan anak sungai.
dan ubahan hirothermal berulang-ulang. Dalam Diantara perbukitan melingkar dijumpai depresi
pembentukan kubah Bayah dipengaruhi oleh kecil yaitu depresi Citorek dan depresi dibagian
tektonik regional sebagai akibat NNE – SSW sayap kubah bagian timur.
“Tangential Stress” (Katili dan Koesoemadinata,
dalam S. Soeharto, 1993). Depresi Citorek ditandai dengan adanya bentuk
melingkar sungai Cimadur dan dibatasi oleh
Berdasarkan peta geologi lembar Leuwidamar punggungan yang konsentris, depresi di sisi timur
(Sujatmiko dan S.Santosa,1992) secara umum sayap kubah ukuran lebih kecil ditandai juga
arah struktur patahan Utara – Selatan, sesar naik adanya sungai yang melingkar, kedua depresi ini
dan lipatan mempunyai arah Timur-Barat. diinterpretasikan sebagai kaldera.

Struktur yang mengakibatkan endapan emas Cebakan mineral yang berkaitan dengan struktur
epitermal daerah Bayah dapat diterangkan dengan kubah di Dinkidi, Philipina, hal yang sama di
metode “Strain Ellipsoides” (Yaya Sunarya dalam Jepang dilaporkan kaldera Aso, Kyusiu.
Soeharto,1989) Hubungan terjadinya emas epitermal dengan
kenampakan melingkar juga dilaporkan oleh B
3.5. Mineralisasi dan Batuan Alterasi Wake (1996) di Sulawesi Utara.

Endapan emas di daerah Jawa Barat bagian Keberadaan cebakan emas di daerah Bayah sangat
selatan umumnya terletak pada bagian tengah dan erat hubungannya dengan struktur kubah, daerah-
sayap dari Kubah Bayah. Litologi terdiri dari daerah yang prospek terutama di Cikotok,
batuan yang mulai berumur Oligosen sampai Cirotan, dan di Cikidang terletak di tengah dan di
dengan Kuarter dengan karakteristik dari Kalk sayap kubah. Cikotok terletak di bagian sayap
alkalin sampai dengan batuan andesitic dan selatan kubah Bayah, Cirotan di bagian tengah
intrusi-intrusi yang berupa stock-stock kecil, sedang Cikidang dibagian timur laut sayap kubah.
beberapa ada yang berinterkalasi dengan Mineralisasi di daerah Bayah berhubungan
batugamping Miosen dan batupasir (Bemmelen, dengan proses terbentuknya Kubah Bayah.
1949; Milesi et. Al. 1994 vide Marcoux and Milen Depresi Citorek dan depresi di sayap timur kubah
1995). perlu menjadi perhatian karena menurut Marcoux
(1994) yang memperkirakan depresi Citorek
Mineralisasi di daerah Bayah terdapat di beberapa sebagai kaldera.
daerah seperti: G. Liman, daerah Muara, Daerah
Leuwiliang, Daerah Cipinang, daerah Cipanas,
daerah Cisone, daerah Nirmala,.daerah

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember SDA - 164
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

4.2. Kelurusan Struktur Melihat pola struktur pembawa emas di daerah


yang prospek diatas, bisa disimpulkan bahwa
Pola kelurusan secara umum di daerah Bayah daerah yang lain pada sayap kubah terutama di
mempunyai arah N – S, NE – SW dan SW - SE, bagian utara, timur laut dan timur yang
berdasarkan parameter fisik dan genetik (Raina, mempunyai pola struktur yang sama diperkirakan
1979) kelurusan struktur di daerah penelitian berpotensi mengandung cebagan bijih emas.
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bentuk curvilinear yang menunjukkan adanya 4.3. Alterasi
suatu kubah dan depresi yang diinterpretasikan
sebagai kaldera, Mineralisasi sebagai akibat dari kegiatan proses
2. Bentuk linear yang dapat menunjukkan hidrotermal menyebabkan batuan samping
adanya zona patahan dan batas litologi. mengalami ubahan (alteration), pada citra
Berdasarkan panjang kelurusan Raina, 1979 Landsat TM daerah Bayah kenampakan batuan
membagi menjadi: yang mengalami alterasi tidak tercermin pada
1. Major ( > 300 km) kenampakan ronanya, tetapi interpretasi batuan
2. Intermidiate ( 100 - 300 km) yang mengalami alterasi berdasarkan rona pada
3. Minor (< 100 Km) soil.
Didaerah penelitian kelurusan termasuk minor. Hasil pemrosesan citra komposit dan penisbaan
Di Nevada, Rowan dan Wetlaufer (1977) saluran nampak daerah dengan batuan mengalami
membuktikan bahwa dari 367 bentuk kelurusan alterasi mempunyai rona yang berbeda dengan
80% berhubungan dengan struktur sesar dan batuan yang tidak mengalami alterasi.
selebihnya merupakan punggungan dari
perbukitan. Berdasarkan interpretasi manual beberapa daerah
yang menunjukkan batuan mengalami alterasi
Pola kelurusan struktur di daerah penelitian ada yaitu di Cirotan, Cikotok, Ciawitali, G. Merak,
yang mengikuti pola patahan Meratus yang dan sebelah timur dan timur laut Cikidang.
mempunyai ara NE – SW (Pulunggono dan
Soejono dalam Heru Sigit,1997). Kelurusan yang Penyebaran batuan alterasi dari interpretasi secara
berarah N – S mengikuti patahan Sunda atau umum berada di tengah ,sayap kubah Bayah, baik
“Jampang Trend” dan kelurusan yang sayap selatan, barat, utara, timur, dan timur laut.
mempunyai arah NW – SE mengikuti “The South
Banten Trend” (Sunarya dalam Suharto, 1989). 4.4. Korelasi antara Batuan Teralterasi,
Menurut Suharto (1989) terjadinya endapan emas Kelurusan Struktur, dan Bentuk Melingkar di
epitemal di daerah kubah Bayah berkaitan model Daerah Bayah
struktur geologi yaitu “Jampang Trend” yang
mempunyai arah N – S dan “The South Banten Hasil pemrosesan citra dari batuan yang
Trend” yang berarah NW – SE. mengalami alterasi, jika dilakukan “overlay”
Keberadaan endapan emas yang dikontrol oleh dengan kelurusan struktur, menunjukkan sebaran
suatu kelurusan yang sejajar juga dilaporkan oleh batuan yang mengalami alterasi cenderung
Corbelt (1996) di daerah Porgera, Papua New mengikuti pola kelurusan struktur yang saling
Guinea. berpotongan atau di kelurusannya, tetapi juga ada
Daerah mineralisasi di kubah Bayah seperti di penyebaran batuan teralterasi yang berada diluar
Cikotok terjadi karena perpotongan struktur barat kelurusan.
laut – tenggara (NW-SE) dengan struktur berarah Hasil “overlay” diatas jika di “overlay” dengan
timur laut – barat daya (NE – SW) dan utara – batas kubah secara umum batuan yang mengalami
selatan (N – S), Cirotan terjadi akibat perpotongan alterasi berada di tengah dan tepi kubah, tetapi
struktur berarah barat laut (NW – SE) dengan Pola kelurusan struktur yang berpotongan secara
struktur berarah utara – selatan (N – S) dan timur umum berada di tengah kubah dan ditepi kubah,
laut – barat daya (NE – SW) , dan Cikidang sementara pola stuktur yang tidak berpotongan
dikontrol oleh pola struktur yang mempunyai arah berada diluar kubah..
Timur Laut – Barat Daya (NE – SW) berpotongan Jika di “overlay” dengan satuan batuan hasil
dengan struktur berarah Barat Laut – Tenggara interpretasi dan citra komposit 457. maupun peta
(NW – SE). geologi lembar Leuwidamar menunjukkan bahwa

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember SDA - 165
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

batuan yang mengalami alterasi dan pola UCAPAN TERIMAKASIH


kelurusan struktur yang berpotongan berada pada
satuan breksi gunungapi 3 atau Formasi Cikotok Penelitian ini dapat terlaksana dari dukungan dana
dan Formasi Cimapag (Sujatmiko dan Santosa, dari Bapak Dr. Budi Sulistijo, di Jurusan
1992) dan satuan breksi gunungapi 2 atau breksi Rekayasa Pertambangan ITB, untuk itu saya
Tapos (Sujatmiko dan Satosa1992) serta berada di mengucapkan terima kasih.
tengah dan di tepi kubah, tetapi ada sebagian
batuan yang teralterasi berada di satuan batupasir DAFTAR PUSTAKA
atau Formasi Bayah (Sutisna,1991) , satuan breksi
gunungapi 2 atau breksi Tapos (Sujatmiko dan S. Bemmelen, RW, 1970. The Geology of Indonesia.
Santosa,1992), dan satuan breksi gunung 1 atau Martinus Nijoff/ The Hague.
satuan batuan gunungapi Endut (Sujatmiko dan
S. Santosa,1992). Birnie, RW and JR Francica., 1981. Remote
Fenomena sebaran batuan teralterasi nampak jelas Detection of Geobotanical Anomalies Related to
di daerah Cirotan, Ciusul, Ciawitali, dan G. Batu– Porphyry Copper Mineralization. Economic
G. Pandan, dimana di daerah tersebut mempunyai Geology. Vol 78: 637–647.
arah kelurusan NNE – SSW yang terpotong oleh
kelurusan berarah NW – SE, daerah-daerah Danoedoro, P, 1996. Pengolahan Citra Digital,
tersebut berada di dalam dan di tepi kubah. Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.
Daerah lain dengan batuan teralterasi dan pola
struktur yang sama dengan daerah diatas dan Dewanti, R, A Sarutji dan M Dimyati. Studi
berada di tepi kubah mungkin berpotensi Penyambungan (Mosaicking) Citra Landsat
mengandung cebakan bijih emas, karena itu harus Majalah LAPAN No 46: 28–34.
di tinjau dahulu kondisi lapangan sebenarnya.
Gregory, AF, 1979. Remote Sensing in The
5. KESIMPULAN Search for metallic Ores A Review of Current
Practice and Future Potential. Economic Geology
Berdasarkan kajian yang dilakukan dalam No 31: 511–526.
peneltian ini, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut : Hajar, N dan Soesilo Indroyono. Penggunaan
Citra Landsat Olahan Digital Untuk Penyelidikan
1. Untuk daerah Bayah interpretasi dari citra Geologi Daerah Jawa Barat. Majalah LAPAN No
Landsat dapat diidentifikasi batuan sebanyak 38: 2–15.
7 satuan yaitu: (1) satuan breksi gunungapi 1,
(2) satuan breksi gunungapi 2, (3) satuan tuf, Soesilo Indroyono, 1994. Teknologi Penginderaan
(4) satuan breksi gunungapi 3, (5) satuan Jauh di Indonesia. Jakarta Timur: CV Aksara
batugamping, (6) satuan batupasir, dan (7) Buana.
satuan batuan intrusi.
2. Kelurusan yang dapat diidentifikasi ada 3 Izmaya, H. Koreksi Geometri Data Spot dengan
dengan arah arah NW – SE, N – S, dan NE – Menggunakan Ground Control Points. Warta
SW. LAPAN No 22: 16–19.
3. Berdasarkan interpretasi citra, potensi
endapan emas di daerah Bayah berada di Jensen, JR, 1986. Indtroductory Digital Image
sayap Kubah bagian Utara, Timur Laut, Processing, Printice–Hall.
Timur, daerah depresi Citorek dan depresi
yang ada disayap kubah bagian timur. Koike, K, 1995. Lineament Analysis of satellite
4. Pengolahan citra LANDSAT TM olahan Image Using a segment Tracing Algorithm (STA),
digital dapat mendukung batas kubah, pola Computers & Geosciences Vol 21 No 9: 1091–
kelurusan struktur dan alterasi. 1104.

Lillesand & Kiefer, 1990. Penginderaan Jauh dan


Interpretasi Citra. Gajah Mada Press.

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember SDA - 166
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

Mangillo, MA, 1995, Application of Satellite Soeharto, R.S dan Deddy T. Surisna, 1989.
Imagery to explore and Monitor Geothermal Variasi Mineralisasi Dalam Zona Kubah Bayah
Systems, Course Geothermal Technology, ITB, Banten Selatan, Jawa Barat, PIT–IAGI XVIII,
Bandung. Yogyakarta.

Murni Arymurthy, A dan S. Setiawan, 1992. Budi Sulistijo, 1999. Identification of massive low
Pengantar Pengolahan Citra. Jakarta: PT Elex grade gold deposit in dome areas by combination
Media Komputindo (Kelompok Gramedia). of deep resistivity and image processing methods,
Graduate Team Research Grant Batch IV,
Pasaribu, DP, Hermansyah, Kristadi, HJ, 1998/1999, University Research For Graduate
Tjiptono, AG, 1992. Pengolahan Data Landsat Education (URGE) Project, ITB.
MSS untuk Menunjang Eksplorasi Hidrokarbon
daerah kasus: Cekungan Sumatera Utara, Diskusi Sutisna, DT, Pudjosujarwo, Wahyono H, Soeharto
Ilmiah, Hasil Penelitian LEMIGAS. S, 1991. Eksplorasi Logam Mulia Di Daerah
Jampang (Kab. Sukabumi-Cianjur) dan Bayah
Pirajno, F, 1992. Hidrotermal Mineral Deposits (Kab.Lebak) Jawa Barat, Kolokium Hasil
Principles and Foundamental Concepts for The Penyelidikan Sumber Daya Mineral Indonesia,
Exploration Geologist, Springer–Verlag, Berlin, Bandung.
Heidelberg, New York, London, Paris, 709 h.
Suwiyanto , Asrenny Rianty, 1997. Aplikasi
Rowan, LC, 1977. Discimination of Hydrothermal Penginderaan Jauh dalam Menunjang Eksplorasi
Altered And Unaltered Rocks in Visible and Near Mineral, Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan
Infrared, Geophysics Vol 42 No 3: 522–535. Penginderaan Jauh dalam Kegiatan Pertambangan
di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Geologi
Sabins, FF, 1996. Principles And Interpretation. Universitas Pajajaran Bandung, hal 103–126.
New York: WH Freeman And Company.
Schimidt, RG, 1976. Exploration for Porphyry
Copper Deposits in Pakistan using Digital
Processing of Landsat–1 Data, Journal Reserch
US Geology Survey Vol 4 No 1: 27–34.

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember SDA - 167
Surabaya, 14 – 15 September 2005
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
“Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”

LAMPIRAN

Gambar 3. Potensi Mineralisasi Emas

Gambar 1. Kubah Bayah

Gambar 2. Pola Kelurusan Struktur

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember SDA - 168
Surabaya, 14 – 15 September 2005

Anda mungkin juga menyukai