Anda di halaman 1dari 9

KELAINAN VASKULER HEPATOMEGALI

Posted on May 25, 2011by odasunrise

A. PENGERTIAN
Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis,
demam tifoid, amoeba, penimbunan lemak (fatty liver), penyakit keganasan
seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan
(metastasis). Keluhan dari hepatomegali ini gangguan dari sistem pencernaan
seperti mual dan muntah, nyeri perut kanan atas, kuning bahkan buang air
besar hitam. Pengobatan pada kasus hepatomegali ini berdasarkan penyebab
yang mendasarinya.
B. ANFIS
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga
kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin (Chandrasoma,
2006).
Hati merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500
gram. Hati terdiri dari dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi
menjadi segmen anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen
medial dan lateral oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).
Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan
heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus
mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut
sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan
hati (Price, 2006).
Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil
dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris
membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus
biliaris di dalam traktus porta (Chandrasoma, 2006)
Fungsi dasar hati dibagi menjadi :
Fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah. Ada dua macam

aliran darah pada hati, yaitu darah portal dari usus dan darah arterial, yang
keduanya akan bertemu dalam sinusoid. Darah yang masuk sinusoid akan
difilter oleh sel Kupffer.
Fungsi metabolik. Hati memegang peran penting pada metabolisme
karbohidrat, protein, lemak, vitamin (Guyton, 2003).
Fungsi ekskretorik. Banyak bahan diekskresi hati di dalam empedu, seperti
bilirubin, kolesterol, asam empedu, dan lain-lain.
Fungsi sintesis. Hati merupakan sumber albumin plasma; banyak globulin
plasma, dan banyak protein yang berperan dalam hemostasis (Chandrasoma,
2006).
C. ETIOLOGI
Penyebab yang sering ditemukan:
Alkoholisme
Hepatitis A
Hepatitis B
Gagal jantung kongestif (CHF, congestive heart failure)
Leukemia
Neuroblastoma
Karsinoma hepatoseluler
Intoleransi fruktosa bawaan
Penyakit penimbunan glikogen
Tumor metastatic
Sirosis bilier primer
Sarkoidosis
Sindroma hemolitik-uremik.
D. PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor resiko seperti rokok jamur, kelebihan zat dan infeksi virus
hepatitis B serta alcohol yang mengakibatkan sel-sel pada hepar rusak serta
menimbulkan reaksi hiperplastik yang menyebapkan neoplastik hepatima

yang mematikan sel-sel hepar dan mengakibatkan pembesaran hati.


Hepatomegali dapat mengakibatkan infasi pembuluh darah yang
mengakibatkan obstruksi vena hepatica sehingga menutup vena porta yang
mengakibatkan menurunnya produksi albumin dalam darah (hipoalbumin)
dan mengakibatkan tekanan osmosis meningkatkan tekanan osmosis
meningkat yang mengakibatkan cairan intra sel keluar ke ekstrasel dan
mengakibatkan udema. Menutupnya vena porta juga dapat mengakibatkan
ansietas. Hepatomegali juga dapat mengakibatkan vaskularisasi memburuk,
sehingga mengakibatkan nekrosis jaringan. Hepatomegali dapat
mengakibatkan proses desak ruang, yang mendesak paru, sehingga
mengakibatkan sesak, proses desak ruang yang melepas mediator radang yang
merangsang nyeri.
E. TANDA DAN GEJALA
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika
pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau
perut terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa
nyeri bila diraba. Tanda dan gejala yang lain berupa:
Umumnya tanpa keluhan
Pembesaran perut
Nyeri perut pada epigastrium/perut kanan atas
Nyeri perut hebat, mungkin karena ruptur hepar
Ikterus
Sering disertai kista ginjal
F. KOMPLIKASI
Orang yang hatinya rusak karena pembentukan jaringan parut (sirosis), bisa
menunjukkan sedikit gejala atau gambaran dari hepatomegali. Beberapa
diantaranya mungkin juga mengalami komplikasi, yaitu:
hipertensi portal dengan pembesaran limpa
asites (pengumpulan cairan dalam rongga perut)

gagal ginjal sebagai akibat dari gagal hati (sindroma hepatorenalis)


kebingungan (gejala utama dari ensefalopati hepatikum) atau
kanker hati (hepatoma).
G. TEST DIAGNOSTIK
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan
fisik. Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut,
infiltrasi lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran
empedu. Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika
penyebabnya adalah sirosis. Benjolan yang nyata biasanya diduga suatu
kanker. Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu
menentukan penyebab membesarnya hati adalah:
rontgen perut
CT scan perut
tes fungsi hati.
Uji Normal Makna klinis
Bilirubin serum terkonjugasi 0,1-0,3 mg/dl Meningkat bila terjadi gangguan
ekskresi bilirubin terkonjugasi.
Bilirubin serum tak terkonjugasi 0,2-0,7 mg/dl Meningkat pada hemolitik.
Bilirubin serum total 0,3-1,0 mg/dl Meningkat pada penyakit hepatoseluler.
Bilirubin urine 0 Mengesankan adanya obstruksi pada sel hati
Urobilinogen urine 1,0-3,5 mg/24jam Berkurang pada gangguan ekskresi
empedu, gangguan hati.
Enzim SGOT 5-35 unit/ml Meningkat pada kerusakan hati.
Enzim SGPT 5-35 unit/ml Meningkat pada kerusakan hati
Enzim LDH 200-450 unit/ml Meningkat pada kerusakan hati
Fosfatase alkali 30-120 IU/L Meningkat pada obtruksi biliaris.
H. PENATALAKSANAAN
1. Terapi umum

Istirahat
Diet
Medikamentosa
Obat pertama
Obat alternative
2. Terapi komplikasi
Ruptur : pembedahan
Kista terinfeksi : pasang drainase
3. Pembedahan
Pembedahan
Operasi pintas porto-cava
Aspirasi cairan (bila kista besar)
Skleroterapi (bila ada perdarahan varises)
Transplantasi hati
I. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Keperawatan
Identitas Klien
Aktivitas/ Istirahat:
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot perut. Tidak banyak
aktivitas karena nyeri di perutnya.
Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, takikardi, perubahan
tekanan darah
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Perubahan pola berkemih sulit BAB, BAK sedikit.

Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penambahan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri pada perut kanan atas (sedang / berat)
Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
Keamanan
Kulit kering, gatal.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d proses penyakit, imflamasi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada perut kanan atas
dan punggung.
3. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan masukan oral, mual, status puasa/aspirasi nasogestrik
4. Defisit volume cairan b/d intake yang tidak adekuat, mual, status
puasa/aspirasi nasogestrik.
5. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada pada
perut atas dan punggung, terapi tirah baring.
6. Kurang pengetahuan pasien terhadap penyakitnya b/d status pendidikan.
7. Gangguan peran diri b/d Penyakit jangka panjang, ketergantungan pada
orang lain.
Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut b/d proses penyakit, imflamasi Setelah dilakukan perawatan .. x

24 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dan menghilang dengan


kriteria hasil:
Pasien mengatakan nyerinya hilang
Nyeri berada pada skala 0-3 1. Kaji tingkat nyeri pasien
2. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman dan tindakan kenyamanan
3. Berikan aktifitas hiburan yang tepat
4. Libatkan keluarga dalam askep
5. Berikan obat analgetik 1. Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan
juga tanda-tanda perkembangan/resolusi komplikasi
2. Lingkungan yang nyaman akan membantu proses relaksasi
3. Memfokuskan kembali perhatian; meningkatkan kemampuan untuk
menanggulangi nyeri.
4. Keluarga akan membantu proses penyembuhan dengan melatih pasien
relaksasi.
5. Memberikan penurunan nyeri
2 Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada perut kanan atas
dan punggung Setelah dilakukan perawatan selama x 24 jam diharapkan
gangguan pola tidur pasien akan teratasi, dengan kriteria hasil:
Pasien mudah tidur dalam waktu 30 40 menit
Pasien tenang dan wajah segar

Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup 1. Ciptakan


lingkungan yang nyaman dan tenang.
2. Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.
3. Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti cemas,
efek obat-obatan dan suasana ramai
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi
5. Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur pasien 1.
Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan tidur/istirahat
2. mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien
ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien.
3. Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain dialami dan
dirasakan pasien
4. Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik
relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.
5. Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat
gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
3 Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan masukan oral, mual, status puasa/aspirasi nasogestrik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan
criteria:
Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat

Menunjukkan tingkat energi biasanya


Berat badan stabil atau bertambah
1. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien
2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
3. Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki yang sesuai dengan
program diit Hepatomegali.
4. Berikan pengobatan secara teratur sesuai indikasi
5. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi
1. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik
2. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan
utilisasinya)
3. Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan
makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang
4. Pemberian obat antimual dapat mengurangi rasa mual sehingga kebutuhan
nutrisi pasien tercukupi.
5. Meningkatkan rasa keterlibatannya; Memberikan informasi kepada
keluarga untuk memahami nutrisi pasien

Anda mungkin juga menyukai