BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
pekerjaan
pemesinan
pekerjaan
mengukur
merupakan
Pada
prinsipnya
memilih
alat
ukur
merupakan
upaya
untuk
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas macam-macam dasar-dasar pengukuran, alat
ukur linier langsung, dan pengukuran sudut
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan
teknik pengukuran sesuai dengan aturan yang benar dan dapat
menerapkannya di lapangan industri teknik pemesinan
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat :
a. menjelaskan dasar-dasar pengukuran
b. menjelaskan tentang macam-macam alat ukur linier langsung
c. menjelaskan tentang pengukuran sudut
D. Materi Pokok dan Submateri Pokok
Materi dan submateri pokok dalam modul ini adalah:
1.
Materi Pokok:
a.
Dasar-dasar pengukuran
b.
c.
Pengukuran sudut
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Submateri Pokok:
Pengertian pengukuran
Jenis dan cara pengukuran
Konstruksi umum alat ukur
Nama alat-alat ukur
Macam-macam alat ukur linier langsung
Macam-macam mistar ukur
Menggunakan mistar ukur
Fungsi dan bagian-bagian mistar geser (vernier caliper)
Menggunakan mistar geser
Beberapa jenis lain mistar geser
Fungsi dan bagian-bagian mikrometer
l. Menggunakan mikrometer
m.Beberapa jenis lain mikrometer
n. Macam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur sudut langsung
maupun alat ukur sudut tak langsung
o. Menggunakan bermacam-macam alat ukur sudut untuk memeriksa
sudut-sudut benda ukur
p. Membaca skala alat-alat ukur sudut langsung.
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. MATERI POKOK 1
1. Dasar-dasar Pengukuran
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat mampu :
a. menjelaskan pengertian pengukuran
b. menyebutkan jenis dan cara pengukuran
c. mengetahui konstruksi umum alat ukur
d. mengetahui nama alat-alat ukur
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
besaran
acuan/pembanding/referensi
adalah
Proses
Simbol
m
Massa
Kilogram (kilogram)
kg
Waktu
Detik (second)
Amper (ampere)
Kelvin (Kelvin)
Mol (mole)
mol
Intensitas cahaya
Satuan tambahan
Lilin (candela)
cd
Sudut bidang
Radial (radian)
rad.*)
Sudut ruang
Steradial (steradian)
sr
Arus listrik
Temperatur termodinamika
Jumlah zat
180
rad .
m2
Volume
meterkubik
m3
Kecepatan
meterpersekon
m/s
Percepatan
meter-per-sekon kuadrat
m/s2
Gaya
newton
N; kg.m/s2
Tekanan
pascal
Energi (kerja)
joule
J; N.m; kg.m2/s3
Simbol
Daya
watt
W; J/s; kg.m2/s3
Potensial listrik
volt
V; W/A; kg.m2/(s3.A)
Tahanan listrik
ohm
; V/A; kg.m2/(s3.A2)
b.
linear, misalnya
pengukuran
dimensi
dengan
jenis-jenis
bermacam-macam
alat
pengukuran
ukur
ini
masing-masing
maka
dengan
dibuat
cara
geometri
yang
khas
misalnya
kekasaran
7
untuk
mengkalibrasi
blok
ukur.
Selain
dengan
sumbu
putar
(koordinat
polar).
pengukuran langsung,
b.
c.
d.
e.
f.
a. Pengukuran Langsung
Adalah
proses
langsung.
Hasil
pengukuran
dengan
pengukuran
dapat
memakai
langsung
alat ukur
terbaca.
misanya
toleransi
bentuk
dan
posisi
sehingga
10
beberapa
jenis
alat
ukur
berjenis
menghasilkan
harga
yang
cermat
serta
da;pat
sebagai
proses
pemeriksaan
karena
tidak
11
dengan
pemeriksaan
secara
perbandingan,
12
kebulatan
dan
roda
gigi.
Gambar
dengan
zone)
adalah
sesuai
dengan
makna
toleransi
13
14
15
16
ukur
karena
dimensinya
yang
relatif
besar
dan
pengukuran
yang
tersimpan
dalam
komputer
17
18
dibutuhkan
operator
yang
mempunyai
keahlian
dan
19
pengukuran
geometri
benda
ukur
akan
lebih
Mekanis
2.
Elektris
3.
Optis
4.
Hidrolik
5.
Fluidik
6.
20
Pneumatikmekanik, dsb.
dititikberatkan
pada
aspek
kecermatan
dan
21
c.
Alat-alat Ukur
Alat ukur dapat kita terangkan dari segi pemakaiannya, oleh karena itu
dipakai sistematika pembahasan menurut jenis pengukuran yaitu :
-
22
untuk
mencapai
hasil
yang
kebenarannya
dapat
sama
atau
mendekati
ukuran
yang
diinginkan
dengan
disesuaikan
dengan
permintaan.
Dalam
pembuatan
23
ukuran : 65 g6
atau
65
-,0029
komponen
utamanya
yaitu
sensor,
pengubah,
dan
24
25
yang
diukur
misalnya
parameter
kekakasaran
26
jarum
penunjuk
kecermatan
alat
ukur sama
dengan
kecermatan skala yaitu arti jarak antar garis skala. Bila dibaca
dengan pertolongan skala nonius (satu atau dua dimensi),
kecermatan alat ukur sama dengan kecermatan interpolasi nonius.
Jika digunakan penunjuk digital kecermatan alat ukur diwakili oleh
angka paling kanan (angka satuan terkecil).
Kecermatan dirancang sesuai dengan rancangan bagian pengubah
dan penunjuk alat ukur dengan memperhatikan kepekaan,
keterbacaan dan kapasitas ukur. Kecermatan alat ukur biasanya
bersifat tetap tetapi ada pula alat ukur (terutama jenis komparator)
yang kecermatannya dapat diatur (di set, disetel; adjustable). Alat
ukur dengan pengubah elektrik sering dilengkapi dengan attenuator
pemilih harga pembesaran (magnification). Pembesaran yang
dipilih akan mengubah arti jarak antar garis-garis skala (skala pada
kertas grafik) sehingga dapat mengubah kecermatan.
Alat ukur yang dipilih sesuai dengan kecermatannya yang dikaitkan
dengan besar-kecilnya daerah toleransi objek ukur. Prosedur
pengukuran perlu diikuti dengan seksama supaya kecermatan alat
ukur bermanfaat dan mempunyai makna pada hasil akhir (hasil
proses pengukuran) yang dalam hal ini sering dinyatakan dengan
istilah
ketepatan
(keterulangan,
precision,
repeatability)
dan
27
sumbu
tegak sedang
sumbu
datar
adalah
harga
28
29
tekanan
balik,
yaitu
apabila
pipa
elastis
yang
30
31
pengukuran
yang
masing-masing
terdiri
dari
kali
dengan
ketepatan
atau
kemampuan
untuk
32
suatu
momenputar
alat
yang
yang
berfungsi
disebut
untuk
dengan
menjaga
pembatastekanan
33
34
Apabila
digunakan
micrometer
maka
dapat
terjadi
dapat
mengakibatkan
penyimpangan-
36
sedang
lingkungan
yang
kotor
dan
berdebu
dapat
akan
berubah
dimensinya
apabila
temperaturnya
37
yang
pengukuran
mendekati
tidak
harga
dilakukan
sebenarnya
pada
temperatur
meskipun
standar.
38
adalah
kecermatan,
suatu
dengan
pekerjaan
demikian
yang
orang
memerlukan
yang
melakukan
pengukuran harus :
Waspada
akan
kemungkinan
letak
dari
sumber
39
untuk
hal
ini
dan
kemudian
melaksanakan
pengukuran.
Sadar
bahwa
hasil
pengukuran
adalah
sepenuhnya
Latihan
a.
b.
c.
d.
e.
5.
Rangkuman
Pengukuran dalam arti yang luas adalah : membandingkan suatu
besaran dengan besaran standar.
Berdasarkan sifat dari alat ukur maka dikenal 5 macam alat ukur,
yaitu alat ukur langsung, alat ukur tak langsung/pembanding, alat
ukur standar, alat ukur batas, alat ukur bantu
Konstruksi umum alat ukur terdiri dari sensor, pengubah,
penunjuk/pencatat
Sifat-sifat alat ukur : kepekaan, kemudahan baca (readability),
histerisis, kepasifan (passivity) atau kelambatan reaksi, Pergeseran
(shifting, drift), kestabilan nol (zero stability), pengambangan
(floating).
Kesalahan
/penyimpangan
dalam
proses
pengukuran,
40
41
B.
MATERI POKOK 2
1. Alat Ukur Linier Langsung
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat mampu :
a. menjelaskan macam-macam alat ukur linier langsung ;
b. menyebut macam-macam mistar ukur ;
c. menggunakan mistar ukur ;
d. menyebutkan fungsi mistar geser dan bagian-bagian mistar geser;
e. menggunakan mistar geser ;
f.menyebutkan fungsi mikrometer dan bagian-bagian mikrometer ;
g. menggunakan mikrometer.
3. Uraian dan Contoh
42
43
Meteran lipat
Biasanya dibuat alumunium atau baja. Melihat konstruksinya
maka meteran lipat sebetulnya merupakan gabungan dari
mistar ukur dengan sambungan engsel pada setiap ujungnya.
Mengingat kemungkinan ausnya engsel dan ketidak lurusan
garis pengukuran sewaktu melakukan pengukuran, maka
meteran
lipat
tidak
memberikan
hasil
yang
lebih
baik
Meteran gulung
Meteran gulung dibuat dari pelat baja tipis yang dapat digulung
dan ditempatkan dalam suatu kotak. Penggulungannya dapat
dipermudah dengan bantuan pegas. Biasanya meteran gulung
yang paling panjang mempunyai kapasitas ukur sampai 50 m.
Pada ujung dari pelat diberi kaitan atau gelang guna
mepermudah pengukuran.
1.3.
44
45
bagaimana
cara
penyimpangan-penyimpangan
menggunakannya
dalam
sehingga
pengukuran
dapat
46
47
48
Gambar 2.3. Bagian umum dari mistar ingsut dengan skala nonius.
2.1. Mistar Ingsut dengan Skala Nonius (Vernier Caliper)
Pada gambar 2.3 dapat dilihat secara umum bentuk dari mistar
ukur dengan skala nonius. Ada dua macam bentuknya, yaitu yang
hanya mempunyai rahang ukur bawah dan yang lain mempunyai
rahang ukur bawah dan atas. Mistar ingsut yang hanya
mempunyai rahang ukur bawah saja digunakan untuk mengukur
dimensi luar dan dimensi dalam dari benda ukur. Sedangkan
mistar ukur yang mempunyai rahang ukur atas dan bawah dapat
digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam, kedalaman
(depth) celah dan ketinggian alur bertingkat. Untuk skala
pembacaan dengan sistem metrik, mistar ingsut ada yang panjang
skala utamanya dari 150 mm, 200 mm, 250 mm dan 300 mm,
bahkan ada juga yang sampai 1000 mm. Kecermatan pembacaan
bergantung pada skala noniusnya yaitu 0,10, 0,05 atau 0,02 mm.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut
adalah :
- Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada
batang ukur dengan baik tanpa bergoyang.
- Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua
rahang dengan cara mengatupkan rahang.
- Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan
menggunakan ujung rahang ukur (harus agak ke dalam),
supaya kontak antara permukaan sensor dengan benda ukur
cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri (self
aligning) yang akan meniadakan kesalahan kosinus.
- Tekankan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa
melenturkan rahang ukur ataupun lidah ukur kedalaman
sehingga mengirangi ketelitian (ada kesalahan sistematik akibat
lenturan).
Ketepatan
(keterulangan;
precision/repetability)
49
pengukuran
bergantung
pada
ketepatan
(keterulangan)
ada,
gunakan
mur
penggerak
cermat
untuk
50
Kecermatan
0.10 mm
0.05 mm
0.02 mm
Satu putaran
jarum
penunjuk
sensor
tergeser
10 mm
5 mm
2 mm
Selang
pembagian
skala
utama
10 bagian
20 bagian
5 bagian dalam
satuan
0.1 mm
1 cm
1 mm
1 mm
Konstruksi dari mistar ingsut dengan jam ukur dapat dilihat pada Gambar
2.5
Untuk
pembacaan
dalam
skala
metrik
maupun
skala
inchi
51
52
gerak dapat bergerak bebas. Ketika benda ukur dijepitkan diantara rahang
ukur, poros jam ukur akan lebih atau kurang tertekandibandingkan dengan
posisinya semula saat penyetelan nol. Akibatnya, gerakan jarum penunjuk
akan terhenti pada suatu angka tertentu yang menggambarkan ukuran
sebenarnya dari objek ukur (angka relatif terhadap harga acuan saat
dilakukan penyetelan nol). Kadang pada piringan skala jam ukur
dipasangkan dua penanda yang dapat diatur posisinya sehingga
menggambarkan batas bawah dan batas atas toleransi objek ukur.
diameter
tingkatan,
mengukur
luar,
mengukur
celah,
kedalaman,
mengukur
mengukur
diameter
luar,
dan
sebagainya.
Agar
pemakaian
menimbulkan
mistar
ingsut
berjalan
kemungkinan-kemungkinan
baik
dan
yang
tidak
dapat
53
ingsut
yang
banyak
beredar
sekarang
ada
yang
mempunyai skala ukur dalam inchi dan ada pula yang dalam
metrik. Akan tetapi, kebanyakan mistar ingsut yang digunakan
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
54
dibagi
dengan
10
bagian.
Akan
tetapi
yang
55
56
skalanya
bisa
diatur ini
pembacaan
ukuran, bila
57
58
59
pada
peluncur
yang
memungkinkanpengukuran
60
61
62
63
64
65
4. Mikrometer (Micrometer)
Mikrometer merupakan alat ukur linear yang mempunyai kecermatan
yang lebih tinggi dari pada mistar ingsut, umumnya mempunyai
kecermatan sebesar 0,01 mm (meskipun namanya mikrometer).
Jenis khusus memang ada yang dibuat dengan kecermatan 0,005
mm, 0,002 mm, 0,001 mm dan bahkan sampai 0,0005 mm (dibantu
dengan skala nonius.
Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering
dimanfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan
beragam komponen yang dibuat berdasarkan acuan toleransi
geometrik dengan tingkat kualitas sedang s.d. menengah. Jadi,
kecermatan sebesar 0,001 mm dianggap sesuai karena semakin
cermat alat ukur memerliukan kesaksamaan yang tinggi saat
pengukuran dilangsungkan (lebih cocok dilakukan di kamar ukur, atau
lab ukur/metrologi daripada dilakukan di pabrik dengan berbagai jenis
gangguan; getaran, debu, suhu).
Proses pengukuran dengan memakai mikrometer yang dilakukan oleh
operator yang belum ahli atau yang dilaksanakan di bagian produksi
(lantai pabrik;shop floor) biasanya akan menghasilkan penyimpangan
rambang lebih dari satu mikrometer, sehingga hasil pengukuran yang
diulang-ulang akan makin menyebar. Akibatnya, ketepatan proses
pengukuran akan relatif rendah. Dengan demikian, kecermatan
pembagian skala sam;pai dengan satu mikrometer menjadi tidak
berarti. Pengukuran yang menghendaki kecermatan sampai satu
mikrometer menjadi tidak berarti.yang menghendaki kecermatan
sampai satu mikrometer atau lebih memerlukan alat ukur yang lebih
cermat seperti Johansson microcator atau alat ukur pembanding
(komparator) yang lain dan perlu dilaksanakan dengan lebih saksama.
66
67
4.1.
menyebabkan
kesalahan
sistematik
dan
bisa
merusak
68
silinder putarnya
dihentikan
dengan
harapan
untuk
menjamin
ketepatan
proses
pengukuran.
4.2.
69
ini
menggunakan
mengandung
mikrometer
arti
bahwa
secara
selain
benar,
diwajibkan
mikrometer
untuk
jangan
Kedudukan
nol;
apabila
mulut
ukur
dirapatkan
garis
70
71
pemeriksaan
kesejajaran
juga
menggunakan
sinar
monochromatis, bisa juga sinar lampu. Dengan adanya sinar ini maka
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
72
dapat dilihat apakah ada garis berwarna pada kedua muka ukur
mikrometer yang diperiksa. Sudah barang tentu untuk memeriksanya
kedua muka ukur harus betul-betul bersih dari kotoran agar
pemeriksaannya seliti.
Untuk
memeriksa
kesejajaran
muka
ukur
mikrometer
yang
posisi
dicatat
apa
yang
terjadi.
Kemudian
hasil
73
4.5.
bahwa
posisi
nol
betul-betul
tepat
baru
dilakukan
pemeriksaan dengan mengukur blok ukur yang 0.5 mm, dicatat harga
yang ditunjukkan oleh skala mikrometer.
Kemudian diteruskan mengukur blok ukur dengan ukuran yang lebih
tinggi sampai pada mengukur blok ukur yang maksimum. Setiap kali
mengukur blok ukur harus dicatat harga yang ditunjukkan oleh skala
mikrometer. Dengan demikian diperoleh harga-harga pengukuran blok
ukur dengan mikrometer yang banyaknya tergantung dari jumlah blok
ukur yang digunakan untuk pemeriksaan. Besarnya tingkat kesalahan
yang mungkin terjadi adalah:
Kesalahan = pembacaan mikrometer ukuran blok ukur
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
74
Kemudian
dilakukan
pengukuran
ulang
dengan
cara
seperti
75
Kesalahan Kumulatip
(m)
2
3
4
5
6
7
Sampai dengan 75
di atas 75 s/d 175
di atas 175 s/d 275
di atas 275 s/d 375
di atas 375 s/d 475
di atas 475 s/d 500
.
4.6.
Karena
satu
putaran
penuh
skala
putar
76
77
memungkinkan
kecermatan
mikrometer
sampai
0.0001
tersebut
inchi
memiliki
atau
0.001
78
79
segaris
dengan
garis
batas
yang
berarti
80
81
kedudukan
nol
ini
dilaksanakan
dengan
82
tetapnya
yang
diganti,
sehingga
didapat
buah
landasan
tetap
dengan
83
84
jumlah
yang
banyak
dapat
diperiksa
ukuran
85
86
87
88
89
90
91
92
3. Latihan
1) Sebutkan yang termasuk alat ukur linier langsung ?
2) Sebutkan macam-macam mistar ukur ?
3) Sebutkan fungsi mistar geser ?
4) Uraikan bagian-bagian mistar geser !
5) Sebutkan fungsi masing-masing mikrometer ?
4. Rangkuman
Sebagian besar pengukuran geometris benda ukur dalam
metrologi industri adalah menyangkut pengukuran linier atau
pengukuran panjang (jarak), diameter poros, tebal gigi, lebar,
kedalaman, perhitungan sudut dengan metoda sinus atau
tangen, kesemuanya itu merupakan contoh dari dimensi panjang
(linier) dari benda ukur yang memang mempunyai variasi bentuk
panjang yang bermacam-macam
Jenis alat ukur linier langsung dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu :
1. Mistar ukur dengan berbagai macam bentuk
2. Mistar ingsut (jangka sorong) dengan berbagai bentuk
3. Mikrometer dengan berbagai bentuk
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling sederhana
dan banyak dikenal orang, jenisnya terdiri dari meteran lipat,
meteran gulung dan mistar ukur berkait (hook rule)
Mistar ingsut, alat ukur ini banyak terdapat di bengkel-bengkel
kerja, yang dalam praktik sehari-hari mempunyai banyak sebutan
misalnya jangka sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier
Ada 2 jenis utama mistar ingsut nonius sebagaimana yang
ditunjukkan
pada
gambar
berikut
.Jenis
pertama
hanya
93
94
PENGUKURAN SUDUT
A.
MATERI POKOK 3
1.
Pengukuran Sudut
2.
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat mampu :
a. menyebutkan bermacam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur
sudut langsung maupun alat ukur sudut tak langsung;
b. menggunakan
bermacam-macam
alat
ukur
sudut
untuk
95
piringan
skala
utama
dengan
batang
penegang
96
97
99
100
mekanis
digunakan
pada
sistem
pengubah
mikrometernya.
Bayangan benda ukur bisa dilihat pada layar dan hasil pengukuran
(besarnya dimensi benda ukur) bisa dilihat pada skala mikrometer
atau skala sudut. Dengan demikian, proyektor bentuk ini bisa
digunakan untuk mengukur bentuk mengukur panjang dan
mengukur sudut. Karena komponen-komponen utamanya banyak
menggunakan lensa maka benda-benda yang diukur dengan
proyektor bentuk harus mempunyai dimensi ukuran yang relatif
kecil. Hal ini perlu guna menghindari rusaknya permukaan lensa
tempat meletakkan benda ukur.
Bagan dari proyektor bentuk dapat dilihat pada Gambar 18 Dari
gambar tersebut dapat dijelaskan disini beberapa komponen
penting dari proyektor bentuk antara lain yaitu lampu, lensa
kondensor, filter penyerap
panas, filter berwarna, kaca alas, lensa proyeksi, cermin datar dan
layar.
Cara kerja ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: Benda ukur
diletakkan di atas kaca alat, bila perlu digunakan penjepit benda
ukur. Lampu dinyalakan untuk mendapatkan sinar yang sinarnya
diarahkan ke benda ukur. Dengan adanya lensa proyeksi dan
kaca/cermin datar maka sinar dibiaskan menuju layar. Dengan
adanya sinar ini maka bayanga dari benda ukur akan dapat dilihat
pada layar. Bayangan tersebut akan kelihatan dengan dimensi
ukuran yang lebih besar dari pada dimensi sesungguhnya. Hal ini
terjadi karena proyektor bentuk ini dilengkapi dengan lensa
pembesar. Hasil pengukuran dapat dilihat pada skala mikrometer
ataupun skala sudut. Sistem skala sudutnya sama dengan sistem
skala sudut dari busur bila yang mempunyai skala utama dan skala
nonius. Untuk pengukuran sudut, tingkat kecermatan yang bisa
diperoleh dengan proyektor bentuk adalah 6 menit (6).
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
101
102
103
4. Rangkuman
projector).
Busur
baja
merupakan
alat
ukur
sudut
yang
hasil
104
105
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran dalam arti yang luas adalah : membandingkan suatu
besaran dengan besaran standar. Besaran standar tersebut harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
pekerjaan
pemesinan
pekerjaan
mengukur
merupakan
106
Pada
prinsipnya
memilih
alat
ukur
merupakan
upaya
untuk
hasil
pembelajaran
peserta
diklat,
adalah
dapat
107
KUNCI JAWABAN
Evaluasi Materi 1
1. Sebutkan syarat-syarat suatu besaran standar ?
2. Uraikanlah jenis dan cara pengukuran
3. Sebutkan sifat-sifat alat ukur ?
4. Uraikanlah bagian-bagian dan konstruksi umum alat ukur !
5. Sebutkan jenis-jenis pengukuran ditinjau dari segi pemakaiannya?
Jawab :
1. Syarat-syarat suatu besaran standar
a. Dapat didefinisikan secara phisik
b. Jelas dan tidak berubah dengan waktu
c. Dapat digunakan sebagai pembanding, dimana saja di dunia ini
2. Jenis Pengukuran dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Linear
b. Sudut atau kemiringan
c. Kedataran
d. Profil
e. Ulir
f. Roda gigi
g. Penyetelan posisi
h. Kekasaran permukaan
Dari bermacam-macam jenis pengukuran tersebut di atas hanya
pengukuran linear yang paling banyak dipakai. Macam-macam masalah
pengukuran dapat dipecahkan dengan menggunakan pengukuran linear,
misalnya pengukuran dimensi dengan toleransinya dan juga penentuan
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
108
bermacam-macam
alat
ukur
masing-masing
dengan
cara
pengukuran langsung
b.
c.
d.
a. Pengukuran Langsung
Adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang mana hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada skala yang telah dikalibrasi
yang terdapat pada alat ukur tersebut (alat ukur langsung). Contohnya
adalah mengukur panjang dengan micrometer
b. Pengukuran Tak Langsung
Adalah pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai alat-alat ukur
dari jenis pembanding, standar dan pembantu. Perbedaan harga yang
ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewaktu mengukur
obyek ukur dan ukuran standar (pada alat ukur standar) dapat
digunakan untuk menentukan dimensi dari obyek ukur.
c. Pengukuran Dengan Kaliber Batas
Adalah pengukuran yang tidak menentukan ukuran suatu dimensi
dengan pasti, melainkan hanya menunjukkan apakah dimensi
tersebbut terletak di dalam atau di luar daerah toleransi ukuran. Cara
pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk mempercepat pemeriksaan
atas produk yang dibuat dalam jumlah besar, dan alat ukur yang
digunakan adalah dari jenis kaliber (go & not go gauges)
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
109
110
111
menggunakan
mistar
ukur
bertujuan
menghindari
112
c. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran
muka rahang ukur betul-betul tepat.
d. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur
harus diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua
rahang
ukur
akan
menyebabkan
kebengkokan
atau
113
memelihara
alat
ukur, kita
ambil
contoh
pemeliharaan
Mikrometer :
Pemeliharaan mikrometer harus diperhatikan betul-betul. Bila terjadi
kerusakan kecil saja pada mikrometer maka tingkat kecermatannya
pun menjadi berkurang. Oleh karena itu, cara menggunakan dan
memelihara mikrometer ini harus dilakukan dengan baik. Setelah
dipakai harus dilap yang bersih dengan kain pembersih yang
disediakan dan harus diberi vaselin bila disimpan ditempatnya.
Salah satu cara untuk mengecek tingkat kecermatannya adalah
dengan cara kalibrasi. Kalibrasi alat-alat ukur dalam jangka waktu
tertentu setelah digunakan perlu dilakukan untuk mengkalibrasi
mikrometer adalah sebagai berikut :
1. Mengecek apakah gerakan silinder putar atau poros ukur betulbetul stabil dalam arti tidak ada goyangan.
2. Mengecek apakah kedudukan posisi nol dari skala ukur sudah
tepat.
3. Mengecek apakah kedua muka ukur (sensor) mempunyai kerataan
dan kesejajaran bila dirapatkan.
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
114
dalam
pengecekan
mikrometer
tersebut
yaitu
115
116
117
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LATIHAN MENGUKUR
A.
b.
2. Peralatan
a.
Mistar Geser
b.
Pengukur Tinggi
3. Bahan
a. Benda ukur sesuai gambar kerja
4. Keselamatan Kerja
a.
b.
c.
5. Langkah Kerja
a.
118
b.
c.
d.
Ukur tebal
e.
f.
LEMBAR KERJA
MESIN
PPPG Teknologi
Hasil Pengukuran
Komponen yang
1
2
3
4
Rata2
diukur
TEBAL
PANJANG
t
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
h1
PENGUKURAN
Nilai
Yg Di Standa
capai
rd
8
28
28
119
TINGGI/
TINGKAT
SUDUT
h2
h3
h4
h5
h6
H7
1
2
3
1
2
3
4
Group :
Nama :
TEDC Bandung
Departemen
Mesin
KOMPONEN
METODA
HASIL
KETERAMPILAN
WAKTU
14
Instruktor
Lembar Penilaian
MENGUKUR TINGGI DENGAN HEIGHT
GAUGE/ MISTAR GESER
SUB KOMPONEN
Langkah kerja
Sikap kerja
Penggunaan alat
Keselamatan kerja
Sub Total
Nilai
Maks
Yang
dicapai
4
2
2
2
10
Tebal
Panjang
Tinggi
Sudut
8
28
28
14
Sub Total
Tepat
80
10
20
100
Kode :
Mulai tgl :
Dicapai :
Waktu Standard
:
Keterangan
120
Lambat
Sub Total
0
10
TOTAL
100
B.
b.
c.
d.
Mengukur panjang
2. Peralatan
a.
Mikrometer luar
b.
Mistar Geser
3. Bahan
a.
4. Keselamatan Kerja
a.
b.
c.
5. Langkah Kerja
a.
b.
c.
d.
LEMBAR KERJA
MESIN
PPPG Teknologi
Komponen yang
diukur
DIAMETER
Hasil Pengukuran
1
2
3
4
Rata2
d1
d2
d3
d4
PENGUKURAN
Nilai
Yg Di Standa
capai
rd
52
122
PANJANG
d5
d6
d7
L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
Group :
Nama :
28
Instruktor
TEDC Bandung
Departemen
Mesin
KOMPONEN
METODA
HASIL
KETERAMPILAN
Lembar Penilaian
MENGUKUR DIAMETER LUAR DENGAN
MIKROMETER
SUB KOMPONEN
Langkah kerja
Sikap kerja
Penggunaan alat
Keselamatan kerja
Sub Total
Diameter
Panjang
Nilai
Maks
Yang
dicapai
4
2
2
2
10
20
100
Kode :
Mulai tgl :
Dicapai :
Waktu Standard
:
Keterangan
52
28
123
Sub Total
Tepat
Lambat
Sub Total
WAKTU
80
10
0
10
TOTAL
100
C.
Mengukur
Kedalaman
dengan
Mikrometer Kedalaman
1. Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari dan berlatih topik ini peserta dapat :
a.
b.
c.
Mengukur kedalaman
d.
Mengukur panjang
e.
f.
g.
Mengukur champer
2. Peralatan
a.
b.
Mistar geser
c.
Bevel Protector
3. Bahan
a.
4. Keselamatan kerja
a.
124
b.
c.
5. Langkah kerja
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
LEMBAR KERJA
MESIN
PPPG Teknologi
Hasil Pengukuran
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
PENGUKURAN
Nilai
125
Komponen yang
diukur
L1
KEDALAMA
L2
N
L3
PANJANG
L4
L5
L6
d1
d2
d3
DIAMETER
d4
d5
d6
C1
CHAMPER
C2
Rata2
Yg Di Standar
capai
d
27
18
30
5
Metode dan Waktu
Group :
Nama :
Instruktor
TEDC Bandung
Departemen
Mesin
KOMPONEN
METODA
HASIL
KETERAMPILAN
Nilai
Lembar Penilaian
MENGUKUR KEDALAMAN DENGAN
DEPTH MIKROMETER/ MISTAR INGSUT
SUB KOMPONEN
Langkah kerja
Sikap kerja
Penggunaan alat
Keselamatan kerja
Sub Total
Kedalaman
Panjang
Diameter
Champer
20
Nilai
Maks
Yang
dicapai
4
2
2
2
10
100
Kode :
Mulai tgl :
Dicapai :
Waktu Standard
:
Keterangan
27
18
30
5
126
Sub Total
Tepat
Lambat
Sub Total
WAKTU
80
10
0
10
TOTAL
100
D.
Mengukur
diameter
dalam
b.
c.
d.
e.
f.
Mengukur tebal
g.
Mengukur champer
2. Peralatan
a.
b.
Mistar geser
c.
Bevel Protractor
3. Bahan
a.
127
4. Keselamatan Kerja
a.
b.
c.
5. Langkah Kerja
a.
b.
c.
d.
e.
LEMBAR KERJA
MESIN
PPPG Teknologi
PENGUKURAN
128
Hasil Pengukuran
Komponen yang
1
2
3
4
Rata2
diukur
TEBAL
CHAMPER
DIAMETE
R
Nilai
Yg Di Standa
capai
rd
t1
t2
t3
c1
c2
c3
d1
d2
d3
d4
Group :
Nama :
15
15
20
30
Instruktor
TEDC Bandung
Departemen
Mesin
Lembar Penilaian
20
100
Kode :
Mulai tgl :
129
KOMPONEN
METODA
HASIL
KETERAMPILAN
WAKTU
15
15
20
30
Sub Total
Tepat
Lambat
Sub Total
80
10
0
10
TOTAL
Dicapai :
Waktu Standard
:
Keterangan
100
REVIEW
130
KEGIATAN BELAJAR 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan
jelas !
1.
2.
3.
4.
5.
KEGIATAN BELAJAR 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan
jelas !
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KEGIATAN BELAJAR 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1.
2.
3.
131
4.
132
Perlu
Pengetahuan dan
Ya
Keterampilan
1.
Tidak
Latihan
Lanjutan
Menggunakan
1.1
Macam-macam
bermacam-
ukur
digunakan
mengukur
alat
untuk
mengukur
2.
Menentukan
ukuran
2.1
suatu
objek ukur
3.
Memelihara
3.1
alat ukur
Alat-alat
ukur
dipelihara
LEMBARAN PENILAIAN
Modul
TEKNIK PENGUKURAN
133
...
Nama Penilai
...
Kompeten
Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang Tanda tangan Penilai :
hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
Tanggal :
Saya sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Penilai :
penilaian dan alasan mengambil
keputusan tersebut
Tanggal :
DAFTAR PUSTAKA
J.W. Greve, (1967) Handbook Of Industrial Metrologi, New Jersey: Society
Of Manufacturing Engineers Prentice Hall
Departemen Mesin Produksi dan Konstruksi
PPPPTK BMTI Bandung
134
135