Anda di halaman 1dari 24

PEMBERDAYAAN SDM

PERSONALIA DALAM
PENDIDIKAN ISLAM

Isu-isu

diseputar ukhrowi yang dalam bahasa


filosofis akademiknya disebut eskatologi
(eschatology)

Eskatologi adalah doktrin tentang Akhir, sebuah


doktrin yang membahas tentang keyakinan yang
berhubungan dengan kejadian-kejadian akhir hidup
manusia spt kematian, hari kiamat, berakhirnya
dunia, kebangkitan kembali, pengadilan akhir,
surga, neraka, dsb.

TUJUAN PERJALANAN HIDUP MANUSIA

Dalam konsep filsafat Islam, tujuan perjalanan


hidup manusia adalah mencapai perjumpaan
kembali dengan Tuhan. Perjumpaan kembali itu
pada tahapan nafs yang sepenuhnya bersifat
spiritual, karena hakikat nafs adalah spiritual, dan
dengan sangat indah Tuhan memanggil nafs
dalam QS. 89:27-30

Adapun jalan menuju pertemuan denga


Tuhan adalah dengan iman dan amal
)saleh. (Q.S. 18:110






Pada dasarnya manusia milik Alloh dan
)akan kembali kepada-Nya. (Q.S. 10:4

Muslim yang bermakrifat atau muslim yang menyaksikan


Allah taala dengan hati (ain bashiroh) adalah muslim yang
selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan ingat
kepadaNya.
Imam Qusyairi mengatakan Asy-Syahid untuk menunjukkan
sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang
membuatnya selalu sadar dan ingat, sehingga seakan-akan
pemilik hati tersebut senantiasa melihat dan menyaksikanNya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat
ingatannya menguasai hati seseorang maka dia adalah
seorang syahid (penyaksi)
Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang
sahabatnya bernama Zilib Al-Yamani, Apakah Anda pernah
melihat Tuhan?
Beliau menjawab, Bagaimana saya menyembah yang tidak
pernah saya lihat?
Bagaimana Anda melihat-Nya? tanyanya kembali.
Beliau menjawab Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan
pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati

Sebuah riwayat dari Jafar bin Muhammad beliau ditanya:


Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau
menyembah-Nya? Beliau menjawab: Saya telah melihat
Tuhan, baru saya sembah. Bagaimana anda melihat-Nya?
dia menjawab: Tidak dilihat dengan mata yang memandang,
tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.
Munajat Syaikh Ibnu Athoillah, Ya Tuhan, yang berada di
balik tirai kemuliaanNya, sehingga tidak dapat dicapai oleh
pandangan mata. Ya Tuhan, yang telah menjelma dalam
kesempurnaan, keindahan dan keagunganNya, sehingga
nyatalah bukti kebesaranNya dalam hati dan perasaan. Ya
Tuhan, bagaimana Engkau tersembunyi padahal Engkaulah
Dzat Yang Zhahir, dan bagaimana Engkau akan Gaib,
padahal Engkaulah Pengawas yang tetap hadir. Dialah Allah
yang memberikan petunjuk dan kepadaNya kami mohon
pertolongan

Syaikh Abdul Qadir Al-Jilany menyampaikan,


mereka yang sadar diri senantiasa memandang Allah Azza
wa Jalla dengan qalbunya, ketika terpadu jadilah
keteguhan yang satu yang mengugurkan hijab-hijab antara
diri mereka dengan DiriNya. Semua bangunan runtuh
tinggal maknanya. Seluruh sendi-sendi putus dan segala
milik menjadi lepas, tak ada yang tersisa selain Allah Azza
wa Jalla. Tak ada ucapan dan gerak bagi mereka, tak ada
kesenangan bagi mereka hingga semua itu jadi benar. Jika
sudah benar sempurnalah semua perkara baginya.
Pertama yang mereka keluarkan adalah segala
perbudakan duniawi kemudian mereka keluarkan segala
hal selain Allah Azza wa Jalla secara total dan senantiasa
terus demikian dalam menjalani ujian di RumahNya.

Tidak semua manusia dapat melihat Allah dengan hatinya ketika di dunia
Orang kafir itu tertutup dari cahaya hidayah oleh kegelapan sesat.
Ahli maksiat tertutup dari cahaya taqwa oleh kegelapan alpa
Ahli Ibadah tertutup dari cahaya taufiq dan pertolongan Allah Taala oleh
kegelapan memandang ibadahnya
Siapa yang memandang pada gerak dan perbuatannya ketika taat
kepada Allah taala, pada saat yang sama ia telah terhalang (terhijab)
dari Sang Empunya Gerak dan Perbuatan, dan ia jadi merugi besar.
Siapa yang memandang Sang Empunya Gerak dan Tindakan, ia akan
terhalang (terhijab) dari memandang gerak dan perbuatannya sendiri,
sebab ketika ia melihat kelemahannya dalam mewujudkan tindakan dan
menyempurnakannya, ia telah tenggelam dalam anugerahNya.
Setiap dosa merupakan bintik hitam hati, sedangkan setiap kebaikan
adalah bintik cahaya pada hati Ketika bintik hitam memenuhi hati
sehingga terhalang (terhijab) dari memandang Allah. Inilah yang
dinamakan buta mata hati.

Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya


di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat
dari jalan (yang benar). QS. Al-Isro : 72





maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
QS. Al-Hajj:46

Malaikat juga makhluk yang tidak dapat dilihat dengan mata


kepala kecuali menampilkannya dalam bentuk tertentu namun
malaikat juga dapat dilihat dengan pandangan hati
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah
telah menceritakan kepada kami Hafsh dari Abdul Malik dari
Atha dari Ibnu Abbas dia berkata, Beliau telah melihat
dengan mata hatinya. (HR Muslim 257)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Seandainya
bukan karena dosa yang menutupi kalbu Bani Adam, niscaya
mereka menyaksikan malaikat di langit (HR Ahmad dari Abi
Hurairah)

KEHIDUPAN - KEMATIAN
Argument untuk membungkam para pengingkar doktrin Akhir
(nihilism)
Pertama; bahwa Alloh telah menciptakan bumi dan segala
bentuk kehidupan yang jumlahnya tidak terhitung atau
tidak diketahui, sehingga bila hal ini direnungkan, berarti
Alloh dapat pula menciptakan manusia yang baru dan
bentuk kehidupan lain yang tidak pula diketahui.
Kedua; sebagaimana Alloh menciptakan percikan api dari
kayu-kayuan hijau (yang basah), Alloh dapat pula
membuat mati dan hidup secara bergantian yang
kelihatannya mustahil karena dihasilkan dari sesuatu yang
berlawanan.
Ketiga; contoh khas yang diberikan Al-Quran tentang
menghidupkan atau membangkitkan kembali sesuatu yang
sudah mati adalah bumi yang menjadi subur di musim semi
setelah ia mati di musim salju

Argumentasi Al-Ghazali :

Pertama; Al-Quran menantang para pengingkar


untuk memikirkan sesuatu yang kelihatanya sangat
mustahil tetapi bagi Alloh sangat mudah diwujudkan.
Kedua; betapa kekuasaan Alloh begitu nyata di
depan mata, yaitu mampu membuat ashabul kahfi
hidup selama ratusan tahun.
Ketiga; mengembalikan sesuatu yang sudah ada
sebelumnya pada dasarnya tidaklah berbeda dengan
memulai sesuatu untuk yang kedua kalinya.
Kehidupan setelah kematian tidak perlu diherankan
dan diragukan lagi; seorang bayi yang semula adalah
makluk yang tak berdaya, tetapi kemudian mampu
menjadi raja yang menguasai dunia.

DUNIA AKHIRAT

Dunia akhirat ibarat dua orang wanita yang


dimadu; jika seseorang dapat menggembirakan
yang satu maka yang lainya akan kecewa. Dunia
akhirat seperti masyriq dan maghrib; jika
cenderung pada salah satunya maka akan
berpaling dari yang lainnya.
Al-Ghazali, Minhajul Abidin (Beirut: Darul Fikr,
1989), 29.

Ad-dunya (tujuan-tujuan yang bersifat langsung, sekarang,


dan yang ada pada saat ini di dalam hidup ini) bukanlah
dunia ini, melainkan nilai-nilai atau keinginan-keinginan
rendah yang kelihatan begitu menggoda, shg setiap saat
dikejar oleh hampir setiap orang dengan mengorbankan
tujuan-tujuan yang lebih mulia dan berjangka panjang.
Dunia dan akhirat diibaratkan dengan air yang mengalir
dari bukit-bukit yang di atasnya terbentuk buih dan begitu
air berlalu buihpun menjadi hilang seketika. Sedangkan
endapannya yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap
tinggal di dalam bumi. Buih tersebut adalah dunya
sementara endapan yang bermanfaat bagi manusia adalah
akhirat

Sirotol mustaqim
adalah ungkapan yang menjelaskan tentang standar
kebenaran yang paling moderat; moderasi yang
membedakan-antara akhlak yang saling berlawanan
contoh-contoh standar moderat dalam akhlak mulia ini
ialah sifat dermawan yang muncul di antara sifat hurahura (royal) dan kikir, sifat berani di antara sifat nekat
dan pengecut, sifat ekonomis di antara sifat boros
dengan sifat kikir, sifat sopan di antara sifat sombong
dan rendah diri, sifat jaga diri di antara menuruti
syahwat dan membunuh keinginan syahwat

Syafaat para nabi dan wali, bahkan semua orang saleh


bisa diungkapkan sebagai sinar ketuhanan yang
memancar dari sisi Tuhan menuju substansi kenabian,
yang dari substansi ini sinarnya akan tersebar menuju
substansi-substansi yang mempunyai hubungan erat
dengannya, karena ada ikatan cinta yang demikian kuat,
dengan banyak mengamalkan dan mengikuti Sunnah dan
banyak berdzikir dengan membaca solawat kepadanya.
Bahwa segala yang ada dalam Hadits Nabi bahwa syafaat
itu bisa diperoleh adalah berkaitan dengan apasaja yang
berhubungan dengan Rosululloh Saw., termasuk di
antaranya adalah membaca solawat kepadanya, berziarah
ke makamnya, berdoa setelah adzan dikumandangkan,
serta apa saja yang berkaitan dengan cerminan rasa cinta
kepadanya

Menurut para filosuf,


surge dan neraka hanyalah bersifat spiritual.
Iqbal berpendapat bahwa surge dan neraka adalah perwujudan dari
keadaan-keadaan dan bukan menunjukkan suatu tempat. Deskripsi
yag dilakukan al-Quran yang seolah-olah menunjukkan dimensi visual
sesungguhnya merupakan penyajian tentang kondisi suatu fakta batin
yaitu watak atau karakter. Neraka adalah penyadaran yang pedih
mengenai kegagalan seseorang sebagai manusia, sedangkna surge
merupakan kenikmatan sebagai hasil ketenangan terhadap kekuatankekuatan yang memecah realitas diri manusia. Dalam Islam tidak ada
suatu pengutukan abadi. Perkataan abadi yang sering diyatakan oleh
Al-Quran merujuk pada jangka waktu. Dengan demikian neraka bukan
tempat abadi dari Tuhan untuk membalas dendam, melainkan sebuah
pengalaman kreatif yang mungkin menyebabkan ego untuk kembali
kepada Tuhan.

Menurut Rahman,
sudah barang tentu kebahagiaan dan penderitaan manusia
sebagaimana yang dilikiskan Alquran tidak hanya bersifat
spiritual semata, sebagaimana konsepsi yang dianut oleh
filsuf-filsuf dan alegris-alegoris Muslim klasik. Dengan kata
lain, Alquran tidak membenarkan surge atau neraka yang
sama sekali bersifat spiritual. Gambaran-gambaran yang
sangat jelas mengenai api neraka yang menyala-nyala dan
taman surge yang indah dimaksudkan untuk menerangkan
efek-efek ini sebagai perasaan-perasaan fisik-spiritual yang
riil dan yang berbeda dari efek-efek psikologis yang
ditimbulkan oleh keterangan-keterangan tersebut

Al-ghazali dalam menjelaskan keberadaan surge dan


neraka menggunakan argumentasi inderawi, fantasi, dan
rasional
Adanya surge dan neraka bersifat pasti, niscaya, dan
mutlak:
Moral dan keadilan sebagai konstitusi riil yang
berlandaskan Alquran merupakan patokan atau kualitas
untuk menilai perbuatan manusia, sementara keadilan
tidak dapat dijamin di dunia ini.
Tujuan-tujuan hidup harus dijelaskan segamblang mungkin
sehingga manusia manusia bias melihat apa yang telah
diperjuangkannya, serta tujuan apakah sesungguhnya
yang ingin dicapai dari kehidupan ini.
Terkait dengan yang kedua, bahwa perbantahan,
perbedaan pendapat, dan konflik yang terjadi di antara
orientasi-orientasi manusia pada akhirnya harus
diselesaikan

MUJAHADAH
Mujahadah adalah usaha meminimalisir dan menjauhkan dari
kegelapan yang mencegah pandangan batin (pejamkan mata dan
lihatlah apa yang tampak olehmu). Metode tarekat Imam Al-Junaid
dengan melanggengkan wudlu, puasa, diam, kholwat, dzikir
dengan ucapan laa ilaha illalloh, hubungan batin dengan sang
guru, istiqomah meninggalkan hal-hal yang mengundang bahaya,
dan meninggalkan jauh-jauh sikap menentang Alloh
. Apa yang diajarkan Guru tidak akan mewakili seluruh pengalaman
yang dialami sang Guru, karena ada hal-hal unik yang tidak mungkin
terungkap dalam kata-kata meski Guru ingin ungkap. Murid harus
temukan dirinya sendiri pengisi dari apa yang tidak terungkap tersebut.
Ini HARUS agar murid mencapai kesempurnaan dirinya yang tidak
mungkin dibantu oleh Guru. Dalam wacana ajaran Guru, hanya ilusi
jika tanpa perjalanan. Pencerahan yang sebenar-benarnya hanya
dapat diperoleh melalui perjalanannya sendiri

APA SESUNGGUHNYA TUJUAN HIDUPNYA MANUSIA ITU?

Sesungguhnya kita berasal dari Allah,


dan kita akan kembali kepada Allah
(Q.S 2:156)
Lebih tegas lagi:
Sesungguhnya kita berasal dari Allah,
dan kita akan dikembalikan kepada
apa yang kita pertuhankan. (Q.S
2:156)

Anda mungkin juga menyukai