SEMIKONDUKTOR
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Zat Padat Kelas A)
Disusun Oleh :
Nurul Fatimah
Desy Qoraima Putri
120210102008
120210102077
SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan
besifat sebagai konduktor. Tahanan jenis bahan semi konduktor antara sekitar 10 -2
Wm sampai dengan sekitar 109 m. Atom-atom bahan semi konduktor
membentuk krristal dengan struktur tetrahedral, dengan ikatan kovalen. Bahan
semi konduktor yang banyak dipakai dalam elektkronika adalah silikon (Si) dan
Germanium (Ge). Pada 0 Kelvin Si mempunyai lebar pita terlarang (energy gap)
0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Baik Si maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan
semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semi konduktor
ekstrinsik (tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipa P
dan tipe N.
(Jumadi, 2008)
Sifat- sifat semikonduktor yaitu:
a.
Semi
konduktor
pada
umumnya
bersifat
insulator
(tidak
c.
d.
b.
Doping
Doping merupakan sebuah proses dari penambahan impuritas (pengotor)
ke dalam semikonduktor murni (intrinsik). Penambahan doping tersebut
dimaksudkan untuk menambah konduktivitas listrik material semikonduktor.
Perbedaan jumlah elektron elektron antara doping material (dopan) dan elektron
dalam semikonduktor murni dapat menghasilkan negatif (semikonduktor tipe n)
atau positif (semikonduktor tipe p) pembawa sifat listrik. Dopan disebut atom
akseptor apabila menerima elektron dari atom semikonduktor. Sedangkan dopan
disebut donor apabila menyumbangkan elektron ke atom semikonduktor.
Misalkan atom Si yang memiliki 4 buah elektron valensi, dua pasang elektron
tersebut akan membentuk ikatan kovalen. Untuk menghasilkan semikonduktor
tipe n, dibutuhkan atom yang memiliki lebih banyak elektron. Misal atom
phosporus (P) yang memiliki elektron valensi 5 buah. Atom P tersebut apabila di
dopingkan ke dalam semikonduktor Si akan memberikan elektron ekstra, sehingga
elektron tersebut akan membuat semikonduktor tipe n. Sedangkan untuk
menghasilkan semikonduktor tipe p, dibutuhkan atom dengan jumlah elektron
kurang dari elektron yang dimiliki semikonduktor Si. Misal atom aluminium (Al)
yang memiliki elektron valensi 3 buah. Atom Al yang didopingkan ke dalam
semikonduktor Si akan berikatan dengan 3 buah atom Al, artinya ada sebuah
elektron dari Si yang tidak berpasangan dengan Al. Maka Semikonduktor tersebut
memiliki hole yang bertindak sebagai penghasil sifat listrik. Dengan kata lain
semikonduktor menjadi bertipe p.
(Sugihartono, 2007)
A. Semikonduktor Intrinsik
Jenis bahan semi konduktor intrinsik umumnya mempunyai valensi
empat dan ikatan dalam kristalnya adalah ikatan kovalen, hal ini dapat dimengerti
karena elektron valensi pada kulit terluar dipakai bersama-sama.
Pada bahan semi konduktor intrinsik, hantaran listrik yang terjadi
disebabkan oleh mengalirnya elektron karena panas. Apabila temperatur naik,
maka akan terjadi random thermis sehingga akan ada elektron yang terbebas dari
ikatan atomnya (elektron pada kulit terluarnya). Dengan terlepasnya elektron ini,
maka terjadilah kekosongan elektron yang sering disebut hole. Hole ini
mempunyai sifat seperti partikel-pertikel yang dapat menghantarkan arus listrik
karena dapat berpindah-pindah, dan dianggap sebagai partikel yang bermuatan
positif sebesar muatan elektron. Gerakan hole ini menyebabkan gerakan elektron
yang terikat.
Sifat-sifat semi konduktor intrinsik:
a. Jumlah elektron bebas sama dengan hole
b. Hantaran arus disebabkan oleh elektron bebas dan hole
c. Arah pergerakan hole sama dengan arah polaritas medan listrik E dan
berlawanan arah dengan pergerakan elektron
d. Umur rata-ratanya adalah antara 100-1000 detik atau lebih. Umur rata-rata
dari sepasang elektron-hole (electron-hole pair) adalah jumlah waktu saat
tertutupnya pasangan elektron-hole sampai bertemunya elektron bebas
dengan hole. Adapun yang mengisi hole pada umumnya adalah elektron
yang terikat dilapisan sebelah bawahnya.
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu
unsur saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada kristal semikonduktor Si, 1 atom Si
yang memiliki 4 elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan
gambar 1.
B. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis
lainnya dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor
pada semikonduktor murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan
atom pengotor (impurities), struktur pita dan resistivitasnya (hambat jenis) akan
berubah.
Semikonduktor Tipe-n
Semikonduktor dengan konsentrasi elektron lebih besar dibandingkan konsentrasi
hole disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-n. Semikonduktor tipe-n menggunakan
semikoduktor intrinsik dengan menambahkan atom donor yang berasal dari
kelompok V pada susunan berkala, misalnya Ar (arsenic), Sb (Antimony),
phosphorus (P). Atom campuran ini akan menempati lokasi atom intrinsik
didalam kisi Kristal semikonduktor.
Penambahan atom donor telah menambah level energi pada pita konduksi
yang berada diatas energi gap sehingga mempermudah electron untuk
menyebrang ke pita konduksi.
Pada suhu kamar sebagian besar atom donor terionisasi dan elektronnya
tereksitasi ke dalam pita konduksi. Sehingga jumlah electron bebas (elektron
intrinsik dan elektron ekstrinsik) pada semikonduktor tipe-n jauh lebih besar dari
pada jumlah hole (hole intrinsik). Oleh sebab itu, elektron di dalam
semikonduktor tipe-n disebut pembawa muatanmayoritas, dan hole disebut
sebagai pembawa muatan minoritas.
Semikonduktor Tipe-p
Semikonduktor
tipe-p,
dimana
konsentrasi
lubang
lebih
tinggi
Karena unsur tersebut hanya memiliki tiga elektron valensi, maka terdapat
satu kekosongan untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom induknya. Atom
tersebut akan mengikat elektron dari pita velensi yang berpindah ke pita konduksi.
Dengan penangkapan sebuah elektron tersebut, atom akseptor akan menjadi ion
negatip. Atom akseptor akan menempati keadaan energi dalam energi gap di dekat
pita valensi.
Pada semikonduktor tipe-p, atom dari golongan III dalam sistem periodik
unsur misalnya Ga, dibubuhkan kedalam kristal semikonduktor intrinsik. Oleh
karena galium termasuk golangan III dalam sistem periodik unsur, atom Ga
memiliki tiga buah elektron valensi. Akibatnya, dalam berikatan dengan atom
C. Sambungan P-N
D. Aplikasi Semikonduktor
1. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Fungsi transistor, yaitu:
a. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik
stabil, dan penguat sinyal radio.
b. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.
Transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
a. Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
b. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface
Mount, IC, dan lain-lain
c. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET,
VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari
transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
d. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
e. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
f. Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain
g. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi,
dan lain-lain
(Rusli, 2011)
2. Dioda
Dioda adalah komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung PN. Dioda merupakan gabungan dari dua kata elektroda, yaitu anoda dan
katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan arus pada tegangan
maju dan menghambat arus pada aliran tegangan balik. Selain itu, masih
banyak lagi fungsi dioda lainnya, sebagai berikut :
a. Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.
b. Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.
c. Sebagai pengaman atau sekering.
d. Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau
bawah tegangan tertentu pada rangkaian clipper.
e. Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian
clamper.
f. Sebagai pengganda tegangan.
g. Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
h. Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power
amplifier.
i. Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
j. Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada
komponen dioda varactor.
Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali
tegangan pemicu. Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron
bisa langsung mengisi hole melalui area depletin layer. Didalam
komponen dioda tidak akan terjadi pemindahan elekrton hole dari P ke N
maupun sebaliknya. Itu di sebabkan hole dan elektron akan tertarik ke
arah kutub yang berlawanan. Bahkan lapisan depletion layer semakin
besar dan menghalangi terjadinya arus.
(Anonim, 2014 )
3. Thermistor
nilai
resistansinya
meningkat
dengan
meningkatnya
suhu.
dasar
seperti
pelaksanaan
aritmatika
(tambahan,
pelaksanaan
perbandingan
(misalnya,
membandingkan
isi
sebanyak dua slot untuk kesetaraan). Pada unit inilah dilakukan "kerja"
yang nyata;
b. Control Unit (CU), merupakan suatu alat pengontrolan yang berada
dalam komputer yang memberitahukan unit masukan mengenai jenis
data, waktu pemasukan, dan tempat penyimpanan di dalam primary
storage. Control unit juga bertugas memberitahukan kepada arithmatic
logic unit mengenai operasi yang harus dilakukan, tempat data
diperoleh, dan letak hasil ditempatkan perangkat- pernagkat alat proses
beserta perlengkapan.
c. Memory Unit (MU),
merupakan
bagian
dari
processor
yang
menyimpan alamat-alamat register data yang diolah oleh ALU dan CU.
(Anis Purwanti, 2012)
6. Sel Surya
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang
terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam
hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang
berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset
berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk
digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah
terpencil, satelit pengorbit [bumi], kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel
surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap
amorf
merupakan
divais
semikonduktor
yang
menggunakan bahan dalam keadaan amorf (tanpa bentuk), jadi bukan dalam
keadaan kristal. Amorf silikon mulai terkenal ketika Carlson melaporkan
ditemukannya sel surya dengan efisiensi konversi sebesar 5,5 % menggunakan
bahan ini pada tahun 1977.
Semikonduktor amorf dapat diperoleh dari bentuk selaput tipis dengan
penguapan atau dari supercooling. Apa yang terjadi jika model pita dalam zat
padat tanpa kristal yang teratur? Meskipun keadaan elektron tidak dapat
dideskrifsikan dengan baik, pendefinisian nilai k mengijinkan pita dan celah
energi masih terjadi.
Dalam semikonduktor amorf, baik elektron maupun hole dapat membawa
arus namun pembawa ditujukan untuk memperkuat sejumlah kecil struktur yang
acak. Artinya lintasan bebas menjadi terurut dari jarak antar atom rata-rata. Dekat
dengan keadaan yang sangat berbeda terjadi lokalisasi dan konduksi oleh proses
termal.
Sambungan P-N
Apa yang terjadi jika kita sambungkan dua potong semikonduktor tipe n
dan tipe p seperti gambar. 13? Pada sambungan sisi p terdapat hole bebas dan (-)
atom pengotor akseptor yang diionisasi dengan konsentrasi sama dan secara
keseluruhan bersifat netral. Pada sambungan sisi n terdapat elektron bebas dan
sejumlah atom pengotor donor yang diionisasi. Pembawa mayoritas pada sisi p
adalah hole dan pada sisi n adalah elektron Gambar 14a. Dalam keadaan
kesetimbangan termal dengan konsentrasi pembawa mayoritas kecil dibanding
pembawa minoritas. Konsentrasi hole dalam sisi p seperti berbaur memenuhi
kristal secara uniform. Elektron akan segera berdifusi dari sisi n tetapi difusi balik
listrik terjadi secara netral. Sesegera mungkin muatan kecil ditransfer oleh difusi
yang terjadi, yaitu di belakang sebelah kiri pada sisi p kelebihan atom akseptor
yang diionisasi dan pada sisi n kelebihan atom donor yang diionisasi (Gambar.
14b). Lapisan ganda pada uatan menciptakan medan listrik secara langsung dari
sisi n ke sisi p yang mencegah terjadinya difusi dan mempertahankan pemisahan
jenis pembawa muatan. Karena lapisan ganda potensial elektrostatis dalam kristal
naik pada daerah sambungan.
Potensial elektrokimia*) untuk kristal dan sambungan adalah konstan
sekalipun pada sambungan terdapat kenaikan potensial elektrosatatis. Pada
kesetimbangan termal partikel neto yang mengalir (baik hole maupun elektron)
adalah nol. Untuk arus disesuaikan dengan gradien potensial kimia dan bukan
dengan gradien potensial listrik saja. Gradien konsentrasi tepatnya akan
menghilangkan gradien potensial elektrostatis. Voltmeter megukur perbedaan
potensial elektrokimia sehingga voltmeter yang dihubungkan dengan kristal
terbaca nol.
Bahkan dalam kesetimbangan termal aliran arus elektron akan sangat
kecil
j nr
dengan cara rekombinasi dengan hole. Arus rekombinasi ini setimbang oleh arus
j ng
elektron yang dihasilkan secara termal dalam daerah p dan yang berdifusi
ke daerah n:
j nr ( 0 ) + j ng ( 0 ) =0
Sebaliknya elektron akan menumpuk pada salah satu sisi penghalang. Sebuah
sambungan p-n yang terbuat dari kristal tunggal yang diubah menjadi dua bagian
yang terpisah. Atom pengotor akseptor dimasukan ke dalam salah satu bagian
untuk menghasilkan daerah p dimana pembawa muatannya adalah hole. Atom
pengotor donor dimasukan ke dalam satu bagiannya lagi untuk menghasilkan
daerah n dimana pembawa muatannya adalah elektron. Tebal daerah pemisah
mungkin kurang dari 10-4 cm.
ja
. Jika
Fermi
( Ec ) + 2 k b T
Ec
Dimana
Fermi karena permukaan kontak yang berbeda pada konduktor memiliki tingkat
energi yang sama. Fluks energi yang disertai fluks muatan yaitu
3
j U =n E c + k b T ( e ) E
2
Koefisien Peltier
j U = j a
, yaitu energi
Dan negatif karena fluks energi berlawanan arah dengan fluks muatan. Untuk hole
j q =pe h E
3
j U = p E v + k B T h E
2
Ev
Dimana
3
h= E v + k B T /e
2
Dan positif. Persamaan diatas merupakan hasil yang sederhana dari teori
kecepatan drift; perlakuan dari persamaan transformasi Boltzmann memberikan
perbedaan yang kecil.
Kekuatan Termoelektrik absolut Q didefinisikan dari rangkaian terbuka medan
listrik yang diciptakan oleh gradien temperatur.
E=Qgrad T
Koefisien Peltier dihubungkan dengan kekuatan termoelektrik oleh
=QT
me
3
1
1 2 me 2
De ( )= 2
( E g ) 2
2 2
( )
1 2 me
n= D e ( ) f e ( ) d = 2
2
2
E
g
( )
3
2
k B T
( E g )
Eg
1
2
e k T d
B
n=2
me k B T
2 2
3
2
e(
k B T ) /k B T
distribusi
dengan
f h=1
f h=1f es
1
e
( ) /k B T
+1
fe
yaitu
1
e
( ) / k B T
+1
e ( ) /k
pada kondisi (-) kBT. Jika hole dekat pita valensi teratas berlaku sebagai
partikel dengan massa efektif mh, maka rapat orbital hole adalah:
3
1 2 mh 2
Dh ( ) =
( )2
2
2
2
( )
dengan mengukur energi positif ke atas dari pita valensi teratas didapat:
0
m k T
p= Dh ( ) f h ( ) d =2 h B 2
2
3
2 / k B T
Skala energi untuk perhitungan statistik, fungsi distribusi Fermi terlihat pada skala
yang sama, untuk sebuah temperatur kBTEg. Level fermi tergantung pada
celah pita, sebagai sebuah semikonduktor murni. Jika = , maka f = .
Kita mengalikan n dan p untuk membuktikan hubungan keseimbangan:
Eg
BT
3
k BT
np=4
m m 2 ek
2 ( e h)
2
( )
bentuk persamaan tersebut merupakan hukum aksi massa. Dimana hasil kali np
konstan pada temperatur tertentu. Jarak tingkat Fermi dari kedua ujung pita harus
k BT
sama dengan
27
6
. Pada 300 K nilai np adalah 3,6 10 cm
untuk Ge dan
me =mh=m
3 /2
( )
3
4
( me mh ) e
Eg
2 k BT
Eg
2kBT
Kita dapatkan
e
2 /k B T
m
= h
me
3 /2
( )
eE / k
g
( )
Jika
celah.
mh=me
, maka
1
= E g
2
( )
( )
j Tn =q n nE+ q Dn
n
x
j Tp =q p pEq D p
p
x
Gambar 7.2 Diagram pita energi : a) Semikonduktor tipe-p dan tipen dan b) Setelah kedua jenis semikonduktor disambungkan.
0
0= s
Dimana dan
(biasanya ditulis
) masing-masing adalah
konstanta dielektrik relatif bahan dan dalam vakum. Dengan
mengintegralkan persamaan 7.6 diperoleh
(7.7
)
qND
=
x+C n
0
d p< x<0
dan untuk
diperoleh
(7.8
)
q N A
=
x+ C p
0
dimana
Cn
dan
Cp
adalah
konstanta
integrasi.
Pada
dan
pada
x=0 , sehingga
x=d p
, sehingga :
Cn =
q N D d n
0
Cn =C p
dan
, ii)
Cp=
= 0 pada
x=d n
q N A d p
0
Maka
N D d n=N A d p
(7.9
)
0
Dan
(7.11)
q N A
(x +d p )
0
Dan untuk
q N D x 2
d x +C ' n
0
2 n
d p< x<0
diperoleh
(7.13)
+q N A x 2
V = dx=
d x +C ' p
0 2 p
Besarnya
C ' n=C ' p
potensial
. Pada
untuk
x=d p
x=0
adalah
sama
sehingga
( )
q N A d
0=
0
2
+C ' p
Atau
2
C ' p=
qNAd p
2 0
Untuk
0<x <d n
(7.14)
persamaan7.12 menjadi
q N d x 2
q N A d 2p
V=
d n x +
0 2
2 0
Dan untuk
V=
d p< x<0
(7.15)
q N d x 2
q N A d2 p
+d p x +
0 2
2 0
V =V b
untuk
x=d n
, persamaan 7.14
memberikan
q N D d 2n q N A d 2p
V b=
+
2 0
2 0
Plot persamaan 7.14 7.16 diperlihatkan pada gambar 7.3-c.
Persamaan
7.16
memberikan
potensial
barier/potensial
penghalang/potensial kontak pada sambungan p-n.
Kita dapat menggambarkan kembali diagram pita energi
sambungan p-n seperti diperlihatkan pada gambar 7.4. Jelas
terlihat pada gambar bahwa dalam kesetimbangan termal,
tingkat dasar energi konduksi () dan tingkat dasar energi valensi
() pada semikonduktor tipe-p berada pada posisi lebih tinggi
dibandingkan keadaan di tipe-n
Sebesar
qVb
qVb
, agar dapat
mengalir ke tipe-p.
Ketika semikonduktor murni (intrinsik) dikotori dengan memberikan doping
atom lain, dengan elektron valensi lebih banyak satu atau kurang satu dari
elektron valensi atom semikonduktor intrinsik, maka semikonduktor tersebut
kemudian menjadi semikonduktor ekstrinsik. Ketentuan bagi atom pendoping
adalah sebagai berikut:
a. Atom Donor adalah atom pengotor yang memberikan kontribusi jumlah
elektron berlebih (jumlah elektronnya lebih banyak satu dari atom murni).
Contoh semikonduktor intrinsik silikon(Si) didoping dengan arsenic (As)
b. Atom Akseptor: adalah atom pengotor yang memberikan kontribusi jumlah hole
berlebih (jumlah elektronnya lebih sedikit satu dari atom murni). Contoh
semikonduktor intrinsik silikon(Si) didoping dengan boron (B)
(Munasir, 2004)
DAFTAR PUSTAKA
2011.
Semikonduktor.
(http://www.slideshare.net/Topan_Sandi_047/semikonduktor-rusli) diakses
tanggal 22 April 2015
Sugihartono.
2007.
Semikonduktor.
(http://isugihar.blogspot.com/2007/09/semikonduktor-i.html)
diakses
tanggal 22 April 2015