Kecamatan Sanga-Sanga
BAB I
UMUM
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan sarana dan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang
diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya
perekonomian. Mengingat kondisi sarana dan prasarana jalan yang ada saat ini
banyak kerusakan/longsoran baik diakibatkan faktor alam, maupun faktor
manusia dalam hal ini kendaraan sehingga perlu diadakan perbaikan dan
peningkatan guna memenuhi kebutuhan jalan yang makin tinggi. Di dalam
proses perencanaan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan
fakor-faktor, seperti kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain yang
mendukung perencanaan lebih matang dan terencana.
1.2. Tujuan
Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan Perencanaan Teknis Desain
Lengkap (Detail Engineering Desain) Penanganan Longsoran Jalan Poros
uara Jawa Sanga-Sanga Kec. Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur untuk paket seperti dalam daftar
di bawah ini :
1.3. Lingkup Pekerjaan
a. Melaksanakan perencanaan teknis peningkatan jalan, jembatan, goronggorong, drainase, longsoran dan bangunan pelengkap. (Jenis pekerjaan
ditetapkan dalam Lampiran MATRIK KEGIATAN)
b. Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan Perencanaan Teknis dan
DED Penanganan Longsoran Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kecamatan Tenggarong mencakup kegiatan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Persiapan Desain
Survey Pendahuluan
Pengukuran Topografi
Inventarisasi Geometrik Jalan, Jembatan, Gorong-gorong, Longsoran
dan Bangunan Pelengkap
5. Penyelidikan Tanah (DCP, Sondir, Boring, Uji Tanah di Laboratorium)
6. Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik
7. Perencanaan Teknis
8. Penggambaran
9. Perkiraan Harga (Engineer Estimate)
10. Dokumen Lelang
11. Pembuatan Laporan
1.4. Pelaporan
Semua kegiatan harus dibuat laporan lengkap sesuai dengan Matrik Kegiatan serta
Matrik Tenaga Ahli.
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
BAB II
PERSIAPAN DESAIN
2.1. Tujuan
Pekerjaan Persiapan Desain bertujuan mempersiapkan bahan dasar perencanaan
sebelum ke lapangan melaksanakan survey Pendahuluan antara lain :
a. Mempersiapkan data-data awal;
b. Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai panduan
Survey Pendahuluan / Recon di lapangan.
2.2. Lingkup Pekerjaan
Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang Highway Engineer, dan
didampingi oleh Geoteknik Engineer, Geodetic Engineer, serta Hidrologi Engineer,
dalam pelaksanaannya antara lain :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status longsoran jalan yang akan didesain.
b. Mempersiapkan peta-peta dasar.
c. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa
Altenative rencana As jalan / Alinemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaan Geometrik Jalan.
d. Membuat Estimasi panjang penanganan longsoran jalan, jumlah dan panjang
jembatan, box culvert / gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya
yang mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.
e. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait di pusat maupun di
daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk di
sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
f. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan
wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.
2.3. Persyaratan
Hasil Persiapan Desain harus dipersentasikan untuk mendapat Persetujuan (dari
Pengguna Jasa) dan bila perlu mengadakan perbaikan-perbaikan / saran-saran yang
nantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan selanjutnya.
2
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
BAB III
SURVEY PENDAHULUAN
3.1. Tujuan
Survey Pendahuluan atau Reconnaisance Survey adalah survey yang dilakukan
pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data
awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan
pekerjaan selanjutnya.
Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap
survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi dan geoteknik,
survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode
pelaksanaan, maka hasil dari kegiatan survey pendahuluan harus dibuat laporan
sebagai data awal perencanaan.
3.2. Lingkup Pekerjaan
Survey Pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah
disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon di lapangan yang meliputi
kegiatan :
3.2.1
Studi Literatur
Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung perencanaan
baik data sekunder misalnya data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan
Studi Amdal, laporan-laporan lain yang berkaitan dengan wilayah yang
dipengaruhi / mempengaruhi longsoran jalan yang direncanakan.
3.2.2
3.2.3
3.2.4
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
1.
Menentukan awal proyek (STA 0+000) dan akhir proyek yang tepat
menetapkan perkiraan koridor pengukuran untuk menentukan titik awal
dan akhir proyek dan menetapkan koridor pengukuran untuk
mendapatkan data yang cukup dalam merencanakan geometric.
Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan
mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah
titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 beikut :
a(a=200 meter)
Rencana Trase Jalan
Koridor Pengambilan data
3.
4.
5.
6.
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
3.2.5
3.2.6
3.2.7
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
3.2.9
3.3. Persyaratan
Seluruh kegiatan survey pendahuluan dalam proses pengambilan data harus
menggunakan format standar.
BAB IV
PENGUKURAN TOPOGRAFI
4.1 Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi
dengan skala : 1 : 1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geometric
jalan, serta 1 : 500 untuk perencanaan jembatan, gorong-gorong dan
penanggulangan longsoran.
4.2 Lingkup Pekerjaan
6
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
4.2.1
4.2.2
Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm
atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan
diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap
lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai / alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang
posisinya aman dari gerusan air sungai.
-
Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu
yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurangkurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu
ditambahkan patok Bantu.
Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur titik secara optis ataupun
elektronis.
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
4.2.3
4.2.4
Pengukuran Situasi
-
4.2.5
Kondisi
Lebar Koridor
(m)
Interval
(m)
Jalan Baru
75 + 75
50
Interval
(m)
Jembatan /
Longsoran
25
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
- Pegunungan
- Tikungan
75 + 75
50 (luar) + 100
(dalam)
25
25
25
25
4.3 Persyaratan
4.3.1 Pemeriksaan dan koreksi Alat Ukur
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Theodolite :
- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
- Sumbu II tegak lurus sumbu I
- Garis bidik tegak lurus sumbu II
- Kesalahan kolimasi horozontal = 0
- Kesalahan indeks vertikal = 0
9
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
b.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
4.3.2 Ketelitian dan Pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah sebagai berikut :
a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10 kali akar jumlah titik
polygon dari pengamatan matahari pertama dan kedua.
b. Kesalahan azimuth pengontrol titik lebih dari 5.
4.3.3 Perhitungan Matahari
-
Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi, antara pengamatan
matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak
boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yng
lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
Perhitungan Sifat Datar
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5
mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.
4.3.4 Penggambaran
-
10
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan diberi
tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang
harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (kontur) 1 (satu) meter.
BAB V
INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN
5.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai
kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan dan gorong-gorong/box culvert
yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.
5.2 Lingkup Pekerjaan
5.2.1
Kondisi Visual
Sangat rata
68
67
Baik
56
34
23
Rusak berat
12
aspal
11
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
4) Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran
samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak
pagar / bangunan pendukung / tebing kepinggir perkerasan.
5) Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi
yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6) Data yang diperoleh dicatat di dalam format Inventarisasi Jalan
(Highway Geometric Inventory), per 200 meter.
7) Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1 (satu)
buah foto per 200 meter.
8) Foto ditempatkan pada format yang standard, dengan mencantumkan halhal yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan
foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
5.3 Persyaratan
Proses pengambilan data atau inventarisasi harus menggunakan format standard
seperti terlihat pada lampiran inventarisasi jalan dan untuk jembatan mengacu pada
BMS.
BAB VI
SURVEY KONDISI PERKERASAN JALAN
6.1. Tujuan
Survey Kondisi Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan
yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, daya dukung
tanah dasar dan susunan / lapisan perkerasan.
6.2. Lingkup Pekerjaan
6.2.1. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP
(Dynamic Cone Penetrometer)
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran
yang ada.
b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 m.
12
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
BAB VII
SURVEY GEOTEKNIK
7.1. Tujuan
Tujuan Penyelidikan Geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk memberikan
informasi mengenai stabilisasi tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah
untuk keperluan bahan jalan dan struktur serta mengidentifikasi lokasi sumber
bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.
7.2 Lingkup Pekerjaan
7.2.1. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan Geoteknik meliputi :
7.2.1.1
13
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
Pemboran Tangan
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
7.2.2
Lokasi Quarry
7.3. Persyaratan
7.3.1. Pengujian Lapangan
Metode pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti
yang dijelaskan pada table 1 berikut :
No.
Pengujian
1. Resistivy
Acuan
ASTM G57-78
2.
3.
Stand pipe
ASTM D1586-94
Keterangan
Pada daerah
rencana jembatan,
penanganan
longsoran harus
mencapai
kedalaman lapisan
keras.
AASHTO T2252-84
PENGUJIAN
SIFAT INDEKS
Kadar air
Batas susut
Batas plastic
Batas cair
Analisa Saringan
Berat jenis
ACUAN
ASTM D221692
ASTM D427-93
ASTM D4318-93
SK-SNI M-07-1989-F
SNI 03-3423-1994-F
ASTM D 854-92
16
KETERANGAN
- Fresh Condition
- Oven dried 1000C
Gunakan Wet methode
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
7.
8.
9.
10.
Berat isi
Chloride Content
Carbonate Content
Sulphate Content
SIFAT KUAT GESER TANAH
SNI-1742-1989
K.H. Head, Vol. 1, 1984
K.H. Head, Vol.1, 1984
K.H. Head, Vol.1, 1984
1.
Direct Shear
SNI 03-2813-1992
2.
Swelling
KEPADATAN
Pemadatan
SIFAT KELULUSAN
ASTM D 4546-90
Permeabilities
1.
1.
BAB VIII
SURVEY HIDROLOGI / HIDRAULIKA
8.1. Tujuan
Tujuan Survey Hidrologi dan Hidraulika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan data karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis
hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan
drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengaruh arus)
yang diperlukan.
8.2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi :
a. Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan
(catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan / atau instansi terkait
di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
b. Mengumpulkan data bangunan pengaman seperti gorong-gorong, jembatan,
selokan yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi tinggi muka air banjir.
c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan
tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan
dalam proses perencanaan yang aman.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan / jembatan termasuk pengaruhnya
akibat adanya bangunan air.
g. Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan terhadap gerusan samping
atau horizontal dan vertical.
8.3. Persyaratan
17
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
No. : 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No. : 03-1724-1989
SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan
di Sungai).
BAB IX
PERENCANAAN TEKNIS
9.1.
Tujuan
Tujuan dari Perencanaan Teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik,
perkerasan, jembatan, box culvert/gorong-gorong, struktur bangunan pelengkap,
sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu
perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan.
9.2.
Lingkup Pekerjaan
Persyaratan
18
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
Fk
Na x w xH
Dimana : Na
C
H
w
Fk
=
=
=
=
=
Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam
tanah ( ) dengan sudut lereng desain ( ) ke dalam grafik Taylor (terlampir).
Factor lereng (F) digunakan asumsi :
FK>1,251
lereng aman
FK=1,251
lereng dalam keseimbangan
FK<1,251
lereng tidak aman
9.3.3. Stabilitas Badan Jalan
Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang
ada, jenis dan karakteristik batuan, dan kondisi lereng.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan
tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang
mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan
batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk
19
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
ketiga hal diatas harus diindetifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan
usaha-usaha penanggulangannya.
9.3.4. Perencanaan Perkerasan
1. Standar
2. Analisis Lalu lintas
3. Pemilihan Jenis Bahan Material
9.3.5. Perencanaan Struktur Jembatan (bentang jembatan < 20m)
Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan
atas dan bawah dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI No.
1.2.28, UDC : 624.042 : 624.2,
b. BRIDGE Design Code and Manual (BMS92)
9.3.6. Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan
Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap
dan pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undangundang Lalu lintas No. 14 Tahun 1992.
b. Standar Box Culvert (Bipran) 1992.
c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002).
9.3.7. Penggambaran
1. Rancangan (Draft) Perencanaan Teknis
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap
Detail perencanaan dan mengajukannya kepada Pengguna Jasa untuk
diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya
antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1 :
1000 untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan dengan interval garis
tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala vertical 1 : 1000
untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan dan skala vertical 1 : 100
yang mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA
(interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat dengan
interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala
horizontal 1 : 100 dan skala vertical 1 : 50. Dalam gambar potongan
melintang harus mencakup :
- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
- Profil tanah asli dan profil / dimensi DAMIJA (ROW) rencana.
- Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
- Data kemiringan lereng galian / timbunan (bila ada).
20
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
BAB X
KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN
10.1
Tujuan
10.2.1
10.2.2
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitunganperhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis
dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat,
siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi,
sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan
dan jembatan.
Persyaratan minimal :
-
10.2.3
10.2.4
10.2.5
23
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
10.2.6
Ahli Kontrak
Tugas ahli kontrak adalah menyiapkan dokumen pelelangan pekerjaan
fisik konstruksi jalan/longsoran jalan.
Persyaratan minimal :
-
: 1 (satu) orang.
: 2 (dua) orang.
: 1 (satu) orang.
: 1 (satu) orang.
: 1 (satu) orang.
: 1 (satu) orang.
: 1 (satu) orang.
24
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
Teknisi Sondir
Teknisi DCP
Operator Komputer
Sopir
: 1 (satu) orang.
: 1 (satu) orang.
: 1 (satu) orang.
: 1 (satu) orang.
BAB XI
PELAPORAN
11.1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan
pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan
lengkap.
11.2. Laporan Pendahuluan
Laporan yang harus dibuat :
A. Laporan Administrasi :
1. Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan rencana
kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan balik/feed back untuk perbaikan.
2. Laporan Survey Pendahuluan
Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan pada
survey pendahuluan yang memuat :
a. Foto dokumentasi,
b. Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya,
c. Analisa bahan untuk perencanaan,
d. Laporan teknis.
3. Laporan Bulanan
Berupa ringkasan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, total
kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya.
Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan
yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut di atas. Termasuk
semua kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.
4. Laporan Akhir (Final Report)
Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian pelaksanaan
survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan perencanaan beserta
rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
B. Laporan Teknis :
1. Laporan Perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan-pekerjaan
masing-masing laporan berisi :
- Daftar isi
25
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Poros Muara Jawa Sanga-Sanga
Kecamatan Sanga-Sanga
5. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :
- Data proyek,
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek
terhadap kota besar terdekat pos pencatat curah hujan,
- Analisis / perhitungan,
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air,
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.
6. Dokumen pelelangan pekerjaan fisik
Dokumen pelelangan pekerjaan fisik sesuai dengan standar dokumen
pengadaan nasional dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP).
7. Laporan Survey Kondisi Perkerasan Jalan
1.
2.
3.
4.
Data lapangan
Perhitungan
Usulan penanganan sementara
Laporan Teknis
11.3. Penutup
Hal-hal teknis yang belum tercakup dalam KAK ini akan disampaikan dalam acara rapat
penjelasan (aanwijzing) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak
pekerjaan. Demikian KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan
Poros MUara Jawa Sanga-Sanga Kecamatan Sanga-Sanga ini dibuat sebagai acuan
dasar dalam pelaksanaan pekerjaan oleh konsultan.
Tenggarong,
Nopember 2011
Menetapkan & Mengesahkan,
Kuasa Pengguna Anggaran
27
H. YOYO SURIYANA, ST, MT.
NIP. 19581127 198403 1 006