Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian Dan Penerapan
Teknologi Lingkungan, BPPT.
**)
Jurusan Kimia, Universitas Negeri Jakarta.
Abstract
An experiment of anaerobic biofilter using honeycomb plastic media was conducted in
semi-pilot scale. This paper describes the pilot plan study of chickens slaughterhouse
wastewater treatment using anaerobic and aerobic submerged biofilter using
honeycomb plastic media. The main research was conducting by continuous operation
under condition 4 days, 2 days and 1 day retention time. The result of experiment shows
that within the anaerobic process under conditions 1- 4 days retention time, the removal
efficiency of COD were 78 87 %, BOD were 78 89 %, 73 83 % , and Total
Suspended Solids (TSS) were 83 96 % respectively.
Using combined anaerobic and aerobic process under same conditions 1 - 4 days
retention time shows increasing of removal efficiency. The removal efficiency of COD
were 86 90 %, BOD were 85 90 %, Organics (KMnO4) were 81 88 % and Total
Suspended Solids (TSS) were 94 96 % respectively. The longer retention time has
resulted in higher removal efficiency.
Kata Kunci : Biofilter anaerobik, media sarang tawon, air limbah, rumah potong ayam.
1.
PENDAHULUAN
1.1
Industri
pemotongan
ayam
akan
menghasilkan limbah cair organik yang memiliki
tingkat COD (Chemical Oxygen Demand),
kandungan zat organik, dan BOD (Biological
Oxygen Demand) yang sangat tinggi. Untuk itu
pengolahan limbahnya haruslah sangat baik,
sehingga saat dibuang ke lingkungan akuatik
tidak akan menimbulkan masalah lingkungan,
yaitu
pencemaran
air
yang
dapat
membahayakan kehidupan biotik termasuk
manusia di dalamnya.
Proses pengolahan limbah memiliki
beberapa cara, salah satunya dengan proses
biologis. Pengolahan limbah secara biologis
terbagi atas proses aerobik dan anaerobik.
Adapun proses secara anaerobik umumnya
digunakan untuk limbah cair dengan beban
bahan organik yang tinggi, pengolahan lumpur,
dan penyisihan NH3 pada proses denitrifikasi.
Selain itu proses anaerobik ini memiliki banyak
keuntungan dan kelebihan dibandingkan dengan
proses aerobik.
Pengolahan limbah dengan secara
anaerobik dalam aplikasinya menggunakan
media biofilter dalam reaktor anaerob. Media
289
Tujuan Penelitian
KAJIAN TEORI
2.1
Limbah Cair
2.2
Limbah
Ayam
Cair
Industri
Pemotongan
290
CxHyOz + O2
bakteri aerobik
Proses
pengolahan
limbah
secara
anaerobik adalah suatu metabolisme tanpa
menggunakan oksigen yang dilakukan oleh
bakteri anaerobik. Ciri khas dari proses secara
anaerobik adalah terbentuknya gas metan (CH4).
Di dalam proses anaerobik yang sangat
berperan adalah aktifitas mikroorganisme
anaerob.
Proses anaerobik memiliki beberapa
keuntungan
dan
kelebihan
daripada
menggunakan proses anaerob. Kelebihan
proses anaerobik adalah :
Derajat stabilitas yang tinggi.
Produk lumpur buangan biologis rendah.
Kebutuhan nutrien rendah.
Dihasilkan gas metan yang dapat digunakan
sebagai sumber energi.
3.
3.1
Material
A.
Air Limbah
3.2
Media Biofilter
Prosedur Analisis
291
Material
Ukuran Modul
Ukuran Lubang
Ketebalan
Luas Spesifik
Berat
Porositas Ronga
Warna
:
:
:
:
:
:
:
:
3.3
Prosedur percobaan
Item
Ukuran Rekator
2
3
4
5
6
7
Proses Pengembang-biakan
Mikroorganisme (Seeding)
Spesifikasi
15 cm x 30 cm x 150 cm
(volume efektif 63 liter)
120 cm
15 cm x 30 cm x 120 cm
(54 liter)
10 cm
10 cm
B.
Percobaan Inti
10 cm
Akrilik- bening
transparan
292
1
3
8
14
15
17
21
22
24
28
29
31
35
36
38
42
43
45
HASIL PENGEMBANGBIAKAN
MIKROORGANISME (SEEDING)
Keluar
(mg/l)
188,60
145,44
140,25
134,68
198,03
194,46
192,40
215,60
307,84
284,20
326,40
250,02
323,40
340,00
274,40
357,00
387,60
298,22
150,88
90,88
82,32
78,40
87,04
64,82
63,49
65,45
90,43
73,11
79,64
61,12
74,08
68,68
49,00
42,00
44,00
33,66
Efisiensi
Penghilangan
(%)
20,00
37,51
41,30
41,79
56,05
66,67
67,00
69,64
70,63
74,27
75,60
75,56
77,09
79,80
82,14
88,24
88,65
88,71
500
100
Konsentrasi COD Masuk (mg/l)
Konsentrasi COD Keluar (mg/l)
4.1
Masuk
(mg/l)
Dalam
proses
pengembangbiakan
mikroorganisme atau seeding dilakukan secara
alami, dengan cara mengalirkan limbah RPH
ayam secara teratur dengan debit untuk WTH 6
hari ke dalam reaktor anaerobik yang dilakukan
secara terus-menerus.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
mikroorganisme, dilakukan analisis COD, dan
menghitung tingkat efisiensi penurunan COD.
Efisiensi penurunan pada awal pengoperasian
sangatlah kecil yaitu hanya 20,0 %, namun
dengan bertambahnya waktu operasi bioreaktor,
efisiensi penurunan COD menunjukkan kenaikan
yang cukup siginifikan. Hal ini membuktikan
bahwa telah terjadi pertumbuhan mikroorganisme dalam bioreaktor. Hasil analisa
penurunan konsentrasi COD serta efisiensi
penurunan COD selama proses seeding dapat
dilihat seperti pada Tabel 3 dan Gambar 2.
400
80
300
60
200
40
100
20
0
0
10
20
30
40
50
293
COD
Waktu
Operasi
(hari)
Pengambilan Sampel
4.
Satuan
Konsentrasi
COD
Zat Organik
(KMnO4)
BOD5
TSS
pH
mg/l
235 558
mg/l
128 304
mg/l
mg/l
96 261
136 373
6,98 7,65
2
3
4
5
1
2
Efluen
Reaktor
Aerob
(%)
22
384,80
50,96
86,76
WTH 96 Jam
88,89
89,01
90,15
90.71
90,38
82,85
84,81
85,38
85,59
85,65
86,07
100
WTH 48 Jam
80
400
WTH 24 Jam
300
60
40
200
Efisiensi Total ( %)
20
100
10
20
30
40
WAKTU OPERASI (Hari)
0
50
Penurunan COD
Efisiensi
Reaktor
Anarob
(%)
500
Keluar
Reaktor
Anaerob
(mg/l)
600
Influen
Reaktor
Anaerob
(mg/l)
70,99
81,55
82,80
81,78
83,08
83,47
83,96
86,31
86,46
32
36
37
38
39
42
Waktu
Operasi
(hari)
78,88
60.35
40,55
50,00
61,86
68,60
50,49
57,97
61,81
Parameter
271,88
327,08
235,75
274,40
365,56
414,92
314,84
423,36
456,37
No
3
8
9
10
13
14
15
17
20
23
25
27
30
31
Efisiensi
Aerob
(total)
(%)
294
Waktu
Operasi
(hari)
Influen
Reaktor
Anaerob
(mg/l)
209,81
53,83
74,34
176,14
50,94
71,08
141,81
40,88
71,14
138,47
40,27
70,92
128,35
31,26
75,64
10
183,81
38,02
79,32
13
198,47
38,98
80,36
14
213,77
44,49
79,19
15
177,57
36.00
79,73
17
261,45
46,22
82,30
20
272,52
47,22
82,67
22
184,85
31,90
82,74
Keluar
Reaktor
Anaerob
(mg/l)
Efisiensi
Reaktor
Anarob
(%)
Efisiensi
Aerob
(total)
(%)
23
25
27
30
31
32
36
37
38
39
42
86,84
87,10
87,56
87,75
87,88
79,84
80,65
80,75
80,72
80,76
80,86
295
350
WTH 24 Jam
300
80
250
60
200
Influen Reaktor Anaerob (mg/l)
150
40
100
Efisiensi Total ( %)
20
100
WTH 48 Jam
WTH 96 Jam
10
20
30
40
Waktu
Operas
i (hari)
1
2
3
8
9
10
13
14
15
17
20
22
50
0
0
50
23
25
27
30
31
32
36
37
38
39
42
Efisiensi
Aerob
(total)
(%)
89,37
89,84
89,98
90,17
90,29
84,15
85,30
84,79
84,89
84,94
85,28
250
WTH 96 Jam
WTH 48 Jam
WTH 24 Jam
200
80
150
60
100
40
50
10
20
30
20
40
0
50
296
Influen
Keluar
Efisiensi Efluen
Reaktor
Reaktor
Reaktor
Reaktor
Anaerob
Anaerob
Anarob
Aerob
(mg/l)
(mg/l)
(%)
(%)
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 96 Jam
247,0
40,0
83,81
140,0
22,0
84,29
206,0
31,0
84,95
149,0
12,0
91,95
136,0
9,0
93,38
149,0
10,0
93,29
154,0
20,0
87,01
182,0
12,0
93,40
200,0
13,0
93,50
158,0
8,0
94,93
222,0
10,0
95,50
328,0
14,0
95,73
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 48 Jam
178,0
24,0
86,52
8,0
201,0
20,0
90,05
5,0
192,0
23,0
88,02
7,0
223,0
23,0
89,69
8,0
350,0
36,0
89,71
11,0
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 24 Jam
316,0
74,0
75,58
41,0
468,0
93,0
80,13
33,0
325,0
58,0
82,15
22,0
373,0
66,0
82,31
24,0
364,0
63,0
82,69
22,0
370,0
63,0
82,97
22,0
1
2
3
8
9
10
13
14
15
17
20
22
23
25
27
30
31
32
36
37
38
39
42
Efisiensi
Aerob
(total)
(%)
95,51
97,51
96,35
96,41
96,86
87,03
92,95
93,23
93,57
93,96
94,05
Efisiensi Total ( %)
4.5
100
500
400
80
WTH 96 Jam
60
300
200
40
WTH 24 Jam
WTH 48 Jam
20
100
0
10
20
30
40
50
297
4.6
Parameter pH
298
Influen Reaktor
Anaerob
Keluar Reaktor
Anaerob
Efluen Reaktor
Aerob
7,23
7,54
7,23
7,98
6,98
7,58
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 48 Jam
7,13
7,62
7,07
7,61
7,20
7,22
7,12
7,36
7,25
7,37
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 24 Jam
7,05
7,22
7,13
7,52
7,06
7,53
7,15
7,46
7,40
7,61
7,19
7,65
1
2
3
8
9
10
13
14
15
17
20
22
23
25
27
30
31
32
36
37
38
39
42
8,38
8,30
7,62
7,41
7,56
7,54
7,55
7,58
7,71
7,71
7,71
9
WTH 96 Jam
WTH 48 Jam
WTH 24 Jam
8.5
8
pH AIR (-)
7.5
Tahap nitritasi
6.5
Nitrosomonas
6
10
15
20
25
30
35
40
45
Tahap nitrasi
NO2- + O2
Nitrobacter
NO3-
ini
dapat
Beban COD
Linear (Beban COD)
100
Keseluruhan reaksi:
Efisiensi Penurunan COD (%)
60
40
y = -0,0203x + 86,76
R2 = 0,7493
20
0
0
100
200
300
400
500
600
4.7
80
a. Beban COD
Laju pembebanan digunakan untuk mengetahui
besarnya beban pengolahan yang dilakukan oleh
reaktor
biofilter
anaerobik
menggunakan
persamaan yang telah dijelaskan di atas.
Adapun laju pembebanan COD ditujukkan
seperti pada Gambar 8.
Dari grafik di atas diketahui di dapatkan
persamaan hubungan antara laju pembebanan
COD dengan efisiensi penurunan COD di dalam
reaktor biofilter anaerobik, dengan persamaan
sebagai berikut:
100
80
60
40
y = -0,0692x + 86,043
2
R = 0,8948
20
0
0
100
200
300
y = -0,02030x + 86,76
300
penurunannya
di dalam reaktor biofilter
anaerobik, dengan persamaan sebagai berikut :
y = -0,0692x + 86,043
d. Beban TSS
TSS
Loading
Beban
TSS
c. Beban BOD
100
100
80
60
40
y = -0,0345x + 94,951
R2 = 0,9049
20
0
0
80
100
200
300
400
60
40
y = -0,1309x + 95,88
20
R2 = 0,944
0
0
30
60
90
120
150
5.
A.
KESIMPULAN
301
SARAN
302
Lampiran 1
BAKU MUTU LIMBAH CAIR INDUSTRI/PERUSAHAAN/BADAN
DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
(Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 582 tahun 1995)
PARAMETER
I . FISIS
Suhu
Zat Padat Terlarut (TDS)
Zat Padat Tersuspensi (TSS)
BAKU MUTU
II. KIMIAWI
Air raksa
Amonia
Arsen
Besi (total)
Flourida
Kadmium
Khlorin bebas
Khrom (total)
Khrom heksavalen
Nikel
Nitrat
Nitrit
pH
Seng
Sulfida
Tembaga
Timbal
Mangan
Fenol
Minyak dan Lemak
Senyawa aktif biru metilen
Sianida
Zat Organik (KMnO4)
BOD (5 hari, 20 oC)
COD (Bichromat)
303
SATUAN
o
38
1000
100
C
mg/l
mg/l
0,002
5,0
0,1
5,0
2,0
0,05
1,0
0,5
0,1
0,1
10,0
1,0
6,0 - 9,0
2,0
0,05
1,0
0,1
2,0
0,5
5,0
1,0
0,05
85,0
75,0
100,0
mg/l
mg-N/L
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg-Cl2/L
mg/l
mg-Cr+6/L
mg/l
mg-N/L
mg-N/L
mg/l
mg-S/L
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l