Anda di halaman 1dari 8

1.

KLASIFIKASI ALZHEIMER / DEMENSIA


Demensia dapat diklasifikasikan berdasarkan umur,
perjalanan penyakit, kerusakan struktur otak,sifat klinisnya dan
menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
di Indonesia III (PPDGJ III)
a) Menurut Umur:
Demensia senilis (>65th)
Demensia prasenilis (<65th)
b) Menurut perjalanan penyakit:

Reversibel
Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural
hematoma, Defisiensi vitamin B, Hipotiroidism,
intoksikasi Pb)
c) Menurut kerusakan struktur otak :

Tipe Alzheimer

Tipe non-Alzheimer

Demensia vaskular

Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)

Demensia Lobus frontal-temporal

Demensia terkait dengan HIV-AIDS

Morbus Parkinson

Morbus Huntington

Morbus Pick

Morbus Jakob-Creutzfeldt

Sindrom Gerstmann-Strussler-Scheinker

Prion disease

Palsi Supranuklear progresif

Multiple sklerosis

Neurosifilis

Tipe campuran
d) Menurut sifat klinis:

Demensia proprius

Pseudo-demensia
2. DEFINISI ALZHEIMER / DEMENSIA
Penyakit Alzheimer adalah penyakit pada syaraf yang
sifatnya irreversible akibat penyakit ini berupa kerusakan
ingatan, penilaian, pengambilan keputusan, orientasi fisik secara
keselurahan dan pada cara berbicara. Diagnosa yang didasarkan
pada ilmu syaraf akan penyebab kepikunan hanya dapat
dilakukan dengan cara otopsi. Tanda-tanda umum yang muncul
berupa hilangnya neuron, pikun, cairan ektraseluler yang
mengandung peptida amyloid dan kusutnya neurofibril serta
terjadinya hiperfosforilasi dari mikrotubular protein. 1
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit otak,
biasanya bersifat kronik atau progresif serta terdapat gangguan
fungsi luhur (fungsi kortikal yang multipel), termasuk daya ingat,

daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung,


kemampuan belajar, berbahasa, dan daya kemampuan menilai.
Kesadaran tidak berkabut, dan biasanya disertai hendaya
fungsi kognitif, ada kalanya diawali oleh kemerosotan
(deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial atau
motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer, pada
penyakit serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang secara
primer atau sekunder mengenai otak. 4
Jadi Alzheimer merupakan penyakit syaraf yang bersifat
irreversible akibat dari penyakit ini berupa penurunan kognitif.
Sindrom sindrom yang muncul dari Alzheimer berkumpul
menjadi demensia.
3. EPIDEMIOLOGI ALZHEIMER / DEMENSIA
Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun
1907 oleh seorang ahli Psikiatri dan neuropatologi yang bernama
Alois Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita berumur 51
tahun, yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta
tidak mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan
wanita itu tidak mengalami gangguan anggota gerak,koordinasi
dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi
yang difus dan simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian
kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi
neurofibrillary.2
Dari seluruh pasien yang menderita demensia, 50 hingga
60 persen diantaranya menderita jenis demensia yang paling
sering dijumpai, yaitu demensia tipe Alzheimer (Alzheimers
diseases). Prevalensi demensia tipe Alzheimer meningkat seiring
bertambahnya usia. Untuk seseorang yang berusia 65 tahun
prevalensinya adalah 0,6 persen pada pria dan 0,8 persen pada
wanita. Pada usia 90 tahun, prevalensinya mencapai 21 persen.
Pasien dengan demensia tipe Alzheimer membutuhkan lebih dari
50 persen perawatan rumah (nursing home bed). 4
4. ETIOLOGI ALZHEIMER / DEMENSIA
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif
penyebab yang telah dihipotesa adalah intoksikasi logam,
gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara/industri,
trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament,
presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer
terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik
jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif
dengan penurunan daya ingat secara progresif.
Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino
dapat berperan dalam kematian selektif neuron. sel-sel tersebut
mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya
peningkatan calsium intraseluler, kegagalan metabolisme
2

energi, adanya formasi radikal bebas atau terdapatnya produksi


protein abnormal yang non spesifik.2
5. PATOFISIOLOGI ALZHEIMER / DEMENSIA7

6. MANIFESTASI KLINIS ALZHEIMER / DEMENSIA

Penyakit Alzheimer dapat dimulai dengan hilangnya


sedikit ingatan dan kebingungan, tetapi pada akhirnya akan
menyebabkan pelemahan mental yang tidak dapat diubah dan
menghancurkan kemampuan seseorang dalam mengingat,
berpikir, belajar, dan berimajinasi.5
Hilangnya ingatan
Setiap orang memiliki penyimpangan dalam ingatan.
Adalah hal yang normal ketika anda lupa dimana anda
menaruh kunci mobil atau lupa nama orang yang jarang
anda lihat. Tetapi masalah ingatan yang berhubungan
dengan Alzhaimer berlangsung lama dan buruk. Orangorang dengan Alzhaimer mungkin:
Mengulangi sesuatu yang telah dikerjakannya
Sering lupa akan ucapan dan janji yang
dilakukannya
Sering salah menaruh sesuatu, sering menaruh
sesuatu di tempat yang tidak wajar
Pada akhirnya lupa dengan nama anggota
keluarga dan benda-benda yang biasa digunakan
dalam kesehariannya
Bermasalah ketika berpikir secara abstrak
Orang dengan Alzheimer bermasalah dalam berpikir
mengenai suatu hal terutama dalam bentuk angka.
Kesulitan dalam menemukan kata yang tepat
Sulit untuk orang dengan Alzhaimer untuk menemukan
kata yang tepat untuk menyampaikan pemikiran
mereka atau ketika mereka terlibat pembicaraan. Pada
akhirnya akan mempengaruhi kemampuan membaca
dan menulis mereka
Disorientasi
rang dengan Alzheimer sering hilang kemampuan untuk
mengingat waktu dan tanggal, serta akan merasakan
diri mereka hilang di lingkungan yang sebenarnya
familiar bagi mereka.
Hilang kemampuan dalam menilai
Menyelesaikan masalah sehari-hari merupakan hal yang
sulit dan menjadi bertambah sulit sampai akhirnya
adalah sesuatu yang dirasa tidak mungkin bagi mereka
yang memiliki Alzheimer. Alzheimer memiliki
karakteristik sangat sulit untuk melakukan sesuatu
yang membutuhkan perencanaan, pengambilan
keputusan dan penilaian.
Sulit untuk melakukan tugas yang familiar
Sulit dalam melakukan tugas rutin yang membutuhkan
langkah-langkah yang berkelanjutan dalam proses
penyelesaiannya, contohnya memasak. Pada akhirnya,

orang dengan Alzheimer dapat lupa bagaimana


melakukan sesuatu bahkan yang paling mendasar.
Perubahan kepribadian
Orang dengan Alzheimer menunjukkan:
Perubahan suasana hatiHilang kepercayaan
terhadap orang lain.
Meningkatnya sikap keras kepala
Depresi
Gelisah.
Agresif

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ALZHEIMER / DEMENSIA


a) Neuropatologi
Hal yang di perhatikan neuropathology pada klien Alzheimer:
Neurofibrillary tangles (NFT)
Senile plaque
(SP)Degenerasi neuron
Perubahan vakuoler
Lewy body
b) Pemeriksaan neuropsikologik
Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala
demensia. Fungsi pemeriksaan neuropsikologik ini untuk
menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif
umum danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi.
Test psikologis ini juga bertujuan untuk menilai fungsi yang
ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang berbeda-beda
seperti gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi,
perhatian dan pengertian berbahasa. Evaluasi neuropsikologis
yang sistematik mempunyai fungsi diagnostik yang penting
karena:
Adanya defisit kognisi yang berhubungan
dgndemensia awal yang dapat diketahui bila terjadi
perubahan ringan yang terjadi akibat penuaan yang
normal
Pemeriksaan neuropsikologik secara komprehensif
memungkinkan untuk membedakan kelainan kognitif
pada global demensia dengan defisit selektif yang
diakibatkan oleh disfungsi fokal, faktor metabolik,
dan gangguan psikiatri
c) CT Scan dan MRI
Merupakan metode non invasif yang beresolusi tinggi
untuk melihat kwantifikasi perubahan volume jaringan otak
pada penderita alzheimer antemortem. Pemeriksaan ini
berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya
penyebab demensia lainnya selain alzheimer seperti
multiinfark dan tumor serebri. Atropi kortikal menyeluruh
danpembesaran ventrikel keduanya merupakan gambaran

marker dominan yang sangat spesifik pada penyakit ini. Tetapi


gambaran ini juga didapatkan pada demensia lainnya seperti
multiinfark, parkinson, binswanger sehingga kita sukar untuk
membedakan dengan penyakit alzheimer.
d) EEG
Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan
yang suklinis. Sedang pada penyakit alzheimer didapatkan
perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis yang non
spesifik.
e) PET (Positron Emission Tomography)
Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan
penurunan aliran darah, metabolisma O2, dan glukosa
didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun pada
regional parietal, hasil ini sangat berkorelasi dengan kelainan
fungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi
penelitian neuropatologi.5
8. PENATALAKSANAAN MEDIS ALZHAIMER / DEMENSIA
Tacrine
Obat ini efektif dalam meningkatkan kemampuan
mengingat pasien, tetapi obat ini hanya dapat diberikan
pada pasien Alzheimer derajat ringan sampai sedang.
Efek samping yang ditimbulkan berupa mual, muntah,
diare, nyeri perut, gangguan pencernaan, ruam-ruam
pada kulit. Selain itu, obat ini juga bersifat hepatotoxicity
karena dapat meningkatkan enzim hati (alanine
aminotransferase atau ALT). Oleh karena itu, obat ini
jarang digunakan karena harus melakukan tes darah
setiap minggu untuk memonitor kadar ALT.
Donepezil (Aricept)
Obat ini diberikan pada pasien Alzheimer derajat ringan
sampai sedang. Efek samping obat ini lebih sedikit
daripada tacrine. Obat ini tidak menimbulkan peningkatan
kadar ALT dan efek samping terhadap perut juga sedikit.
Rivastigmine (Exelon)
Obat ini dapat membantu meningkatkan aktifitas pasien
seperti makan sendiri, memakai baju sendiri, mengurangi
behavioral symptoms (delusi dan agitasi), dan
meningkatkan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, dan
berbicara). Rivastigmine (Exelon). Obat ini dapat
membantu meningkatkan aktifitas pasien seperti makan
sendiri, memakai baju sendiri, mengurangi behavioral
symptoms (delusi dan agitasi), dan meningkatkan fungsi
kognitif (berpikir, mengingat, dan berbicara).
Galantamine (Reminyl)

Obat ini diberikan pada pasien Alzheimer derajat ringan


sampai sedang. Efek samping obat ini juga sedikit.
Memantine (Namenda)
Obat ini diberikan pada pasien Alzheimer derajat berat.
Obat ini melindungi neuron dari peningkatan jumlah
glutamate. Efek samping yang ditimbulkan adalah
neurotoxic. Kadang-kadang obat ini dikombinasikan
dengan donepezil.
Vitamin E
Antioksidan seperti vitamin E dapat menghambat
kerusakan oksidatif dan melindungi otak dari radikal
bebas. Antioksidan dapat menghambat efek toksik dari
beta-amyloid.Obat antidepresan, antipsikotik, dan sedatif
dapat digunakan untuk menangani behavioral symptoms
seperti agitasi, agresi, wandering, dan penyakit tidur. 5
9. KOMPLIKASI ALZHEIMER/ DEMENSIA
perubahan otak mempengaruhi fungsi fisik seperti
menelan, keseimbangan usus, dan dan kontrolkandung
kemih.
Kesulitan pneumonia dan infeksi lain. Menelan dapat
menyebabkan orangdengan penyakit Alzheimer
menghirup (aspirasi) makanan atau cairan kedalam
saluran udara dan paru-paru, yang dapat menyebabkan
pneumonia.Ketidakmampuan untuk mengendalikan
pengosongan kandung kemih(urinary incontinence)
mungkin memerlukan penempatan tabung untuk
mengeringkan dan mengumpulkan urin (kateter urin).
Setelah katetermeningkatkan risiko infeksi saluran
kencing, yang dapat menyebabkan lebih-serius, infeksi
yang mengancam jiwa.
Cedera karena jatuh. Orang dengan Alzheimer menjadi
semakin rentan untuk jatuh. Jatuh dapat menyebabkan
patah tulang. Selain itu, jatuh adalahpenyebab umum dari
cedera kepala serius, seperti gegar otak atau
perdarahandi otak.
Inkontinensia adalah gejala umum dari tengah dan
penyakit tahap akhirAlzheimer. Pada saat seseorang
menderita kerugian total dari fungsi kandungkemih,
kateter urin kadang-kadang digunakan. Kateter
dapatmemperkenalkan bakteri ke dalam tubuh
menyebabkan infeksi saluran kemih(ISK). Pasien dengan
penyakit Alzheimer juga tidak bisa ke toilet sendirisebagai
sering atau dengan penggunaan yang tepat dari
kebersihan, yangmenghasilkan pembentukan ISK.Gejala

ISK termasuk urin gelap berwarna kuning, bau yang kuat


dari urin,sedimen dalam urin dan penurunan buang air
kecil. Pasien Alzheimer tidak dapat berkomunikasi rasa
sakit atau ketidaknyamanan umumnya terkaitdengan ISK.
Tanda pasien sebuah Alzheimer memiliki ISK termasuk
kebingungan, lesu dan gelisah.
Menurut Dr Monika Karlekar dari
VanderbiltUniversity.Penyakit Alzheimer adalah tidak umum
penyebab spesifik kematian -berbagai komplikasi dan kondisi
sekunder terjadi menyebabkan kesehatanmenurun dengan cepat
dalam tahap akhir dari penyakit.6

Anda mungkin juga menyukai