jahitan perineum
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.2.1
1.2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.3
Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai saat kelahiran plasenta sampai dengan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung
selama lebih kurang 6-8 minggu / 40 hari.
Masa nifas merupakan suatu fase yang harus diperhatikan, jika pada masa ini tidak dikelola
dengan baik dapat terjadi hal-hal yang bersifat patologis pada ibu, seorang ibu post partum
akan mengalami perubahan-perubahan diantaranya adalah perubahan sistem reproduksi,
pencernaan dan perkemihan dari sistem muskulo keletal, seorang bidan hendaknya dapat
membantu untuk memahami perubahan-perubahan ini, sehingga bidan harus menguasai
tentang perubahan yang terjadi. (Sarwono, Prawirohardjo, 2005)
Perawatan yang dibutuhkan pada masa nifas, perawatan luka perineum, istirahat, nutrisi,
eliminasi, mobilisasi dini, perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar,
personal hygiene, pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan senam nifas (Kapita Selekta
Jilid I)
Tujuan
Tujuan Umum
Dalam menyusun laporan ini, diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu post partum fisiologis dengan repair jahitan perineum.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengkaji data subyektif dan obyektif pada ibu post partum
fisiologis dengan repair jahitan perineum
Mahasiswa mampu membuat diagnosa pada ibu post partum fisiologisdengan repair jahitan
perineum
Mahasiswa mampu membuat diagnosa potensial / masalah potensial pada ibu post partum
fisiologis dengan repair jahitan perineum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu post partum
fisiologis dengan repair jahitan perineum
Mahasiswa mampu membuat intervensi / perencanaan dari asuhan kebidanan yang
diberikan pada ibu post partum fisiologis dengan repair jahitan perineum
Mahasiswa mampu membuat penatalaksanaan / implementasi pada ibu post partum
fisiologis dengan repair jahitan perineum
Mahasiswa mampu membuat evaluasi dari hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada ibu post partum fisiologis dengan repair jahitan perineum
Ruang Lingkup
1.4
1.4.1
1.4.2
a.
b.
c.
d.
1.5
Dalam pembuatan laporan asuhan kebidanan ini, hanya membahas tentang asuhan
kebidanan pada Ny. M P1001 post partum fisiologis dengan infeksi luka jahitan perineum
Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami gunakan dalam pembahasan asuhan kebidanan ini adalah :
Rancangan Penulisan
Metode yang dipakai dalam penyusunan asuhan kebidanan ini adalah metode deskriptif
berupa studi kasus yaitu membandingkan teori dan kasus nyata.
Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan maka penulis menggunakan tehnik sebagai
berikut :
Wawancara yaitu anamnesa secara langsung kepada klien
Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap klien dan keluarga
Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi dan pemeriksaan penunjang lainnya
Studi kepustakaan yaitu data yang diperoleh dari buku-buku dan makalah yang
berhubungan dengan kelainan pada nifas
Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di RSUD Ngimbang-Lamongan pada tanggal 22
Desember 2014-03 Januari 2015.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Nifas Normal
2.1.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai saat kelahiran plasenta sampai dengan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama
lebih kurang 6 minggu. (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. 2002. PN 23 dan Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. 2001. P. 122)
Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura (Varneys Midwifer 3 rd. ed. 1997
P 623-628)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu. (Sinopsis
Obstetri Fisiologis dan Patologis Jilid I Edisi 2. 1998. P 115)
Masa nifas adalah masa setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperi keadaan semula (sebelum hamil). ( Saleha, 2009. Hal: 2)
Masa nifas atau puerpuriumdimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta sampai dengan 6
mingggu (42 hari) seetelah itu. (Prawirohardjo, 2008. Hal : 356).
Masa Puerperium atau masa nifas adalah di mulai setelah partus slesai dan berakhir setelah
kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan (Hanifa wiknjosastro, 2007:237).
Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan
akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak
hamil (Helen Varney, 2007:958).
2.1.2 Tujuan Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik.
Faktor factor yang mempengaruhi laktasi selain 5ontro anatomis atau fisiologis
mamae, makanan atau diet ibu, banyaknya cairan yang masuk, istirahat ibu, isapan bayi,
obat obatan dan psikologis ibu. Produksi ASI bertambah sesuai dengan kebutuhan bayi
bertambah, umumnya kebutuhan ASI bertambah apabila keadaan ibu normal dalam
memenuhi kebutuhan untuk kesehatan dan produksi ASI. (Bobak, 2005 : 499)
Menyusui
Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan
mencegah lacat putting susu. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya,
terutama jika ibu pertama kali menyusui / ibu berusia sangat muda. Posisi menyusui yang
benar adalah :
1) Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluru badan bayi (kepala dan tubuh berada pada
satu garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan putting susu
ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa, sehingga perut bayi menghadap ke perut ibu
2) Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi siap
menyusu (bayi membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh)
3) Ibu menyentuh putting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar.
4) Kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu, sehingga bibir bayi dapat
menangkap putting susu tersebut.
(APN, 2007 : 102)
Seks
Kekuranagn esterogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan
penipisan mukosa vagina. Kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat coitus. Menetap
sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi kembali lagi. Nasehatkan pada ibu
untuk tidak memulai hubungan sampai masa nifas selesai (sampai lochia tidak keluar lagi)
(Bobak, 2005 : 495)
KB
1) Penggunaan alat kontrasepsi tetap lebih aman, terutama bila sudah haid lagi
2) Berikan konseling tentang metode, kelebihan dan kekurangan, efek samping, cara
penggunaan, kapan metode ini dapat digunakan. (Manuaba, 1998 : 194)
Latihan (Senam nifas)
1) Diskusikan pentingnya otot otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih
kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat, sehingga mengurangi rasa sakit pada
punggung
2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu sepeti :
3) Dengan tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik napas,
tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan
ulangi sebanyak 5x.
4) Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot otot pantat, dan pinggul, tahan
5) sampai 5 hitungan,kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5x
Mulai dengan mengerjakan 5x latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggunaikkan jumlah
latihan 5x lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap
gerakan sebanyak 30x. (Saifudin, AB, 2002 : N 25)
Berat
Diameter
900 gr
450 gr
200 gr
60 gr
12,5 cm
7,5 cm
5,0 cm
2,5 cm
Palpasi Serviks
Lunak / lembek
2 cm
1 cm
Menyempit
Sub involusi : kegagalan uterus untuk kembali ke keadaan pra hamil terjadi karena :
Tertahannya fragmen plasenta
Infeksi
Kurang mobilisasi
Tanda-tanda infeksi
Kalor (panas)
Dolor (kemerahan)
Rubur (nyeri)
Tumor (benjolan yang abnormal)
Tanda-tandanya involusi uterus
Demam, nyeri perut bawah, vagina bau tidak sedap lochea tidak lancar
Hari ke-1 : setinggi pusat
Hari ke-2 : pertengahan simphisis pusat
Hari ke-10 : pada symphisis setelah itu tidak teraba
Uterus dikatakan berkontraksi dengan baik apabila teraba keras dan jelas batasnya
B.
C.
D.
Uterus tidak berkontraksi dengan baik apabila teraba lembek, kental dan tidak jelas
batasnya
Uterus diperiksa segera setelah plasenta lahir
Kontraksi :
Intensital kontraksi meningkat setelah bayi lahir, bisa dipertahankan oksitosin menyusui
Perasaan mulai sesudah partus akibat kontraksi uterus, biasanya terdapat 2-3 post partum
dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara. Perasaan mules lebih terasa
saat menyusui, dapat pula timbul apabila masih ada sisa selaput ketuban, sisa plasenta atau
gumpalan darah dalam cavum uteri.
Bagian lochea implantase plasenta, merupakan luka kasar dan menonjol kedalam kavum
uteri dan bekas implantasi normal lebih dari 6 minggu dan berdiameter 2,4 cm
Luka jalan lahir, bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan servik yang tidak
luas akan sembuh primer, jika tidak ada infeksi akan sembuh 6-7 hari.
Lochea sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
Jenis-jenis lochea
Lochea rubra
Berisi darah segar berwarna merah dan berisi sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vornik caseosa, lanugo dan mekonium, terjadi 1-2 hari post partum
Lochea sangulenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari ke-3 sampai ke-7 pasca
persalinan
Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke-7 sampai ke-14 pasca
persalinan.
Lochea alba
Cairan berwarna putih terjadi setelah 2 minggu
Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar seperti nanah berbau busuk
Lochea astatis
Lochea tidak lancar
Serviks
Agak terbuka seperti corong warna merah kehitaman
Konsistensi lunak
Tangan pemeriksa dapat dimasukkan kedalam cavum uteri
Setelah 2 jam hanya dapat masuk 2-3 jari
Setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari
Vagina
Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-ukurannya
yang normal, pada minggu ke-3 post partum rugae mulai nampak kembali.
Dinding Perut Peritonium
Setelah persalinan dinding perut linggar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih
kembali dalam 6 minggu.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan
Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi beberapa hal :
Mengurangi jumlah ASI
Memperlambat proses involusi dan memperbanyak pendarahan
Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan merawat bayi
Gizi
Ibu menyusui harus :
Mengkonsumsi tambahan kalori
Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan cukup protein
Minum sedikitnya 3 liter tiap hari
Banyak buah-buahan
Perawatan Payudara
Menjaga payudara harus tetap bersih dan kering
Menggunakan BH yang menyokong payudara
Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI
Apabila nyeri dapat diberikan analgesik
Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI lakukan :
Pengompresan payudara dengan air hangat agar terasa rilex
Urut dari pangkal menuju putting susu
Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek
Pengompresan dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak
Latihan Senam Nifas
Dapat diberikan mulai hari kedua misalnya :
Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diletakkan diatas dan menekan perut,
lakukan pernafasan dada, lalu pernafasan perut
Dengan posisi sama angkat bokong lalu letakkan kembali
Kedua kaki ditekukkan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan
defekasi
Duduklah pada kursi, pertahan bungkukkan badan sambil berusha tangan menyentuh
tumit.
Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas yaitu 4 kali kunjungan :
6-8 jam post partum
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
6-8 hari post partum
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus kontraksi dengan baik, tinggi fundus
dibawah umbilikus
Tidak ada perdarahan abnormal
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
3.
4.
b.
1.
2.
3.
4.
c.
1.
2.
3.
4.
Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua jenis simpul)
Tidak terlalu nyeri karena sedikit benang yang digunakan
Menggunakan lebih sedikit jahitan
Persiapan penjahitan
1.
Bantu pasien mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi tempat tidur
atau meja. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota keluarganya untuk
memegang kaki pasien sehingga tetap berada dalam posisi litotomi
Tempatkan handuk atau kain bersih dibawah bokong pasien
Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum dapat terliht lebih
jelas
Gunakan teknik aseptik pada saat memeriksa robekan atau episiotomi, berikan anastesi
lokal dan jahit luka
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
Pakai sarung tangan DTT dan steril
Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan bahan DTT untuk
penjahitan
Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisadengan mudah dilihat dan
penjahitan dilakukan tanpa kesulitan
Gunakan kain kasa DTT untuk menyeka vulva, vagina, dan perineum pasien. Bersihkan
dengan lembut sambil menilai luas dan dalamnya luka
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Periksa vagina dan perineum secara lengkap. Pastikan bahwa laserasi merupakan laserasi
derajad I dan II. Jika laserasinya dalam atau luka episiotominya meluas, periksa lebih jauh
dan pastikan bahwa tidak terjadi robekan derajat III atau IV . masukkan jari yang sudah
bersarung tangan ekstra kedalam anus dengan hati-hati dan angkat jari tersebut secara
perlahan untuk mengidentifikasi spingter ani. Raba tonus atau ketegangan spingter. Jika
spingter terluka, pasien mengalami laserasi derajat tiga atau empat dan harus segera dirujuk
11. Lepas sarung tangan ekstra yang tadi telah digunakan untuk memeriksa rektum, lalu buang
12. Berikan anastesi lokal
13. Siapkan jarum (pilih jarum yang batngnya bulat, tidak pipih) dan benang. Gunakan benang
cat gut kromik no. 2-0 atau no 3-0
14. Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 900 C, lalu jepit jarum tersebut
2.3
Perawatan Luka Perineum
2.3.1 Pengertian perawatan luka perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan keburtuhan dasar manusia (biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat. Perineum adalah daerah
antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus. Perawatan yang dilakukan pada
daerah perineum yang terdapat laserasi luka jalan lahir/episiotomi.
2.3.2 Tujuan perawatan luka perineum
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan
penyembuhan jaringan. Untuk mencegah terjadinya infeksi, menjaga kebersihan perineum
dan memberikan rasa nyaman pada pasien. (Maryuni, 2011 Hal:696)
2.3.3 Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ
reproduksi yang di sebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva
yang terbuka atau akibat dari perkembang biakan bakteri pada peralatan penampung lochea
(pembalut)
2.3.4
Waktu Perawatan
a. Saat mandi
Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut,
untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu,
untuk itu diperlukan pembersihan perineum
b. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kercil, pada buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air
seni pada rektum akibatnya dapat memicu terjadinya pertumbuhan bakteri pada perineum
untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
c. Setelah buang air besar
Setelah buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran di sekitar anus ke
perineum yang letakknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan.
Perawatan perineum dengan laserasi 10 hari, yaitu :
1. Ganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut dengan baik sehingga tidak
bergeser
2. Lepaskan pembalut dari depan ke belakang sehingga menghindari penyebaran infeksi dari
anus ke vagina
3. Aliran atau bilas dengan air hangat/cairan antiseptik pada area perineum setelah defekasi.
Keringkan dengan air pembalut atau di tepuk-tepuk, dari arah vagina ke anal
4. Jangan di pegang sampai area tersebut pulih
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupak tanda penyembuhan.
Namun, untuk meredakan rasa tidak nyaman atasi dengan mandi berendam air hangat atau
kompres dingin dengan kain pembalut yang telah didinginkan
6. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada daerah
tersebut
7. Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah disekitar
perineum. Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki fungsi
otot. Tidak perlu terkejut bila tidak merasakan apapun saat pertama kali berlatih karena
area tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap dalam beberapa
minggu.
(http://books.google.co.id/books/about/Buku_Ajar_Asuhan_Kebidanan_Nifas_Normal.ht
ml?id=ZkPup-5Ozy8C&redir_esc=y)
2.3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Perineum
a. Gizi
Faktor gizi terutamaprotein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka
pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.
Obat-obatan :
Steroid
a.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
sen
1)
2)
3)
c.
1)
2)
3)
Penyembuhan melalui intensi kedua (granulasi). Pada luka dimana terjadi pembentukan
pus (supurasi) atau dimana tepi luka tidak saling merapat, proses perbaikannya kurang
sederhana dan membutuhkan waktu lebih lama
Penyembuhan melalui instensi ketiga (suture sekunder). Jika luka dalam baik yang belum di
suture atau terlepas dan kemudian disuture kembali nantinya, dua permukaan granulasi
yang berlawanan disambungkan. Hal ini mengakibatkan jaringan parut yang lebih dalam
dan luas.
(http://creasoft.wordpress.com/2008/04/23/konsep-penyembuhan-luka)
2.5 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney
2.5.1 Pengkajian
A. Identitas
1.1 Identitas Klien
ama
: berisi nama pasien yang melahirkan
mur
: untuk mengetahui usia pasien
angsa/suku : untuk memudahkan komunikasi dan untuk mengetahui asal pasien
endidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien
gama
: untuk memudahkan komunikasi, terutama yang menyangkut keyakinan pasien
ekerjaan
: untuk mengetahui tingkat perekonomian pasien
lamat
: untuk mengetahui tempat tinggal pasien
o. Reg
: untuk mengetahui no pasien yang dirawat di RS / no. urut masuk
1.2 Identitas Penanggung Jawab
Untuk memudahkan mengetahui seseorang yang bertanggung jawab atas diri pasien, baik
itu masalah administrasi maupun jika terjadi sesuatu pada pasien.
1.3 Status Perkawinan
Untuk mengetahui klien bersuami / tidak dan lamanya perkawinan.
1.4 Keluhan Utama
Untuk mempertegak menentukan diagnosis
1.5 Riwayat Menstruasi
erisi tentang : siklus menstruasi, lama, warna, bau, flour albus, menarche, disminore, untuk mengetahui dari
faal alat kandungan dan kematangan alat reproduksi
PHT
: untuk mengetahui usia kehamilan dan tafsiran persalinan
1.6 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Berisi tentang : suami, usia kehamilan, jenis persalinan, penolong, penyulit, BB/PB, jenis
kelamin, H/M, meneteki yang berfungsi untuk mengetahui riwayat yang lalu karena
mungkin bisa mempengaruhi.
1.7 Riwayat Kesehatan / Penyakit Klien
Berisi tentang : kondisi / status penyakit yang pernah diderita untuk pasien
1.8 Riwayat Penyakit Keluarga
Berisikan tentang kondisi / status penyakit yang pernah diderita keluarga pasien.
1.9 Pola Kehidupan Sehari-hari
Berisi : pola nutrisi, eliminasi, istirahat, personal hygiene, aktivitas, hubungan seksual,
perilaku kesehatan untuk mengetahui status kesehatan klien dalam kehidupan sehari-hari.
C.
1.
2.
3.
2.5.2
Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : untuk menegakkan diagnosis
Hasil konsul : untuk membantu dalam penatalaksanaan masalah
Data kehamilan dan persalinan sekarang berisikan :
Umur kehamilan, untuk mengetahui berapa usia kehamilannya
Penyulit dalam persalinan sekarang
Periksa kehamilan untuk mengetahui lamanya proses melahirkan
Keadaan bayi : untuk mengetahui berapa nilai A-S bayi, jenis kelamin dan BB/PB
2.5.6
2.5.7
S
O
A
P
:
:
:
:
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 29 Desember 2014
Jam : 11.00 WIB
Oleh : Siti Sundari
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama klien : Ny M
Nama suami : Tn S
Umur
: 25 th
Umur
: 35 th
Bangsa/suku : Indonesia/Jawa Bangsa/suku : Indonesia/Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan
: Swasta
No. Register : 022471
Alamat
: Gempolmanis-Sambeng
2. Status Perkawinan
Umur pertama kali kawin : 23 th
lama perkawinan :2 th
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan sejak 3 hari yang lalu
4. Riwayat Menstruasi
Siklus menstruasi : 28 hari
Lama
: 5-7 hari
Menarche : 13 th
Warna
: merah
HPHT
: Bau
: anyir
Disminore : tidak ada
Fluor Albus
: tidak ada
5 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
N
o
1
Suam
i ke
1
UK
Jns
pers
Nifa
s ini
Sponta
n
Penolon
g
penyuli
t
Bidan
KPD
Jns
kelamin
BB/P
B
Menetek
i
KB
Perempua
n
2900
gr/46
cm
ya
Ibu mengatakan selama hamil makan 3xsehari dengan porsi sedang dengan lauk pauk
seperti tahu, tempe, telur, ikan, ayam, dan terkadang daging dan juga sayur-sayuran hijau.
Dan selama MRS di RSUD Ngimbang saat bersalin ibu selalu menghabiskan makanan yang
di berikan dari Rs dan minum 7-8 gelas/hari
Selama Nifas :
Ibu mengatakan setelah keluar dari RS setiap harinya tarak yaitu hanya makan nasi yang
ditambahkan dengan garam saja karena di suruh oleh ibu mertuanya dan hanya minum 1
gelas air putih perhari
Pola Eliminasi
Selama hamil (sebelum Nifas) :
Ibu mengatakan selama hamil BAB normal 1x sehari dan BAK lancar 5-6 x sehari, dan
selama MRS di RSUD Ngimbang ibu mengatakan BAK menggunakan pispot hanya 2 kali
setelahnya sudah bisa BAK seperti biasa di kamar mandi dan BAB juga seperti biasa
Selama Nifas :
Ibu mengatakan selama nifas ini hanya BAB 2 hari sekali dan keras, sedangkan BAK sedikitsedikit dan tidak begitu sering tidak seperti saat sebelum hamil dan saat hamil
Pola Istirahat
Saat hamil (sebelum Nifas) :
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidur siang - 1 jam perhari dan tidur malam
7-8 jam perhari, saat MRS di RSUD Ngimbang saat setelah melahirkan itu juga cenderung
sering tidur saat siang maupun malam hari
Selama Nifas :
Ibu mengatakan selama nifas ini saat keluar dari Rs tidak pernah tidur siang hanya tidur
malam saja karena tidak di bolehkan keluarganya untuk tidur di siang hari
Pola Aktivitas
Selama Hamil (sebelum Nifa):
Ibu mengatakan selama hamil tetap melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa (saat
sebelum hamil) seperti masak, mencuci pakaian, menyapu dan mengepel. Terkadang juga
membantu ibu mertuanya di sawah
Selama Nifas :
Ibu mengatakan selama nifas ini belum melakukan pekerjaan yang berat-berat hanya
mencuci pakaian bayinya saja itupun jarang
Pola Personal Hygiene
Selama Hamil (sebelum Nifas):
Ibu mengatakan selama hamil biasa mandi 2x sehari dan juga mengganti pakaiannya, dan
saat MRS di RSUD Ngimbang ibu disin oleh suaminya dan mengganti pembalut setiap kali
penuh
Selama Nifas :
Ibu mengatakan mandi 2x sehari dan mengganti pembalut sekalian, namun sejak 3 hari yang
lalu ibu mengatakan tidak berani cebok karena terasa nyeri pada jalan lahirnya
Perilaku Kesehatan
Selama Hamil (sebelum Nifas):
Ibu mengatakan selama hamil maupun sebelum hamil tidak pernah mengonsumsi jamujamuan, minuman beralkohol, dan juga tidak merokok
Selama Nifas :
Ibu mengatakan selama nifas ini tidak pernah minum minuman beralkohol, maupun
merokok, ataupun mengonsumsi jamu-jamuan apapun
8. Data Psikososial
- Respon Ibu Terhadap Bayi
Ibu mengatakan bahwa ia dan keluarganya sangat bahagia dan mengharapkan dengan
kelahiran bayinya
- Rencana Menyusukan Bayi
Ibu mengatakan bahwa ia akan menyusui anaknya sampai usia 2 tahun dan memberikan
makanan pendamping ASI mulai dari umur 6 bulan.
Tingkat Pengetahuan Ibu
Manfaat ASI
Ibu mengatakan mengerti tentang manfaat ASI.
Perawatan Payudara
Leher
- Vena jugularis
- Kel. Thyroid
- Kel. Limfe
Payudara
- Kebersihan
: bersih
- Bentuk
: simetris
- Areola
: hyperpigmentasi
- Puting susu
: menonjol
- Keluaran
: ASI
Abdomen
- Luka bekas jahitan SC : tidak ada
- TFU
: tidak teraba
- Konsistensi Uterus
: keras
- Posisi Uterus
: di tengah
- Kontaksi
: baik
Pengeluaran pervaginam/lochea
- jenis
: purulenta
- Warna
: cairan seperti darah
- Bau
: busuk
- Konsistensi
: kental
Perineum
-Bekas Jahitan
: ada (tidak jadi)
-Kebersihan
: kotor
-Oedema
: tidak ada
-Warna
: kehitaman
Anus
: tidak ada hemoroid
Ekstremitas
- Varices
: -/- Oedema
: -/- Tromboplebitis
: tidak ada
C. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
- Haemoglobin
: tidak di kaji
- Albumin
: tidak di kaji
2. Hasil konsultasi
3. Data kehamilan dan persalinan sekarang
- Umur kehamilan
: 40 minggu
- Penyulit
: KPD
- Periksa kehamilan
: 4 kali di bidan
- Proses persalinan
: Spontan
Keadaan bayi
A-S
: 6-7
Jns kelamin
: perempuan
BB/TB
: 2900 gram/46cm
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa :
P1001 post partum spontan hari ke 6 dengan infeksi luka jahitan perineum
DS
: Ibu mengatakan merasa nyeri pada luka jahitan sejak 3 hari yang lalu
DO
: KU
: Cukup
Kesadaran
: composmentis
TD
: 100/60 mmhg
N
: 80 x/mnt
S
: 36,5 0 C
RR
: 20 x/mnt
Luka SC
: tidak ada
Lochea
: purulenta
TFU
: tidak teraba
Luka perineum
: repair jahitan perineum
Mobilisasi
: jalan
Masalah : nyeri pada luka jahitan
Kebutuhan : -Mengajarkan teknik relaksasi
-Pemberian analgesik
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Sepsis
IV.
TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter Sp.oG untuk mengatasi infeksi
V.
Intervensi
Rasional
3.
4.
5
6.
Mengantisipasi keadaan
sebagai
tindak
lanjut
pemberian
asuhan
comprehensive
dalam
secara
VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Tanggal/Jam
29-12-2014
11.10 WIB
Implementasi
TTD
S
O
VII. EVALUASI
Tanggal : 29 Desember 2014
jam : 21.00 WIB
: Ibu mengatakan nyeri luka jahitan dan badan terasa panas
:
- Keadaan umum
: cukup
- Kesadaran
: composmentis
- TTV
TD
: 130/ 80 mmHg
N
: 88 x/mnt
S
: 37,9 oC
RR
: 21 x/mnt
Luka Operasi
: tidak ada
Luka perineum
: sudah dilakukan penjahitan ulang (repair)
Lochea
: purulenta
Warna
: seperti darah
Konsistensi
: cair
Bau
: busuk
TFU
: tidak teraba
Aff kasa jam 15.00 wib
Mengganti infus D5% 20 tpm jam 15.30 wib
Injeksi ceftriaxon dan injeksi antalgin jam 18.30 wib
: P1001 post partum spontan hari ke 6 dengan post repair luka jahitan perineum
P
: Lanjutkan :
Berikan terapi :
Infus RL : D5% 20 tpm
Injeksi ceftriaxone jam : 04.00 wib
Injeksi antalgin jam : 00.00 wib
CATATAN PERKEMBANGAN:
Tanggal : 30 Desember 2014
Jam : 14.00 wib
S : Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan
O:
KU : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 131/88 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5 0 C
R : 20 x/mnt
Luka jahitan
TFU
Perdarahan
Lochea
: Serosa
Warna lochea
: Kuning
Bau
: tidak berbau
: baik, kering
: tidak teraba
: Dalam batas normal
A : P1001 Post partum spontan hari ke 7 dengan post repair luka jahitan perineum
P:
Berikan terapi oral :
Cefadroxil 3x1
Asam mefenamat 3x1
Sf 1x1
Berikan HE tentang :
Nutrisi ( tidak boleh tarak) minum air putih minimal 3 liter perhari dengan diit TKTP (tinggi
kalori tinggi protein)
Perawatan luka jahitan perineum
Pemberian ASI Ekslusif
Cara menyusui yang baik dan benar
Personal hygiene
KB
KRS hari ini
Kontrol di poli kandungan tanggal 05 Januari 2015 jam 09.00 wib
BAB 4
PENUTUP
4.1
1.
2.
3.
4.
Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada NyM P1001 post partum spontan
hari ke 6 dengan infeksi luka jahitan perineum, akhirnya penulis mampu menyimpulkan
bahwa :
Masa nifas (puerperium) dimulai saat kelahiran plasenta sampai dengan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung
selama lebih kurang 6 minggu. Dengan tujuan Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik
maupun psikologik,Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mangobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana,
menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat,Memberikan
pelayanan keluarga berencana.
Perawatan adalah proses pemenuhan keburtuhan dasar manusia (biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat. Perineum adalah daerah
antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus. Perawatan yang dilakukan pada
daerah perineum yang terdapat laserasi luka jalan lahir/episiotomi. Maka perawatannya
adalah :
Ganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut dengan baik sehingga tidak
bergeser
Lepaskan pembalut dari depan ke belakang sehingga menghindari penyebaran infeksi dari
anus ke vagina
Aliran atau bilas dengan air hangat/cairan antiseptik pada area perineum setelah defekasi.
Keringkan dengan air pembalut atau di tepuk-tepuk, dari arah vagina ke anal
Jangan di pegang sampai area tersebut pulih
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupak tanda penyembuhan.
Namun, untuk meredakan rasa tidak nyaman atasi dengan mandi berendam air hangat atau
kompres dingin dengan kain pembalut yang telah didinginkan
6. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada daerah
tersebut
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam
melakukan asuhan kebidanan.
4.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga dapat lebih peka terhadap
masalah kesehatan yang timbul didalam masyarakat.
4.2.3 Bagi Pendidikan
Diharapkan memperbanyak jenis dan jumlah buku, sehingga dapat membantu dan
mempermudah dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya.