Anda di halaman 1dari 13

ISSN 0215 - 8250

32

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENGUBAH MISKONSEPSI


DENGAN MODEL SIMULASI KOMPUTER BERORIENTASI
KONSTRUKTIVISME UNTUK
MENINGKATKAN MINAT, HASIL BELAJAR,
DAN LITERASI KOMPUTER SISWA
oleh
IB. Mardana
Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada tahun ajaran 2002/2003
ini, bertujuan untuk meningkatkan minat belajar, hasil belajar, dan literasi
komputer siswa melalui penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi
dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme. Penelitian tindakan
ini melibatkan 44 orang siswa di kelas I 3 SMUN 2 Singaraja. Data penelitian
dikumpulkan dengan tes diagnostik, tes hasil belajar, angket minat belajar fisika,
tes literasi komputer, dan angket respon siswa, dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, rerata penurunan proporsi
jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi di kelas I3 mencapai 54%, rerata minat
belajar siswa mencapai 67,09, rerata hasil belajar 65,73, dan tingkat literasi
komputer siswa 53,5. Pada siklus II, diperoleh penurunan jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi di kelas I3 sebesar 66 %, rerata minat belajar siswa
mencapai 70,09, rerata hasil belajar 74,9 dan tingkat literasi komputer siswa 67,6.
Hasil analisis terhadap respon siswa menunjukkan bahwa siswa memiliki respon
yang positif terhadap pembelajaran.
Kata kunci :

Model simulasi komputer, konstruktivisme, miskonsepsi, minat,


hasil belajar, literasi komputer, respon.
ABSTRACT

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

33

Classroom action research conducted in academic year 2002/2003 aimed


to improve students interest, achievement and computer literacy by the
implementation of misconception change of teaching strategy by using computer
simulation with constructivism oriented. This action research involved 44 students
at class I3 SMUN 2 Singaraja. The data of study were collected by using diagnostic
test, achievement test, questionnaire, and computer literacy test. And then, they
were analyzed descriptively. The research of the study showed that, in cycle one,
there was decreased of students proportion whose misconception about 54%, the
students interest attained 67,09, the students achievement average was 65,73, and
the level of students computer literacy was about 66%, the students interest
attained 70.09, the students achievement average was 74.9, and the level of
students computer literacy was 67.6. The result of students response showed that
the students have positive response toward teaching.
Key words: model of computer simulation, constructivism, misconception,
interest, achievement, computer literacy, response.

1. Pendahuluan
Sampai saat ini, pembelajaran fisika di tingkat SMU pada umumnya masih
dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan tidak disenangi oleh siswa karena
kurang menariknya kemasan pembelajaran fisika di kelas. Akibatnya, hasil belajar
yang dicapai siswa rendah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah
melakukan transformasi mendasar dalam pembelajaran fisika dari asumsi bahwa
pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran siswa menuju asumsi
konstruktivisme bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa (Sadia, 1999).
Paradigma konstruktivisme menekankan pentingnya peranan pengetahuan awal
(prior knowledge) sebagai pijakan dalam mengkonstruksi konsep ilmiah siswa,
sehingga pendekatan pembelajaran yang dirancang hendaknya terfokus pada upaya
mengubah konsep siswa yang miskonsepsi menjadi konsep ilmiah.
Berbagai pendekatan pembelajaran telah dikembangkan sebagai strategi
pengubah konsep siswa (strategy conceptual change) untuk menanggulangi
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

34

miskonsepsi siswa, yakni pendekatan pembelajaran yang tetap bertitik-tolak pada


pendekatan keterampilan proses lewat kegiatan laboratorium. Namun demikian,
tidak semua konsep-konsep fisika dapat dibelajarkan dengan kegiatan eksperimen
di laboratorium karena keterbatasan alat atau efek negatif dari eksperimen.
Komputer sebagai salah satu produk teknologi canggih dapat dimanfatkan sebagai
sarana laboratorium (laboratory partner) dalam merancang kegiatan pembelajaran
fisika dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai
media pembelajaran fisika yang interaktif (Rafi Nachmias, 1990).
Hasil studi orientasi dan survei awal menunjukkan bahwa SMUN 2
Singaraja sudah dilengkapi dengan laboratorium komputer untuk proses belajar
mengajar, namun belum diberdayakan secara optimal. Dari hasil penyebaran
angket dan intervieu awal teridentifikasi beberapa permasalahan, yakni (1) guru
fisika jarang memberi perhatian yang serius pada miskonsepsi yang dibawa siswa
ke kelas; (2) hampir 75% dari 40 orang siswa kelas I3 SMUN2 Singaraja yang
diwawancarai mengemukakan bahwa pelajaran fisika tidak menarik; dan (3) guru
fisika dan pihak sekolah kesulitan menemukan progam komputer yang
konstruktivis di pasaran untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
Bertolak dari identifikasi permasalahan tersebut di atas, tampaknya
pembelajaran fisika di kelas I3 SMUN2 Singaraja perlu dioptimalisasi dengan
menerapkan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi menggunakan model
simulasi komputer berorientasi konstruktivisme melalui penelitian tindakan kelas
(PTK). Permasalahan penelitian adalah apakah penerapan strategi pembelajaran
pengubah miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi
konstruktivisme dalam pembelajaran fisika dapat menurunkan miskonsepsi dan
meningkatkan minat belajar, hasil belajar, literasi komputer, serta respon siswa
kelas I3 SMUN 2 Singaraja. Pelaksanaan penelitian ini secara khusus bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di kelas I3 SMUN 2 Singaraja.
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

35

terwujudnya suatu paket pembelajaran menggunakan strategi pengubah


miskonsepsi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme.
Penelitian tindakan kelas ini bertolak dari pandangan konstruktivisme
bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran pebelajar. Hasil penelitian terdahulu
(Stead, 1980; Anderson, 1982; Osborne, 1993,dalam Sadia 1999) menyatakan
bahwa ternyata pebelajar sudah mempunyai pengetahuan awal tentang peristiwa
alamiah sebelum mereka mendapat pelajaran fisika. Implikasi pengetahuan awal
dalam pembelajaran adalah bahwa
pengajar hendaknya memperhatikan
pengetahuan awal pebelajar. Berbagai model instruksional telah dikembangkan
sebagai strategi pengubah konsep fisika siswa (strategy conceptual change) yang
dimaksudkan untuk mengarahkan konsepsi siswa dari pengetahuan sehari-hari ke
pengetahuan ilmiah melalui kegiatam eksperimen. Mengingat tidak semua materi
ajar fisika di SMU dapat dibuatkan realita fisisnya melalui kegiatan demonstrasi
atau eksperimen di laboratorium secara sederhana, untuk bisa menyajikan
informasi dan penanaman konsep yang mendekati realita, perlu diupayakan suatu
bentuk perangkat ajar fisika alternatif sebagai sarana untuk memvisualisasikan
konsep yang masih abstrak dalam pikiran siswa melalui model simulasi komputer
(Beny Soeprapto, 1993; Edward F. Redish, 1993).
Model instruksional menggunakan simulasi komputer berorientasi
konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah konsep akan
menjembatani gagasan awal siswa yang sebagian besar masih berlabel
miskonsepsi menuju pembentukan konsep yang ilmiah. Simulasi komputer cukup
menjanjikan digunakan sebagai alat untuk meremidi miskonsepsi pada diri siswa
(Robert D. Riche, 2000; Eylon.et.al, 1996) Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Carisen, D.D, et al. (1992), Jonte Bernhard (200), Rafi Nachmias, et al (1990), dan
Zeitsman, A.l dan Hewson, P. W (1986), Mardana (1995; 1996; 2001) juga
menunjukkan bahwa penerapan simulasi komputer dalam pembelajaran fisika
telah dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik
terhadap konsep-konsep fisika dibandingkan model instruksional biasa.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

36

Pembentukan konsep-konsep fisika yang dilakukan dengan penggunaan simulasi


komputer akan dapat menimbulkan ketertarikan (interest) siswa untuk belajar.
Rasa tertarik akan menjadi dasar untuk menumbuhkembangkan minat, aktivitas,
dan kreativitas belajar fisika siswa. Di samping itu, penggunaan model simulasi
komputer sebagai alat bantu dalam pembelajaran di kelas akan dapat membiasakan
siswa untuk mengoperasikan komputer secara tepat guna, sehingga dapat
menumbuhkembangkan literasi komputernya (Else dan James, 1980).
2. Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I 3 SMUN 2 Singaraja.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan mengikuti
beberapa tahapan, yakni tahap diagnostik, tahap terapeutik, tahap evaluasi dan
tahap refleksi. Data yang dikumpulkan terdiri dari data miskonsepsi siswa, proses
pembelajaran, hasil belajar ,minat belajar, literasi komputer, dan respon siswa
terhadap pembelajaran. Data mengenai miskonsepsi siswa dikumpulkan dengan
menggunakan tes diagnostik dan wawancara klinis, proses pembelajaran direkam
dengan pedoman observasi, data hasil belajar fisika siswa dikumpulkan dengan
tes hasil belajar, Data tentang minat belajar fisika siswa dikumpulkan dengan
kuesioner. Data tentang literasi komputer siswa dikumpulkan dengan tes literasi
komputer. Data tentang respon siswa dikumpulkan dengan kuesioner mengambil
model Likert. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Materi yang diajarkan pada siklus I adalah Kinematika. Sebelum
pembelajaran tampak bahwa siswa sudah memiliki gagasan awal berkaitan dengan
materi pelajaran pada siklus I, namun sebagian besar masih berlabel miskonsepsi.
Setelah tindakan, proporsi siswa yang mengalami miskonsepsi menurun cukup
bervariasi pada masing-masing konsep. Dari analisis miskonsepsi sebelum dan
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

37

sesudah pembelajaran di kelas I3 ditemukan bahwa pembelajaran dengan


mengimplementasikan model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan
model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dapat menurunkan rata-rata
persentase jumlah siswa di kelas I3 yang mengalami miskonsepsi, yaitu sebesar
54% untuk pokok bahasan Kinematika.
Dari hasil observasi dan penyebaran kuesioner minat pada kelas I3 SMUN
2 Singaraja, diperoleh bahwa siswa sangat tertarik dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan model simulasi komputer. Mereka sangat bergairah bereksperimen
dengan bantuan komputer dalam membangun konsep ilmiah dan mencoba
memecahkan persoalan-persoalan fisika yang telah tersedia pada layar komputer.
Di lain pihak, dari analisis deskriptif terhadap data minat belajar fisika siswa kelas
I3 diperoleh skor rerata minat belajar sebesar 67,09, dengan simpangan baku 7,7.
Analisis statistik deskriptif terhadap hasil belajar fisika siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas I 3 setelah tindakan
berturut-turut adalah 65,73 yang berada pada katagori cukup, dengan ketuntasan
kelas sebesar 56,10 %. Pengetahuan dan keterampilan siswa dalam
mengoperasikan komputer (computer literacy) yang diperoleh pada siklus I
menunjukkan bahwa tingkat literasi komputer siswa relatif sangat rendah. Analisis
deskriptif terhadap data tingkat literasi komputer siswa menunjukkan bahwa ratarata literasi komputer siswa kelas I3 sebesar 53,5 (berada pada katagori kurang),
dengan standar deviasi 9,8. Pembelajaran fisika dengan model simulasi komputer
berorientasi konstruktivisme pada siklus I belum mampu mengantarkan siswa pada
penguasaan keterampilan dalam mengoperasikan komputer secara baik.
Dari analisis terhadap keberhasian tindakan pada siklus I, diperoleh bahwa:
rata-rata proporsi penurunan jumlah siswa kelas I3 sebesar 54%, rata-rata minat
belajar fisika siswa kelas I3 mencapai 67,09 (katagori lebih dari cukup), rata-rata
hasil belajar yang dicapai siswa kelas I 3 sebesar 65,73, Hasil ini masih lebih kecil
dari 70. Rata-rata literasi komputer siswa kelas I3 53,5, ternyata masih lebih kecil
dari 70 (kreteria keberhasilan tindakan). Berdasarkan angka-angka ini tampaknya
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

38

pembelajaran menggunakan model simulasi komputer telah dapat meningkatkan


ketertarikan belajar fisika siswa, menurunkan proporsi siswa yang miskonsepsi
walupun belum dibarengi dengan pencapaian hasil belajar dan tingkat literasi yang
diharapkan.
Merefleksi proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh pada siklus
I, maka tindakan pada siklus II akan dilaksanakan dengan beberapa perbaikan,
seperti menambah unit komputer untuk pembelajaran di kelas, menyiapkan lebih
awal sarana dan prasarana pembelajaran sehingga waktu efektif pelajaran tidak
terganggu, dan membimbing siswa menggunakan komputer secara lebih intensif
dalam mengeksplorasi dan menerapkan konsep dengan memanfaatkan bantuan
teman sebaya.
Materi yang diajarkan pada siklus II adalah dinamika. Sebelum
pembelajaran, tampak bahwa siswa sudah memiliki gagasan awal berkaitan
dengan materi pelajaran pada siklus II, namun sebagian besar masih berlabel
miskonsepsi. Namun, setelah tindakan terjadi penurunan proporsi siswa yang
mengalami miskonsepsi pada masing-masing konsep. Dari hasil analisis
miskonsepsi sebelum dan sesudah pembelajaran ditemukan bahwa pembelajaran
dengan mengimplementasikan model instruksional pengubah miskonsepsi
menggunakan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dapat
menurunkan rata-rata persentase jumlah siswa kelas I 3 yang mengalami
miskonsepsi, yaitu sebesar 66 %, pada siklus II.
Dari hasil observasi pembelajaran dan penyebaran angket minat pada
siklus II tampak bahwa ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran masih tetap
tinggi. Hal ini kelihatan dari kegairahan siswa dalam mendiskusikan gagasan
fisika yang ditampilkan dalam simulasi komputer, mengklarifikasi kebenaran
konsep, dan memecahkan persoalan-persoalan fisika pada tahap ekstension
pembelajaran. Dari analisis deskriptif terhadap data minat belajar diperoleh skor
rerata minat belajar siswa kelas I3 sebesar 70,09 (kualifikasi tinggi), dengan
simpangan baku 8,7.
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

39

Analisis statistik deskriptif terhadap hasil belajar fisika siswa pada siklus
II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas I 3 setelah tindakan
adalah 74,9 (katagori baik), dengan ketuntasan kelas sebesar 66,89. Bila
dibandingkan dengan kreteria keberhasilan tindakan, maka rata-rata hasil belajar
yang dicapai siswa kelas I3 sudah memenuhi kretria keberhasilan tindakan (lebih
besar dari 70,0.)
Dari analisis deskriptif terhadap data tingkat literasi komputer siswa pada
siklus II diperoleh rata-rata literasi komputer siswa kelas I 3 sebesar 67,6 (berada
pada katagori cukup), dengan standar deviasi 9,8. Pembelajaran fisika dengan
model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme pada siklus II juga belum
mampu mengantarkan siswa pada penguasaan keterampilan dalam
mengoperasikan komputer secara baik karena nilai literasi komputer yang dicapai
siswa masih dibawah target keberhasilan tindakan. Namun demikian, pada siklus
II, siswa relatif cukup terampil dalam menggunakan simulasi komputer di layar
komputer. Hasil penelitian pada siklus I dan II selengkapnya dirangkum pada
tabel 1.
Tabel 1. Hasil penelitian pada siklus I dan II
Rata-rata skor
No

Aspek penelitian

1.

Penurunan
miskonsepsi
Minat belajar
Hasil belajar
Literasi komputer
Respon

2.
3.
4.
5.

Siklus I
54%

Siklus II
66%

Indikator
keberhasilan
>65%

Peningkatan

67,09
65,7
53,5
-

70,09
74,9
67,6
52,0

>70 (tinggi)
>70
>70
positif

7,0
9,2
14,1

12%

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pada siklus I maupun pada
siklus II, sebelum mempelajari pokok bahasan Kinematika dan Dinamika, siswa
telah memiliki gagasan atau ide-ide tentang konsep yang dipelajari. Hal ini dapat
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

40

dilihat dari profil konsepsi siswa pada pre-test yang cukup beragam. Konsepsi
awal mereka pada umumnya cukup bervariasi dan masih bersifat miskonsepsi.
Hasil penelitian ini cukup sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mardana, dkk (1996) dan pendapat yang dikemukakan oleh Euwe van den Berg
bahwa siswa tidak memasuki pelajaran fisika dengan kepala kosong yang dapat
diisi dengan pengetahuan fisika, tetapi sebaliknya kepala siswa sudah penuh
dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan fisika, namun
sebagian besar masih berlabel miskonsepsi.
Implementasi model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan
simulasi komputer berorientasi konstruktivisme telah mampu menurunkan
proporsi siswa yang mengalami miskonspsi di kelas I3, yakni masing-masing
sebesar 54% pada siklus I, dan 66% pada siklus II. Ada peningkatan proporsi
penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi sebanyak 12%, Hal ini menunjukkan
bahwa model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan simulasi
komputer berorientasi konstruktivisme mampu meningkatkan proporsi penurunan
jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Bahkan, proporsi penurunan jumlah
siswa yang mengalami miskonsepsi pada siklus II sudah mampu melampaui target
keberhasilan tindakan (65%).
Simulasi komputer sangat membantu siswa dalam membangun konsep.
Tampilannya yang interaktif dan konstruktivis memudahkan siswa untuk
melakukan pengamatan konsep secara lebih mendalam. Temuan ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Carisen, D,d, et.al (1992), Jonte Bernhard
(2000), Rafi Nachmiasm, et.al (1990), dan Seitsman, A.l dan Hewson, P.W (1986),
Mardana(1995;1996;2001) yang menyatakan bahwa penerapan simulasi komputer
dalam pembelajaran fisika telah dapat membantu siswa mengembangkan
pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep fisika dibandingkan model
instruksional biasa, sehingga mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Data tentang minat siswa belajar fisika menunjukkan bahwa siswa cukup
senang belajar fisika dengan model simulasi komputer. Dari dua siklus
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

41

pembelajaran, tampak terjadi peningkatan minat belajar fisika. Hal ini


mengindikasikan bahwa model simulasi komputer dalam pembelajaran fisika telah
meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar fisika. Rasa tertarik akan menjadi
dasar untuk menumbuhkembangkan minat belajar fisika (Nachtigal, 1999).
Keterlibatan dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model
simulasi komputer dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa.
Kegiatan-kegiatan pada tahapan exploration, invention, dan extension akan
melibatkan proses-proses mental siswa dalam menemukan konsep-konsep fisika.
Melalui tahapan-tahapan tersebut, siswa dapat membuktikan konsep awal mereka
melalui simulasi komputer, sehingga siswa dapat secara aktif mengkonstruksi
pengetahuannya, dan menerapkannya untuk memecahkan persoalan-persoalan
fisika dengan menjawab soal-soal yang tersedia di dalam simulasi komputer
tersebut. Meskipun hasil belajar yang dicapai pada siklus I di kelas I3 relatif masih
rendah dengan rerata 65,7, namun pada siklus II hasil belajar akhir yang dicapai
siswa sudah melampaui target keberhasilan tindakan, yakni sebesar 74,9 (baik),
Ada peningkatan hasil belajar sebesar 9,2. Hal ini membuktikan bahwa model
instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan simulasi komputer berorientasi
konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil ini sesuai dengan
hasil penelitian Mardana(1995;1996), Diana Gatto (1993), Matthew Kearney
(2001), dan Bob Richie (1997) yang menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
dengan pemodelan komputer dapat meningkatkan hasil belajar fisika secara
signifikan.
Penggunaan model simulasi komputer sebagai alat bantu dalam belajar di
kelas telah dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang prinsip kerja komputer
dan membiasakan siswa untuk mengoperasikan komputer secara tepat guna. Dari
observasi dan analisis hasil tes literasi komputer pada siklus I dan siklus II tampak
terjadi peningkatan nilai literasi komputer siswa sebesar 14,1 di kelas I 3, yakni dari
53,5 (kualifikasi kurang) menjadi 67,6 (kualifikasi cukup), Hal ini menunjukkan

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

42

bahwa strategi pembelajaran dengan model simulasi komputer berpotensi dapat


meningkatkan literasi komputer siswa.
Respon siswa terhadap implementasi model instruksional pengubah
miskonsepsi menggunakan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme yang
dijaring pada akhir siklus II di kelas I 3 adalah positif, dengan rata-rata sebesar
52,0. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran dengan menggunakan simulasi
komputer menyenangkan, menantang dan tidak membosankan. Dengan simulasi
komputer mereka lebih mudah membayangkan suatu fenomena fisis, sehingga
perlu dilanjutkan dalam pembelajaran fisika pada topik yang lain.
4. Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dikemukakan simpulansimpulan berikut. (1) Penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi
dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam
pembelajaran fisika dapat menurunkan miskonsepsi siswa kelas I 3 SMUN 2
Singaraja; (2) Penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi dengan
model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran fisika
dapat meningkatkan minat belajar, hasil belajar fisika, dan literasi komputer siswa
kelas I3 SMUN 2 Singaraja; (3) Respon siswa kelas I 3 SMUN 2 Singaraja
terhadap penerapan strategi pembelajaran pengubah miskonsepsi dengan model
simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam pembelajaran fisika
berkatagori positif.
Berdasarkan temuan ini, disarankan kepada guru fisika di kelas I3 untuk
melanjutkan strategi pembelajaran dengan bantuan komputer untuk materi
pelajaran fisika yang relevan, dan berupaya maksimal untuk menyediakan aktivitas
belajar berbantuan komputer, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
literasi komputer siswa.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

43
DAFTAR PUSTAKA

Beny Soprapto. 1993. Fisika Komputasi. ITB. Bandung


Bob Richie et. 1997. Using Computer Based Labs and Simulations in High School
Science. Australian Journal of Educational Technology, 9(2) 144-156.
Diana Gatto. 1993. The Use of Interactive Computer Simulations in Training.
Australian Journal of Educational Tecnology, 9(2) 144-156.
Edward F. Redish. 1993. What can a Physics Teacher Do With a Computer. Robert
Resnick Symposium RPL, Troy NY, May, 1993.
Else dan James. 1980. A Case for Universal Computer Litercy. Journal of
Research and Development in Education. V.14. No.1
Euwe van den Berg. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga:
Universitas Satya Lencana.
Eylon, et.al. 1996. Computer Simulation as Tool for Teaching and Learning. Using
a Simulation Environment in Optics. Journal of Science Education anf
Technology. 5, 93-110.
Jonte, Bernhard. 2000. Using Microcomputer Based Laboratory to Promote
Conceptual Change in Mechanics among Preservice Teachers and
Engineering Studens. Unpublish Research. Linkopings University Sweden.
Mardana.1995. Strategi Pembelajaran Konsep Dinamika Partikel Melalui
Pendekatan Pemodelan Simulasi Komputer Di SMA Laboratorium
Singaraja. STKIP Singaraja.
_______. 1996. Inovasi Pendekatan Keterampilan Proses dengan Bantuan
Simulasi Komputer Dalam Pembelajaran Fisika Modern di Sekolah
Menengah Umum Negeri Singaraja. Laporan Penelitian, STKIP Singaraja
Matthew, Kearny. 2001. Constructivism as a Reference in The Design and
Development of A Computer Program Using Interactive Digital Video to
Enhance Learning in Physics. Australian Journal of Educational
Technolgy,17(1), 64-79.
Rafi, Nachmias et.al. 1990. A Microcomputer-Based Diagnostic System for
Identifying Students Conception of Heat and Temperature. International
Journal
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004

ISSN 0215 - 8250

44

Robert D. Richie.2000. Strategies for Assisting Students Overcome Their


Misconception in High School Physics. University of Newfoundland
Education 63-90.
Sadia, I Wayan. 1996. Pengembangan Model Belajar Konstruktivism dalam
Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama. Disertasi. PPS IKIP
Bandung.
Squires, D. 1993. Educational Software for Constructivist Learning Environment.
Educational Technology, 39(3) 4854
William M. Dwyer. 1997. Simulations in the Learning Cycle: A case Study
Involving Exploring the Nardoo. University of Alabama
Wouiter R. Van Joolingan. 1994. Using Computer Simulations for Learning.
Faculty of Eduacational Science and Technology. University of Twente.
Zeitzman, A.l., dan Hewson, P.W.1986. Effect of Instruction Using
Microcomputers Simulations and Conceptual Change Strategies on
Science Learning. Journal of Research and Science Teaching.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2


TH. XXXVII April 2004

Anda mungkin juga menyukai