836 D
836 D
32
33
1. Pendahuluan
Sampai saat ini, pembelajaran fisika di tingkat SMU pada umumnya masih
dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan tidak disenangi oleh siswa karena
kurang menariknya kemasan pembelajaran fisika di kelas. Akibatnya, hasil belajar
yang dicapai siswa rendah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah
melakukan transformasi mendasar dalam pembelajaran fisika dari asumsi bahwa
pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran siswa menuju asumsi
konstruktivisme bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa (Sadia, 1999).
Paradigma konstruktivisme menekankan pentingnya peranan pengetahuan awal
(prior knowledge) sebagai pijakan dalam mengkonstruksi konsep ilmiah siswa,
sehingga pendekatan pembelajaran yang dirancang hendaknya terfokus pada upaya
mengubah konsep siswa yang miskonsepsi menjadi konsep ilmiah.
Berbagai pendekatan pembelajaran telah dikembangkan sebagai strategi
pengubah konsep siswa (strategy conceptual change) untuk menanggulangi
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004
34
35
36
37
38
39
Analisis statistik deskriptif terhadap hasil belajar fisika siswa pada siklus
II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas I 3 setelah tindakan
adalah 74,9 (katagori baik), dengan ketuntasan kelas sebesar 66,89. Bila
dibandingkan dengan kreteria keberhasilan tindakan, maka rata-rata hasil belajar
yang dicapai siswa kelas I3 sudah memenuhi kretria keberhasilan tindakan (lebih
besar dari 70,0.)
Dari analisis deskriptif terhadap data tingkat literasi komputer siswa pada
siklus II diperoleh rata-rata literasi komputer siswa kelas I 3 sebesar 67,6 (berada
pada katagori cukup), dengan standar deviasi 9,8. Pembelajaran fisika dengan
model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme pada siklus II juga belum
mampu mengantarkan siswa pada penguasaan keterampilan dalam
mengoperasikan komputer secara baik karena nilai literasi komputer yang dicapai
siswa masih dibawah target keberhasilan tindakan. Namun demikian, pada siklus
II, siswa relatif cukup terampil dalam menggunakan simulasi komputer di layar
komputer. Hasil penelitian pada siklus I dan II selengkapnya dirangkum pada
tabel 1.
Tabel 1. Hasil penelitian pada siklus I dan II
Rata-rata skor
No
Aspek penelitian
1.
Penurunan
miskonsepsi
Minat belajar
Hasil belajar
Literasi komputer
Respon
2.
3.
4.
5.
Siklus I
54%
Siklus II
66%
Indikator
keberhasilan
>65%
Peningkatan
67,09
65,7
53,5
-
70,09
74,9
67,6
52,0
>70 (tinggi)
>70
>70
positif
7,0
9,2
14,1
12%
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pada siklus I maupun pada
siklus II, sebelum mempelajari pokok bahasan Kinematika dan Dinamika, siswa
telah memiliki gagasan atau ide-ide tentang konsep yang dipelajari. Hal ini dapat
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004
40
dilihat dari profil konsepsi siswa pada pre-test yang cukup beragam. Konsepsi
awal mereka pada umumnya cukup bervariasi dan masih bersifat miskonsepsi.
Hasil penelitian ini cukup sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mardana, dkk (1996) dan pendapat yang dikemukakan oleh Euwe van den Berg
bahwa siswa tidak memasuki pelajaran fisika dengan kepala kosong yang dapat
diisi dengan pengetahuan fisika, tetapi sebaliknya kepala siswa sudah penuh
dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan fisika, namun
sebagian besar masih berlabel miskonsepsi.
Implementasi model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan
simulasi komputer berorientasi konstruktivisme telah mampu menurunkan
proporsi siswa yang mengalami miskonspsi di kelas I3, yakni masing-masing
sebesar 54% pada siklus I, dan 66% pada siklus II. Ada peningkatan proporsi
penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi sebanyak 12%, Hal ini menunjukkan
bahwa model instruksional pengubah miskonsepsi menggunakan simulasi
komputer berorientasi konstruktivisme mampu meningkatkan proporsi penurunan
jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Bahkan, proporsi penurunan jumlah
siswa yang mengalami miskonsepsi pada siklus II sudah mampu melampaui target
keberhasilan tindakan (65%).
Simulasi komputer sangat membantu siswa dalam membangun konsep.
Tampilannya yang interaktif dan konstruktivis memudahkan siswa untuk
melakukan pengamatan konsep secara lebih mendalam. Temuan ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Carisen, D,d, et.al (1992), Jonte Bernhard
(2000), Rafi Nachmiasm, et.al (1990), dan Seitsman, A.l dan Hewson, P.W (1986),
Mardana(1995;1996;2001) yang menyatakan bahwa penerapan simulasi komputer
dalam pembelajaran fisika telah dapat membantu siswa mengembangkan
pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep fisika dibandingkan model
instruksional biasa, sehingga mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Data tentang minat siswa belajar fisika menunjukkan bahwa siswa cukup
senang belajar fisika dengan model simulasi komputer. Dari dua siklus
________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVII April 2004
41
42
43
DAFTAR PUSTAKA
44