REFERAT
KLEPTOMANIA
Oleh
Zainal Abidin
NIM 030.08.267
Dokter Pembimbing:
dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ
LEMBAR PENGESAHAN
Periode
Judul
: Kleptomania
Pembimbing
Jakarta,
Agustus
2015
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas segala nikmat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul Kleptomania dengan baik dan tepat waktu.
Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan Periode 10 Agustus 2015 5 September 2015. Di samping itu,
referat ini ditujukan untuk menambah pengetahuan bagi kita semua tentang
gangguan kepribadian.
Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada dr. Safyuni Naswati, Sp.KJ selaku pembimbing dalam penyusunan
referat ini, serta kepada dokterdokter pembimbing lain yang telah membimbing
penulis selama di Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekanrekan anggota
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan serta
berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan tidak
luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan,
kritik maupun saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang
sebesarbesarnya, semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita
semua.
Jakarta,
Agustus 2015
Penulis
Zainal Abidin
030.08.267
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi...............................................................................................3
2.2 Epidemiologi......................................................................................4
2.3 Etiologi...............................................................................................4
2.4 Gambaran Klinis...............................................................................7
2.5 Diagnosis............................................................................................8
2.6 Diagnosis Banding.............................................................................9
2.7 Penatalaksanaan.............................................................................10
2.8 Prognosis..........................................................................................13
BAB 3. PENUTUP 14
DAFTAR PUSTAKA
15
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
Kleptomania merupakan gangguan kebiasaan dan impuls yang tidak
terkendalikan (impulse control disorder). Kleptomania diartikan sebagai bentuk
gangguan impuls yang tidak dapat dikendalikan oleh individu untuk memiliki
barang-barang yang dilihatnya dengan cara mencuri. Gangguan ini dilakukan
secara berulang (kompulsi) dengan berbagai alasan yang tidak rasional untuk
memiliki benda-benda tersebut.1
Individu yang mempunyai gangguan kleptomania ditandai oleh kegagalan
menahan dorongan yang timbul untuk mencuri sesuatu yang tidak dibutuhkan atau
tidak menghasilkan uang, ketika dorongan untuk mencuri itu muncul, ia akan
merasa tidak nyaman, gelisah dan dorongan tersebut akan semakin kuat, setelah
perilaku tersebut tersalurkan, individu tersebut akan merasakan kepuasaan. Pada
saat-saat tertentu individu dapat merasakan penyesalan terhadap kebiasaan
tersebut, akan tetapi penyesalan tersebut tidak dapat menghentikan kebiasaan
buruk tersebut, justru ketika muncul dorongan itu kembali, ia akan kembali
mencuri.2
Beberapa penelitian psikoanalisa menyebutkan bahwa kleptomania
disebabkan oleh berbagai permasalahan dan fase masa anak-anak yang tidak
berjalan dengan semestinya, akibatnya dorongan mencuri merupakan salah satu
cara untuk mengembalikan masa tersebut. Secara pasti sebab-sebab kemunculan
kleptomania masih dalam perdebatan, namun diperkirakan ketidakseimbangan zat
kimia serotonin di dalam otak diduga menjadi penyebab bentuk abnormalitas
ini.1,2
Meskipun tidak ada data epidemiologi yang dilaporkan, tampaknya
kleptomania lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki
dengan rasio laki-laki-perempuan adalah 1:3. Prevalensi kleptomania diperkirakan
sekitar 0,6 persen, dimana 3,8-24 persen ditangkap karena mencuri di toko. DSM
Definisi
Kleptomania pertama kali dijelaskan pada tahun 1816 oleh Andre Matthey
seorang psikiater dari Swiss, pada saat itu disebut dengan klopemanie yang
yang dijelaskan sebagai suatu tindakan mencuri kompulsif barang tidak berharga
dan tidak dibutuhkan. Pada 1838, Marc dan Esquirol, dalam menggambarkan
sebuah kasus, membuat istilah kleptomania. Esquirol melaporkan bahwa
individu dengan gangguan ini sering mencoba untuk menghindari perilaku
mencuri. Pada akhir 1800an, beberapa penulis menghubungkan kleptomania
dengan intoksikasi suasana dari penemuan terbaru pusat perbelanjaan di
perkotaan. Pada abad ke 19 dan awal abad 20, diskusi tentang kleptomania
menjadi perdebatan terus menerus dalam bidang kedokteran. Psikoanalis
menginterpretasikan gejala-gejala kleptomania sebagai refleksi dari pertahanan
ego bawah sadar terhadap kecemasan, naluri yang terlarang, konflik yang tidak
diselesaikan, atau dorongan seksual.2
Ciri penting dari kleptomania adalah kegagalan rekuren untuk menahan
impuls untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan untuk pemakaian
pribadi atau yang memiliki arti ekonomi. Benda-benda yang diambil seringkali
dibuang, dikembalikan secara rahasia, atau disimpan bahkan disembunyikan.1,2
Seperti gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai oleh
ketegangan yang memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan dan
peredaan ketegangan dengan atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau depresi
selama tindakan. Biasanya mecuri pada kleptomania adalah tidak direncanakan
dan tidak melibatkan orang lain.1,2,3
Kebanyakan orang dengan kleptomania tidak mencuri untuk kebutuhan
pribadi dan seirngkali mempunyai uang yang cukup untuk membeli barang barang
yang mereka beli. Lebih lanjut mereka menyadari bahwa itu merupakan perilaku
kriminal. Beberapa orang dapat mengidentifikasi pemicu spesifik terhadap
Epidemiologi
Tidak ada data epidemiologi yang dilaporkan. Meskipun tidak ada data
Etiologi
Etiologi kleptomania pada dasarnya belum diketahui, beberapa penelitian
Faktor Psikososial
Gejala kleptomania cenderung muncul pada saat adanya stress berat,
seperti kehilangan, perpisahan, dan berakhirnya sebuah hubungan yang penting.
Beberapa psikoanalis menekankan munculnya impuls yang agresif pada
kleptomania, penulis lainnya menemukan adanya aspek dari libido.3
Penulis psikoanalisis memfokuskan pada pencurian yang dilakukan oleh
anak-anak dan remaja. Anna freud menemukan bahwa pencurian pertama dari
dompet ibu mengindikasikan semua pencurian berasal dari hubungan ibu dan
anak. Karl Abraham menulis adanya perasaan anak yang diabaikan, disakiti, dan
tidak diinginkan. Sebuah teori membuat tujuh kategori mencurian pada anak-anak
yang dilakukan secara kronis, yaitu :3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Faktor Biologis
Penyakit pada otak dan retardasi mental telah dihubungkan dengan
kleptomania, dimana juga berhubungan dengan gangguan kontrol impuls lainnya.
Tanda-tanda neurologis fokal, atrophy cortical, dan pembesaran ventrikel lateral
ditemukan pada beberapa pasien kleptomania. Telah ditemukan juga teori
mengenai gangguan pada metabolisme monoamin, khususnya serotonin.3
Meskipun patogenesis neurobiologi bisa dibilang indikator paling valid
dari gangguan terkait, hanya ada sejumlah kecil penelitian tentang kemungkinan
neurobiologi kleptomania. Dalam sebuah penelitian pengangkutan platelet
serotonin, disfungsi yang sama terlihat pada subjek dengan
dibandingkan individu dengan gangguan obsesif-kompulsif.6
kleptomania
Sebuah laporan kasus menemukan bahwa kerusakan jaras orbitofrontalsubkortikal dapat mengakibatkan kleptomania. Laporan kasus lain menemukan
kleptomania berasal dari trauma kepala dan defisit perfusi pada lobus temporal
kiri. Selain itu, penelitian baru-baru ini memeriksa mikrostruktur materi putih
lobus frontal yang menemukan bahwa penderita kleptomania integritas materi
putih di daerah frontal inferiornya telah menurun signifikan dan karena itu
berakibat gangguan konektivitas pada traktus dari limbik ke daerah thalamus dan
prefrontal.6
Selain
itu,
respon
terhadap
intervensi
farmakologi
juga
dapat
obat
Gambaran Klinis
Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang
rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang tidak
diperlukan. Pasien kleptomania mungkin juga mengalami depresi atau kecemasan.
Pasien kleptomania tidak selalu mempertimbangkan kemungkinan penangkapan
mereka, kendatipun penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa
malu. Pasien kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri
namun hal ini tidak dapat menghentikannya. Sebagian besar pasien kleptomania
mencuri dari toko, tetapi mereka juga dapat mencuri dari anggota keluarga atau
teman mereka sendiri.1,2,3,4
Individu dengan kleptomania menyebutkan bahwa barang curian biasanya
dengan nilai yang kecil dan mudah didapat. Setelah mencuri barang tersebut,
penderita kemudian akan membuang, menimbun, mengembalikan secara
sembunyi-sembunyi, atau menghadiahkannnya kepada orang lain. Penderita
mungkin bisa menghindar saat tertangkap, tetapi tantangan biasanya tidak
sepenuhnya dalam jumlah. Meskipun perasaan senang, kepuasan atau pembebasan
pengalaman dialami pada waktu mencuri, penderita akan mengalami perasaan
bersalah, depresi atau penyesalan segera.6
Rata-rata onset usia perilaku mencuri adalah selama masa remaja,
meskipun ada laporan baru bahwa onset usia perilaku mencuri terjadi paling cepat
saat usia 4 tahun dan paling lambat pada usia 77 tahun. Usia yang penting untuk
evaluasi adalah paling lambat pada usia 30 tahun. Wanita biasanya
memperlihatkan evaluasi pada usia yang lebih muda daripada pria. Panjangnya
masa antara onset dan waktu evaluasi memperkuat rasa bersalah, malu dan
kerahasiaan yang terlibat dalam gangguan ini.6
Diagnosis
Kriteria untuk mendiagnosa kleptomania berdasarkan Diagnostic and
Kegagalan berulang dalam menahan impuls untuk mencuri bendabenda yang tidak diperlukan untuk keperluan pribadi atau untuk nilai
ekonominya.
2.
pencurian.
3.
Rasa senang, puas, atau redanya rasa ketegangan pada saat bersamaan
melakukan pencurian.
4.
5.
Adanya peningkatan rasa tegang sebelum, dan rasa puas selama dan
segera sesudah melakukan tindakan pencurian
2.
3.
Pencurian basanya dilakukan sendiri (solitary act), tidak bersamasama dengan pembantunya.
4.
Diagnosis Banding
Perbedaan utama antara kleptomania dengan bentuk mencuri lainnya
Pada mencuri tanpa gangguan jiwa biasanya tindakan itu direncanakan dan benda
yang dicuri biasanya untuk digunakan atau memiliki nilai ekonomi.1
Episode pencurian kadang-kadang terjadi pada masa gangguan psikotik,
seperti pada episode manik akut, depresi berat dengan gejala psikotik, atau
skizoprenia. Pencurian psikotik merupakan hasil dari peningkatan atau penurunan
patologis dari mood atau perintah dari halusinasi atau delusi. Pencurian pada
individu dengan gangguan kepribadian antisosial merupakan suatu yang sengaja
dilakukan untuk meningkatkan percaya diri, dengan beberapa tingkat persiapan
dan perencanaan, biasanya dilakukan dengan orang lain. Pencurian antisosial
biasanya melibatkan perilaku yang membahayakan atau kekerasan, khususnya
menghindari penangkapan. Rasa bersalah dan penyesalan jarang sekali muncul,
atau pasien selalu berbohong. Intoksikasi akut obat dan alkohol bisa memicu
pencurian pada individu dengan gangguan jiwa lainnya atau tanpa psikopatologi
yang berat. Pasien dengan Alzheimer atau penyakit organik demensia lainnya bisa
saja meninggalkan toko tanpa membayar, yang lebih mengarah pada kelalaian
daripada pencurian.3
2.7
Penatalaksanaan
Kebanyakan pasien menolak untuk mendapatkan bantuan sampai mereka
terlibat dalam proses hukum. Tidak ada terapi yang paling efektif dalam
penyembuhan gangguan ini, walaupun demikian beberapa terapi dapat diberikan.
Terapi yang dapat diberikan adalah secara farmakologis dan psikoterapi.1,2
a. Psikofarmaka
Ada beberapa obat yang dilaporkan berhasil dan dapat digunakan pada
penderita kleptomania, yaitu :
1) Antidepressant
Karena kleptomania pada awalnya merupakan suatu bentuk gangguan
obsesif kompulsif, pendekatan farmakologis pertama adalah penggunaan Selective
Serotonin Reuptake inhibitors (SSRIs). Beberapa laporan kasus menunjukkan
SSRIs mempunyai beberapa kamanjuran dalam pengobatan kleptomania.6
10
Fluoxentine,
fluvotamine,
dan
proxetine
telah
digunakan
sebagai
11
12
2.8
Prognosis
Kleptomania dapat mulai muncul pada masa anak-anak, walaupun
kebanyakan anak- anak dan remaja yang mencuri tidak akan menjadi kleptomania
pada saat dewasa. Onset gangguan ini sering muncul pada masa remaja akhir.
Wanita lebih sering mencari pertolongan psikiatri daripada pria. Pria lebih sering
dimasukkan ke penjara. Pria cenderung memeperlihatkan gangguan ini pada usia
50 tahun dan wanita usia 35 tahun.3
Perjalanan penyakit ini bisa bertambah dan berkurang tapi cenderung
menjadi kronis. Angka kesembuhan spontan tidak diketahui. Pada pasien dengan
penyakit yang serius biasanya sering tertangkap dan ditahan. Kebanyakan pasien
biasanya secara sadar mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku mereka.
Prgonosis dengan pengobatan bisa baik, tapi sedikit pasien yang datang secara
sadar untuk mencari pertolongan.3
13
BAB 3. PENUTUP
1. Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang
rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang
tidak diperlukan.
2. Pasien kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri
namun hal ini tidak dapat menghentikannya.
3. Diagnosis kleptomania ditegakkan berdasarkan PPDGJ-III atau DSM IV.
4. Pencurian pada kleptomania harus dibedakan dengan pencurian lain
seperti pencurian pada gangguan psikotik, gangguan kepribadian
antisosial, atau pada pasien Alzheimer.
5. Kebanyakan pasien menolak untuk mendapatkan bantuan sampai mereka
terlibat dalam proses hukum. Psikofarmaka yang dapat digunakan adalah
antidepresan
SSRIs, mood
sedangkan
15
DAFTAR PUSTAKA
Kleptomania.