Anda di halaman 1dari 11

ANALISA RODA GERINDA DALAM

PENGOPERASIAN MESIN GERINDA


1.

Umum
a.

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi

untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya


ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi
dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah
benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan
untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil
pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada
benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja
untuk dilas, dan lain-lain.
b.

Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan

kecepatan sekitar 11.000 15.000 rpm. Dengan kecepatan


tersebut batu gerinda yang merupakan komposisi aluminium oksida
dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus
permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat
digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan
batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.
c.

Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk

menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan


batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin
gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik,
genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum
menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan
logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara
benar karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja
bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar.
2.

Maksud dan Tujuan

a.
Maksud.
Tulisan ini dibuat dengan maksud agar dapat
mengetahui roda gerinda lebih mendalam karena minimnya tingkat
pengetahuan tentang roda gerinda dan cara pengoperasian mesin
gerinda.
b.
Tujuan.
Tulisan ini dibuat dengan tujuan agar dapat
mengetahui lebih banyak tentang roda gerinda agar mempunyai
dasar pengetahuan sehingga memudahkan penggerindaan dengan
penggunaan roda gerinda yang sesuai dengan material benda kerja
yang akan digerinda dan bermanfaat untuk mencegah kecelakaan
kerja.
3.
Ruang lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup penulisan ini
meliputi analisa roda gerinda dan mesin gerinda dalam rangka mencegah
kecelakaan kerja dengan tata urut sebagai berikut :
a.
Pendahuluan
b.
Analisa Roda Gerinda
c.
Langkah Kerja penggunaan mesin gerinda
d.
Faktor faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja
e.
Upaya mencegah kecelakaan kerja dalam penggunaan mesin gerinda.
f.
Penutup
4.
Metode Pendekatan.
Dalam pembuatan tulisan ini
menggunakan metoda pendekatan diskriptif analisis dengan melalui
pengamatan dan pengalaman di lapangan.
ANALISA RODA GERINDA
5.
Macam-macam batu gerinda.
Fungsi dari batu gerinda berbedabeda dalam pemakaiannya, berikut fungsi dari beberapa jenis batu
gerinda :
a.
Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat
potong seperti handtap, countersink, mata bor, dan sebagainya.
b.
Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat
potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
c.
Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil
pada cutter.
d.
Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong
ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang
sudah mengalami proses heat treatment.
e.
Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan
diameter dalam suatu jenis produk.

Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai warna
batu yang berbeda pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai
karakteristik yang berbeda pula, di pasaran pada umumnya terdapat warna merah
muda, putih dan hijau.
6.
Bagian-Bagian dari Roda Gerinda.
Setiap roda gerinda mempunyai
dua komponen :
a.
Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.
b.
Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran
abrasive selama pemotongan.
Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori
dalam ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda
dalam pengasahannya.
7.
Pembuatan Roda Gerinda.
Butiran-butiran abrasive dan
perekat dicampur, kemudian dicetak/dibentuk dan dikeringkan dalam cetakan pada
tekanan yang tinggi dan suhu antara 42- 45 C. Ukuran terakhir dan bentuknya
dibuat setelah proses pengeringan. Perekat roda gerinda kemudian di vitrify kan
pada suhu antara 1200- 1300C dan didinginkan dengan perlahan-lahan sekali.
Proses pendinginan kadang-kadang maksimum lamanya 120 hari. Sebagai tindakan
pencegahan demi keamanan, pemeriksaan yang teliti diadakan setelah proses
pendinginan.
8.
Aksi Potong (pemotongan).
Proyeksi dari permukaan roda gerinda
akan terlihat beribu-ribu butiran tajam. Apabila diputar dengan kecepatan tinggi dan
dipertemukan dengan benda kerja, akan memotong beram-beram yang kemudian
menjadi merah dan panas karena gesekan yang keras.
9.
Bahan Asah/Pengasah. Amril (ampelas), corundum, silicon carbide,
alumunium oxide, boron nitride dan intan yang dihancurkan adalah bahan-bahan
asah yang digunakan sampai sekarang. Bahan-bahan tersebut beraneka ragam
dalam kekerasan dan kerapuhan, mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda.
a.
Amril adalah kristal dari alumunium oksida dan besi oksida dengan
persentase campuran yang bermacam-macam.
b.
Corundum adalah alumunium oksida dengan bermacam-macam
tingkat kemurniannya. Amril dan corundum sebagian besar digunakan dalam
pembuatan kertas pengasah dan kain pengasah.
c.
Silicon carbide adalah kombinasi kimia dari karbon dan silicon yang
dibuat dari dapur tinggi listrik. Pekerjaan ini memakan waktu 36 jam pada
temperatur 2000C. Setelah itu silicon carbide diambil dalam bentuk kristalkristal yang banyak. Silicon carbide berwarna hitam kehijau-hijauan.
d.
Alumunium oxide yang mula-mula berasal dari bauksit, juga dibuat
dalam dapur tinggi listrik. Bauksit lebur dalam temperatur 2100C.
Batangan-batangan dipatahkan, dihancurkan dan digiling menjadi butiranbutiran kecil.

e.
Boron nitride adalah hasil produksi buatan General Electrik Corp.
Barang tersebut mempunyai bentuk kristal berbentuk kubus keras seperti
silicon carbide, suhunya stabil hingga 1400C.
f.
Intan adalah bahan asah yang terkeras. Carbon yang murni dan
sekarang ini dibuat untuk pembuatan proses industri.
10.
Perekat.
Perekat harus mengikat butiran-butiran pengasah bersamasama dan melengkapi roda gerinda dengan kekuatan dan kekerasan. Ada beberapa
tipe perekat yang digunakan dan masing-masing tipe mempunyai kegunaan
tersendiri.
a.
Vitrified bonds adalah suatu campuran dari tanah liat, feldspar dan
kwarsa dicampur pada suhu kira-kira 1100 1350C. Roda gerinda ini
sensitif terhadap hentakan dan pukulan tapi tidak berubah karena panas atau
dingin dan tidak dapat dipengaruhi oleh air, asam atau oli. Roda gerinda ini
tidak dibuat dalam bentuk yang tipis seperti roda gerinda untuk memotong
karena tidak dapat menerima beban dari samping. Perekat ini dicampur
dalam bermacam-macam persentase yang baik sehingga mendapatkan
bermacam-macam tingkatan. Kepadatan dari roda gerinda dapat dengan
mudah ditentukan oleh proses vitrified.
b.
Silicate bonds (mineral bond). Komponen ini digunakan silicate
dari soda (water glass). Oksida seng ditambahkan sebagai bahan anti air.
Campuran butiran-butiran pengasah dan perekatnya dipadatkan didalam
cetakan besi dan dibakar pada temperatur 260C selama 2 4 hari. Dengan
perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepas dari pada vitrified
bond dan roda gerinda ini disebut pulder acting yang digunakan khusus
untuk mengasah alat-alat potong.
c.
Shellac bonds (organik bond). Roda gerinda shellac dapat dibuat
tipis 3 mm atau kurang. Serbuk shellac dicampur dengan butiran-butiran
pengasah dan dipanaskan sampai shellacnya meleleh dan menyelimuti setiap
butiran pengasah. Campuran ini diroll menjadi lembaran dan dipotong.
Perekat ini baik untuk pengerjaan halus dan ketahanan terhadap panas
rendah.
d.
Rubber bonds (organik bond). Untuk membuat roda gerinda ini,
karet murni dicampur dengan sulfur sebagai komponen pemanas. Roda
gerinda ini dapat digunakan juga sebagai pemotong.
e.
Synthetic resin bond bakelite adalah salah satu perekat yang
digunakan untuk pembuatan roda gerinda potong yang tipis. Perekat ini
elastis dan ulet. Digunakan untuk menghilangkan kerak-kerak besi tuang dan
menggerinda las.
LANGKAH KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA

11.
Umum.
Bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama dengan
proses pemotongan benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah ribuan
keping berbentuk pasir gerinda yang melekat menjadi keping roda gerinda. Proses
penggerindaan dilakukan oleh keping roda gerinda yang berputar menggesek
permukaan benda kerja. Kecepatan kerja dalam kerja gerinda bukan faktor utama,
hasil akhir dalam bentuk dan ketepatan ukuran lebih diutamakan. Dua operasi
penggerindaan yang akan dijelaskan adalah kerja gerinda permukaan dan kerja
gerinda silinder luar dan dalam.
Urutan kerja gerinda umumnya adalah sebagai berikut :
a.
Pemahaman gambar kerja
b.
Pencekaman benda kerja
c.
Pemeriksaaan air pendingin
d.
Pemeriksaan ketajaman roda gerinda
e.
Pengaturan putaran
f.
Penyetelan panjang langkah dan dalamnya pemakanan
g.
Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong)
h.
Penggerindaan benda kerja
i.
Pemeriksaan hasil gerinda
12.

Syarat utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan roda gerinda ialah :
a.
Sifat fisik dari material yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan
dari bahan asah. Gunakan roda gerinda alumunium oksidauntuk materialmaterial berkekuatan tarik yang tinggi. Seperti contoh baja karbon, baja
campuran, baja kecepatan tinggi, besi tempa, perunggu dll. Gunakan
roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang rendah.
Contoh besi kelabu, kuningan, alumunium, tembaga, granite, karet, kulit dan
lain lain. Gunakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan
gunakan roda gerinda lunak untuk material yang keras. Bila menggerinda
material keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari material lunak, maka
lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah
atau meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran
baru sebagai penggantinya. Material lunak kurang cepat penumpulan
butiran-butirannya. Perekat kuat memungkinkan pemegangan butiran-butiran
lebih lama.
b.
Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta
mempengaruhi pemilihan dari ukuran butiran, struktur dan tipe perekat.
Gunakan roda gerinda yang kasar dan berpori-pori untuk pemakanan
banyak. Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian yang
baik. Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan
berbutiran halus untuk material keras. Disini kecepatan produksi bukan faktor
yang penting, gunakan roda gerinda elastis untuk penyelesaian yang terbaik.

13.
Menggerinda
Permukaan.
Menggerinda
permukaan
adalah
mengerjakan penggerindaan pada permukaan yang lurus. Jenis gerinda permukaan
antara lain :

a.
Memotong atau menipiskan permukaan yang panjang dan gerinda
bentuk. Benda kerja diletakkan pada meja mesin yang diikat dengan
magnit. Roda
gerinda
dipasang
pada
poros
yang
letaknya
horizontal. Pamakanannya bergerak menurun dan diatur antara 1/1000
sampai 5/100 mm setiap gerak pemakanannya.
b.
Gerinda permukaan lainnya adalah menggerinda benda kerja yang
dipasang pada kepala tetap (cekam), dan diantara dua senter. Untuk benda
kerja yang dijepit antara dua senter, dapat menggunakan permukaan depan
roda gerinda. Agar permukaan benda kerja rata, permukaan depan roda
gerinda di truing minimum 1 derajat kearah pusat sumbu.
14.

Menggerinda silinder.
a.
Menggerinda
silinder
luar.
Dilakukan
dengan
gerak
memanjang untuk benda kerja panjang, dan gerak tegak lurus untuk benda
yang tebalnya tidak melebihi tebal roda gerinda. Gerak tegak lurus juga
dilakukan untuk gerinda bentuk.
b.
Menggerinda silinder dalam.
Dilakukan sesuai posisi benda
kerja, yaitu benda kerja dapat berputar misalnya bentuk ring, pelana (bush),
dan benda kerja tidak dapat berputar, misal bentuk jig dan dies.

15.
Menggerinda Tanpa Senter.
Menggerinda tanpa senter digunakan untuk
produk masal. Benda kerja dijepit antara dua gerinda yang berhadapan dan ditahan
oleh penyangga.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA
16.
Umum.
Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap
kecelakaan kerja ada faktor penyebabnya. Sebab-sebab tersebut bersumber kepada
alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk
mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan. Delapan puluh
lima persen (85%) dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia. Maka dari
itu, usaha usaha keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus
memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan
dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana
penting.
17.
Latar Belakang Sosial, ekonomi dan kultural. Kultur dan kedisiplinan
dalam menggunakan perlengkapan kerja standar akan memberikan pengaruh
terhadap keselamatan kerja yang didukung latar belakang sosial ekonomis dan
kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan dan latar belakang kehidupan yang
luas, seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, peralatan dan
perlengkapan kerja erat bersangkut paut dengan pelaksanaan keselamatan
kerja. Demikian juga, keadaan ekonomi ada sangkut pautnya dengan permasalahan
keselamatan kerja tersebut. Maka keselamatan kerja lebih tampil ke depan lagi,
dikarenakan cepatnya penerapan teknologi dengan segala seginya termasuk

problematik keselamatan kerja menampilkan banyak permasalahan, sedangkan


kondisi sosial kultural belum cukup siap untuk menghadapinya. Bahkan kadang
-kadang hilang hasil jerih payah suatu usaha dikarenakan kecelakaan. Keselamatan
kerja merupakan satu bagian dari keselamatan pada umumnya. Kecelakaan adalah
kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang
lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa
kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan
sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan
berhubungan dengan hubungan kerja pada suatu instansi. Hubungan kerja di sini
dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting,
yaitu :
a.
b.

Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan.


Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan

Terdapat tiga kelompok kecelakaan :


a.
Kecelakaan akibat kerja di tempat pekerjaan.
b.
Kecelakaan lalu lintas
c.
Kecelakaan di rumah
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial jika faktor-faktor
tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka
bahaya tersebut sebagai bahaya nyata.
18.
Sebab-Sebab Kecelakaan Kerja. Dari pengalaman selama ini dapat
diketahui bahwa penyebab kecelakaan pada garis besarnya dapat dibagi atas dua
golongan, yaitu :
a.
Kecelakaan yang disebabkan oleh karena keadaan yang berbahaya,
misalnya tidak ada pengamannya, peralatan kerja yang rusak, instalasi yang
tidak memenuhi syarat, lantai yang licin dan sebagainya.
b.
Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan yang berbahaya,
yang umumnya ditimbulkan oleh tingkah laku manusia sewaktu bekerja.
Pada umumnya kecelakaan yang terjadi adalah akibat dari kedua golongan
penyebab tersebut di atas, yang kalau dianalisa secara mendalam, dapat diuraikan
lagi menjadi tiga faktor, sebagai berikut :
a.
b.
c.

Faktor lingkungan kerja.


Faktor mesin dan peralatan.
Faktor manusia atau tenaga kerja.

Supaya pencegahan kecelakaan dapat terlaksana dengan baik, maka harus


dilakukan usaha-usaha agar ketiga faktor penyebab kecelakaan tersebut di atas
tidak berada pada kondisi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
19.
Faktor lingkungan kerja. Faktor lingkungan kerja yang penting dan perlu
diperhatikan adalah kebersihan, pertukaran udara di dalam ruangan, penerangan,
dan tata ruang dari mesin dan peralatan kerja. Jadi supaya tidak terjadi kecelakaan
perlu kita perhatikan :
a.
Kebersihan, misalnya lantai tidak licin karena tidak adanya kotoran
berupa minyak pelumas.
b.
Pertukaran udara di dalam ruangan dapat berlangsung dengan baik
sehingga tidak perlu terjadi seseorang tenaga kerja kehilangan kesadaran
karena kekurangan udara bersih (oksigen).
c.
Penerangan dijaga agar kapasitasnya mencukupi, sesuai dengan sifat
pekerjaan yang dilakukan.
d.
Tata ruang harus dijaga agar mematuhi persyaratan, misalnya tidak
terlalu sempit dan mudah bagi lalu lintas barang atau orang.
20.
Faktor mesin dan peralatan.
Faktor mesin dan peralatan yang perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, adalah :
a.
Pengaman-pengaman harus dipasang pada mesin, sesuai dengan
persyaratan persyaratan keselamatan kerja.
b.
Peralatan-peralatan pengaman yang dipakai oleh mekanik harus
dijaga agar tetap pada kondisi yang baik, sehingga benar-benar dapat
berfungsi sebagai pengaman dalam kerja.
21.
Faktor manusia.
Faktor manusia yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan biasanya adalah :
a.
Kelalaian
b.
Kekurangan pada keterampilan atau kecakapan dalam bekerja
c.
Kekurangan yang terdapat pada fisik dan mental si tenaga kerja.

UPAYA MENC EGAH


KECELAKAAN

KERJA

DALAM PENGGUNAAN MESIN GERINDA


22.
Umum.
Keselamatan kerja perlu mendapat perhatian,
karena pada saat bekerja roda gerinda berputar sangat tinggi. Pecahnya

roda gerinda akibat kesalahan operasi dan pemeriksaan kondisi roda


gerinda yang tidak cermat dapat mencelakakan operator.
23.
Pencegahan Kecelakaan Kerja. Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah
dengan :
a.
Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi
atau tak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat
keselamatan jenis peralatan tertentu, praktek-praktek keselamatan dan
higiene umum, atau alat-alat perlindungan diri.
b.
Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuanketentuan yang diwajibkan.
c.
Penelitian bersifar teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan
yang berbahaya, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang
pencegahan peledakan gas dan debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan
dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan
pengangkat lainnya.
d.
Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek
fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaankeadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
e.
Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
f.
Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan
yang terjadi, banyaknya , mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan
apa sebab-sebabnya.
g.
Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan
kurikulum teknik, sekolah-sekolah atau kursus-kursus pertukangan.

dalam

h.
Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi operator, khususnya yang
baru, dalam keselamatan kerja.
24.
Alat alat keselamatan yang diperlukan selama menggunakan
mesin gerinda adalah sebagai berikut :
a.
Masker, digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat
melakukan penggerindaan, terutama pada saat melakukandressing.
b.
Kacamata, untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu
pada saat penggerindaan.
c.
Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat
potong setelah melakukan penggerindaan.
d.
Surface plate, alat yang digunakan untuk melihat kerataan atau
ketinggian pada mata cutter, berupa alat yang mempunyai permukaan sangat
rata dan halus.

e.
Caliper, digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai
untuk membuat pahat ulir.
f.
Dresser, merupakan batu
diamond
yang
digunakan
untuk
membersihkan batu gerinda yang kotor.
g.
Kunci L dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong
yang akan digerinda.
25.
Selama roda gerinda berputar, posisi operator tidak boleh berada
pada bidang perputaran roda gerinda. Beberapa langkah keselamatan
kerja mesin gerinda antara lain :
a.
Selalu periksa kondisi roda gerinda dari keretakan. Ketuk roda
gerinda dengan tangkai obeng, bila suaranya nyaring berarti baik, dan
sember beararti ada keretakan.
b.
Jaga kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada
mesin tersebut.
c.
Pastikan benda kerja, kepala lepas, pencekam dan peralatan yang
lain sudah pada posisi yang benar.
d.

Gunakan roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.

e.
Jangan memakankan (to feed) terlalu cepat benda kerja antara dua
senter kemungkinan akan tertekan dan dapat merusakkan benda kerja dan
roda gerindanya.
f.
Stop seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel
mesin gerinda.
g.
Ketika mengasah roda gerinda (dressing / truing) pastikan intan
pengasah terletak pada posisi yang kuat dan benar.
h.
Jangan memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang
digerinda.
i.
Ketika memasang atau menempatkan benda kerja, pastikan roda
gerinda diundurkan atau dijauhkan agar tidak mengganggu pemasangan.
j.
Jangan gunakan pakaian kerja yang panjang dan terjurai, kalung, dan
perhiasan lainnya yang memungkinkan jatuh atau tersangkut selama kerja
gerinda.
k.
Jangan tinggalkan mesin gerinda dalam keadaan hidup, pastikan
mesin mati pada saat meninggalkan.

PENUTUP

26.

Kesimpulan
a.
Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba guna, dapat
digunakan untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu,
bahan bangunan, kaca dan juga memoles mobil. Dengan
menggunakan mesin dan mata yang tepat maka kita dapat
menggunakan mesin gerinda dengan optimal. Tetapi tak lupa kita
juga perlu memperhatikan keselamatan kerja.
b.
Keselamatan kerja perlu mendapat perhatian, karena pada saat
bekerja roda gerinda berputar sangat tinggi. Pecahnya roda gerinda akibat
kesalahan operasi dan pemeriksaan kondisi roda gerinda yang tidak cermat
dapat mencelakakan operator. Untuk itu pemakaian baju kerja termasuk
kacamata kerja sangat diwajibkan. Hal ini bertujuan agar sesuatu yang tidak
diinginkan tidak terjadi. Kecelakaan kerja tidak akan terjadi jika kita mematuhi
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan kecuali atas kehendak Tuhan
Yang Maha Kuasa.

27.

Saran
a.
Mohon adanya sosialisasi standar keselamatan kerja dalam
penggunaan alat peralatan zeni kepada Satuan Lapangan dari
Komando atas.
b.
Mohon diterbitkannya Bujuklap, Bujuknis dan Bujuk lainnya
tentang Alpalzi yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi
terkini

Anda mungkin juga menyukai